Di Susun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita, sehingga dalam menyusun makalah agama islam tentang
“Operasi Selaput Dara dalam Perspektif Syariat” ini kita mampu mempelajar
dengan baik serta salam kita tujukan kepada nabi muhammd SAW. Yang dengan
jasanya kita mampu terbebas dari belenggu jaman kejahiliyah menuju jaman yang
terang benderang.
Makalah ini disusun untuk pembaca memperluas pengetahuan mengenai
“Operasi Selaput Dara dalam Perspektif Syariat”. Walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memperluas perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas
bagi pembaca dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawanan adalah selaput tipis yang ada di dalam kemaluan wanita. Perawan
adalah wanita yang belum pecah selaput daranya dan belum pernah disentuh laki-laki.
Perjaka, jika seorang laki-laki belum pernah digauli wanita. Dalam sebuah hadist
disebutkan, “Seorang perjaka yang melakukan hubungan seksual dengan seorang gadis,
,maka hukumannya di dera seratus kali dan dibuang dari negerinya selama setahun,”
(HR.Muslim). Adat istiadat dan kebiasaan social telah memberikan perhatian yang besar
dan menjadikannya tanda atas kehormatan seorang wanita dan sobeknya selaput dara
sebelum nikah menjadi tanda atas rusaknya wanita tersebut.
1
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
D. MANFAAT
1. Agar pembaca tahu tentang keperawanan dan makna keperawanan bagi wanita
2. Agar pembaca tahu tentang bahaya atau tidaknya operasi selaput dara
3. Agar pembaca tahu tentang hukum operasi selaput dara bagi umat Islam
4. Agar pembaca tahu tentang sisi positif dan negative dari operasi selaput dara
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat dan Mudharat yang Mungkin Timbul Akibat Operasi Selaput Dara
b. Melindungi Keluarga
Untuk melindungi keluarga yang akan dibentuk dikemudian hari. Karena,
jika gadis tersebut menikah dan suaminya mengetahui hal tersebut, maka hal itu
bias menjadi sebab hancurnya keluarga tersebut.
3
Atau paling tidak menimbulkan prasangka dan hilangnya kepercayaan
diantara keduanya, sedangkan salah satu tujuan syariat adalah mewujudkan suatu
rumah tangga berlandaskan saling percaya.
c. Pencegahan dari Prasangka Buruk
Ini untuk membantu menyebarkan prasangka baik dalam masyarakat.
Sedangkan, menyebarkan prasangka baik adalah salah satu tujuan syariat. Allah
SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah perbuatan banuyak berburuk
sangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain” (Al-Hujurat:12)
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang
mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan
mengapa tidak berkata, ‘ini adalah suatu berita bohong yang nyata’.” (An-Nur:
12)
Rasulullah bersabda,
“Betapa wanginya kamu dan betapa baunya kamu! Betapa agungnya kamu
dan betapa agungnya kehormatanmu! Demi zat dan jiwa yang Muhammad
didalam kekuasan-Nya, kehormatan seorang mukmin lebih besar di sisi Allah
daripada kehormatanmu, harta, dan darahnya tidak disangka kecuali dengan
prasangka yang baik.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Malik, dan Abu Dawud).
4
Begitupun wanita yang telah menikah ,sebelumnya janda karena cerai atau
di tinggal mati suaminya, iya tidak akana terima cercaan dan di salahkan secara
social atau adat, dengan kekejian apapun yang iya perbuat selama bukti-bukti
syariat tidak mampu menetapkan apa yang telah iya perbuat. Mewujudkan
keadilan antara manusia di hadapan hukum islam adalah salah satu tujuan syariat,
dengan pengecualian yang telah ditetapkan oleh dalil syariat. Sedangkan didalam
syariat maupun keputusan fuqaha, tidak ada satupun yang menunjukan atas
penambahan hal-hal yang bias menetapkan perbuatan zinah seorang gadis.
Karena itulah kita dapati secara ijma’dari paraf fuqaha, bahwa perbuatan
zinah tidak di tetapkan oleh sekedar hilangnya keperawanan.
Para fuqaha, berpendapat adanya persamaan hal yang menetapkan
perbuatan zinah antara lelaki dan wanita secara global, dan mayoritas dari
mereka berpendapat bahwa persamaan tersebut tanpa pengecualian. Sebagian lagi
berpendapat, bahwa qarinah(factor lain) seperti itu tidak cukup untuk menetapkan
kekejian tersebut jika tidak di kuatkan dengan pengakuan atau pernyataan.
Disisi lain, memberikan perlindungan kepada orang-orang yang menjadi
korban dalam penyimpangan social ini, yang telah dihukumi dengan apa yang
tidak dihukumi oleh Allah SWT, paling tidak di dunia, sehingga mereka merasa
teringankan bebannya dari beban yang tidak dibebankan oleh syariat kepada
mereka
e. Mendidik Masyarakat
Bahwa sebuah kemaksiatan jika ditutupi ,bahayanya akan terbatas di
wilayah yang sempit sekali. Telah disebutkan dalam riwayat “sesungguhnya
kemaksiatan jika disembunyikan,tidaklah berbahaya kecuali bagi pelakunya, dan
jika disebarluaskan dan tidak diingkari akan berbahaya bagi masyarakat umum”
sesungguhnya, tujuan dari ajaran dan hukum syariat tersebut adalah mengurangi
kemaksiatan dan kekejian yang tidak bias di tetapkan dengan jalan syar’i, dan
tidak diputuskan di pengadilan, agar pengaruh buruknya tidak menyebar ke
masyarakat, sehingga menimbulkan reaksi keras dari mereka.
