Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selaput amnion merupakan jaringan avascular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam
selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang asalnya ectoderm.

Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentranfesr cairan dan
metabiloc.

Sejak awal kehamilan cairan amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan bantalan
dan pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Cairan amnion mengandung
banyak sel janin ( lanugo, verniks kaseosa ).

Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung
zat seperti fosfat dan zeng.

Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak atau
sedikit dari normal.

Macam-macam kelainan air ketuban :

1. Ketuban Pecah Dini ( KPD )

2. Poligohidramnion

3. Oligrohidramnion
BAB II
PEMBAHASAN

A. KPD (Ketuban Pecah Dini)

 Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan
berlangsung (Manuaba,2002). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan
 Patofisiologis
Banyak teori, mulai dari defect kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%). High
virulensi berupa Bacteroides Low virulensi, Lactobacillus Kolagen terdapat pada lapisan
kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)
dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan
prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen
pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

 Komplikasi

Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD (Manuaba,Edisi 2, 2010). meliputi :

1) Atonia Uteri

2) Retensio Plasenta

3) Plasenta rest

4) Perdarahan Postpartum

5) Mudah terjadinya infeksi intra uterin.


6) Partus prematur,

7) Prolaps bagian janin terutama tali pusat

Selain itu, komplikasi yang timbul akibat Kebutan Pecah Dini Sarwono (2013), antara
lain:

1. Persalinan premature

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90 % terjadi dalam 24 jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28 – 34 minggu 50 % persalinan dalam 24 jam.
Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.

2. Infeksi

1) Korioamnionitis

Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil di mana korion, amnion, dan
cairan ketuban terkena infeksi bakteri. Korioamnionitis merupakan komplikasi paling
serius bagi ibu dan janin, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis. Penyebab
korioamnionitis adalah infeksi bakteri yang terutama berasal dari traktus urogenitalis ibu.
Secara spesifik permulaan infeksi berasal dari vagina, anus, atau rektum dan menjalar ke
uterus.

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu dapat terjadi
korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia dan omfalitis. Umumnya
korioamnionitis terjadi sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature,
infeksi lebih sering daripada aterm.

3. Hipoksia dan asfiksia akibat oligohidramnion

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 300 cc. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-
paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Dengan pecahnya ketuban, terjadi oligohidramnion yang menekan
tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
4. Sindrom deformitas janin

Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi
pulmonary

 Dampak
1. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah
terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis)
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas
perinatal.
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila
terlalu sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau
nifas, peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena
terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi
cepat dan nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
 Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ N ”

DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DI PUSKESMAS SELONG

TANGGAL 5 FEBRUARI 2013

Hari/Tanggal : Selasa, 5 Feruari 2013

Waktu : 09.00 WITA

Tempat : Ruang bersalin

A. DATA SUBYEKTIF (S)

Biodata Istri Suami


Nama Ny. “N” Tn. “M”
Umur 29 tahun 32 tahun
Agama Islam Islam
Suku Sasak Sasak
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Seruni

1. Keluhan utama

Keluar air dan sakit perut hilang timbul seperti mau melahirkan.

2. Riwayat perjalanan penyakit

Hamil 9 bulan dengan keluhan sakit perut menjalar ke pinggang sejak tanggal 5 Februari 2013
pukul 06.00 wita disertai keluar air sedikit-sedikit sejak tanggal 5 Februari 2013 pukul 02.00
Wita. Pengeluaran darah dan lendir tidak ada dan gerakan janin masih dirasakan.
3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 14 tahun

b. Lama haid : 7 hari

c. Siklus haid : 28 hari

d. Jumlah darah : 2 kali ganti pembalut

e. Fluor albus : Tidak ada

f. Disminorhea : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

No Umur Tempat Jenis Penolong Riwayat penyakit JK BBL Umur/


kehamilan persalinan persalinan persalinan Hamil Bersalin Nifas (gram) Ket
1 9 Bulan PKM normal Bidan - - - ♂ 2500 7 Thn/H
2 9 Bulan PKM normal Bidan - - - ♂ 2800 4 Thn/H
3 ini

5. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Hamil ke : 3 (tiga)

b. HPHT : 12-05-12

c. Umur Kehamilan : 9 bulan

d. Gerakan janin : Sejak umur kehamilan 4 bulan

e. ANC : 8 kali di Puskesmas

f. TT : 2 kali (lengkap)

g. Riwayat KB yang lalu : KB Suntik 3 bulan

h. Rencana KB : Belum direncanakan


i. Obat yang dikonsumsi : Tablet tambah darah

6. Riwayat Kesehatan yang Lalu/ Penyakit yang Pernah Diderita

Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, asma,jantung

7. Riwayat Sosial Budaya

a. Status perkawinan : Nikah 1 kali, selama 8 tahun.

b. Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung kehamilan ini

c. Respon ibu dan keluarga : Ibu senang dengan kehamilannya.

d. Pengambilan keputusan : Suami

e. Kebiasaan Hidup Sehat : Ibu tidak merokok ataupun minum minuman keras

8. pola kebiasaan

- Nutrisi

1) Komposisi : nasi, lauk pauk, sayur

2) Makan terakhir : tanggal 05-02-2013, pukul 07.30 Wita

-. Eliminasi

1) BAB terakhir : tanggal 05-02-2013, pukul 05.00 Wita

2) BAK Terakhir : tanggal 05-02-2014, pukul 08.00 Wita

B. DATA OBYEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmetis

c. TB/ BB : 154 cm/ 55 kg

d. LILA : 25 cm

e. Tanda Vital
- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Suhu : 37 oC

- Nadi : 82 x/menit

- Respirasi : 22 x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

· Kepala: warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.

