Euis Rahmawati Revisi
Euis Rahmawati Revisi
PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak
diusahakan oleh masyarakat Indonesia, oleh karena itu tanaman jagung termasuk
tanaman pangan kedua setelah padi. Jagung mempunyai daya adaptasi yang
tinggi, sehingga penyebaran lebih luas di seluruh dunia (Suryatna Effendi, 1985).
berusaha tani (Andjani dkk., 2010). Kandungan giji jagung dapat di lihat pada
Tabel 1.
data BPS pada tahun 2009-2013, rata-rata luas areal panen jagung di Indonesia
1
2
sekitar 3,9 juta ha/tahun dan terus menurun dengan laju penurunan 1,82%
pertahun. Luas areal pertanaman jagung menduduki urutan ke-2 setelah padi
sawah. Jika dibandingkan dengan komoditas padi, luas pertanaman jagung hanya
rendah, dengan rata-rata 4,8 t/ha, namun cenderung meningkat dengan laju 3,36%
teknologi produksi jagung belum optimal. Pada tahun 1990-2006, rata-rata laju
Tanaman Serealia (2014), volume impor jagung tahun 2011 hingga 2013 terus
Jagung dapat digunakan untuk makanan ternak, dan juga dapat dipakai
sebagai bahan dasar industri, serta dapat juga dipakai sebagai sayuran, misalnya
jagung semi. Jagung semi merupakan salah satu sayuran yang telah dikenal oleh
hanya merupakan hasil sampingan dari tanaman jagung, sehingga jagung semi
sebagai calon buah jagung, jagung semi telah mengandung hampir zat-zat yang
semi sebagai salah satu komoditi agroindustri yang mempunyai masa depan yang
dapat digunakan untuk memproduksi jagung semi diantaranya yaitu umur panen
pendek, hasil panen tinggi, jumlah tongkol tiap tanaman banyak dan tongkol
berkualitas baik dalam hal rasa, ukuran, dan warnanya.Peluang pasar ini belum
sepenuhnya dimanfaatkan oleh petani, karena ada berbagai kendala antara lain
keterbatasan bahan baku yang memenuhi standar mutu. Teknik budidaya yang
tepat merupakan salah satu faktor utama menentukan kualitas dan kuantitas
produksi tanaman.
Untuk mendapatkan pertumbuhan jagung semi yang baik diperlukan benih
yang baik dari varietas unggul, sedangkan teknik budidaya yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi antara lain dengan
tanaman harus mendapatkan unsur yang cukup, selain air dan cahaya matahari
Jarak tanam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil
tanaman pada jagung. Pengaturan jarak tanam jagung merupakan salah satu usaha
karena itu penentuan jumlah populasi tanaman sangat penting guna mendapatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini berpengaruh terhadap luas daun, berat
kering tanaman , banyaknya sinar matahari yang diterima, sistem perakaran dan
banyaknya jumlah unsur yang di serap dari dalam tanah. Penggunaan jarak tanam
yang tepat akan meningkatkan hasil sedangkan penggunaan jarak tanam yang
tidak tepat akan menurunkan hasil (Williams and Joseph 1970 cit Indrayanti 2010)
Jarak tanam yang biasa digunakan untuk penanaman jagung pipilan yaitu
produksi tanaman jagung semi, hanya jumlah biji per lubang tanam yang
berpengaruh terhadap panjang tongkol, dimana jumlah biji 1 per lubang tanam,
tongkolnya lebih panjang dari jumlah biji 2 dan 3 per lubang tanam.
tanam hingga mencapai populasi optimal. Menurut Warjito, A’i Rubiati dan Zainal
hasil karena terjadi kompetisi terhadap unsur hara, air, radiasi matahari, dan ruang
perubahan sifat morfologi dan fisiologi tanaman jagung semi, antara lain
tongkol tidak berbiji (Sudjana dkk,1998). Besarnya jumlah tongkol tidak berbiji
jagung semi yang disertai pertumbuhan gulma akan berdampak negatif karena
terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh.
Namun, jarak tanam yang terlalu lebar selain mengurangi jumlah populasi
unsur oleh tanaman, karena sebagian cahaya akan jatuh ke permukaan tanah dan
unsur akan hilang karena penguapan dan pencucian. Oleh karena itu, diperlukan
tersebut. Untuk itu pemupukan sangat penting bagi tanaman jagung, sehingga
unsur yang diperlukan tersedia didalam tanah. Ada dua jenis pupuk yang
digunakan yaitu pupuk organik dan anorganik. Menurut Sutanto (2002), pupuk
akan mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah (tanah menjadi keras) dan
dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan tanah yang
dicukupi bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air yang lebih besar.