5
Sedangkan pengaruh yang mendidik secara khusus pada si gadis sendiri,
bahwa operasi pengembalian keperawanannya akan mendorongnya untuk
bertaubat dan memudahkan jalan kepadanya. Selain itu, agar iya mendapatkan
lagi kehormatan yang dimiliki sebelumnya jika hilangnya keperawanan tidak
disebabkan oleh maksiat.
6
c. Membuka Aurat
Tidak dibolehkan selain suami untuk melihatnya dan menyentuhnya, baik
laki atau pun wanita. sedangkan pengembalian keperawanan mengharuskan untuk
melihat dan menyentuhnya.
B. Menimbang Sisi Positif dan Negatif Dilihat dari Sisi Penyebab Hilangnya
Keperawanan
7
“Dimaafkan atas umatku, suatu perbuatan yang dilakukan karena tidak sengaja lupa,
dan terpaksa”
Dengan demikian, mengembalikan sobeknya selaput dara karena sebab-sebab
diatas merupakan upaya untuk mewujudkan kemaslahatan, persis seperti yang telah
disebut dalam pembahasan pertama, karena gadis yang ditimpa musibah karena sebab
diatas lebih berhak untuk mendapatkan perhatian, perlindungan, dan pertolongan.
Mereka dimaafkan oleh Allah SWT dan manusia.
Adapun mudharat dan dari pengembalian keperawanan ini bagi si gadis, sangat kecil
bila dibandingkan dengan kemaslahatannya.
1) Jenis pertama dari mudharat yang telah disebutkan adalah penipuan terhadap
suami, tidak terwujud dalam hal ini. Karena penipuan adalah menyembunyikan
aib atau kekurangan dari sesuatu dan memunculkan seakan-akan aib itu tidak ada
ketika dihadapan si peminta yang akhirnya mengakibatkan kerugian bagi si
peminta.
Tetapi jika rusaknya selaput dara si gadis disebabkan oleh hal-hal yang tidak
dianggap sebagai maksiat dan aib menurut syariat dan adanya adat istiadat,
kemudian selaput dara itu diperbaiki oleh dokter, maka hal ini tidak dianggap
sebagai penipu atas suami.
Dari segi fiqih, hampir semua fuqaha sepakat bahwa tiadanya keperawanan tidak
dianggap aib yang mengharuskan batalnya pernikahan jika hal ini tidak
disyaratkan oleh suami secara jelas. Maka gadis yang selaput daranya hilang
dengan sebab selain hubungan seksual, tetap disebut perawan. Dan tidak berarti
dengan itu si dokter menyepelekan hak suami, meskipun ia telah mensyaratkan
keperawanannya ketika menikah.
2) Tidak diragukan bahwa pengembalian selaput darah yang sobek karena sebab-
sebab yang telah disebutkan yang ini tidak berarti akan mendorong perbuatan keji.
8
Karena pada dasarnya si gadis memang tidak berbuat keji dan sesuatu yang terjadi
kepdanya karena terpaksa, tidak berarti dia telah berbuat maksiat kepada
Tuhannya.
Ketidaksediaan dokter untyuk mengoperasi tidak berarti menghalangi kekuatan
maksiat.Bahkan mudharat ini, Yaitu mendorong kekejian,justru bisa terjadi bila
dokter tidak bersedia untuk mengebalikan keperawanannya, Seperti yang sudah
udah kita sebutkan.
9
2. Sobeknya Selaput Dara karena Zina
(1) Pasal Pertama: Memperbaiki Selaput Dara yang Sobek karena Zina yang Sudah
Diketahui
Hal ini berdasarkan hadist Nabi SAW, “TIdaklah menikah seorang pezina
yang majlud (dihukum cambuk) kecuali dengan wanita yang sepertinya.” Orang
itu disebut majlud karena dikenal dengankefasikannya, dan dialah orang yang
haruis dipisahkan dengan orang lain. Adapun orang yang terkenal dengan
kefasikannya tidak perlu dipisahkan. Yang juga termasuk dalam jenis ini adalah
seorang gadis yang perkaranya sudah dilimpahkan di pengadilan meskipun belum
ada keputusan secara hukum bahwa ia berzina, karena utuhnya selaput dara
dianggap sebagai alasan yang melepaskan si gadis dari hukuman menurut
mayoritas fuqaha, meskipun hal itu disaksikan oleh empat lelaki yang adil.
Dalam kondisi seperti ini, maka operasi selaput dara bisa dijadikan alat
untuk mengingkari kasaksian taua meragukannya. Maka dari itu, secara syariat
tidak diperbolehkan.
