Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Rumah sakit adalah salah satu tempat yang memiliki sistem yang terbangun dari
ribuan proses yang saling terkait, sehingga potensi terjadinya kesalahan sangat tinggi.
Berbagai ancaman bahaya seperti penyakit-penyakit infeksi dan penyakit lainnya yang
dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak baik terhadap para petugas, pasien, dan
pengunjung. Di rumah sakit banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur serta
jumlah pasien dan staf rumah sakit yang cukup besar merupakan hal yang potensial bagi
terjadinya kesalahan.

Dalam pelayanan kesehatan di RS, pasien adalah yang paling berisiko mengalami
kerugian. Mutu dalam pelayanan kesehatan dimulai dengan menjamin keselamatan
pasien. Fokus utama dari manajemen risiko adalah keselamatan pasien atau dengan kata
lain keselamatan pasien merupakan komponen penting dari manajemen risiko. Risiko
menyatu dengan semua aspek pelayanan kesehatan termasuk pengobatan dan perawatan
kepada pasien, menentukan prioritas masalah, pengembangan proyek dan pelayanan,
pembelian obat dan produk kesehatan lain, instruksi dan follow up kepada pasien

Manajemen risiko bukan hanya tentang menghindari tuntutan pasien tetapi


merupakan alat untuk meningkatkan mutu pelayanan. Di rumah sakit manajemen risiko
harus dilakukan dengan proaktif dan menjadi urusan semua pemangku kepentingan
dalam rumah sakit baik klinisi dan non klinisi. Pengertian manajemen risiko adalah suatu
pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko,
dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya. Risiko selalu
melekat dengan proses pengobatan kepada pasien itu sendiri. Di suatu rumah sakit
keselamatan pasien harus selalu menjadi pemikiran utama dalam benak setiap orang.
Keselamatan pasien bukan hanya pada waktu memberikan layanan kesehatan tetapi juga
pada saat menentukan tujuan, pada saat mengembangkan proses dan prosedur, pada saat
membeli peralatan dan produk baru, pada saat meredisain klinik, tempat perawatan dan
pada saat mengembangkan unit-unit baru.

Di rumah sakit kita diharuskan dapat mengintegrasikan pengelolaan risiko yang


diistilahkan dengan manajemen risiko terintegrasi. Manajemen risiko terintegrasi
merupakan suatu proses identifikasi, analisis, penilaian dan pengelolaan semua risiko
yang potensial dan diterapkan terhadap semua jenis pelayanan di rumah sakit pada setiap
level. Berarti rumah sakit seharusnya membuat suatu asesmen risiko yang sama terhadap
semua profesi yang ada di rumah sakit tersebut.

1
Manfaat penting yang akan dirasakan apabila manajemen risiko dikelola dengan
baik dan benar diantaranya dapat mengurangi berulangnya dan keparahan dari insiden
yang terjadi dengan pelaporan dan pembelajaran serta dapat mengurangi kebutuhan
sumber daya untuk manajemen komplain dan stress.

Penyusunan dokumen panduan tentang manajemen risiko di RSIA Citra Keluarga


ini disusun untuk memberikan gambaran tentang filosofi dan pandangan rumah sakit
tentang risiko, struktur dan pendekatan manajemen risiko yang diambil oleh rumah sakit.
Mengingat banyaknya risiko yang terjadi di rumah sakit maka buku panduan ini dapat
juga digunakan sebagai rujukan utama internal RSIA Citra Keluarga dalam pengelolaan
risiko rumah sakit, sehingga angka kejadian tiadk diharapkan dapat dicegah sedini
mungkin.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum :
Mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko yang diintegrasikan dengan
Clinical Governance sehingga memberi kepastian diberlakukannya Corporate
Governance dengan baik.

2. Tujuan Khusus :

a. Terlaksananya identifikasi dari risiko terhadap pasien maupun risiko terhadap


institusi / rumah sakit yang mungkin terjadi dari seluruh satuan kerja di RSIA
Citra Keluarga
b. Terwujudnya penetapan risiko di RSIA Citra Keluarga
c. Terwujudnya pelaporan tentang risiko
d. Terlaksananya kegiatan manajemen risiko dengan membuat RCA dan
menetapkan minimal 1 FMEA pertahun
e. Terlaksananya penyelidikan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
f. Terwujudnya manajemen dari hal lain yang terkait
3. Manfaat

a. Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RSIA Citra Keluarga dalam
mengambil keputusan terhadap manajemen risiko.
b. Sebagai acuan bagi para petugas di rumah sakit untuk dapat meningkatkan
pengawasan dan pengendalian terhadap risiko yang mungkin timbul di rumah
sakit.
c. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab dan
rasa nilai kemanusian terhadap manajemen risiko di RSIA Citra Keluarga.
d. Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk pengambilan
keputusan
e. Proteksi terhadap tuntutan, akuntabilitas, jaminan, dan governance

