Anda di halaman 1dari 18

Skenario 3.

Gara-gara nyamuk penghisap darah, Sarah harus transfusi darah


Sarah, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar ayahnya ke IGD RS
dengan keluhan demam yang dialami + 5 hari sebelum masuk rumah sakit, terus-
menerus, menggigil,sakit kepala (+), nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (+), nafsu
makan berkurang, lemas (+), BAK lancar, BAB belum hari ini. Keluhan disertai
mimisan. Tetangga pasien memiliki keluhan serupa dan dirawat di RS. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 120
x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 40°C, ptekie (+), nyeri tekan epigastrium
(+), akral hangat, rumple leed (+) . Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
15.4 g/dL, leukosit 2.57x103 /ul, hematokrit 42.8%, trombosit 24.5x103/uL. Dokter
melihat adanya indikasi transfusi darah pada pasien. Dokter membuat permintaan
darah yang ditujukan kepada Bank Darah agar darah dapat segera diberikan kepada
pasien. Namun, dokter masih kebingungan untuk menentukan jenis transfusi yang
harus diberikan kepada pasien.

Step 1. Klarifikasi istilah


1. Hemaglobin : Protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung)
terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam
sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-
paru ke jaringan-jaringan. 1
2. Hematokrit : Persentase volume seluruh eritrosit yang ada di dalam darah dan
diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang
nilainya dinyatakan dalam persen (% ). nilai untuk pria 40-48 vol % dan untuk
wanita 37-43 vol %. 2
3. Trombosit : Fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentuk
di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakram
bikonveks dengan volume 5-8 fl. Trombosit setelah keluar dari sumsum tulang,
sekitar 20-30% trombosit mengalami sekuestrasi limpa. 3
4. Leukosit : sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-
rata jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000- 9000/mm, bila
jumlahnya lebih dari 10.000/mm, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang
dari 5000/mm disebut leukopenia. 4
5. Mimisan / epiktaksis : Epistaksis atau sering disebut mimisan adalah perdarahan
dari hidung dapat berasal dari bagian anterior rongga hidung atau dari bagian
posterior rongga hidung. Dapat terjadi akibat sebab lokal atau sebab umum
(kelainan sistemik). Epistaksis bukan suatu penyakit melainkan gejala suatu
kelainan. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan setempat
atau penyakit umum. Kebanyakan ringan dan sering berhenti sendiri tanpa
memerlukan bantuan medis, tetapi epistaksis yang berat, walaupun jarang,
merupakan masalah kedaruratan yang berakibat fatal bila tidak segera
ditangani.

Step 2. Identifikasi Masalah


1. Mengapa pasien badannya lemas, mual, muntah ?
2. Mengapa mimisan dan muncul ptekie ?
3. Apa hubungan tetangga mengalami penyakit itu dengan penyakit penderita ?
4. Apa indikasi pemberian transfusi darah ?
5. Bagaimana interpretasi hasil ?
6. Kemungkinan diagnosis ?

