Anda di halaman 1dari 14

SAP LUKA TRAUMATIK

Dosen Pembimbing :

Ns. Wiwik Sofiah., M.Kep

Disusun Oleh :

Amalia Arina Tasya ( 19003 )

Desty Fionita ( 19012 )

Nina Sumiyati ( 19035 )

Nurul Ismiyanti ( 19036 )

Silvia Vivi marviani ( 19048 )

Syifa Retno Manggali ( 19052 )

Syilvia Nuraeni Kurniasari ( 19053 )

Jl. Cumi No.37, RT.4/RW.8, Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 14310
KATA PENGANTAR
 

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Penyuluhan Luka Traumatik" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Luka. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang Perawatan Luka dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wiwik Sofiah selaku Dosen mata kuliah
manajemen luka. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang.................................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
C. Tujuan Khusus..................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................5
A. SAP Luka Traumatik.........................................................................................................................5
I. Tujuan..........................................................................................................................................5
III. Kegiatan Penyuluhan...............................................................................................................6
MATERI PENYULUHAN.............................................................................................................................9
A. Definisi....................................................................................................................................9
B. Etiologi........................................................................................................................................9
C. Patofisiologi.................................................................................................................................9
D. Menifestasi Klinis..................................................................................................................10
E. Pemeriksaan penunjang.............................................................................................................10
F. Penatalaksanaan.........................................................................................................................11
BAB III........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................................................13
B. Saran..............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses patologis yang
berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ tertentu. (Potter & Perry,
2006). Trauma/ luka adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan
cedera (Sjamsuhidayat, 1998).
Setiap orang pasti pernah mengalami luka, namun hanya sedikit dari mereka yang menyadari
bahwa luka memerlukan penganan yang baik dan tepat. Luka yang tidak mendapatkan
perawatan yang semestinya dapat berakibat fatal Luka bakar adalah suatu trauma yang
disebabkan oleh panas, arus listrik.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013), pada Provinsi Jawa Timur
terdapat 7,2% masyarakat yang mengalami luka akibat trauma benda tajam. Luka terbuka akibat
trauma benda tajam memiliki potensi untuk terkena infeksi bakteri yang serius. seperti tetanus,
gas gangren, infeksi tulang, cacat jangka panjang, serta kematian apabila tidak dikelola dengan
benar (WHO, 2015). Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen perawatan luka untuk
menangani permasalahan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka peneliti membuat rumusan masalah
dalam penelitian Tingkat Pengetahuan tentang LUKA TRAUMATIK di Masyarakat Kelurahan
Semper Barat, Jakarta Utara

C. Tujuan Khusus
1. Masyarakat mampu menyebutkan terntang pengertian Luka Traumatik

2. Masyarakat mampu menyebutkan Penyebab Dari Luka Traumatik

3. Masyarakat mampu menyebutkan Tanda dan Gejala Dari Luka Traumatik

4. Masyarakat mampu menyebutkan Tentang penanganan Luka Traumatik


BAB II

A. SAP Luka Traumatik


SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Luka Traumatik Dan Penanganannya

Sasaran : Masyarakat Kelurahan Semper Barat

Waktu : 30 Menit

Hari/Tanggal :

Tempat :Balai Kelurahan Semper Barat, Jakarta Utara

I. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Mahasiswa Akper Harum dapat memahami
tentang Luka Traumatik dan penangananya.
2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 Menit diharapkan :

1. Mampu menyebutkan terntang pengertian Luka Traumatik


2. Mampu menyebutkan Penyebab Dari Luka Traumatik
3. Mampu menyebutkan Tanda dan Gejala Dari Luka Traumatik
4. Mampu menyebutkan Tentang penanganan Luka Traumatik
I. Media
Leaflet
II. Metode
Ceramah
Tanya jawab
III. Kegiatan Penyuluhan

Tahap K e g i a t an
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
1.    1. Membuka acara dengan
1.     1. Menajawab Salam
mengucapkan salam kepada 2. Mendengarkan
sasaran 3. memperhatikan
2.      2. Memperkenalkan diri 4. Memperhatikan
3. Menjelaskan Tujuan dan
5 menit Pembukaan
Manfaat dari kegiatan
Penyuluhan
3.4.4.Menyebukaan materi yang
akan disampaikan