6
unsur pada tanaman antara lain; kotoran kuda, kotoran kambing, kotoran ayam,
kompos, kascing dan kotoran sapi/urine sapi. Pemberian pupuk organik dari urine
sapi diduga mampu menyediakan unsur yang dibutuhkan oleh tanaman jagung,
dibutuhkan oleh tanaman jagung semi. Pupuk organik cair adalah salah satu jenis
pupuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas jagung semi. Hal
ini didukung karena pupuk organik cair mengandung unsur makro dan mikro yang
cukup tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami yang mengandung sel-sel
hidup aktif dan aman terhadap lingkungan serta pemakai. Bentuk pupuk organik
cair yang berupa urine sapi dapat mempermudah dalam pengaplikasian, sangat
menguntungkan petani, karena dari segi biaya murah dan dapat diberikan melalui
akar dan daun (Naswir, 2003). Dalam pengaplikasiannya, selain diberikan melalui
tanah yang kemudian diserap oleh akar tanaman, pupuk organik cair juga dapat
unsur secara optimal. Hal ini diharapkan dapat memberikan pertumbuhan, hasil,
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara dosis pupuk organik cair dan jarak tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung semi (Zea mays L.) Varietas
Bonanza?
7
2. Pada dosis pupuk organik cair dan jarak tanam berapa yang terbaik
pengaruhnya terhadap pertumbuhan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.)
Varietas Bonanza?
1. Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik cair dan jarak tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.)
Varietas Bonanza.
2. Untuk mengetahui dosis pupuk organik cair dan jarak tanam berapa yang
wawasan dan informasi khususnya bagi penulis, petani dan masyarakat pada
umumnya tentang pemanfaatan urine sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan
dan peningkatan hasil tanaman jagung semi (Zea mays L.,) Varietas Bonanza.
Jagung semi (baby corn) adalah tongkol jagung yang dipetik ketika masih
sangat muda dan sebelum biji terbentuk. Salah satu kendala dalam produksi
dirancang secara khusus sebagai jagung semi. Varietas jagung yang umum dipakai
8
petani untuk menghasilkan jagung semi adalah varietas yang dirancang untuk
jagung yang dapat digunakan untuk memproduksi jagung semi diantaranya yaitu
umur panen pendek, hasil panen tinggi, jumlah tongkol tiap tanaman banyak
(prolifik), dan tongkol berkualitas baik dalam hal rasa, ukuran, dan warnanya.
Pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun
digunakan sesering mungkin. Selain itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat
digunakan oleh tanaman. Pupuk organik cair merupakan salah satu pupuk organik
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil jagung semi.
Pupuk organik cair ini berasal dari proses dekomposisi bahan organik limbah
ternak dan unggas, limbah tanaman, limbah alam, beberapa jenis tanaman tertentu
dan zat-zat alami lainnya. Pupuk ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk
besar pupuk ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pupuk organik,
Urine sapi yang sering diabaikan dibuang begitu saja bahkan selama ini
dianggap sebagai kotoran ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair
diantaranya Nitrogen 1%, Phospor0,5%, Kalium 1,5%, Carbon 1,1 %, Air 92%,
danfitohormon Auksin yaitu zat perangsang tumbuh yang bisa digunakan sebagai
zat pengatur tumbuh. Setelah pupuk cair urine melalui proses fermentasi unsur-
menjadi3,8% dan karbon menjadi 3,8%. Warna yangs emula kuning berubah
Penelitian yang telah dilakukan terhadap urine sapi, bahwa urine sapi mengatur
bunga dan buah. Aroma khas pupuk organik cair akan mengurangi serangan hama.