Step 3 Pembahasan Masalah


1. Mengapa pasien badannya lemas, mual, muntah ?
 Mual-muntah
Virus dengue terdapat pada nyamuk aedes aegepty, nyamuk ini akan
menggigit manusia kemudian virusnya akan masuk ke dalam aliran darah dan
terjadilah viremia (massa dimana virus berada di dalam aliran darah sehingga
dapat ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk), kemudian tubuh
akan melawan virus tersebut dengan meningkatkan asam lambung sehingga
terjadi anoreksia, dan mual muntah.
Atau arbovirus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegepty yang akan
mengakibatkan viremia kemudian terjadi aktifitas sistem komplemen yang
membentuk dan melepaskan zat C3a dan C5a sehingga membrane
permeabilitas meningkat dan terjadi kebocoran plasma ke ekstravaskuler
yang mengakibatkan paru:efusi pleura, hepar:hepatomegaly, dan
abdomen:ascites sehingga terjadi sesak nafas, dan mual muntah.7
 Lemas badan
Virus dengue terdapat pada nyamuk aedes aegepty, nyamuk ini akan
menggigit manusia kemudian virusnya akan masuk ke dalam aliran darah dan
terjadilah viremia (infeksi virus dengue), yang menyebabkan antigen dan
antibody meningkat dan terjadi pembesaran histamine, serta peningkatan
permeabilitas dinding pembulu darah dan terjadi kebocoran plasma yang
mengakibatkan perdarahan ekstraseluler dan Hb menurun sehingga nutrisi
dan oksigen ke jantung akan menurun oleh karena itu maka tubuh akan terasa
lemas.5
 Nyeri ulu hati
Rasa nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan dan berhubungan dengan adanya kerusakan pada jaringan
tubuh sehingga ada reaksi individu untuk memindahkan stimulus nyeri. Nyeri
juga dapat dilihat sebagai peringatan adanya keadaan yang berpotensi
mengalami kerusakan. Nyeri dapat dirasakan di ulu hati dan di daerah bawah
lengkung iga sebelah kanan. Penyebab adanya nyeri dapat terjadi karena
pembesaran hati sehingga perenggangan selaput yang membungkus hati,
nyeri ulu hati menyerupai gejala sakit maag yang dapat disebabkan oleh
rangsangan obat penurun panas seperti aspirin,dan asetosal.
Nyeri perut pada DBD tidak secara jelas dipahami, namun hyperplasia folikel
limfoid tampaknya memainkan peranan penting dalam kebocoran plasma
melalui endothelium kapiler yang rusak sehingga terjadi pengumpulan cairan
subserosa dan menebalkan dinding kandung empedu sehingga akibat itu
terjadi nyeri perut termasuk pada ulu hati.5

2. Mengapa mimisan dan muncul ptekie ?


Penyebab perdarahan pada pasien DBD adalah vaskulopati (kelainan
pembulu darah, karena inflamasi/aterosklerosis), trombositopenia dan
gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi intravaskuler yang menyeluruh
komplek virus antibodi mengakibatkan trombositopenia dan juga gangguan
fungsi trombosit. Selain itu, komplek virus antibodi ini mengaktifkan faktor
hageman (XII a) sehingga terjadi gangguan sistem koagulasi dan fibrinolisis
yang memperberat perdarahan, serta mengaktifkan sistem kinin, dan
komplemen yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembulu darah
dan kebocoran plasma. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan
kulit (rumple bleed), ptekie (+), purpura, ekimosis, perdarahan konjungtiva.
Bentuk perdarahan lain yaitu epistaksis, melena, dll.6

3. Apa hubungan tetangga mengalami penyakit itu dengan penyakit penderita ?


Nyamuk penyebab DBD merupakan nyamuk dengan jarak terbangnya
sangat pendek yaitu 100 meter. Apabila rumah penderita DBD dan rumah
yang lain saling berdekatan maka nyamuk akan dapat dengan mudah terbang
menyebar dan berpindah dari satu rumah ke rumah yang lainnya dengan
mudah dan cepat. Apabila penghuni salah satu rumah ada yang terjangkit
DBD, maka infeksi virus dengue dapat ditularkan dan menyebar ke
tetangganya dengan cepat. 9

4. Apa indikasi pemberian transfusi darah ?


 Departemen kesehatan merekomendasikan transfusi trombosit
konsentrat pada penderita DBD diberikan hanya pada kasus dengan
perdarahan masif dan jumlah trombosit <100.000 .
 Penderita dengan kadar trombosit <20.000 termasuk ke dalam resiko
tinggi terjadi perdarahan, karena itu indikasi untuk diberikan transfusi
trombosit
 Resiko sedang terjadi perdarahan (trombosit 20.000 - 40.000). Indikasi
diberikan trombosit jika ada perdarahan.
 Ringan resiko perdarahan (trombosit 41.000 – 50.000) tidak diberikan
transfusi trombosit. 12

