DISUSUN OLEH:
MIFTAHURRAHMAH (P07220117059)
NOERJANNAH (P07220117062)
TAHUN AJARAN
2017/2018
1) a. Bandingkan dan jelaskan faktor internal, faktor eksternal yang
berpengaruh dalam perubahan social dalam masyarakat (minimal
masing-masing 3 item)
b. Uraikan dampak positif dan dampak negatif perubahan sosial (minimal
masing-masing 3 item)
Jawab :
-Faktor Pendorong
1. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat Penyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah
dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan
asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri.
Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan
memperkaya kebudayaan yang ada.
2. Sistem pendidikam formal yang maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka
pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini
akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
3. Sikap menghargai Hasil Karya Orang Lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk
berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin untuk menghasilkan
karya-karya lain yang mendorong modernisasi.
4. Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal
yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi
mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya.
Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan
kemampuan dirinya dalam pengembangan teknologi ke arah yang lebih modern.
5. Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat
selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin modern.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Modernisasi sebagai berikut :
1. Adanya penemuan, perkembangan, serta penguasaan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Perkembangan dibidang politik dan ideologi (demokratisasi).
3. Kemajuan dibidang perekonomian dengan penerapan sistem efesiensi dan
produktifitas.
4. Pekembangan dibidang pelaksanaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Memajukan bidang industri dan pertanian.
6. Tercapainya stabilitas nasional agar hidup tenteram, aman dan damai.
7. Sumber daya alam yang tersedia
8. Sumber daya manusia yang memadai
9. Kondisi keamanaan Negara stabil
10. Pendidikan politik rakyat
11. Karakter para pemimpin bangsa
12. Sistem Birokrasi yang di jalankan
b. Pertama : Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2013 jumlah pemuda
mencapai 62,6 juta orang. Artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari
proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan.
Kedua : Jika menggunakan basis data proyeksi jumlah pemuda versi BPS di
atas, maka secara umum persebaran jumlah pemuda di Pulau Jawa menempati
posisi pertama dengan persentase 57,94 persen. Kemudian, Pulau Sumatera dan
sekitarnya memiliki persentase 21,71 persen, Pulau Sulawesi dan sekitarnya
(8,13 persen), Pulau Kalimantan (5,78 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara
(5,2 persen) dan Papua (1,2 persen).
Ketiga : Persebaran pemuda di setiap wilayah itu harus menjadi landasan
dalam menggulirkan kebijakan pemuda di setiap wilayah. Untuk itulah, dalam
konteks daya saing bangsa, Bonus Demografi itu harus dilihat sebagai peluang
untuk mencapai visi ‘Indonesia 2050’ di era 2020-2030 (Harian Waspada
Medan .14/12/2011) yang pernah penulis muat di Harian Waspada Medan.
c. Pertama : Pengangguran besar-besaran
Tentu saja ini jadi kekhawatiran yang lumrah mengingat bonus demografi
itu sendiri adalah menonjolnya jumlah angkatan kerja. Pengangguran akan
menciptakan kemiskinan. Dan kemiskinan akan menciptakan kejahatan. Cara
untuk menghindari ancaman ini dengan diciptakannya lapangan pekerjaan
seluas-luasnya.
Kedua : Banyak penduduk berpendidikan rendah
Kekhawatiran ini muncul pertama kali oleh Anies Baswedan. Angkatan
kerja berlebih diawali dari angkatan sekolah yang berlebih pula. Pemerataan
pendidikan bisa jadi pemicunya. Orang-orang di daerah sangat kepincut dengan
pendidikan di kota-kota besar. Mereka berbondong-bondong datang ke kota
untuk mengenyam pendidikan. Sementara kursi untuk berpendidikan di kota
terbatas sehingga banyak yang gigit jari karena tidak bisa sekolah.
Ketiga : Penduduk usia muda tergerus oleh 'budaya luar'
Sudah tahu kan kalau K-POP sedang mendunia? Tak perlu jauh-jauh,
tengok saja anak-anak remaja. Hampir semua tau siapa itu Lee Min Ho.
Budaya Korea sedang mewabah di Indonesia. Kita tidak lagi peduli dengan
kearifan budaya lokal. Hal ini juga yang dikhawatirkan oleh Prof. Sri Edi
Swasono terkait ancaman bonus demografi. Ketika generasi muda kita sudah
memegang teguh 'budaya luar', bukan hal yang tidak mungkin bahwa kelak kita
seolah tidak memiliki identitas diri untuk dibanggakan
4) Uraikan, bandingkan dan jelaskan 4 pilar pendidikan agar generasi muda
memiliki nilai kompetitif dalam era globalisasi.
Jawab :
a. -Keinginan
Keinginan sendiri merupakan tambahan atas pemenuhan kebutuhan, sesuai
yang diharapkan. Contohnya saja untuk makan dan minum, keduanya merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi.
Contoh, Anda ingin makan nasi, ayam goreng, pizza dan lain sebagainya
adalah sebuah keinginan.
Keinginan bukanlah sesuatu hal yang mendesak, jika tidak terpenuhi maka
tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup Anda.
- Kebutuhan
Kebutuhan merupakan salah satu dari aspek psikologis setiap manusia yang
menggerakkannya dalam melakukan berbagai aktivitas. Kebutuhan ini juga
menjadi dasar atau alasan atau faktor untuk melakukan usaha. Sebagai contoh,
untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap orang harus bekerja. Bekerja (melakukan
usaha) akan mendapatkan imbalan (gaji atau uang) yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Contoh dari kebutuhan sehari-hari adalah makanan dan
minuman, setiap orang membutuhkan makan dan minum untuk bertahan hidup.
Atau dapat dikatakan, pemenuhan kebutuhan ini sangat penting dilakukan demi
mendapatkan kesejahteraan.
Dengan kata lain, jika kebutuhan tidak dapat dipenuhi dengan baik maka hidup
orang tersebut tidak ataupun kurang sejahtera.
a. Ciri kemiskinan :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang
dan papan).Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
2. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang
dan papan).Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan
dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.
6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian
yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita
korban rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).