2
BAB II

KONSEP DASAR MANAJEMEN RISIKO

A. Definisi
Istilah-istilah yang digunakan dalam panduan manajemen risiko ini adalah:
1. Risiko adalah:
a. Potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari suatu proses kegiatan
dimasa kini atau dimasa mendatang.
b. Kejadian atau kegiatan nyata yang mempunyai pengaruh penting dalam
penampilan operasional maupun finansial suatu organisasi.
c. Risiko di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai risiko klinis dan risiko non
klinis.
2. Risiko Klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif.
3. Risiko Non Klinis/ Corporate Risk adalah semua isu yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban hokum dari rumah sakit
sebagai korporasi
4. Manajemen Risiko adalah serangkaian proses dan prosedur komprehensif yang
mencakup pengidentifikasian, pengukuran, pengendalian dan pemantauan atas
risiko-risiko yang dihadapi oleh RSIA Citra Keluarga secara menyeluruh dan
terintagrasi.Pelakasanaan fungsi manajemen risiko dapat berbeda antara satu
satuan kerja dengan satuan kerja lain sesuai kompleksitas kegiatan, pemahaman
cakupan risiko,kemampuan dalam melaksanakan fungsi manajemen risiko dan
arah kebijakan umum maupun opersional manajemen risiko yang ditetapkan
masing-masing satuan kerja
5. Manajemen Risiko Terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis, penilaian,
dan pengelolaan semua risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua
jenis pelayanan di rumah sakit pada setiap level.

B. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pelaksanaan manajemen risiko di RSIA Citra Keluarga
meliputi :
1. Manajemen resiko lingkungan klinis
a. Lingkup Pelaksanaan
Lingkup pelaksanaan manajemen resiko lingkungan di RSIA Citra Keluarga
meliputi :
1) Penilaian persyaratan bangunan, sarana prasarana dan kondisi lingkungan
Puskesmas
2) Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien, petugas
dan lingkungan sekitar Puskesmas

3
3) Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
4) Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan
b. Penerapan
Penerapan manajemen risiko lingkungan di RSIA Citra Keluarga meliputi:
1) Sarana dan prasarana bangunan di RSIA Citra Keluarga.
2) Sarana prasarana fasilitas di RSIA Citra Keluarga termasuk rasio jumlah
karyawan dan toilet, dsb.
3) Tata ruang dan penetapan zona risiko.
4) Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan udara,
penghawaan, kebisingan, pencahayaan, kelembaban.
5) Pemantauan fasilitas sanitasi di RSIA Citra Keluarga
a) Toilet dan Kamar Mandi,
b) Pembuangan sampah,
c) Penyediaan air minum dan air bersih,
d) Pengolahan limbah,
e) Pengolahan limbah medis,
f) Pengelolaan linen,
g) Pengendalian serangga dan binatang pengganggu,
h) Dekontaminasi dan sterilisasi
i) Promosi hygiene dan sanitasi
2. Manajemen Resiko Layanan Klinis
Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah
kejadian yang membahayakan (preventing harm) dan prosedur untuk
meminimalkan risiko (patient safety).
Lingkup penerapan manajemen risiko layanan klinis di RSIA Citra Keluarga
meliputi:
a. Risiko yang berhubungan dengan pasien/ pengunjung di RSIA Citra Keluarga
b. Risiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
c. Risiko yang berhubungan dengan staf di RSIA Citra Keluarga lainnya
d. Risiko yang berhubungan dengan peralatan kesehatan dan properti RSIA Citra
Keluarga lainnya
e. Resiko yang berhubungan dengan klaim pembayaran terhadap layanan
kesehatan.

4
Penerapan manajemen risiko layanan klinis di RSIA Citra Keluarga
dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis yaitu:
a. UGD / Rawat Inap
b. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
c. Pelayanan Poli
d. Pelayanan Obat
e. Laboratorium
f. Pelayanan Gizi
g. Pojok Sanitasi