5. Bagaimana interpretasi hasil ?


Anamnesis :
Demam terus menerus, menggigil, sakit kepala, nyeri ulu hati, mual, muntah,
nafsu makan berkurang, lemas, mimisan
Pemeriksaan fisik:
- Tekanan Darah 120/80 mmHg
Normal, N = sistolik <120 mmHg dan diastolic <80 mmHg
- Nadi 120x/ menit
Normal, N = 15-25x/menit
- Respiratory Rate 24x/menit
Normal, N = 15-25x/menit
- Suhu tubuh 40oC
Febris, N = 35,8o – 37,5o C
- Ptekie (+)
Syarat untuk diagnosis Demam berdarah dengue adalah terdapat >10
ptekie
- Nyeri tekan epigastrium (+)
- Akral hangat
- Rumple leed (+)
Pemeriksaan laboratorium
- Haemoglobin 15,4 g/dl
5-11 tahun = 11,5g/dl – 12 gr/dl
12-14 tahun = ≤ 12,0 gr/dl
>15 tahun perempuan = > 12,0 gr/dl
> 15 tahun laki-laki = >13,0 gr/dl
- Leukosit 2,57 x 103 /ul
Dewasa = 5000 – 10000/ul
Neonatus = 10.000 – 25.000 /ul
1-7 tahun = 6000 – 18000 /ul
8-12 tahun = 4500 – 13500 /ul
- Haematocrit 42,8%
Meningkat, nilai normal 35 – 40%
Laki – laki = 40 – 48%
Perempuan 37 – 39%
- Thrombocyte 24,5 x 103/ul
Menurun, nilai normal trombosit adalah 150000 – 400000 /mm3

6. Kemungkinan diagnosis ?
Berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium
pada scenario pasien kemungkinan mengalami Dengue Haemmorhagic Fever
(DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD disebabkan virus dengue
I, II, III, dan IV. Ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
albocpitus. DBD adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovitas dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk. 8

Step 4. Skema Belajar

anamnesis

demam berdarah
pemeriksaan fisik
dengue

penegakan edukasi, peran


etiologi & faktor prognosis &
patofisiologi diagnosis & tatalaksana dokter keluarga &
resiko komplikasi
diagnosis banding AIK

Step 5. Sasaran Belajar


1. Etiologi dan faktor resiko dbd
2. Patofisiologi dbd
3. Penegakan diagnosis dan diagnosis banding
4. Tatalaksana
5. Prognosis dan komplikasi
6. Edukasi, peran dokter keluarga
7. AIK

Step 7. Pembahasan Sasaran Belajar


1. Etiologi dan Faktor Risiko
Etiologi
Demam berdarah dangue disebabkan oleh virus dangue yang ditularkan oleh
nyamuk aedes , virus dangue ini termasuk kelompok B arthropod virus (
arbovirus) yang sekarang dikenal sebagai genus flavivirus , famili flavivide
dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1 , DEN-2, DEN-3, DEN-4
infeksi dari salah satu terutama DEN-3 merupakan serotipe yang dominan
dan diasumsikan banyak menunjukan manifestasi klinik yang berat.
Faktor resiko:
a. Infeksi sekunder
b. Usia
c. Etnis
d. Penyakit kronis ( asma bronkial ,anemia sel sabit , diabetes militus )
e. Pada anak-anak mudah jauh lebih beresiko karena kurang mampu untuk
mengkompensasikan kebocoran kapiler daripada orang dewasa
f. Jenis kelamin , pada wanita lebih beresiko mendapatkan manifestasi
berat setelah terinfeksi virus karena permeabilitas kapiler lebih
meningkat.
g. Pada orang kulit putih infeksi virus dangue lebih berat dibanding dengan
orang kulit hitam ( negro).
h. Status gizi yang lebih baik lebih beresiko daripada malnutrisi.
i. Orang yang memiliki index massa tubuh yang tinggi.

