Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH ANTROPOLOGI

Dosen Pengampu: Dr.M.Alipatan,SH.,S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH:

MIFTAHURRAHMAH (P07220117059)

MUHAMMAD FIKKY A.A.A (P07220117060)

NELVIA IVANKA (P07220117061)

NOERJANNAH (P07220117062)

NOVIA KARTIKA SARI (P07220117063)

NOVIA PUSPITA SARI (P07220117064)

PRODI D-III KEPERAWATAN KELAS BALIKPAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN

2017/2018
1) a. Bandingkan dan jelaskan faktor internal, faktor eksternal yang
berpengaruh dalam perubahan social dalam masyarakat (minimal
masing-masing 3 item)
b. Uraikan dampak positif dan dampak negatif perubahan sosial (minimal
masing-masing 3 item)
Jawab :

Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor penyebab perubahan sosial budaya dikelompokkan menjadi dua,
yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar masyarakat.
a. –Faktor (Internal) dari Dalam Masyarakat
1. Perubahan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah atau negara bersifat dinamis, artinya selalu
mengalami perubahan, baik bertambah atau berkurang jumlahnya. Perubahan-
perubahan tersebut akan mempengaruhi keadaan sosial budaya masyarakatnya.
Contohnya : Pertambahan penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa
menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakatnya, misalnya:
orang mengenal hak milik individu atas tanah, sewa tanah, gadai tanah, bagi
hasil, dan pembangunan rumah susun yang sebelumnya tidak mengenal pada
saat jumlah penduduk masih sedikit.
2. Penemuan-Penemuan Baru
Adanya penemuan baru khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi akan memengaruhi dan membawa perubahan dalam masyarakat.
Contohnya : Penemuan handphone. Handphone selain mengubah cara
berkomunikasi juga dapat mengubah status sosial yang ada di masyarakat.
Dengan memiliki HP model terbaru dan tercanggih dianggap mempunyai
status sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak
mempunyai HP. Penemuan-penemuan baru yang membawa pembaruan dalam
kehidupan di masyarakat disebut inovasi.
3. Pertentangan (Konflik) di Masyarakat
Kehidupan masyarakat yang dinamis dan heterogen memungkinkan
terjadinya konflik. Konflik dapat terjadi antarindividual, antara individu
dengan kelompok maupun antarkelompok. Konflik mudah terjadi pada
masyarakat yang sedang berkembang.
Konflik di masyarakat dapat bersumber dari perbedaan pandangan tentang
nilai, norma atau adat istiadat, dan perilaku sosial.
Pertentangan tentang nilai, norma, adat istiadat, dan perilaku akan
menimbulkan perubahan bila individu atau kelompok tersebut telah beralih dari
nilai, norma, adat istiadat, dan perilaku sosial yang telah dijalankan selama ini.
Contohnya : Pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua dalam
menilai dan menyikapi masuknya budaya Barat ke Indonesia. Apabila dalam
perkembangan selanjutnya generasi muda menerima dan memakai budaya
Barat berarti telah terjadi perubahan sosial dan budaya.
4. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Pemberontakan atau revolusi pada suatu negara akan membawa perubahan
sosial dan budaya masyarakatnya. Karena revolusi akan berpengaruh besar
pada perubahan struktur masyarakat dan lembaga masyarakat mulai dari
lembaga yang terkecil yaitu keluarga sampai lembaga-lembaga negara.
Contohnya : Revolusi yang meletus di Rusia pada tahun 1917 telah
mengubah negara Rusia dari bentuk kerajaan absolut menjadi negara diktator
proletariat. Revolusi tersebut juga telah mengubah lembaga-lembaga
kemasyarakatan mulai bentuk negara sampai keluarga batih.

-Faktor (Eksternal) dari Luar Masyarakat


1. Pengaruh Lingkungan Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Faktor lingkungan fisik yang dapat mengubah kondisi sosial budaya
masyarakat antara lain adanya gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan angin
topan.
Dengan adanya bencana alam tersebut masyarakat pindah ke tempat baru yang
lebih aman. Di tempat baru mereka harus menyesuaikan dengan lingkungan
alam yang baru. Berarti telah terjadi perubahan sosial budaya.
Contohnya : Bencana alam tsunami yang mengguncang Aceh menyebabkan
perpindahan permukiman rakyat Aceh dari daerah pantai ke tempat yang lebih
tinggi yaitu di pegunungan.
Perpindahan ini akan menyebabkan perubahan mata pencaharian dari nelayan
ke mata pencaharian yang lain, misalnya pertanian dan perkebunan.
2. Peperangan
Peperangan antara negara satu dengan negara lain menyebabkan perubahan
sosial budaya masyarakatnya. Karena negara yang menang perang biasanya
memaksakan nilai-nilai dan cara-cara dari lembaga masyarakat yang dianutnya
kepada negara yang kalah perang.
Contohnya : Tergulingnya Rezim Taliban di Afganistan oleh Amerika
Serikat menyebabkan perubahan besar-besaran masyarakatnya. Perubahan
tersebut terjadi karena Amerika Serikat memberlakukan nilai-nilai dan norma-
norma yang berlaku di Amerika kepada rakyat Afganistan.
3. Pengaruh Budaya Masyarakat Lain
Faktor pengaruh budaya masyarakat lain lebih mudah terjadi pada
masyarakat yang terbuka daripada masyarakat yang tertutup. Pada masyarakat
yang terbuka mudah menerima unsur-unsur budaya lain dan mudah
berinteraksi dengan masyarakat luar.
Sedangkan pada masyarakat tertutup sulit menerima unsur-unsur budaya
luar juga tidak mudah untuk berinteraksi dengan orang atau masyarakat lain.
Apabila dua bangsa atau masyarakat sering berinteraksi maka akan terjadi
hubungan timbal balik dan saling memengaruhi. Interaksi tersebut dalam
bidang budaya akan menimbulkan terjadinya difusi, asimilasi, dan akulturasi
kebudayaan.