5
BAB III

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MANAJEMEN RISIKO

Kepemimpinan (leadership) dan perencanaan adalah esensial bagi rumah sakit yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mengurangi risiko terhadap pasien dan staf. Manajemen
risiko merupakan bagian dari upaya menciptakan keselamatan pasien di rumah sakit.
Kepemimpinan dan perencanaan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit
setiap tahunnya.
Peran dan tanggung jawab personal di rumah sakit dalam hal manajemen risiko
sebagai berikut :
1. Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan
manajemen risiko, dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan
mengimplementasikan strategi dan kebijakan manajemen risiko.
2. Pemilik / Board
a. Bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan prinsip-prinsip Good Governance
termasuk mengembangkan proses dan sistem pengendalian keuangan,
pengendalian organisasi, Clinical Governance dan manajemen risiko.
b. Dalam hal pelaksanaan strategi ini pemilik berperan mengarahkan, mendukung,
memonitor, persetujuan pembiayaan, serta legalisasi kebijakan dan strategi.
3. Direksi
Direksi bertanggung jawab dan menjamin komitmen RS terhadap panduan dan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan kegiatan untuk mencapai standar yang telah ditetapkan.
a. Direktur Utama
1) Memiliki tanggung jawab menyeluruh sesuai dengan Hospital By Low yang
telah ditetapkan
2) Memastikan bahwa tanggung jawab dan koordinasi dalam haal manajemen
dalam dokumen ini dilaksanakan dengan baik
3) Dalam hal pengembangan strategi manajemen risiko ini direksi
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada .....
b. Direktur Medik dan Keperawatan
1) Bertanggung jawab kepada Direktur Utama dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko klinis dan keselamatan pasien.
2) Monitor pelaksanaan manajemen risiko klinis
3) Monitor pelaksanaan pelaporan insiden
c. Direktur Umum, SDM, dan Pendidikan Memutuskan penyediaan sumber daya
(sarana prasarana/fasilitas, kecukupan pegawai dan pelatihan manajemen risiko)
dengan skala prioritas

6
d. Direktur Keuangan
1) Identifikasi risiko keuangan
2) Membantu cost benefit analysis
3) Mengelola dukungan biaya untuk manajemen risiko

e. Kepala Bagian SDM dan Kepala Bidang Keperawatan


1) Identifikasi risiko SDM
2) Orientasi manajemen risiko untuk pegawai baru
3) Merencanakan pelatihan manajemen risiko
4) Koordinasi manajemen risiko keperawatan
5) Identifikasi risiko bidang keperawatan

f. Komite Mutu dan Manajemen Risiko


1) Mengkoordinir pelaksanaan integrated dan management
2) Menghimpun laporan insiden
3) Melakukan analisa
4) Menyusun rekomendasi
5) Menyusun risk register

g. Komite K-3 RS
Identifikasi risiko K-3

h. Staf lain

7
BAB IV

TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO

A. Proses Manajemen Risiko


Pelaksanaan proses manajemen risiko, diawali dengan melakukan asesmen risiko.
Asesmen risiko merupakan suatu proses untuk membantu organisasi menilai tentang
luasnya risiko yang dihadapi, kemampuan mengendalikan frekuensi dan dampak
risiko.

Gambar 5.Langkah-Langkah Manajemen Risiko

Langkah-langkah manajemen risiko:

1. Identifikasi
Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi, mengapa dan bagaimana
hal tersebut bisa terjadi.

Instrumen identifikasi

a. Laporan insiden
b. Komplain dan litigasi
c. Risk profiling
d. Survei

8
Analisis

a. Risk grading matrix


b. Root cause analysis ( RCA )
c. Failure modes and effects analysis( FMEA )

Evaluasi

a. Risk ranking
b. Prioritasrisiko
c. Cost benefit analysis

2. Kategori Risiko

Kategori risiko di rumah sakit :


a. Risiko yang berkaitan dengan perawatan pasien (Patient care-related risk),
meliputi :
1) Risiko yang berkaitan dengan tenaga medis (Medical staff-related risk),
meliputi:
a) Kredensial
b) Kompetensi dan prosedur baku
c) Tenaga kesehatan yang terlatih
2) Risiko yang berkaitan dengan karyawan (Employee-related risk), meliputi:
a) Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
b) Lingkungan yang aman
c) Mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat pekerjaan
d) Kompensasi untuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
3) Risiko yang berkaitan dengan properti (Property-related risk), meliputi:
a) Kebakaran, gempa, banjir
b) Berkas catatan / catatan elektronik
c) Penanganan barang-barang berharga
d) Asuransi
4) Risiko yang berkaitan dengan keuangan (Financial risk), meliputi:
a) Utang yang tidak bisa ditagih lagi (bed debt)
b) Meningkatnya suku bunga
c) Krisis keuangan global
5) Risiko lain (Other risk), meliputi:
a) Manajemen bahan berbahaya (Hazard material management) seperti
limbah kimia, radio aktif, infeksius
b) Peraturan dan perundangan (Legal and regulatory risk)
c) Risiko reputasi

9
BAB V

SISTEM PELAPORAN

Pelaporan kegiatan yang berkaitan dengen manajemen risiko yang terjadi dan mungkin
akan terjadi di rumah sakit sangat diperlukan karena dapat digunakan sebagai bahan untuk
menilai ririko-risiko yang ada. Disamping itu juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan yang akan datang.