2. Patofisiologi DBD
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari gigitan
nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama terhadap virus
dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila menggigit
seseorang yang sedang mengalami viremia virus tersebut, kemudian dalam
kelenjar liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung
selama 8-12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak memengaruhi
keberlangsungan hidup nyamuk. Kemudian, serangga ini akan
mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit manusia
lainnya.
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus
dengue, akan berstatus infeksius selama 6-7 hari. Virus dengue akan masuk
ke dalam peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva nyamuk,
lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi. Leukosit akan
merespon adanya viremia dengan mengeluarkan
protein cytokines dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap
timbulnya gejala-gejala seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
Masa inkubasi biasanya 4-7 hari, dengan kisaran 3-14 hari. Bila
replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati
dan sum-sum tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena
infeksi virus akan rusak sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah
trombosit yang diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan mengganggu
proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga DF
berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau
ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis dan melena.
Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan
pembesaran hati dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya ikterus.
Bila penyakit ini berlanjut, terjadi pelepasan zat anafilatoksin, histamin, dan
serotonin, serta aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan permeabilitas
dinding kapiler. Kemudian akan diikuti terjadinya ektravasasi cairan
intravaskular ke kedalam jaringan ekstravaskular. Akibatnya, volume darah
akan turun, disertai penurunan tekanan darah, dan penurunan suplai oksigen
ke organ dan jaringan. Pada keadaan inilah akral tubuh akan terasa dingin
disebabkan peredaran darah dan oksigen yang berkurang, karena peredaran
darah ke organ-organ vital tubuh lebih diutamakan.
Ektravasasi yang berlanjut akan menyebabkan hemokonsentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada keadaan ini, penderita memasuki
fase DSS 9 (Dengue Shock Syndrome). 9

3. Penegakan Diagnosis
Diagnosis demam dengue (dengue fever/DF) ditegakkan dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Derajat diagnosis juga
harus ditentukan, terutama pada keadaan Dengue Shock Syndrome (DSS)
yang merupakan bagian demam dengue yang paling membutuhkan
diagnosis akurat karena bersifat fatal dan dapat mengancam nyawa.

a. Anamnesis
Seseorang yang terkena infeksi dengue akan mempunyai riwayat tinggal
atau baru saja berkunjung ke daerah endemik. Gejala biasanya muncul
kurang dari 2 minggu setelah seseorang berkunjung ke daerah
endemis.Seseorang yang mengalami demam dengue (dengue fever/DF)
umumnya akan merasakan gejala prodromal, berupa menggigil atau rasa
kedinginan yang diikuti dengan demam yang berakhir 2-3 hari kemudian.
Pada anak-anak berusia kurang dari 15 tahun akan muncul demam yang
tidak spesifik, yang kadang disertai ruam makulopapular di kulit yang
disebut sebagai eritema, dan wajah kemerahan.
Gejala klasik DF adalah:
 Demam tinggi onset mendadak disertai menggigil. Demam, dapat
mencapai 41 Celcius dan berakhir sekitar 2-7 hari. Pola demam klasik,
yang lebih umum terjadi pada anak-anak, dengan pola Saddleback
fever, yaitu demam turun pada satu hari kemudian meningkat
 Sakit kepala berat secara menyeluruh. Mialgia pada punggung bawah
dan ekstremitas
Gejala lain yang dapat menyertai adalah:
 Wajah kemerahan dan terasa sensitive
 Nyeri retro orbital
 Artralgia, biasanya pada lutut dan bahu
 Bercak kemerahan yang khas pada kulit berbentuk makular atau
maculopapular
 Ruam pada DF mulai timbul pada hari ke-3 dan menetap 2-3 hari
 Manifestasi perdarahan ringan, yang tampak pada kulit berupa
petekia, purpura, ekimosis. Dapat pula terjadi perdarahan gusi,
epistaksis, menorrhagia, hematuria
 Mual, muntah, diare
 Indra pengecap terganggu, anoreksia, lemah
 Sakit tenggorokan, dapat disertai batuk kering

Bila pada hari ke 3-4 demam ada manifestasi perdarahan, kemungkinan DF


berlanjut menjadi demam berdarah dengue (dengue hemmorhagic
fever/DHF). Demam yang berlangsung lebih dari 10 hari kemungkinan
bukan infeksi dengue. Demam secara tipikal akan mereda seiring dengan
berkurangnya virus dalam darah (viremia). Masa penyembuhan DF
biasanya selama dua minggu, tanpa sekuele.