b. –Dampak Positif Perubahan Sosial


Dampak positif mengarah pada kemajuan dengan menuju terciptanya
masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal inilah yang dijadikan harapan oleh
masyarakat. Dampak sosial dari berlangsungnya perubahan sosial antara lain :
1. Munculnya Nilai dan Norma Baru
Adakalanya suatu nilai dan norma dirasa tidak mampu lagi memenuhi
kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Dengan adanya perubahan sosial
diharapkan mampu mendorong munculnya nilai maupun norma baru yang
lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
2. Adanya Struktur dan Hubungan Sosial Baru
Struktur dan hubungan sosial baru ini biasanya lebih menekankan pada
penghormatan terhadap hak asasi manusia.
3. Adanya Upaya Memberdayakan Perempuan dan Mewujudkan
Kesetaraan Gender
Bentuk pemberdayaan perempuan harus diletakkan dalam kerangka gender
related development yaitu dengan menambah anggaran kesehatan dan
pendidikan. Memastikan bahwa perempuan sudah mendapatkan porsi yang
layak, terutama terkait dengan peningkatan pelayanan kesehatan dan beasiswa
bagi pelajar perempuan.
Kesetaraan yang harmonis diupayakan agar peranan perempuan sebagai
pelaku kegiatan ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup. Perempuan
diharapkan lebih leluasa menggali dan mengembangkan potensi ataupun
sumber daya yang dimilikinya.
4. Terjadinya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural yaitu berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,
sehingga lebih memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai
macam kebutuhan yang semakin kompleks. Dengan demikian, diharapkan
fungsi pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
5. Munculnya Budaya Ilmuwan
Setiap gejala sosial maupun non-sosial dilakukan dengan mengacu pada
deskripsi ilmiah. Itulah sebabnya, penalaran dan observasi harus dilakukan
secara tepat agar dapat berfungsi sebagai sarana pencarian pengetahuan ilmiah.
6. Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Tingginya kesadaran politik ditandai dengan meningkatnya partisipasi
dalam politik praktis. Pendidikan politik mulai menyentuh lapisan bawah
masyarakat, sehingga berkembang kesadaran tentang pentingnya penggunaan
hak politik.
7. Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Munculnya penelitian ilmiah semakin menyadarkan manusia terhadap
pentingnya penguasaan Iptek dengan peningkatan taraf hidupnya.
8. Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata
Perkembangan berbagai jenjang pendidikan formal, dengan jurusan dan
biaya yang beragam akan semakin meningkatkan akses anggota masyarakat
terhadap pendidikan.
9. Berkembangnya Industrialisasi
Perkembangan ini memunculkan produktivitas dan nilai tambah yang
signifikan, sehingga menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan
peluang ekspor.
10. Terbukanya Peluang Mobilitas
Hambatan untuk melakukan mobilitas sosial kini semakin berkurang.
Semakin terbukanya kesempatan untuk mengadakan mobilitas sosial pada
semua strata.
11. Perlindungan dan Penghormatan terhadap Kebebasan dalam
Kehidupan Beragama
Perlindungan dan penghormatan ini mencakup penanaman cara hidup saling
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman agam yang tumbuh
dan berkembang di tengah-tengah masyarakat yang plural. Dengan demikian
diharapkan akan tercipta kerukunan antar umat beragama yang bermuara pada
terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki.
12. Masyarakat Semakin Menghargai Waktu
Dalam orientasinya ke masa depan, anggota masyarakat berupaya
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai aktivitas.