hama penyakit melebihi ambang batas pestisida tetap digunakan secara bijaksana,
pupuk organik cair hanya mengurangi serangan hama penyakit, bukan untuk
bahwa pemberian urine sapi 300 ml/tanaman, 375 ml/tanaman dan 450
ml/tanaman, perlakuan terbaik yaitu pada dosis 375 ml/tanaman dilihat dari tinggi
tanaman (82,80 cm), jumlah daun (9 helai), diameter batang (15,3 cm), jumlah
tongkol per tanaman ( 10 tongkol), diameter tongkol (2,3 cm), panjang tongkol
(8,51 cm), bobot per tanaman per petak ( 133,6 gram).Interaksi antara urine sapi
dan jarak tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah polong per tanaman dan berat biji kering per tanaman mencapai 26
(2015) menunjukkan bahwa, pemberian pupuk urin sapi pada pertumbuhan dan
10
hasil tanaman jagung memberikan pengaruh nyata dapat dilihat dari tinggi
tanaman (144,83 cm), jumlah daun (15,01 helai) dan berat basah buah (163,53 g)
matahari dan persaingan tanaman dalam pemanfaatan hara dan air yang pada
pengaturan jarak tanam yang baik, maka pemanfaatan ruang yang ada bagi
lingkungan yang dibutuhkan tanaman tersedia secara merata bagi setiap tanaman
dan mengoptimalkan penggunaan faktor lingkungan yang tersedia. Selain itu jarak
tanam yang diatur sedemikian rupa dapat menghasilkan produk yang optimal
(Jumin, 2005) dan menekan intensitas serangan penyakit pada tanaman dan tidak
cm x 40 cm dengan dua benih perlubang. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman
1.5 Hipotesis
sebagai berikut :
1. Terjadi pengaruh antara dosis pupuk organik caik dan perlakuan jarak tanam
Bonanza.
2. Pada dosis pupuk organik cair 375 ml pertanaman dan jarak tanam 50 cm x
2.1 Klasifikasi
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
Ordo : Poales
Genus : Zea
12
13
meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah
cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang
dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau
penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio.
akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif adalah akar yang semula
berkembangdari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10 buku,
akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup jagung. Akar
adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri
atas 52% akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga
adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan
tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan
mengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan air.
varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaan air tanah, dan
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak
terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh
namun tidak banyak mengandung lignin (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk
silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat
tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi
tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu
kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith).
bundles yang tinggi, dan lingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan
jagung yang mempunyai batang kuat memiliki lebih banyak lapisan jaringan
vaskuler.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, merupakan
bangun pita (ligulatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer),
Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata
pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap
stomata dikelilingi sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Nuning Argo
dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas
bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh
dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari
buku, di antara batang dan pelepah daun (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
Jagung disebut juga tanaman berumah satu karena bunga jantan dann
betinanya terdapat dalam satu tanaman (Vasal, 2004). Jagung merupakan tanaman
sering dilakukan dalam penciptaan varietas unggul jagung baik itu hibrida atau
varietas bersari bebas (Maintang, 2003). Salah satu faktor untuk memenuhi
serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari
persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang
unsur untuk pada pembentukan tongkol jagung menjadi bunga betina. Demikian
pula halnya primordia ginaecium pada apikal bunga, tidak berkembang dan
tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan
stigma. Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya
tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan
organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga disebut berumah
satu.
16
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Tanaman jagung siap panen dengan
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut
sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan
2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (Nuning Argo Subekti, dkk. 2012).
kuat pada tanah serta mendapatkan air dan unsur dari tanah. Perubahan tubuh
tanaman secara kimia, fisik dan biologi akan berpengaruh fungsi dan kekuatan
2005).
Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-
7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah
sawah dan pasang surut asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis
tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol, dan Grumosol.
Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang
terbaik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik
17
pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Pada tanah berpasir, tanaman
jagung manis hibrida bisa tumbuh dengan baik dengan syarat kandungan unsur
tersedia dan mencukupi. Pada tanah berat atau sangat berat, misalnya tanah
Grumosol, jagung manis hibrida masih dapat tumbuh dengan baik dengan syarat
tata air (drainase) dan tata udara (aerasi) diperhatikan. Adapun tanah yang paling
baik untuk ditanami jagung manis hibrida adalah tanah lempung berdebu,
daerah yang terletak antara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi,
sinar matahari yang penting dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki
2002). Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,
mm pertahun. Curah hujan kurang atau lebih dari angka yang di atas akan
air tidak diperlukan lagi. Idealnya tanaman jagung semi membutuhkan curah
Pupuk organik cair ini dibuat dengan cara yang sederhana, yaitu
menjadi pupuk organik cair, seperti urin sapi, kotoran ternak, susu basi, dan
limbah peternakan lainnya. Urin sapi merupakan suatu bahan organik yang
mengikat zat pembangun berupa unsur fosfor secara baik. Pupuk ini dapat
tanam. Selain itu, pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara
Aplikasi pupuk organik cair dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain:
jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk organik cair yang diberikan pada tanah
karena bentuknya yang cair. Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih
19
merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. Hal ini
Aplikasi pupuk melalui daun tanaman ini biasa dikenal dengan nama
foliar application. Pupuk disemprotkan pada permukaan daun. Hal ini dilakukan
meminimalisir gejala kekahatan yang mungkin muncul, terutama hara mikro dan
hara yang immobil dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman
melalui mulut stomata secara difusi atau osmosis. Pupuk disemprotkan langsung
kepada daun dengan alat penyemprot biasa (hand sprayer). Aplikasi pupuk ini
disesuaikan juga dengan dosis atau takaran dan waktu aplikasi yang dianjurkan
kalium, dan air yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pupuk organik
aroma atau bau yang dihasilkan sangat khas sehingga dapat mencegah
memiliki sifat yang aman bagi kesehatan dan ramah terhadap lingkungan.