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada demam dengue (dengue fever/DF)
bergantung pada stadium penyakitnya. Gejala bervariasi, mulai dari
asimtomatik hingga gejala renjatan.
Demam Berdarah Dengue (DHF)
Tanda yang ditemukan pada demam berdarah dengue (dengue
hemmorhagic fever/DHF) kurang lebih mirip dengan DF, namun sudah
terjadi kebocoran plasma, sehingga apabila terjadi perdarahan maka
intensitasnya bisa lebih berat dibandingkan DF. Dapat terjadi efusi
peritoneal, efusi pleura, atau keduanya. Infeksi konjungtiva dapat terjadi
pada sebagian penderita DHF. Optik neuropati juga dapat terjadi dan dapat
menjadi gangguan penglihatan permanen. Infeksi faring juga terjadi pada
sebagian besar penderita DHF. Limfadenopati generalisata juga pernah
dilaporkan terjadi. Ensefalopati sebagai komplikasi yang jarang, yang bila
terjadi akan bersamaan dengan terdapatnya edema serebral, perdarahan
intrakranial, anoksia, hiponatrenemia dan kerusakan hati. 10

c. Diagnosis Banding
 Campak
Pada campak, akan tampak ruam akut dengan ruam yang lebih banyak
dan bercak Koplik yang khas pada selaput lendir mulut. Selalu
ditemukan koriza, dapat menjadi tanda klinis yang spesifik untuk
membedakannya terhadap infeksi dengue.
 Gangguan Hematologi
Gangguan hematologi yang tanda dan gejalanya dapat menyerupai DF
diantaranya adalah Idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP),
Leukemia stadium lanjut, dan anemia. Cara membedakannya dapat
melalui pemeriksaan sumsum tulang yang akan memberi kepastian
mengenai diagnosis
 Renjatan
Gejala renjatan yang disebabkan oleh endotoksin sulit dibedakan
dengan dengue. Umur, faktor predisposisi dan perjalanan klinis dapat
membantu membedakan keduanya.
 Chikungunya
Gejala penyakit yang disebabkan virus Chikungunya (yang juga suatu
arbovirus) mirip sekali dengan dengue, terutama mengenai lama
demam dan manifestasi perdarahan. Namun, chikungunya tidak pernah
menyebabkan renjatan. Perbedaan utama yang terlihat pada anak
dengan penyakit ini adalah lebih banyak ditemukan keluhan artralgia,
injeksi konjungtiva, dan ruam makulopapular. Pada hasil laboratorium
lebih sering ditemukan lekopenia, dan sedikit sekali dijumpai kasus
dengan trombositopenia
 Preeklampsia pada wanita hamil
Dengue pada wanita hamil harus dibedakan dari serangan
preeklampsia. Gejala dan tanda klinis yang tumpang tindih seperti
trombositopenia, kebocoran kapiler, gangguan fungsi hati, asites, dan
penurunan urine output, memerlukan analisa dan evaluasi teliti untuk
menentukan apakah seorang wanita hamil terkena infeksi dengue.
 Malaria
Persamaan riwayat berkunjung ke daerah endemik menjadikan infeksi
dengue mesti dibedakan dengan malaria. Namun, bagi penderita yang
pertama kali terkena malaria, gejala klasik umumnya akan lebih nyata
berupa demam intermitten seperti menggigil dengan demam tinggi
yang diikuti berkeringat. Apabila gejala dan tanda klinis malaria dapat
disingkirkan, serta tidak ditemukan plasmodium pada pemeriksaan
darah tepi, maka diagnosis dengue dapat ditegakkan. Hal ini mengacu
pada prediktor seperti bercak-bercak kemerahan pada kulit,
trombositopenia, dan lekopenia
 Yellow Fever
Terdapatnya kemiripan gejala dengue dengan yellow fever memerlukan
pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk membedakan
penyebabnya, seperti pemeriksaan sampel darah dan PCR (polymerase
chain reaction). 11