Sistem pelaporan manajemen risiko di RSIA Citra Keluarga dimulai dari pelaporan
masing-masing unit kerja sesuai dengan formulir yang telah disediakan ditujukan Direktorat
terkait dan ditembuskan ke Komite Mutu dan Manajemen Risiko. Pelaporan dilaksanakan
setiap bulan.

Komite Mutu dan Manajemen Risiko akan membuat risk register terhadap risiko dan
analisa setiap bulan berdasarkan data yang disampaikan oleh unit kerja masing-masing yang
berisikan tentang analisa identifikasi risiko, penetapan risiko, membuat RCA dan menetapkan
minimal 1 FMEA pertahun. Analisa yang dibuat oleh Komite Mutu dan Manajemen Risiko
akan disampaikan ke Direktur Utama untuk ditindaklanjuti (apabila perlu tindak lanjut).

Laporan ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam membuat perencanaan serta
untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap program manajemen risiko dan kegiatan
yang akan datang sehingga kinerja dari RSIA Citra Keluarga dapat memenuhi tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan.

10
BAB VI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Kegiatan pendidikan dan pelatihan tentang manajemen risiko dirumah sakit


merupakan kegiatan yang perlu direncanakan dan dilaksanakan. Idealnya seluruh karyawan di
rumah sakit harus mendapat pendidikan dan pelatihan manajemen risiko.Rencana kegiatan
dengan tujuan strategis untuk satu tahun digamberkan dengan tabel 1 berikut

Tabel 1.

Rencana kegiatan

Tujuan Startegis Kegiatan Hasil Pelaksana Waktu


(Outcome) (Time Scale)
1. Risk Management Penyusunan
sebagai bagian rencana dan
integral dari rencana kebijakan
strategis RS strategis tentang
Manajemen
Risiko
2. Membangun Sosialisasi
kesadaran dan Manajemen
kepedulian staf Risiko kepada
tentang Manajemen seluruh staf RS
Risiko
3. Pembelajaran dari Penyebarluasan
pengalaman risiko proses
tahun lalu Manajemen
Risiko

Dengan adanya pendidikan dan pelatihan terhadap seluruh staf yang ada di rumah sakit
diharapkan akan berdampak terhadap penurunan angka kejadian yang tidak diharapkan baik
terhadap pasien, petugas, maupun pengunjung rumah sakit.

11
BAB VII

INDIKATOR UNTUK KEBERHASILAN

Indikator harus bisa diukur dan memiliki potensi untuk perbaikan. Indikator yang digunakan
adalah:

1. Indikator keuangan
2. Indikator SDM
3. Indikator Kegiatan
4. Indikator Klinis
5. Indikator Manajemen Risiko
6. Indikator Eksternal
7. Indikator Reputasional

12
BAB VIII

MONITORING, AUDIT DAN REVIEW

Kegiatan monitoring setiap unit kerja yang ada di RS X tentangmanajemen risiko dilakukan
secara berkala dibawah koordinasi Komite Mutu dan Manajemen Risiko. Setiap permasalahan
yang menyangkut risiko di unit kerja masing-masing diharapkan menjadi dasar pertimbangan
unit kerja tersebut untuk melakukan upaya meminimalkan risiko yang agar tidak terjadi lagi di
masa yang akan datang.Hasil monitoring tersebut akan disampaikan ke Direktur Utama.

Monitoring yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Monitoring Internal

2. Monitoring Eksternal

13
Lampiran 1.

TABEL ASESMEN RISIKO

14
Probabilitas Tak Significant MINOR Moderat Mayor Katatrospik
1 2 3 4 5
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4

Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(1 - < 2 tahun/kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(> 2 - < 5 th/kali)
2
Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 5 thn/Kali)
1
dr Luwi - PMKP 10 des 2013 24

15
TK RIKS Deskripsi Dampak

1 Tdk significant Tidak ada cedera

• Cedera ringan , mis luka lecet


2 Minor
• Dapat diatasi dng P3K

• Cedera sedang, mis : luka robek


• Berkurangnya fungsi
3 Moderat motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
4 Mayor
psikologis atau intelektual (ireversibel), tdk
berhubungan dng penyakit

Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan


5 Katatropik
penyakit

dr Luwi - PMKP 10 des 2013 22

16
TINGKAT DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)

2 Jarang/unlikely (> 2 – 5 tahun/kali)

3 Mungkin/ Possible (1 -2 tahun/kali)

4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)

5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/


bulan)

SKOR RISIKO = DAMPAK X PROBABILITY

dr Luwi - PMKP 10 des 2013 23

17
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
(TINGGI) hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top manajemen

MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana


(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap
bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
(RENDAH) sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dng prosedur rutin

dr Luwi - PMKP 10 des 2013 25

18
19
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
RISK GRADING MATRIX

PROBABILITAS /FREKUENSI / LIKELIHOOD

Level Frekuensi Kejadian aktual

1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan

20
RISK GRADING MATRIX

Potencial Concequences

Frekuensi/ Insignificant Minor Moderate Major Catastropic


Likelihood 1 2 3 4 5

Sangat Sering Terjadi


Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Tiap mgg /bln)

Sering terjadi
Moderate Moderate High Extreme Extreme
(Bebrp x /thn)

Mungkin terjadi
Low Moderate High Extreme Extreme
(1-2 thn/x)

Jarang terjadi
Low Low Moderate High Extreme
(2-5 thn/x)

Sangat jarang sekali (>5


thn/x) Low Low Moderate High Extreme

21
TINDAKAN

Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & urgent Immediate review &
action required at
by procedure Clinician should assess the treatment should be
Board level. Director
consequences againts cost of undertaken by senior
must be informed
treating the risk management

22
DAMPAK KLINIS / CONSEQUENCES / SEVERITY

Level DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera

 Cedera ringan
 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
2 Minor

Cedera sedang

Berkurangnya fungsi motorik / sensorik / psikologis atau


intelektual secara reversibel dan tidak berhubungan dengan
3 Moderate penyakit yang mendasarinya

 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan


 Cedera luas / berat
 Kehilangan fungsi utama permanent (motorik,
4 Major
sensorik, psikologis, intelektual) / irreversibel, tidak
berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya
5 Cathastropic  Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit yang mendasarinya

23
24
IV. PENILAIAN DAMPAK KLINIS

Probabilitas Tak MINOR Moderat Mayor Katatrospik


Significant 2 3 4 5
1

Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


terjadi
(Tiap
minggu/bulan)
5

Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(bbrp kali/tahun)
4

Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(1 - < 2
tahun/kali)
3

Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


(> 2 - < 5 th/kali)
2

Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim


terjadi
( > 5 thn/Kali)
1

SKOR DAMPAK

25
1 2 3 4 5

INSGNI MINOR MODERA MAJOR CATASTRO


FICANT TE PHIC

CEDERA Tidak ada Dapat Berkurang Cederaluas Kematian


PASIEN cedera diatasi nyafungsi Kehilanganf
dengan motorik / ungsiutama
pertolonga sensorik permanent
n pertama Setiapkasu
s yang
memperpa
njangperaw
atan

PELAYANA TERHE TERHEN TERHEN TERHENTI TERHENTI


N/OPERASI NTI TI LEBIH TI LEBIH LEBIH PERMANEN
O LEBIH DARI 8 DARI 1 DARI 1
NAL DARI 1 JAM HARI MINGGU
JAM

BIAYA / KERUGI KERUGI KERUGI KERUGIA KERUGIAN


KEUANGAN AN AN AN N LEBIH LEBIH
KECIL LEBIH LEBIH DARI 0,5% DARI 1%
DARI DARI 0,25 ANGGARA ANGGARA
0,1% % N N
ANGGAR ANGGAR
AN AN

PUBLIKASI RUMOR - MEDIA MEDIA MEDIA MEDIA


LOKAL LOKAL NASIONAL NASIONAL
- WAKTU WAKTU KURANG LEBIH
SINGKAT LAMA DARI 3 DARI 3
HARI HARI

REPUTASI RUMOR DAMPAK DAMPAK DAMPAK MENJADI


KECIL BERMAK SERIUS MASALAH
THD NA THD THD BERAT
MORIL MORIL MORIL BAGI PR
KARYAW KARYAW KARYAWA
AN DAN AN DAN N DAN
KEPERC KEPERC KEPERCA
AYAAN AYAAN YAAN
MASYAR MASYAR MASYARA
AKAT AKAT KAT

26
1. Struktur Organisasi Manajemen Komite Mutu Keselamatan Pasien dan
Manajemen Risiko

KETUA

27
WAKIL KETUA

SEKRETARIS

SUB KOMITE MUTU SUB KOMITE KESELAMATAN SUB KOMITE


PASIEN MANAJEMEN RISIKO

PERSON IN CHARGE(PIC)

28

Anda mungkin juga menyukai