(kimia buatan).
b. Membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengaplikasikan pupuk pada
masing-masing tanaman.
c. Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama karena aplikasi pupuk
secara jelas sehingga pemberian dosis pupuk terhadap tanaman sulit untuk
ditentukan.
Upaya Mengatasi Kendala pada Penggunaan Pupuk Organik Cair
a. Diperlukan peran nyata dari pemerintah dalam menggiatkan program
pupuk anorganik dengan jumlah yang terbatas. Hal ini berkaitan juga
waktu, tenaga, dan jumlah pupuk yang digunakan menjadi lebih efektif dan
Jarak tanam jagung selama ini sudah ditentukan oleh produsen benih
jagung hibrida maupun non hibrida, sehingga untuk meningkatkan produksi masih
sangat sulit, ditambah faktor kebiasaan petani menanam jagung tidak dengan pola
intensif, mereka masih mengharapkan hujan sebagai sumber air masih tradisional
sehingga produktivitasnya masih rendah, jarak tanam yang lebih rapat sehingga
populasi tanaman jagung bisa lebih banyak dalam 1 hektar penanaman, jarak
tanam biasa adalah 70cm x 40 cm dengan 2 biji perlubang tanam, menjadi 35.000
pohon x 2 biji = 70.000 pohon, itu kalau semua tumbuh, biasa yang tumbuh 80%
pertumbuhan banyak pohon yang terkena hama, kekurangan air, dan banyak factor
lain, kita anggap saja hilang lagi 20%, maka sisa tanaman yang produktif menjadi
44.800 pohon, bila yang di tanam benih menghasilkan 2 tongkol jagung, maka
dapat dihasilkan 89.600 tongkol itupun biasanya hanya 60% yang bertongkol 2
( biasa petani menanam benih 1 tongkol ) anggaplah 89.600 tongkol dengan berat
pertongkol pipilan jagung 80 gr maka hasil yang di dapatkan petani adalah 7.168
kg / hektar, nah itu kalau mulus, biasanya petani mendapatkan hasil panen di
bawah itu, sehingga sebagai seorang innovator saya tergerak untuk membuat
sawah dengan ketinggian 1.500 mdpl, jenis tanah Latosol, tekstur lempung, pH
tanah 5,59. Berdasarkan curah hujan selama 5 tahun curah hujan rata-rata di
daerah tersebut 3.108,8 mm/tahun dan termasuk ke dalam tipe curah hujan A
(Bulan Basah).
Bahan yang digunakan untuk percobaan ini yaitu urine sapi, benih jagung
varietas bonanza, pupuk NPK sebagai pupuk dasar, EM4. Alat-alat yang
digunakan antara lain alat pengolahan tanah, tugal, handsprayer, ajir, timbangan,
meteran, jangka sorong, papan nama untuk tiap perlakuan, ember, alat tulis dan
tali rafia.
lapangan) dengan rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial. Faktor yang
diuji terdiri dari faktor dosis pupuk organik cair (P) dan faktor jarak tanam (J).