-Dampak Negatif Perubahan Sosial


Dampak negatif mengarah pada kemunduran yang ditandai dengan adanya
tindak kriminalitas, konflik sosial, deviasi sosial, serta berbagai masalah sosial
lainnya. Hal inilah yang menjadi titik jenuh dari perubahan sosial dalam
masyarakat. Adapun dampak yang bersifat negatif antara lain.
1. Adanya Disorientasi Nilai dan Norma
Norma dan nilai terkadang diabaikan seiring semakin tingginya kebutuhan
akan kebebasan maupun independensi dari otoritas tradisional.
2. Perubahan Tingkah Laku
Perubahan tingkah laku yang mungkin menjurus pada perilaku menyimpang.
Suatu perilaku dianggap manyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan
norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
3. Budaya Konsumtif yang Semakin Besar
Individu mengonsumsi suatu barang karena dianggap sebagai simbol status.
4. Berkembangnya Sifat Individualisme
Saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi, sehingga sering
mengesampingkan kepentingan hukum. Hubungan antar manusia bersifat
sekunder, serba terbatas pada bidang kehidupan tertentu saja.
5. Munculnya Konflik Sosial Vertikal maupun Horizontal
Konflik dan kekerasan muncul sebagai akibat adanya perbedaan sikap dan
kepentingan dalam menghadapi perubahan sosial.
6. Lembaga-lembaga Sosial yang ada Tidak Dapat Berfungsi Maksimal
Ketidakmampuan lembaga sosial berfungsi secara maksimal dikarenakan
adanya konflik antara kelompok pendukung dan penentang perubahan sosial.
7. Banyak Pengangguran
Di masa industrialisasi seharusnya tercipta banyak peluang usaha dan
kesempatan kerja. Namun, sebagian anggota masyarakat tidak siap untuk
menyesuaikan diri dengan pola industrialisasi, sehingga dapat meningkatkan
jumlah pengangguaran.
8. Adanya Kesenjangan Sosial
Anggota masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tentu
akan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Namun sebaliknya, apabila
masyarakat tidak mampu melakukan penyesuaian, maka lama kelamaan akan
semakin terbelakang dan mengalami penurunan kualitas hidup. Sehubungan
bergulirnya perubahan, semakin lebar pula kesenjangan sosial yang tercipta dalam
hubungan antara dua keadaan yang saling bertolak belakang ini.
9. Terjadinya Berbagai Bentuk Kerusakan Lingkungan dan Bencana Alam
Pemanasan global (global warming) merupakan sebagai salah satu bentuk
kerusakan lingkungan dan bencana alam yang diakibatkan oleh perubahan pola
kehidupan masyarakat. Hal ini telah menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama
negara yang mengalami industrialisasi dan pola konsumtif tinggi.

2) a. Uraikan faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi (minimal 3 item)


b. Dampak positif modernisasi (minimal 3 item)
c. Dampak negatif modernisasi (minimal 3 item)
Jawab :

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi


Faktor yang mempengaruhi modernisasi dibagi menjadi 2, faktor penghambat dan
faktor pendorongt.
-Faktor penghambat
1. Perasaan takut akan disintegrasi
Perasaan ini biasanya muncul pada masyarakat yang masih memegang teguh
tradisi nenek moyangnya, sehingga modernisasi dianggap akan merusak intergrasi
atau organisasi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
2. Kurang berkembangnya IPTEK
Masyarakat yang masih berpikiran kolot biasanya menolak adanya kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Adanya prasangka buruk terhadap budaya luar
Biasanya terjadi pada masyarakatyang tinggal dipedesaan atau pedalaman yang
masih menjunjung tinggi norma dan sopan santun
4. Adanya nilai-nilai yang telah tertanam dengan sangat kuat
Nilai-nilai tersebut biasanya berasal dari nilai budaya yang sudah diterapkan
dan turun-temurun dari nenek moyang
5. Perkembangan pendidikan yang lambat
Masyarakat yang tinggal di pedalaman yang sulit untuk bepergian biasanya
perkembangan pendidikannya sangat lambat

-Faktor Pendorong
1. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain
Kontak dengan kebudayaan lain dapat Penyebabkan manusia saling
berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah
dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan
asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri.
Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan
memperkaya kebudayaan yang ada.
2. Sistem pendidikam formal yang maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka
pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini
akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan
masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
3. Sikap menghargai Hasil Karya Orang Lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk
berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin untuk menghasilkan
karya-karya lain yang mendorong modernisasi.
4. Sistem Terbuka Masyarakat ( Open Stratification )
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal
yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi
mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya.
Hal ini membuka kesempatan kepada para individu untuk dapat mengembangkan
kemampuan dirinya dalam pengembangan teknologi ke arah yang lebih modern.
5. Orientasi ke Masa Depan
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat
selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin modern.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi Modernisasi sebagai berikut :
1. Adanya penemuan, perkembangan, serta penguasaan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Perkembangan dibidang politik dan ideologi (demokratisasi).
3. Kemajuan dibidang perekonomian dengan penerapan sistem efesiensi dan
produktifitas.
4. Pekembangan dibidang pelaksanaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
5. Memajukan bidang industri dan pertanian.
6. Tercapainya stabilitas nasional agar hidup tenteram, aman dan damai.
7. Sumber daya alam yang tersedia
8. Sumber daya manusia yang memadai
9. Kondisi keamanaan Negara stabil
10. Pendidikan politik rakyat
11. Karakter para pemimpin bangsa
12. Sistem Birokrasi yang di jalankan

b. Dampak Positif Modernisasi


1. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir
masyarakat yang irasional menjadi rasional.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi
lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa
modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju
menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu
pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.