1. Mampu menyebutkan
1.        
terntang pengertian Luka
2.        Mendengarkan penyuluh
Traumatik menyampaikan materi
2. Mampu menyebutkan
Penyebab Dari Luka
Traumatik

Kegiatan 3. Mampu menyebutkan


15 menit
inti Tanda dan Gejala Dari
Luka Traumatik
4. Mampu menyebutkan
Tentang penanganan Luka
Traumatik

Evaluasi/ 1.        Memberikan pertanyaan


1.        Menjawab pertanyaan
penutup kepada sasaran tentang materi
yang sudah disampaikan
penyuluh 2.       
2.        Menyimpulkan materi
M Mendengarkan penyuluh
penyuluhan yang telah menutup acara dan menjawab
disampaikan kepada sasaran salam
3.        Menutup acara dan
3.  
mengucapkan salam serta
terima kasih kepada sasaran.
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Luka adalah suatu trauma fisik yang mengakibatkan diskontinuitas kulit. Penyembuhan
luka yang baik sangat penting untuk restorasi dari terputusnyajaringan, baik secara
anatomi maupun secara fungsional (Tanggo, 2013).

Luka trauma adalah kerusakan atau cedera yang mengenai jaringan lunak kulit. Luka
trauma termasuk luka lecet, laserasi, penetrasi, memar, tusukan dan gigitan (Suriadi,
2015).

Luka trauma adalah cedera meliputi fisik dan psikis seseorang dan biasa mengenai
jaringan lunak kulit, seperti luka lecet, laserasi, penetrasi, memar, luka akibat
tusukan, gigitan dan juga luka bakar (Suriadi, 2015 & Musliha, 2010).

B. Etiologi
Penyebab trauma dapat disebabkan oleh banyak hal, ada 2 penyebab yang paling umum :
1. Mekanik
Benda tajam merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi
tajam atau runcing misalnya: Luka iris, Luka bacok, Luka tusuk, Benda tumpul
,Ledakan atau tembakan (luka karena tembakan senjata api)
2. Non mekanik
Bahan kimia terjadi akibat efek korosi dari asam kuat atau basa kuat misalnya :
Trauma fisika, Luka akibat suhu tinggi, listrik,petir.

C. Patofisiologi
Jika ada sesuatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia akibat kecelakaan
lalu-lintas, penganiayaan kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian. Maka
beratnya merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor fisik dari kekuatan tersebut
dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi berhubungan dengan kemampuan objek
statis yang ditubruk untuk menahan tubuh. Pada tempat benturan karena terjadinya
perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan disrupsi jaringan
tubuh. Elastisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan
jaringan untuk menjaga bentuk aslinya Walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan
benturan tergantung pada kedua keadaan tersebut beratnya trauma yang terjadi tergantung
pada seberapa jauh gaya yang akan dapat melewati ketahanan jaringan komponen lain
yang harus dipertimbangkan dalam bahaya trauma adalah posisi tubuh relatif terhadap
permukaan benturan.

D. Menifestasi Klinis
1. Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul
di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas.
2. luka terbuka
3. mual dan muntah
4. edema
5. pusing
6. disorientasi atau kebingungan
7. metabolisme meningkat
8. hilangnya kesadaran
9. merasa kedinginan seiring menurunnya suhu tubuh

Salah satu bahaya terbesar dari trauma adalah trauma tidak selalu menyebabkan gejala
yang terlihat. Biasanya seseorang terlihat baik-baik saja dari luar namun sebenarnya Iya
telah mengalami perdarahan atau kerusakan organ di dalam tubuh.

E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksan rongent
Pemeriksaan rongent sevikal lateral, anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan
yang harus dilakukan pada penderita dengan multitrauma. Munhkin berguna untuk
mengetahui udara ekstraluminal diretroperitonium atau udara bebas dibawah
diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomy segera.