Faktor dosis pupuk organik cair (P) terdiri dari empat taraf sebagai berikut:
P1 = 300 ml/tanaman
P2 = 375 ml/tanaman
P3 = 450 ml/tanaman
2
Faktor jarak tanam (J) terdiri dari tiga taraf sebagai berikut:
J1 = Jarak tanam 50 cm x 30 cm
J2 = Jarak tanam 50 cm x 40 cm
J3 = Jarak tanam 50 cm x 50 cm
1. Pengolahan Tanah
2. Penanaman
Benih ditanam sebanyak 1 biji per lubang tanam, dengan jarak tanam
sesuai dengan perlakuan. Lubang tanam dibuat dengan cara di tugal sampai
kedalam 5 cm. Banyaknya tanaman tiap petak pada perlakuan jarak tanam 50 x 30
3
adalah 20 tanaman, pada jarak tanam 50 x 40 adalah 15 tanaman dan pada jarak
Pengaplikasian urin sapi diberikan empat kali yaitu pada umur 4, 8, 12 dan
16HST diaplikasikan pada pagi hari mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul
4. Pemeliharaan
tanaman jagung semi yang tidak tumbuh atau yang sudah mati.Penjarangan
tanaman dilakukan untuk mensortir tanaman jagung yang tumbuh tidak baik
dengan cara mencabut dilakukan pada umur 21 HST setelah tanam. Penyiangan
tanaman jagung. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam seminggu yaitu penyiangan
mudah rebah dan akar sepenuhnya tertutup di dalam tanah. Cara pembumbunan
yaitu tanah bagian atas akar dikumpulkan dari sebelah kanan dan kiri tanaman
tanah, waktu penyiraman setelah masa tanam jagung selesai diberikan setiap hari
dua kali. Dilakukan setiap hari waktu pagi hari atau sore hari jika turun hujan
dilakukan setelah bunga jantan keluar, tetapi belum sempat mekar (sekitar 35 HST
daun agak melebar. Selanjutnya tangkai bunga jantan dicabut dengan tangan.
4. Pemanenan
Waktu panen jagung semi diukur tengah tongkol, ketika jagung berumur 54
hari atau munculnya bunga dilakukan dua hari setelah rambut tongkol keluar
(silking) pada pagi atau sore hari. Setelah tongkol keluar, harus dilakukan
pengontrolan agar panen tidak terlambat. Sebab keterlambatan sehari saja bisa
mengurangi kualitas baby corn. Hal ini disebabkan semakin hari tongkol akan
semakin mengeras dan membesar sehingga tidak memenuhi mutu yang disukai
konsumen. Sebaliknya panen tongkol yang lebih awal akan diperoleh baby corn
yang masih terlalu lunak. selain itu cara panen dengan memutar tongkol jagung
untuk memisahkan buah jagung dari tangkainya. Panen dilakuakan setiap 3 hari
Panen dilakukan pada saat umur 54, yaitu biji telah masak fisiologis dengan
ciri-ciri kelobot sudah kering dan berwarna kuning, biji mengkilap, kering keras
dan tidak membekas bila ditekan dengan kuku, dan muncul bintik hitam (black
layer) pada pangkal biji. Setelah tanaman jagung dipanen kemudian dilakukan
pengamatan
berikut:
drum.
c. Pasang label pada drum atau tong yang digunakan untuk mengolah
3.5 Pengamatan
curah hujan selama percobaan, serangan hama dan penyakit, gulma, daya tumbuh,
keadaan tanaman tersebut secara umum dan umur panen. Letak bunga jantan
terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Pada setiap tanaman jagung
terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan
terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat
pada tongkol jagung. Bunga betina ini biasanya disebut tongkol selalu dibungkus
merupakan rambut atau benang yang terjumbai di ujung tongkol sehingga kepala
tanaman masak lebih dahulu daripada bunga betina. Jagung memiliki buah matang
berbiji tunggal yang disebut karyopsis. Buah ini gepeng dengan permukaan atas
cembung atau cekung dan dasar runcing. Buah ini terdiri endosperma yang
7
jaringan pembungkus
2. Pengamatan Utama
a. Tinggi Tanaman
percobaan, yang diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi.
b. Jumlah Daun
c. Diameter Batang
Merupakan rata-rata diameter batang dari enam tanaman contoh tiap petak
HST.
dari delapan tanaman contoh tiap perak percobaan. Data ini dapat diperoleh
petak percobaan. Diameter tongkol diukur dari bagian tengah tongkol tanpa
pemanenan.