c. Dampak Negatif Modernisasi


1. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan
yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.
2. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial.
3. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada
orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
4. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang
dapat terus mengikuti perkembangan zaman memiliki kesenjangan tersendiri
terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan
lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.
5. Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa
kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi
dan pola hidup yang konsumtif.
3) a. Uraikan dan jelaskan bagaimana strategi pengelolaan bonus demografi
(minimal 3 item)
b. Uraikan dan jelaskan bagaimana peluang dari implikasi kekuatan bonus
demografi (minimal 3 item)
c. Bagaimana ancaman dari implikasi kekuatan bonus demografi (minimal 3
item)
Jawab :

a. Pertama : harmonisasi standarisasi dan sertifikasi kompetensi melalui kerja


sama lintas sector,lintas daerah dan lintas Negara mitra bisnis dalam kerangka
keterbukaan pasar.
Kedua : pengembangan program kemitraan antara pemerintah dengan dunia
usaha atau industri dan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk
peningkatan kualitas kerja.
Ketiga : peningkatan tata kelola penyelenggaraan program pelatihan untuk
mempercepat sertifikasi pekerja.

b. Pertama : Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), tahun 2013 jumlah pemuda
mencapai 62,6 juta orang. Artinya, rata-rata jumlah pemuda 25 persen dari
proporsi jumlah penduduk secara keseluruhan.
Kedua : Jika menggunakan basis data proyeksi jumlah pemuda versi BPS di
atas, maka secara umum persebaran jumlah pemuda di Pulau Jawa menempati
posisi pertama dengan persentase 57,94 persen. Kemudian, Pulau Sumatera dan
sekitarnya memiliki persentase 21,71 persen, Pulau Sulawesi dan sekitarnya
(8,13 persen), Pulau Kalimantan (5,78 persen), Pulau Bali dan Nusa Tenggara
(5,2 persen) dan Papua (1,2 persen).
Ketiga : Persebaran pemuda di setiap wilayah itu harus menjadi landasan
dalam menggulirkan kebijakan pemuda di setiap wilayah. Untuk itulah, dalam
konteks daya saing bangsa, Bonus Demografi itu harus dilihat sebagai peluang
untuk mencapai visi ‘Indonesia 2050’ di era 2020-2030 (Harian Waspada
Medan .14/12/2011) yang pernah penulis muat di Harian Waspada Medan.
c. Pertama : Pengangguran besar-besaran
Tentu saja ini jadi kekhawatiran yang lumrah mengingat bonus demografi
itu sendiri adalah menonjolnya jumlah angkatan kerja. Pengangguran akan
menciptakan kemiskinan. Dan kemiskinan akan menciptakan kejahatan. Cara
untuk menghindari ancaman ini dengan diciptakannya lapangan pekerjaan
seluas-luasnya.
Kedua : Banyak penduduk berpendidikan rendah
Kekhawatiran ini muncul pertama kali oleh Anies Baswedan. Angkatan
kerja berlebih diawali dari angkatan sekolah yang berlebih pula. Pemerataan
pendidikan bisa jadi pemicunya. Orang-orang di daerah sangat kepincut dengan
pendidikan di kota-kota besar. Mereka berbondong-bondong datang ke kota
untuk mengenyam pendidikan. Sementara kursi untuk berpendidikan di kota
terbatas sehingga banyak yang gigit jari karena tidak bisa sekolah.
Ketiga : Penduduk usia muda tergerus oleh 'budaya luar'
Sudah tahu kan kalau K-POP sedang mendunia? Tak perlu jauh-jauh,
tengok saja anak-anak remaja. Hampir semua tau siapa itu Lee Min Ho.
Budaya Korea sedang mewabah di Indonesia. Kita tidak lagi peduli dengan
kearifan budaya lokal. Hal ini juga yang dikhawatirkan oleh Prof. Sri Edi
Swasono terkait ancaman bonus demografi. Ketika generasi muda kita sudah
memegang teguh 'budaya luar', bukan hal yang tidak mungkin bahwa kelak kita
seolah tidak memiliki identitas diri untuk dibanggakan
4) Uraikan, bandingkan dan jelaskan 4 pilar pendidikan agar generasi muda
memiliki nilai kompetitif dalam era globalisasi.
Jawab :

- Learning to Know (belajar untuk menguasai)


Tidak hanya memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik memperoleh
pengetahuan tersebut. Pilar ini berpotensi besar untuk mencetak generasi muda
yang memiliki kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi.
Secara implisit, learning to know bermakna belajar sepanjang hayat (Life long
education). Asas belajar sepanjang hayat bertitik tolak atas keyakinan bahwa
proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam
maupun diluar sekolah. Sehubungan dengan asas pendidikan seumur hidup
berlangsung seumur hidup, maka peranan subjek manusia untuk mendidik dan
mengembangkan diri sendiri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia.
Dengan kebijakan tanpa batas umur dan batas waktu untuk belajar, maka kita
mendorong supaya tiap pribadi sebagai subjek yang bertanggung jawab atas
pedidikan diri sendiri menyadari, bahwa:
1) Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam
kandungan hingga manusia meninggal.
2) Bahwa untuk belajar, tiada batas waktu. Artinya tidak ada kata terlambat atau
terlalu dini untuk belajar.
3) Belajar/ mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral/
totalitas kehidupan (Burhannudin Salam, 1997:207).

