6. Kemungkinan diagnosis ?
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium
pada scenario pasien kemungkinan mengalami Dengue Haemmorhagic Fever
(DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD disebabkan virus dengue
I, II, III, dan IV. Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
albocpitus. DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovitas dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk. 8
anamnesis
demam berdarah
pemeriksaan fisik
dengue
2. Patofisiologi DBD
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari gigitan
nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama terhadap virus
dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit
seseorang yang sedang mengalami viremia virus tersebut, kemudian dalam
kelenjar liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung
selama 8-12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi
keberlangsungan hidup nyamuk. Kemudian, serangga ini akan
mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit manusia
lainnya.
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus
dengue, akan berstatus infeksius selama 6-7 hari. Virus dengue akan masuk
ke dalam peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk,
lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi. Leukosit akan
merespon adanya viremia dengan mengeluarkan
protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap
timbulnya gejala-gejala seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
Masa inkubasi biasanya 4-7 hari, dengan kisaran 3-14 hari. Bila
replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati
dan sum-sum tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena
infeksi virus akan rusak sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah
trombosit yang diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan mengganggu
proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF
berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis dan melena.
Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan
pembesaran hati dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya ikterus.
Bila penyakit ini berlanjut, terjadi pelepasan zat anafilatoksin, histamin, dan
serotonin, serta aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan permeabilitas
dinding kapiler. Kemudian akan diikuti terjadinya ektravasasi cairan
intravaskular ke kedalam jaringan ekstravaskular. Akibatnya, volume darah
akan turun, disertai penurunan tekanan darah, dan penurunan suplai oksigen
ke organ dan jaringan. Pada keadaan inilah akral tubuh akan terasa dingin
disebabkan peredaran darah dan oksigen yang berkurang, karena peredaran
darah ke organ-organ vital tubuh lebih diutamakan.
Ektravasasi yang berlanjut akan menyebabkan hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada keadaan ini, penderita memasuki
fase DSS 9 (Dengue Shock Syndrome). 9
3. Penegakan Diagnosis
Diagnosis demam dengue (dengue fever/DF) ditegakkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Derajat diagnosis juga
harus ditentukan, terutama pada keadaan Dengue Shock Syndrome (DSS)
yang merupakan bagian demam dengue yang paling membutuhkan
diagnosis akurat karena bersifat fatal dan dapat mengancam nyawa.
a. Anamnesis
Seseorang yang terkena infeksi dengue akan mempunyai riwayat tinggal
atau baru saja berkunjung ke daerah endemik. Gejala biasanya muncul
kurang dari 2 minggu setelah seseorang berkunjung ke daerah
endemis.Seseorang yang mengalami demam dengue (dengue fever/DF)
umumnya akan merasakan gejala prodromal, berupa menggigil atau rasa
kedinginan yang diikuti dengan demam yang berakhir 2-3 hari kemudian.
Pada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun akan muncul demam yang
tidak spesifik, yang kadang disertai ruam makulopapular di kulit yang
disebut sebagai eritema, dan wajah kemerahan.
Gejala klasik DF adalah:
Demam tinggi onset mendadak disertai menggigil. Demam, dapat
mencapai 41 Celcius dan berakhir sekitar 2-7 hari. Pola demam klasik,
yang lebih umum terjadi pada anak-anak, dengan pola Saddleback
fever, yaitu demam turun pada satu hari kemudian meningkat
Sakit kepala berat secara menyeluruh. Mialgia pada punggung bawah
dan ekstremitas
Gejala lain yang dapat menyertai adalah:
Wajah kemerahan dan terasa sensitive
Nyeri retro orbital
Artralgia, biasanya pada lutut dan bahu
Bercak kemerahan yang khas pada kulit berbentuk makular atau
maculopapular
Ruam pada DF mulai timbul pada hari ke-3 dan menetap 2-3 hari
Manifestasi perdarahan ringan, yang tampak pada kulit berupa
petekia, purpura, ekimosis. Dapat pula terjadi perdarahan gusi,
epistaksis, menorrhagia, hematuria
Mual, muntah, diare
Indra pengecap terganggu, anoreksia, lemah
Sakit tenggorokan, dapat disertai batuk kering
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada demam dengue (dengue fever/DF)
bergantung pada stadium penyakitnya. Gejala bervariasi, mulai dari
asimtomatik hingga gejala renjatan.
Demam Berdarah Dengue (DHF)
Tanda yang ditemukan pada demam berdarah dengue (dengue
hemmorhagic fever/DHF) kurang lebih mirip dengan DF, namun sudah
terjadi kebocoran plasma, sehingga apabila terjadi perdarahan maka
intensitasnya bisa lebih berat dibandingkan DF. Dapat terjadi efusi
peritoneal, efusi pleura, atau keduanya. Infeksi konjungtiva dapat terjadi
pada sebagian penderita DHF. Optik neuropati juga dapat terjadi dan dapat
menjadi gangguan penglihatan permanen. Infeksi faring juga terjadi pada
sebagian besar penderita DHF. Limfadenopati generalisata juga pernah
dilaporkan terjadi. Ensefalopati sebagai komplikasi yang jarang, yang bila
terjadi akan bersamaan dengan terdapatnya edema serebral, perdarahan
intrakranial, anoksia, hiponatrenemia dan kerusakan hati. 10
c. Diagnosis Banding
Campak
Pada campak, akan tampak ruam akut dengan ruam yang lebih banyak
dan bercak Koplik yang khas pada selaput lendir mulut. Selalu
ditemukan koriza, dapat menjadi tanda klinis yang spesifik untuk
membedakannya terhadap infeksi dengue.