f. Panjang Tongkol
pertanaman dari delapan tanaman contoh tiap perak percobaan. Bobot tongkol per
1. Analisis Keragaman
Data hasil percobaan pada pengamatan utama diolah menggunakan uji
statistik dengan model linier, analisis ragam dan analisis lanjut yang dikemukakan
Keterangan :
(PJ)jk = Pengaruh antara faktor perlakuan pupuk organic cair ke-j dan faktor
Berdasarkan model linier di atas, dapat disusun daftar sidik ragam sebagai
berikut:
Keterangan :
untuk menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan digunakan uji jarak berganda
Duncan pada taraf 5%.Adapun rumusnya dalam Adji Sastrosupadi (2000) sebagai
berikut :
10
Sx =
√ KTGalat
rxP
Keterangan :
LSR = Least Significant Ranges
SSR = Studentized Signifikan Ranges
Sx = Standar galat rata-rata
α = Taraf nyata
p = Jarak
dbG = Derajat Bebas Galat
B = Banyaknya perlakuan pupuk organik
U = Banyaknya perlakuan fermentasi Urin Sapi
r = Banyaknya ulangan
KTG = Kuadrat tengah galat
semi, yaitu :
pertumbuhan dan hasil jagung semi, korelasi yang digunakan yaitu dengan
sebagai berikut:
X
Y
¿∑¿
¿
X
Y
n ∑ Y 2−¿
¿
¿
2
X −¿ ¿
n∑ ¿
¿
√¿
∑ ¿¿
XY −¿ ¿
n∑ ¿
R=¿
H0 : r = 0
Hi : r ≠ 0
Selanjutnya untuk menguji keberartian koefisien korelasi dilakukan uji t
Keterangan: Batas nilai positif atau negatif (+ atau -) mempunyai kategori yang
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwirman dan Sugiyanta. 2007. Study Potensi Hasil Beberapa Jagung Hibrida
untuk Menghasilkan Jagung Semi (Baby Corn). Abstrak Penelitian.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Andjani, T. K., Djoko Koestiono dan Iman Yushendra. 2010. Analisis Pendapatan
Dan Penyerapan Penyerapan Tenaga Keluarga Petani. AGRISE 10 (1) : 65
- 73.
Cahyono. 2002. Fisiologi Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Grafindo
Persada. Jakarta.
Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2014. Data Statistik Volume Impor Beberapa
Komoditas Tanaman Pangan, 20112013. Pusat Data dan Informasi
Pertanian. DepartemenPertanian.
Dalamhttp://aplikasi.deptan.go.id/eksim20122013/impor Komoditi.
I Nyoman Adijaya dan Putu Sugiarta. 2013. Pengaruh Pemberian Urine Sapi.
Terhadap Prtumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L). Jurusan
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Univrsitas Andalas Padang.
Nuning Argo Subekti, Syafruddin, Roy Efendi, dan Sri Sunarti.2012. Morfologi
Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman
Serealia, Maros.
Nurcholis Alfarisi dan Toyo Manurung. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Urin
Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays
saccharata) dengan Penggunaan EM-4. Jurnal Biosains Vol. 1 No. 3.
Fakultas MIPA. UNIMED.
Schmidt, FH. And J. H. A. Ferguson 1951. Rain Fall Types Based On Wet an Dry
Period Rations for Indonesia With Western New Guinea. Djawatan
Meteorologi dan Geofisik. Varhandelingen No. 42, Jakarta.
Sudjana, A.A., Rifin, dan R. Setiyono. 1998. Tanggapan beberapa varietas jagung
terhadap naiknya tingkat kepadatan tanaman . Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 6:97-100
Vasal. S.K 2004. High quality protein corn. In: A. R Halleuer (Ed). Specialty
corn. CRC Press Inc. USA
Warjito, A’i Rubiati dan Zainal Abidin 1988. Pengaruh Jarak Tanam dan
Pemetikan Tongkol Utama Terhadap Hasil jagung Semi. Hasil Penelitian
Tanaman Pangan. Balai Penelitian anaman Pangan. Bogor.
3
Zubachtirodin, M.S. Pabbage dan Subandi. 2007. Wilayah Produksi dan Potensi
Pengembangan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros.
Departemen Pertanian.
4
BL 2 0 2 2 2 8 1,6
BK 2 4 0 1 1 8 1,6
Sumber: UPTD Dinas Pertanian kec. Cibingbin kab. Kuningan
Keterangan:
Bulan Basah (BB) : Bulan yang curah hujannya lebih dari 100 mm
Bulan Lembab (BL) : Bulan yang curah hujannya antara 60-100 mm
Bulan Kering (BK) : Bulan yang curah hujannya kurang dari 60 mm
7
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pencatatan curah hujan selama
5 tahun terakhir, maka tipe curah hujan di PSDA Kabupaten Kuningan ini dapat
Jadi, tipe curah hujan di daerah penelitian termasuk dalam tipe curah hujan basah
(B).
14 54 Pemanenan I
15 57 Pemanenan II
16 60 Pemanenan III
Keterangan :
Ukuran petak : 3 m x 1,2 m
Jarak antar petak
: 30 cm
Jarak antar
ulangan : 60 cm