- Learning to do (belajar untuk menerapkan)


Pendidikan membekali manusia tidak sekedar untuk mengetahui, tetapi lebih
jauh untuk terampil berbuat/ mengerjakan sesuatu sehingga menghasilkan sesuatu
yang bermakna bagi kehidupan. Sasaran dari pilar kedua ini adalah kemampuan
kerja generasi muda untuk mendukung dan memasuki ekonomi industry
(Soedijarto, 2010). Dalam masyarakat industri tuntutan tidak lagi cukup dengan
penguasaan keterampilan motorik yang kaku melainkan kemampuan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan seperti “controlling, monitoring, designing,
organizing”. Peserta didik diajarkan untuk melakukan sesuatu dalam situasi
konkrit yang tidak hanya terbatas pada penguasaan ketrampilan yang mekanitis
melainkan juga terampil dalam berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain,
mengelola dan mengatasi suatu konflik. Melalui pilar kedua ini, dimungkinkan
mampu mencetak generasi muda yang intelligent dalam bekerja dan mempunyai
kemampuan untuk berinovasi.
Sekolah sebagai wadah masyarakat belajar hendaknya memfasilitasi siswanya
untuk mengaktualisasikan ketrampilan yang dimiliki, serta bakat dan minatnya
agar “Learning to do” dapat terealisasi. Secara umum, bakat adalah kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Sedangkan minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

- Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama)


Kemajuan dunia dalam bidang IPTEK dan ekonomi yang mengubah dunia
menjadi desa global ternyata tidak menghapus konflik antar manusia yang selalu
mewarnai sejarah umat manusia. Di zaman yang semakin kompleks ini, berbagai
konflik makin merebak seperti konflik nasionalis, ras dan konflik antar agama.
Apapun penyebabnya, semua konflik itu didasari oleh ketidakmampuan beberapa
individu atau kelompok untuk menerima suatu perbedaan. Pendidikan dituntut
untuk tidak hanya membekali generasi muda untuk menguasai IPTEK dan
kemampuan bekerja serta memecahkan masalah, melainkan kemampuan untuk
hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, dan
pengertian.

- Learning to be (belajar untuk menjadi)


Tiga pilar pertama ditujukan bagi lahirnya generasi muda yang mampu mencari
informasi dan/ menemukan ilmu pengetahuan, yang mampu melaksanakan tugas
dalam memecahkan masalah, dan mampu bekerjasama, bertenggang rasa, dan
toleran terhadap perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan
menimbulkan adanya rasa percaya diri pada masing-masing peserta didik.
Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih
siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan merupakan modal
utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Penguasaan pengetahuan dan
keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be)
(Atika, 2010). Menjadi diri sendiri diartikan sebagai proses pemahaman terhadap
kebutuhan dan jati diri. Belajar berperilaku sesuai dengan norma dan kaidah yang
berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya
merupakan proses pencapain aktualisasi diri.
Pilar pancasila, Pancasila merupakan pilar pertama untuk memperkokoh
bangsa Indonesia. Kenapa harus pancasila? Pancasila dinilai telah memenuhi
syarat untuk menjadi tiang penyangga bangsa Indonesia. Selain menjadi ideologi
bangsa Indonesia, pancasila merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia
kedepannya. Kemudian pancasila juga dapat mempersatu keanekaragaman
kehidupan yang ada di Indonesia melalui Sila-sila yang terdapat di Pancasila. Sila
tersebut jangan hanya kita ketahui dan kita ingat melainkan wajib kita mengerti
arti dan makna sila tersebut untuk bangsa Indonesia.
Kemudian pilar yang kedua adalah UUD 1945. UUD 1945adalah hukum dasar
yang menetapkan struktur dan prosedur organisasi yang harus diikuti oleh otoritas
publik. UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hokum yang ada di
Indonesia. Adapun fungsi UUD 1945 yaitu sebagai pedoman acuan dalam
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pilar yang kedua ini
memiliki peran yang tidak kalah penting untuk memperkokoh bangsa Indonesia
karena UUD 1945 merupakan sumber hokum yang berlaku di bangsa Indonesia.
Pilar yang ketiga adalah Bhineka Tunggal Ika. Bhineka Tunggal Ika
mempunyai arti yang sangat penting yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu. Yaapp
Bhineka Tunggal Ika mempersatu berbagai keanekaragaman suku, budaya, agam,
golongan dan ras. Sekarang ini Indonesia sudah memasuki era globalisasi,
berbagai budaya dan suku di Indoneisa tergeser oleh budaya barat yang masuk ke
Indonesia. Oleh karena itu di sini lah Bhineka Tunggal Ika memiliki peran yang
sangat penting untuk mempersatu dan memperkokoh bangsa Indonesia. Bhineka
Tunggal Ika dapat mempersatu perbedaan dan juga dapat memperkokoh bangsa
Indonesia melalui prinsip-prinsipnya.
Yang terakhir yaitu NKRI. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)
adalah bentuk Negara kita yaitu Indonesia. Indonesia mempunyai banyak sekali
pulau dan bentuk negaranya republik maka Indonesia membentuk suatu kesatuan
yang di beri nama NKRI. NKRI juga memiliki tujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia.
Bandingkan :
Pilar-pilar pendidikan tersebut dirancang dengan sangat bagus dan dengan
tujuan yang sangat bagus pula. Dengan mengaplikasikan pilar-pilar tersebut,
diharapkan pendidikan yang berlangsung di seluruh dunia termasuk Indonesia
dapat menjadi lebih baik.
Namun masih banyak aspek penghalang dalam pelaksanaan tersebut, baik
mengenai SDM nya, fasilitasnya, perbedaan pola pikir setiap masyarakat atau
daerah dalam memandang arti penting pendidikan, dan kendala-kendala lain.
Persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama, karenanya
tentu secara bersama-sama pula kita mencari alternative pemecahannya. Mudah-
mudahan ke empat pilar tersebut dapat kita realisasikan dan akan nampak hasinya.
Mari melakukan introspeksi diri sejauh mana kita sudah melakukan yang
terbaik untuk perubahan dan perbaikan terhadap persoalan pendidikan yang
melilit negeri ini. Satu harapan kita semua, agar dunia pendidikan di Indonesia
bisa menjadi lebih baik dan berkualitas
5) a. Coba bandingkan dan uraikan antara keinginan dan kebutuhan
d. Jelaskan dan beri contoh hierarki kebutuhan dasar manusia menurut
Maslow yang meliputi 5 kategori kebutuhan
Jawab :