Gangguan Hematologi
Gangguan hematologi yang tanda dan gejalanya dapat menyerupai DF
diantaranya adalah Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP),
Leukemia stadium lanjut, dan anemia. Cara membedakannya dapat
melalui pemeriksaan sumsum tulang yang akan memberi kepastian
mengenai diagnosis
Renjatan
Gejala renjatan yang disebabkan oleh endotoksin sulit dibedakan
dengan dengue. Umur, faktor predisposisi dan perjalanan klinis dapat
membantu membedakan keduanya.
Chikungunya
Gejala penyakit yang disebabkan virus Chikungunya (yang juga suatu
arbovirus) mirip sekali dengan dengue, terutama mengenai lama
demam dan manifestasi perdarahan. Namun, chikungunya tidak pernah
menyebabkan renjatan. Perbedaan utama yang terlihat pada anak
dengan penyakit ini adalah lebih banyak ditemukan keluhan artralgia,
injeksi konjungtiva, dan ruam makulopapular. Pada hasil laboratorium
lebih sering ditemukan lekopenia, dan sedikit sekali dijumpai kasus
dengan trombositopenia
Preeklampsia pada wanita hamil
Dengue pada wanita hamil harus dibedakan dari serangan
preeklampsia. Gejala dan tanda klinis yang tumpang tindih seperti
trombositopenia, kebocoran kapiler, gangguan fungsi hati, asites, dan
penurunan urine output, memerlukan analisa dan evaluasi teliti untuk
menentukan apakah seorang wanita hamil terkena infeksi dengue.
Malaria
Persamaan riwayat berkunjung ke daerah endemik menjadikan infeksi
dengue mesti dibedakan dengan malaria. Namun, bagi penderita yang
pertama kali terkena malaria, gejala klasik umumnya akan lebih nyata
berupa demam intermitten seperti menggigil dengan demam tinggi
yang diikuti berkeringat. Apabila gejala dan tanda klinis malaria dapat
disingkirkan, serta tidak ditemukan plasmodium pada pemeriksaan
darah tepi, maka diagnosis dengue dapat ditegakkan. Hal ini mengacu
pada prediktor seperti bercak-bercak kemerahan pada kulit,
trombositopenia, dan lekopenia
Yellow Fever
Terdapatnya kemiripan gejala dengue dengan yellow fever memerlukan
pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk membedakan
penyebabnya, seperti pemeriksaan sampel darah dan PCR (polymerase
chain reaction). 11
4. Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien anak
a. Demam berdarah denque (DBD) tanpa syok 13
a) Bila anak dapat minum
Berikan anak banyak minum
Dosis larutan per oral: 1-2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5
menit.
Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air
sirup, atau susu.
b) Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik,
seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan
dosis sesuai berat badan sebagai berikut :
Berat badan < 15 kg :7 m/K9BB/jam
Berat badan 15-40 kg: 5 ml/K9BB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
c) Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid
isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan
dosis yang telah dijelaskan di atas.
d) Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah bertahap cairan sampai secara keadaan klinis
stabil.
Bila terjadi perburukan kinis, lakukan penatalaksanaan DBD
dengan syok.
e) Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10-15
mg/K9BB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
f) Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
b. Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
a) Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan
rujukan segera ke RS.
b) Penatalaksanaan awal:
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung atau
sungkup muka.
Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan
diuresis) setiap 30 menit.
Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan
klinis, ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian
larutan koloid 10-20 ml/K9BB/jam (maksimal 30 m/KGBB/24
jam).
Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan
klinis, pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi.
Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia koloid. Segera
rujuk.
Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/ jam dalam 2-4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap
4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah
36-48 jam. Hindari pemberian cairan berlebihan.
c) Pengobatan suportif lain sesuai indikasi. 13
7. AIK
Donor darah adalah suatu kegiatan pemberian atau sumbangan darah
yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan sukarela kepada siapa
saja yang membutuhkan transfusi darah. Transfusi darah adalah
memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari tubuh
orang yang sehat kepada tubuh orang yang membutuhkannya, untuk
mempertahankan hidupnya/menyelamatkan jiwanya.
Manusia tidak dapat hidup tanpa darah karena semua jaringan tubuh
memerlukan darah. Otak manusia membutuhkan darah yang mencukupi dan
teratur. Jika tidak menerima darah dalam tempo lebih dari empat menit,
maka sel otak akan mati. Salah satu manfaat donor darah adalah bahwa
darah dari pendonor dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung.
· …به للا لغَير أُه َّل َو َما الخنزير َولَح ُم َوالدَّ ُم ال َميتَةُ َعلَي ُك ُم ُح ِّر َمت
[*] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surah
al-An‘am (6) ayat 145.