4. Tatalaksana
Penatalaksanaan pada pasien anak
a. Demam berdarah denque (DBD) tanpa syok 13
a) Bila anak dapat minum
Berikan anak banyak minum
Dosis larutan per oral: 1-2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5
menit.
Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air
sirup, atau susu.
b) Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik,
seperti Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan
dosis sesuai berat badan sebagai berikut :
Berat badan < 15 kg :7 m/K9BB/jam
Berat badan 15-40 kg: 5 ml/K9BB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
c) Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid
isotonik sesuai kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan
dosis yang telah dijelaskan di atas.
d) Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam,
laboratorium (DPL) per 4-6 jam.
Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis,
turunkan jumlah bertahap cairan sampai secara keadaan klinis
stabil.
Bila terjadi perburukan kinis, lakukan penatalaksanaan DBD
dengan syok.
e) Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10-15
mg/K9BB/kali) per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
f) Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
b. Demam berdarah dengue (DBD) dengan syok
a) Kondisi ini merupakan gawat darurat dan mengharuskan
rujukan segera ke RS.
b) Penatalaksanaan awal:
Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui kanul hidung atau
sungkup muka.
Pasang akses intravena sambil melakukan pungsi vena untuk
pemeriksaan DPL.
Berikan infus larutan kristaloid (RL atau RA) 20 ml/kg
secepatnya.
Lakukan pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, dan
diuresis) setiap 30 menit.
Jika setelah pemberian cairan inisial tidak terjadi perbaikan
klinis, ulangi pemberian infus larutan kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian
larutan koloid 10-20 ml/K9BB/jam (maksimal 30 m/KGBB/24
jam).
Jika nilai Ht dan Hb menurun namun tidak terjadi perbaikan
klinis, pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi.
Berikan transfusi darah bila fasilitas tersedia koloid. Segera
rujuk.
Jika terdapat perbaikan klinis, kurangi jumlah cairan hingga 10
ml/kgBB/ jam dalam 2-4 jam. Secara bertahap diturunkan tiap
4-6 jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium.
Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah
36-48 jam. Hindari pemberian cairan berlebihan.
c) Pengobatan suportif lain sesuai indikasi. 13

5. Komplikasi dan Prognosis


Komplikasi
Dengue Shock Syndrome, ensefalopati, gagal ginjal, gagal hati.
Prognosis
Prosnosis jika tanpa komplikasi umumnya dubia ad bonam karena hal ini
tergantung dari derajat beratnya penyakit. 13

6. Edukasi, peran dokter keluarga

Usaha-usaha kesehatan ditujukan untuk mengendalikan faktor yang


mempengaruhi kesehatan tersebut sehingga manusia tetap dapat hidup
sehat, faktor
tersebut antara lain :
1) Faktor penyebab penyakit
a. Memberantas sumber penularan penyakit, baik dengan mengobati
penderita ataupun carrier (pembawa basil) maupun dengan
meniadakan reservoir penyakitnya.
b. Mencegah terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum
maupun di tempat kerja.
c. Meningkatkan taraf hidup rakyat, sehingga mereka dapat
memperbaiki dan memelihara kesehatannya.
d. Mencegah terjadinya penyakit keturunan yang disebabkan faktor
endogen.
2) faktor manusia, mempertinggi daya tahan tubuh manusia dan
melakukan penyuluhan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan mempunyai beberapa tujuan yaitu :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat
dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan
sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental
dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian.
c. Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah
perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
3) Faktor lingkungan, mengubah atau mempengaruhi lingkungan hidup,
sehingga faktor-faktor yang tidak baik dapat diawasi sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan kesehatan manusia. 14

7. AIK
Donor darah adalah suatu kegiatan pemberian atau sumbangan darah
yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan sukarela kepada siapa
saja yang membutuhkan transfusi darah. Transfusi darah adalah
memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari tubuh
orang yang sehat kepada tubuh orang yang membutuhkannya, untuk
mempertahankan hidupnya/menyelamatkan jiwanya.