a. -Keinginan
Keinginan sendiri merupakan tambahan atas pemenuhan kebutuhan, sesuai
yang diharapkan. Contohnya saja untuk makan dan minum, keduanya merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi.
Contoh, Anda ingin makan nasi, ayam goreng, pizza dan lain sebagainya
adalah sebuah keinginan.
Keinginan bukanlah sesuatu hal yang mendesak, jika tidak terpenuhi maka
tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan hidup Anda.

- Kebutuhan
Kebutuhan merupakan salah satu dari aspek psikologis setiap manusia yang
menggerakkannya dalam melakukan berbagai aktivitas. Kebutuhan ini juga
menjadi dasar atau alasan atau faktor untuk melakukan usaha. Sebagai contoh,
untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap orang harus bekerja. Bekerja (melakukan
usaha) akan mendapatkan imbalan (gaji atau uang) yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Contoh dari kebutuhan sehari-hari adalah makanan dan
minuman, setiap orang membutuhkan makan dan minum untuk bertahan hidup.
Atau dapat dikatakan, pemenuhan kebutuhan ini sangat penting dilakukan demi
mendapatkan kesejahteraan.
Dengan kata lain, jika kebutuhan tidak dapat dipenuhi dengan baik maka hidup
orang tersebut tidak ataupun kurang sejahtera.

Kesimpulannya : bahwa makan adalah kebutuhan namun makan dengan rasa


enak adalah keinginan. Rumah adalah kebutuhan sedangkan rumah yang bagus
adalah keinginan. Contoh lainnya yaitu berpakaian merupakan kebutuhan, namun
berpakaian yang bagus dan mahal adalah keinginan
b. Kebutuhan Hirarki menurut Maslow yang meliputi 5 Kategori, yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologi
Yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia. Antara lain ;
pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi
(makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh,
serta seksual.
2. Kebutuhan Keamanan dan Perlindungan
Dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.
Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap tubuh dan
kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll. Perlindungan
psikologis, perlindungan dari ancaman peristiwa atau pengalaman baru atau
asing yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.
3. Kebutuhan Rasa Dicinta dan Mencintai
Yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, memberi dan menerima kasih
sayang, kehangatan, persahabatan, dan kekeluargaan. Yaitu
Mencintai/menyukai seseorang dan Dicintai seseorang dan keluarga.
4. Kebutuhan Harga Diri
a) Menghargai diri sendiri
b) Menghargai orang lain
c) Dihargai oleh orang lain
d) Mandiri, prestise dan pengakuan
e) Memiliki apresiasi
f) Kebebasan yang mandiri
g) Dikenal dan diakui
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ini merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki Maslow, yang berupa
kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta mencapai
potensi diri sepenuhnya.
6) a. Jelaskan karakteristik/ ciri kemiskinan
b. Bagaimana strategi pemerintah mengenai percepatan penanggulangan
kemiskinan
c. Bandingkan dan uraikan tentang kemiskinan relatif, kemiskinan
struktural, dan kemiskinan absolute
Jawab :

a. Ciri kemiskinan :
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang
dan papan).Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
2. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan, sandang
dan papan).Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya
(kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk pendidikan
dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.
5. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan keterbatasan sumber alam.
6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian
yang berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita
korban rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil).