2. Pemeriksaan darah rutin


adanya perdarahan cukup banyak kemungkinannya rupture lienalis. Serum amylase
yang meninggi menunjukkan kemungkinan adanya trauma pancreas atau perforasi
usus halus. Kenaikan transaminase menunjukkan kemungkinan trauma pada hepar.
3. Ultrasonografi dan CT Scan
Sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang dioperasi dan disangsikan
adanya trauma pada hepar dan retroperitonium.
4. Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan Hb deprlukan untuk base-line data bila terjadi pendarahan terus
menerus. Demikian pula dengan pemeriksaan hematocrit, pemeriksaan leokosit yag
melebihi 20.000/mm tanpa terdapatnya infeksi.

F. Penatalaksanaan
Dalam proses pencucian/pembersihan luka yang perlu diperhatikan adalah pemilihan
cairan pencuci dan teknik pencucian luka. Penggunaan cairan pencuci yang tidak tepat
akan menghambat pertumbuhan jaringan sehingga memperlama waktu rawat dan
meningkatkan biaya perawatan. Pemilihan cairan dalam pencucian luka harus cairan yang
efektif dan aman terhadap luka. Selain
larutan antiseptik yang telah dijelaskan diatas ada cairan pencuci luka lain yang saat ini
sering digunakan yaitu Normal Saline. Normal saline atau disebut juga NaCl 0,9%.
Cairan ini merupakan cairan yang bersifat fisiologis, non toksik dan tidak mahal.
a) Pembersihan Luka
Tujuan dilakukannya pembersihan luka adalah meningkatkan, memperbaiki dan
mempercepat proses penyembuhan luka; menghindari terjadinya infeksi; membuang
jaringan nekrosis dan debris. Pencucian luka yang seksama 2 hingga 3 kali sehari
akan membuang sekret yang tercemar bakteri. Beberapa langkah yang harus
diperhatikan dalam pembersihan luka yaitu:
1) Irigasi dengan sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk membuang jaringan
mati dan benda asing.
2) Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
3) Berikan antiseptic
4) Bila diperlukan tindakan ini dapat dilakukan dengan pemberian anastesi local.
5) Bila perlu lakukan penutupan luka.
b) Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8 jam
boleh dijahit primer, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau tidak
berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam atau per tertiam. Benang
dapat dibedakan menjadi dapat diserap dan tidak dapat diserap. Benang yang dapat
diserap merupakan material sintetis seperti asam poliglikolat atau material biologis
seperti “catgut“ biasa. Benang yang dapat diserap biasanya dibenamkan. Benang
yang tidak dapat diserap digunakan untuk kulit, dan dapat digunakan pada jaringan
subkutan, fasia dan memperbaiki orgain lain.
c) Penutupan Luka
Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal. Hindari penutupan primer pada luka terinfeksi
dan meradang, luka kotor, gigitan hewan dan manusia, luka remuk yang berat dan
terabakan. Penutupan plester menurunkan risiko terinfeksi dibanding penjahitan dan
dapat dipertimbangkan untuk luka beresiko tinggi.
d) Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada penilaian
kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan, infeksi,
mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai
fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan darah yang
menyebabkan hematom.
e) Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik dan pada luka
terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
f) Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu pengangkatan
jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis pengangkatan luka, usia,
kesehatan, sikap penderita dan adanya infek
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Luka trauma adalah cedera meliputi fisik dan psikis seseorang dan biasa mengenai
jaringan lunak kulit, seperti luka lecet, laserasi, penetrasi, memar, luka akibat tusukan,
gigitan dan juga luka bakar. Setiap orang pasti pernah mengalami luka, namun hanya
sedikit dari mereka yang menyadari bahwa luka memerlukan penganan yang baik dan
tepat. Luka yang tidak mendapatkan perawatan yang semestinya dapat berakibat fatal.

B. Saran
Sebagai Masyarakat awam Kita Harus mengetahui Tentang Luka Trauma. Dan
bagaimana penanganan Yang baik sehingga tidak berakibat fatal
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, I. (2015). Identifikasi Fase Penyembuhan Luka Berbasis Citra. Jurnal Sains Dan
Teknologi ISTP. 4(1).

Eliastam, Michael., George L. Sternb ach., Michael Jay Bresler. 1998 . Buku Saku Penuntun
Kedaruratan Medis. Jakarta : EGC.

Perdanakusuma DS.Anatomi fisiologi kulit dan penyembuhan luka. Plast Surg Dep.Airlangga
Univ Sch Med.2007;1-8

Anda mungkin juga menyukai