Manusia tidak dapat hidup tanpa darah karena semua jaringan tubuh
memerlukan darah. Otak manusia membutuhkan darah yang mencukupi dan
teratur. Jika tidak menerima darah dalam tempo lebih dari empat menit,
maka sel otak akan mati. Salah satu manfaat donor darah adalah bahwa
darah dari pendonor dapat menyelamatkan jiwa orang lain secara langsung.

Hukum mempergunakan darah:

Pada dasarnya, darah yang dikeluarkan dari tubuh manusia termasuk


najis menurut hukum Islam. Maka agama Islam melarang
mempergunakannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keterangan tentang haramnya mempergunakan darah, terdapat pada
beberapa ayat yang dalalahnya shahih. Antara lain berbunyi:

· ‫…به للا لغَير أُه َّل َو َما الخنزير َولَح ُم َوالدَّ ُم ال َميتَةُ َعلَي ُك ُم ُح ِّر َمت‬

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[*], daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah …”[Q.S. al-Maidah (5): 3].

[*] Ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surah
al-An‘am (6) ayat 145.

Tetapi bila berhadapan dengan hajat manusia untuk mempergunakannya


dalam keadaan darurat, sedangkan sama sekali tidak ada bahan lain yang
dapat dipergunakan untuk menyelamatkan nyawa seseorang maka najis itu
boleh dipergunakannya hanya sekedar kebutuhan untuk mempertahankan
kehidupan; misalnya seseorang menderita kekurangan darah karena
kecelakaan, maka hal itu dibolehkan dalam Islam untuk menerima darah
dari orang lain, yang disebut “transfusi darah”. Hal tersebut, sangat
dibutuhkan (dihajatkan) untuk menolong seseorang dalam keadaan darurat,
sebagaimana firman Allah swt dalam surah al-Baqarah (2) ayat 173, yang
artinya:

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging


babi, dan binatang (yang ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah.
Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya” ... 15
Daftar Pustaka

1. Evelyn C.Pearce.2009 . pengertian hemoglobin dalam tubuh. Jakarta: PT


Gramedia.
2. Sadikin, M., 2008.BiokimiaDarah, Widyamedika, Jakarta
3. Kosasih. E.N dan A.S Kosasih. 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Labo-
ratorium Klinik edisi kedua. Karisma Publishing Group : Tangerang.
4. Effendi, Z. 2003. Peranan Leukosit Sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam
Tubuh. Sumatera Utara: Bagian Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
5. Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. Buku Ajar Patofisiologi Kowalak. Jakarta:
EGC.2011
6. Widoyono. Penyakit Tropis Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga. 2011
7. Depkes RI. Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Depkes RI. 2004
8. Soegijanto S. Patogenesa dan Perubahan Patofisiologi Virus Dengue. 2002
9. Candra, Aryu. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis dan
Faktor Risiko Penularan. Semarang : Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. 2010.
10. CDC. Dengue: Laboratory Guidance and Diagnostic Testing. 2016.
11. Medscape. Dengue Differential Diagnoses. Oktober 2015.
12. Rena, Ni M.R, dkk. Kelainan Hematologi pada Demam Berdarah Dengue
dalam Jurnal Penyakit Dalam. Vol.10 No.3. September. 2009.
13. IDI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Ed. I. Ikatan Dokter Indonesia; 2017.
14. Primanto, P. Demam Berdarah Dengue. Surakarta: Universitas Muhamma-
diyah Surakarta. 2011.
15. Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagaimana Hukum Donor Darah dalam
Islam?. Malang: Uversitas Muhammadiyah Malang. 2018.

Anda mungkin juga menyukai