Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN I

BESARAN DAN SATUAN

Besaran dan satuan merupakan dasar dalam kita mempelajari ilmu fisika.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka.
Sedangkan satuan merupakan ukuran dari sebuah besaran. Dalam mempelajari fisika
tidak terlepas dari kegiatan mengukur, karena setiap besaran dalam fisika harus dapat
dibuktikan secara teori dan secara praktek atau percobaan. Dalam kita melakukan suatu
pengukuran tidak terlepas dari kesalahan yang kita lakukan atau yang disebut
ketidakpastiang pengukuran. Dalam Kegiatan 1 ini kita akan membahas tentang jenis-
jenis kesalahan dan cara mengatasi kesalahan tersebut dalam percobaan fisika.

a. Tujuan
Setelah membaca modul ini diharapkan anda dapat :
- Menyebutkan jenis-jenis kesalahan dalam melakukan
percobaan fisika.
- Menjelaskan cara mengatasi kesalahan dalam melakukan
percobaan fisika
- Menghitung kesalahan relatif dalam percobaan fisika
- Menghitung kesalahan mutlak antara hasil percobaan dengan
harga yang terdapat dalam literature fisika.

b. Uraian Materi dan Contoh


1.1. Jenis-jenis Kesalahan
Dalam melakukan suatu percobaan atau eksperimen tidak terlepas dari kegiatan
mengukur baik secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran secara langsung
adalah mengukur suatu besaran dengan menggunakan alat ukur yang dapat kita baca
secara langsung hasil pengukurannya tanpa harus menghitung atau menggunakan
rumus untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan, misalnya mengukur massa suatu
benda kita dapat membaca langsung angka yang ditunjukkan pada sebuah neraca yang
kita gunakan. Contoh seorang pedagang menimbang satu karung beras menunjukkan

Besaran dan Satuan I -1


angka 15 Kg. Angka 15 Kg adalah angka hasil pengukuran yang langsung terbaca pada
neraca yang yang digunakan. Sedangkan pengukuran secara tidak langsung adalah
mengukur suatu besaran memerlukan perhitungan-perhitungan tambahan dengan
menggunakan rumus-rumus untuk mendapatkan nilai yang kita inginkan. Misalnya
mengukur luas sebuah persegi panjang, yang kita ukur adalah panjang dan lebar.
Sedangkan luas persegi panjang kita hitung dengan menggunakan rumus yaitu panjang
dikali dengan lebar.
Dalam kita melakukan percobaan fisika biasanya terdapat dua jenis kesalahan,
yaitu kesalahan sistematis dan kesalahan random (acak). Sebelum kita membahas kedua
jenis kesalahan tersebut terlebih dahulu kita membahas beberapa sumber kesalahan
dalam percobaan fisika.

a. Kesalahan alami
Kesalahan alami yaitu kesalahan yang disebabkan oleh pengaruh alam atau
lingkungan yang tidak dapat kita kontrol dimana tempat kita melakukan
percobaan. Misalnya pengaruh suhu, tekanan udara (atmosfir), Kecepatan
angin atau gesekan udara dan pengaruh gravitasi bumi.

b. Kesalahan alat
Kesalahan alat yaitu kesalahan yang disebabkan oleh alat ukur kita gunakan
dalam pecobaan fisika. Misalnya alat ukur yang sama yang dibuat oleh
pabrik yang berbeda mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda atau
kesalahan kalibrasi alat.

c. Kesalahan manusia
Kesalahan manusia yaitu kesalahan yang disebabkan oleh manusia dalam
melakukan percobaan fisika. Misalnya kesalahan dalam membaca atau
melihat skala alat ukur atau yang disebut dengan kesalahan paralak,
kesalahan dalam menghitung atau menulis dengan menggunakan aturan
angka penting dan juga keslahan dalam mengkonversikan alat ukur.

Besaran dan Satuan I -2


1. 2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik adalah kesalahan-kesalahan yang berkaitan dengan
kesalahan pengaturan alat, kalibrasi alat ukur atau pengaruh lingkungan tempat
pengukuran dilakukan. Misalnya sebuah meteran plastik yang digunakan tukang
bangunan untuk mengukur jarak antara dua titik memanjang karena pengaruh panas
matahari. Karena kesalahan sistematik bisa dilacak sumbernya, maka kesalahan ini bisa
dikoreksi atau dikurangi.
Cara mengatasi kesalahan sistematik adalah dengan mendesain pengukuran
secara teliti, termasuk mengisolasi lingkungan dimana percobaan dilakukan. Cara lain
untuk mengatasi kesalahan sistematik adalah dengan melakukan kalibrasi pada alat
ukur yang kita gunakan, sehingga hasil pengukuran sesuai dengan yang kita inginkan.