b. Strategi pemerintah mengenai percepatan penanggulangan kemiskinan


Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan
berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia
usaha (sektor swata) dan masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki
tanggungjawab sama terhadap penanggulangan kemiskinan. Pemerintah telah
melaksanakan penanggulangan kemiskinan melalui berbagai program dalam
upaya pemenuhan kebutuhan dasar warga negara secara layak, meningkatkan
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat miskin, penguatan kelembagaan
sosial ekonomi masyarakat serta melaksanakan percepatan pembangunan
daerah tertinggal dalam upaya mencapai masyarakat Indonesia yang sejahtera,
demokratis dan berkeadilan.
Namun keseluruhan upaya tersebut belum maksimal jika tanpa dukungan
dari para pemangku kepentingan lainnya. Untuk menunjang penanggulangan
kemiskinan yang komprehensif dan mewujudkan percepatan penanggulangan
kemiskinan dirumuskan empat startegi utama.
Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan tersebut diantaranya:
1. Memperbaiki program perlindungan sosial;
2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar;
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin; serta
4. Menciptakan pembangunan yang inklusif.

Strategi 1: Memperbaiki Program Perlindungan Sosial


Prinsip pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem
perlindungan sosial bagi penduduk miskin dan rentan. Sistem perlindungan
sosial dimaksudkan untuk membantu individu dan masyarakat menghadapi
goncangan-goncangan (shocks) dalam hidup, seperti jatuh sakit, kematian
anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, ditimpa bencana atau bencana alam,
dan sebagainya. Sistem perlindungan sosial yang efektif akan mengantisipasi
agar seseorang atau masyarakat yang mengalami goncangan tidak sampai jatuh
miskin.
Penerapan strategi ini antara lain didasari satu fakta besarnya jumlah
masyarakat yang rentan jatuh dalam kemiskinan di Indonesia. Di samping
menghadapi masalah tingginya potensi kerawanan sosial, Indonesia juga
dihadapkan pada fenomena terjadinya populasi penduduk tua (population
ageing) pada struktur demografinya. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan
beban ekonomi terhadap generasi muda untuk menanggung mereka atau
tingginya rasio ketergantungan.
Tingginya tingkat kerentanan juga menyebabkan tingginya kemungkinan
untuk masuk atau keluar dari kemiskinan. Oleh karena itu, untuk
menanggulangi semakin besarnya kemungkinan orang jatuh miskin, perlu
dilaksanakan suatu program bantuan sosial untuk melindungi mereka yang
tidak miskin agar tidak menjadi miskin dan mereka yang sudah miskin agar
tidak menjadi lebih miskin.

Strategi 2: Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Dasar


Prinsip kedua dalam penanggulangan kemiskinan adalah memperbaiki akses
kelompok masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Akses terhadap
pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi
akan membantu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh kelompok
masyarakat miskin. Disisi lain peningkatan akses terhadap pelayanan dasar
mendorong peningkatan investasi modal manusia (human capital).
Salah satu bentuk peningkatan akses pelayanan dasar penduduk miskin
terpenting adalah peningkatan akses pendidikan. Pendidikan harus diutamakan
mengingat dalam jangka panjang ia merupakan cara yang efektif bagi
penduduk miskin untuk keluar dari kemiskinan. Sebaliknya, kesenjangan
pelayanan pendidikan antara penduduk miskin dan tidak miskin akan
melestarikan kemiskinan melalui pewarisan kemiskinan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Anak-anak dari keluarga miskin yang tidak dapat
mencapai tingkat pendidikan yang mencukupi sangat besar kemungkinannya
untuk tetap miskin sepanjang hidupnya.
Selain pendidikan, perbaikan akses yang juga harus diperhatikan adalah
akses terhadap pelayanan kesehatan. Status kesehatan yang lebih baik, akan
dapat meningkatkan produktivitas dalam bekerja dan berusaha bagi penduduk
miskin. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk menghasilkan pendapatan
yang lebih tinggi dan keluar dari kemiskinan. Selain itu, peningkatan akses
terhadap air bersih dan sanitasi yang layak menjadi poin utama untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal. Konsumsi air minum yang tidak layak dan
buruknya sanitasi perumahan meningkatkan kerentanan individu dan kelompok
masyarakat terhadap penyakit.

