GASTROENTERITIS AKUT
A. Definisi/deskripsi penyakit
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dengan
berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare,
dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen (Arif Muttaqin,
2011).
B. Etiologi
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari gastroenteritis sangat
beragam , antara lain sebagai berikut :
Faktor infeksi :
Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi makanan
maupun air minum.
Infeksi berbagai macam virus.
Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus dan jamur
Parasit Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
1. Alergi makanan
2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi
3. Iritasi saluran pencernaan.
4. Obat-obatan
5. Penyakit usus
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus
C. Manifestasi Klinis
Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus
gastroenteritis, antara lain :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
2. Suhu badan meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
4. Timbul diare
5. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lendir
6. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
7. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
8. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi, tonus otot
dan turgor kulit berkurang, selaputlendir pada mulut dan bibir terlihat kering
9. Berat badan menurun
10. Pucat, lemah.
D. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Renjatan Hiporomelik
3. Kejang
4. Bakterikimia
5. Malnutrisi
6. HipoglikEmia
E. KLASIFIKASI
Intoleransi Dari komplikasi Gastroenteritis, tingkat dehidrasi dapat di klasifikasikan
sebagai berikut:
1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit kurang
elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi sedanG
Kehilangan 5 – 8% dari BB dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8 – 10% dari BB dengan gambaran klinik seperti tanda
dihidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma,
otot kaku sampai sianosis.
F. PENATALAKSANAAN
Menurut Supartini (2004), penatalaksanaan medis pada pasien diare meliputi:
pemberian cairan, dan pemberian obat-obatan.
1. Pemberian cairan
1.1 Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml/kg BB/hari, kemudian 125 ml/kg BB /oral.
1.2 Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml/kg BB/oral kemudian 125 ml/kg BB/hari.
1.3 Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/kg BB/menit (inperset 1 ml :
20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml/kg BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
/ karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dsb).
1. Obat anti sekresi
2. Obat spasmolitik
3. Antibiotic
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan feses Makroskopik maupun mikroskopik
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa
4. Pemeriksaan AGD dan elektrolit
5. Pemeriksaan urine
H. INTERVENSI
NOC NIC Rasional
Kekurangan volume ciran 1. Monitor vital sign. 1. Menentukan tindakan
Tujuan selanjutnya.
1. Keseimbangan elektrolit dan 2. Monitor status hidrasi 2. Menentukan status hidrasi
asam basa (kelembaban membran mukosa, pasien.
2. Keseimbangan cairan nadi adekuat, turgol kulit baik)
3. Hidrasi 3. Monitor hasil Lab yang sesuai 3. Menentukan tindakan
Kriteria Hasil dengan retensi cairan (BUN, Ht, selanjutnya.
1. Tanda vital dalam batas albumin, total protein).
normal. 4. Monitor intake dan outpute. 4. Menentukan keseimbangan
2. Tidak ada tanda-tanda intake dan outpute.
dehidrasi, elastisitas turgol 5. Anjurkan pasien untuk 5. Mengurangi resiko kekurangan
kulit baik, membran mukosa mempertahankan intake cairan volume cairan semakin
lembab. . bertambah.
3. Memiliki Hb dan Ht dalam 6. Anjurkan keluarga untuk 6. Peran keluarga penting dalam
batas normal untuk pasien membantu pasien hal mebantu keluarganya
4. Tidak mengalami haus yang mempertahankan intake cairan. sembuh.
tidak normal 7. Kolaborasi pemberian cairan 7. Mencegah kekurangan cairan
5. Memiliki asupan cairan oral intravena. yang berlebih.
atau intravena yang adekuat
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Suriadi dan Yuliani, Rita. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta :
Sagung Seto.