1.3. Kesalahan Random (acak)


Kesalahan random adalah kesalahan yang terjadi karena faktor manusia dan
alat. Manusia tidak dapat mengukur dengan sangat tepat, selalu ada ketidaksempunaan
dalam melakukan pengukuran, misalnya kesalahan paralak, yaitu kesalahan baca yang
terjadi karena kita tidak tepat mengarahkan pandangan mata kita ke benda yang
diamati.dan sebagainya. Kesalahan random terjadi ketika kita berusaha melakukan
“Pengukuran dengan tepat” tetapi selalu saja terjadi sedikit kesalahan dalam
menentukan apa yang dianggap tepat tersebut karena ketidaksempurnaan alat dan
manusia.
Kesalahan random akan selalu muncul, tetapi dapat dikurangi atau diperkecil
yaitu dengan melakukan pengukuran secara berulang-ulang. Selanjutnya dengan
menggunakan metode statistik, kita dapat menghitung besarnya kesalahan random ini.

CONTOH 1 - 1 Pengukuran dalam Fisika

Besaran dan Satuan I -3


Hasil pengukuran percepatan gravitasi bumi melalui konsep gerak jatuh bebas
diperoleh data seperti pada Tabel 2.1. Tentukan : Percepatan rata-rata, Standar deviasi
Sd), Kesalahan relatif (dr), Hasil pengukuran (Hp) dan Ketelitian pengukuran (Kp).
Tabel 1.1 Data hasil pengukuran
No Massa benda Tinggi benda Percepatan Ket
gravitasi bumi
1 20 gram 100 Cm 9,5 m/s2
2 20 gram 125 Cm 9,2 m/s2
3 20 gram 150 Cm 8,9 m/s2
4 20 gram 175 Cm 9,7 m/s2
5 20 gram 200 Cm 10, 2 m/s2
Σ g = 47,5 m/s2

PENYELESAIAN :
Berdasarkan data pada tabel 2.1 di atas dapat dilakukan analisis data sebagai berikut:
a. Harga percepatan gravitasi bumi rata-rata:

g
 gi
n
47,5
g
5
g  9,5 m/s2

Tabel 2.1 Analisis data


No gi (gi – g ) (gi – g )2 Ket
1 9,5 0 0
2 9,2 0,3 0,09
3 8,9 -0,6 0,36
4 9,7 0,2 0,04
5 10, 2 0,7 0,49
(gi – g )2 = 0,98

b. Standar deviasi

Besaran dan Satuan I -4


2

Sd = (g i
 g) =
0,98
= 0,49
5 1
n 1

c. Hasil pengukuran
Hp = g  Sd

Hp = 9,5  0,49

d. Kesalahan relatif
Sd 0,49
dr = x 100 % = 9,5 x 100 % = 5, 2 %
g

e. Ketelitian pengukuran
Kp = 100 % - dr
= 100 % - 5,2 %
= 94,8 %

Latihan Ulangan Kegiatan 1


Besaran dan Satuan I -5
Hasil pengukuran hambatan sebuah kawat penghantar dari bahan tembaga diperoleh
data seperti pada Tabel 2.2. Tentukan : Hambatan jenis rata-rata (), Standar deviasi
Sd), Kesalahan relatif (dr), Hasil pengukuran (Hp) dan Ketelitian pengukuran (Kp).

Tabel 3.1 Data hasil pengukuran


No Panjang Kawat (L) Hambatan ( R ) Diameter ( D ) Ket
1 2 meter 0,2 ohm 0,49 mm
2 2 meter 0,2 ohm 0,49 mm
3 2 meter 0,2 ohm 0,49 mm
4 2 meter 0,2 ohm 0,49 mm
5 2 meter 1,9 ohm 0,49 mm
6. 2 meter 1,9 ohm 0,49 mm

Kunci jawaban:
- Hambatan jenis rata-rata () = 1,852  10 8 ohm.m
- Standar deviasi Sd) =4,854  10 10
- Hasil pengukuran (Hp) =1,852  10 8  4,85  10 10
- Kesalahan relatif (dr) =2,6 %
- Ketelitian pengukuran (Kp) =97,4 %

Besaran dan Satuan I -6

Anda mungkin juga menyukai