Strategi 3: Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Miskin


Prinsip ketiga adalah upaya memberdayakan penduduk miskin menjadi
sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan
penanggulangan kemiskinan. Dalam upaya penanggulangan kemiskinan sangat
penting untuk tidak memperlakukan penduduk miskin semata-mata sebagai
obyek pembangunan. Upaya untuk memberdayakan penduduk miskin perlu
dilakukan agar penduduk miskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan
tidak jatuh kembali ke dalam kemiskinan.
Pentingnya pelaksana strategi dengan prinsip ini menimbang kemiskinan
juga disebabkan oleh ketidakadilan dan struktur ekonomi yang tidak berpihak
kepada kaum miskin. Hal ini menyebabkan output pertumbuhan tidak
terdistribusi secara merata pada semua kelompok masyarakat. Kelompok
masyarakat miskin, yang secara politik, sosial, dan ekonomi tidak berdaya,
tidak dapat menikmati hasil pembangunan tersebut secara proporsional. Proses
pembangunan justru membuat mereka mengalami marjinalisasi, baik secara
fisik maupun sosial.
Konsep pembangunan yang ditujukan untuk menanggulangi kemiskinan
umumnya melalui mekanisme atas-bawah (top-down). Kelemahan dari
mekanisme ini adalah tanpa penyertaan partisipasi masyarakat. Semua inisiatif
program penanggulangan kemiskinan berasal dari pemerintah (pusat),
demikian pula dengan penanganannya. Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis implementasi program selalu dibuat seragam tanpa memperhatikan
karakteristik kelompok masyarakat miskin di masing-masing daerah.
Akibatnya, program yang diberikan sering tidak mempunyai korelasi dengan
prioritas dan kebutuhan masyarakat miskin setempat. Dengan pertimbangan-
pertimbangan tersebut, upaya secara menyeluruh disertai dengan
pemberdayaan masyarakat miskin menjadi salah satu prinsip utama dalam
strategi penanggulangan kemiskinan.
Strategi 4: Pembangunan Inklusif
Prinsip keempat adalah Pembangunan yang inklusif yang diartikan sebagai
pembangunan yang mengikutsertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada
seluruh masyarakat. Partisipasi menjadi kata kunci dari seluruh pelaksanaan
pembangunan. Fakta di berbagai negara menunjukkan bahwa kemiskinan
hanya dapat berkurang dalam suatu perekonomian yang tumbuh secara
dinamis. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan hampir bisa
dipastikan berujung pada peningkatan angka kemiskinan. Pertumbuhan harus
mampu menciptakan lapangan kerja produktif dalam jumlah besar.
Selanjutnya, diharapkan terdapat multiplier effect pada peningkatan
pendapatan mayoritas penduduk, peningkatan taraf hidup, dan pengurangan
angka kemiskinan.
Untuk mencapai kondisi sebagaimana dikemukakan diatas, perlu diciptakan
iklim usaha yang kondusif di dalam negeri. Stabilitas ekonomi makro
merupakan prasyarat penting untuk dapat mengembangkan dunia usaha. Selain
itu juga diperlukan kejelasan dan kepastian berbagai kebijakan dan peraturan.
Begitu juga, ia membutuhkan kemudahan berbagai hal seperti ijin berusaha,
perpajakan dan perlindungan kepemilikan. Selanjutnya, usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) harus didorong untuk terus menciptakan nilai tambah,
termasuk melalui pasar ekspor. Pertumbuhan yang berkualitas juga
mengharuskan adanya prioritas lebih pada sektor perdesaan dan pertanian.
Daerah perdesaan dan sektor pertanian juga merupakan tempat di mana
penduduk miskin terkonsentrasi. Dengan demikian, pengembangan
perekonomian perdesaan dan sektor pertanian memiliki potensi besar untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan penyerapan tenaga kerja
dalam jumlah besar dan pengurangan kemiskinan secara signifikan.
Pembangunan yang inklusif juga penting dipahami dalam konteks
kewilayahan. Setiap daerah di Indonesia dapat berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan dengan sumber daya dan komoditi unggulan yang berbeda.
Perekonomian daerah ini yang kemudian akan membentuk karakteristik
perekonomian nasional. Pengembangan ekonomi lokal menjadi penting untuk
memperkuat ekonomi domestik.

c. Bandingkan dan uraikan tentang kemiskinan relatif, kemiskinan


struktural, dan kemiskinan absolut
 Kemiskinan relatif adalah kemiskinan berdasarkan perbandingan kondisi di
suatu tempat dan di tempat lainnya.
Misalnya: seseorang yang memiliki penghasilan cukup di Indonesia, bila
jumlahnya disamakan berdasarkan nilai mata uang di AS, maka ia bisa
termasuk golongan miskin di AS.
 Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang abadi dimana kondisi
seseorang bila berada di tempat tertentu akan selalu miskin.
Misalnya: seseorang yang tinggal di kampung miskin dengan tingkat
pendidikan rendah pula akan sulit keluar dari kungkungan kondisi tersebut.
 Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
ketidakmampuan utk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Misalnya: seseorang yang berpenghasilan rendah yang tinggal di ibukota
rawan mengalami masalah kemiskinan ini.

Anda mungkin juga menyukai