(2) Pasal Kedua: Pengembalian Selaput Dara yang Sobek karena Zina yang Tidak
Diketahui
Apabila aib yang diperintahkan oleh islam untuk ditutupi ,adalah aib
kemaksiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi seperti yang dilakukn
oleh gadis tadi.
10
Akan tetapi sejauh mana terwujudnya mudharat pengembalian
keperawanan untuk wanita jenis ini ?
Contoh:
1. Pada awalnya muncul dugaan bahwa operasi keperawanan pada wanita
semacam ini akan,menyebabkan penipuan terhadap calon suami si
gadis,karena kesucian sang istri adalah hal yang sangat diharapkan suamidan
menghilangkan tanda atas ketidak suciannya berarti menyembunyikan hakekat
sang istri.
Seorang dokter ketika mengembalikannya selaput dara pada tempatnya
tidak berarti menghapus tanda yang, dianggap Allah sebagai bukti atas
perbuatan zina.
Karena ketiadaan selaput dara tidak menunjukkan bahwa si gadis
melakukan, perbuatan zina menurut ijma’ para fuqaha seperti di
pembahasannya yang lalu.
11
“ Dan barangsiapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup
perbelanjaanya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman,ia boleh
mengawini wanita yang, beriman,dari budak-budak yang kamu miliki.Allah
mengetahui keimananmu sebagian kamu adalah dari sebagian yang
lain.karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah
.maskawin mereka menurut yang patut sedang,mereka pun wanita-wanita
yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) adalah wanita yang
mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya (An-Nisa’:25)
Dalam ayat lain allah berfirman “wanita –wanita keji untuk laki-laki
yang keji untuk wanita-wanita, yang keji pula “ Dengan demikian,orang yang
mengawini wanita-wanita keji pezina maka ,dia adalah seperti mereka.
12
Imam Malik telah meriwayatkan dari Yahya dari Sa’id bin Al-
Musayyab ,ia berkata “Lelaki pezina tidak menikah kecuali dengan wanita
pezina atau musyrik, dan wanita pezina tidak dinakahi selain pezina atau
musyrik”ayat ini telah dinaskh kan oleh ayat selanjutnya”Dan nikahilah
budak-budak wanita di antara kalian,” yang mana wanita pezina masuk dalam
kelompok budak-budak wanita kaum muslim.
13
Madzhab hambali
Wanita pezina terbagi dua yang mengetahUi hal dua syarat tersebut:
Madzhab Imam-malik
Sesorang melamar adik perempuan dan sesorang laki pun berkata
bahwa si gadis, pernah kecelakkan atau berzina lsalu Umar bin Khattab
Radhiallahu Anhu beliau memukulnya atau hampir memukulnya lalu berkata
mengapa kamu memberitahunya ?
“Hai Amirul Mukminin, dulu saya pernah mengubur anak gadisku
hidup-hidup di masa jahiliyyah. Tapi sebelum iia meninggal aku
mengeluarkannya. Kemudian dia masuk islam bersama kami dan
keislamannya sangat bagus. Had dari hudud islam. Dia mengambil pisau dan
hendak bunuh diri , lalu seseorang dang kepadaku untuk melamarnya.
Bahwa zina adalah suatu aib pada gadis yang mana suami berhak
untuk menolaknya, bahkan menyuruh mereka agar memberitahukannya
supaya mereka ketahui. Keempat aib itu adalah penyakit gila, lepra, kusta dan
penyakit kelamin.
14
3. Hilangnya selaput Dara karena Pernikahan.
1. Sobeknya selaput dara itu di sebabkan oleh kecelakaan atau perbuatan yuang bukan
maksiat secara syar’i
2. Jika penyebab adalah hubungan seksual dalam pernikahan.
3. Jika penyebabnya adalah zina yang di ketahui masyarakat.
4. Jika penyebab zina yang tidak di ketahui oleh masyarakat dalam artian yang sudah
di jelaskan
15
“Hai orang – orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagai prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari – cari
kesalahan orang lain dan janganlah kamu menggunjing sebagai yang lain (Al-Hujurat:12)
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertanyaan pertama :
17
Pertanyaan Kedua:
B. SARAN
Pada pokok pembahasan ini, disarankan kepada seluruh perempuan untuk
berhati-hati dalam menjaga diri demi kesehatan reproduksi dan kehormatan
wanita, khususnya selaput dara. Karena dalam budaya masyarakat,
keperawanan seorang wanita adalah sesuatu yang sangat dihargai dan
dibanggakan oleh kaum lelaki yang akan menjadi pendamping hidup.
Begitu pula kepada lelaki, harus tetap menjaga keperjakaannya untuk
menjadi kebanggaan dan suatu kehormatan juga bagi kaum wanita. Walupun
lelaki tidak terlalu terlihat tanda-tanda ia sudah tidak perjaka, tetapi bagi kaum
muslimin harus tetap menjaga suatu kehormatan dan harga diri masing-
masing.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Qayyim Al Jauziyah Ilam Almuwaqiin Anrabbal Alamin, I, Beirut Darul Jalil.
1973.
19