· Muka : tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.

· Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.

· Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.

· Payudara: bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm +/+.

- Abdomen :tidak ada luka bekas operasi

Leopold I : TFU 30 cm, teraba lunak, tidak melenting (bokong) pada Fundus

Leopold II : Teraba keras seperti papan (punggung kanan)

Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (presentasi kepala)

Leopold IV : Kepala masuk PAP 3/5 bagian

- PBBJ : 2945 gram

- Auskultasi : DJJ (+) frekuensi 136 kali/menit

- His 2x dalam 10 menit lamanya 25 detik

- Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema

- Ekstermitas

Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)


3. Pemeriksaan dalam

Tanggal 5 Februari 2013 pukul 09.00 wita

VT Ø 1 cm, eff 25 %, ket (-), teraba kepala, Penurunan kepala HI , lakmus (+)

C. ANALISA (A)

G3P2A0H2, Hamil 38-39 minggu Tunggal, Hidup, Intrauterin, presentasi kepala, Keadaan janin
dan ibu baik dengan KPD

D. PENATALAKSANAAN (P)

Tanggal : 5 Februari 2013

Waktu : 09.00 wita

1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan
janin baik namun oleh karena ketuban sudah keluar selama 6 jam ibu harus segera dibawa
ke RSUD dr. Soedjono Selong untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Ibu mengerti
dengan keadaannya.

2. Memfasilitasi ibu untuk inform consent. Inform consent di tanda tangani.

3. Menganjurkan ibu atau keluarga untuk memberi makanan yang lunak atau minuman yang
manis-manis seperti air gula sehingga dapat menambah tenaga ibu. Ibu bersedia melakukan
semua yang telah dianjurkan.

4. Memasang Infus RL 21 tpm.

5. Menganjurkan ibu untuk istirahat selama dilakukan observasi lanjut.

6. Mempersiapkan hal-hal yang di butuhkan untuk merujuk yaitu BAKSOKU dan alat
resusitasi bayi untuk persiapan merujuk
B. Oligohidramnion

 Pengertian

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan
sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil atau kurang dari
5 cm. Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30
ml pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.

 Patofisiologis
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).

Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan
gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit,
maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada
posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada
ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
1. Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
2. Tidak terbentuk air kemih
3. Gawat pernafasan,
oligohidramnion dapat menjadi tanda ada kelainan pada saluran pengeluaran atau saluran
kemih janin. Jika saluran kemih janin di dalam kandungan tidak berfungsi dengan baik,
kemungkinan besar air ketuban yang ada jumlahnya akan menjadi sedikit. Keringnya
ketuban berarti janin tidak mengeluarkan air ketuban yang ditelannya sebagai urin. Berbeda
dengan kasus kelebihan air ketuban yang berarti janin mengalami gangguan pada saluran
cernanya

 Komplikasi

Trimester I

Pada 3 bulan awal kehamilan bisa menyebabkan kompresi organ janin. Kondisi ini bisa
membuat janin lahir cacat hingga keguguran dan kelahiran prematur.

Trimester II

Oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi berat seperti lahir prematur,


pertumbuhan janin lambat, dan pembatasan pertumbuhan intrauterin.

Mendekati kelahiran

Saat mendekati kelahiran hingga masa persalinan, oligohidramnion dapat menyebabkan


komplikasi seperti:

- Posisi bayi sungsang karena tingkat cairan amniotik yang tidak mencukupi bisa membatasi
gerakan bayi.

- Bayi merasa tertekan sehingga melepaskan meconium (tinja saat di rahim), hal ini bisa
tercampur dengan ketuban dan dapat menyebabkan masalah pernapasan pada bayi.

- Kompresi tali pusat yang menyebabkan penurunan denyut jantung, akumulasi


karbondioksida dalam darah, dan kerusakan otak pada bayi.

 Dampak
- Terhadap bayi

1. Resiko cacat lahir


Ketika oligohidramnion terjadi pada trimester pertama maka resiko pada janin
memang menjadi sangat besar. Salah satunya adalah masalah cacat lahir yang bisa
menyebabkan bayi lahir dengan organ fisik yang tidak lengkap, bayi tidak memiliki organ
dalam yang lengkap dan masalah fisik seperti kaki bengkok dan jenis cacat lain. Semua
ini terjadi karena pada masa trimester pertama maka pertumbuhan janin harus terjadi
dengan lengkap. Dan kekurangan cairan amnion menyebabkan bayi tidak menerima
nutrisi yang dibutuhkan dan juga adanya resiko warisan cacat genetik.
2. Kelahiran prematur
Ketika ibu hamil mengalami oligohidramnion maka juga bisa mengalami
persalinan prematur. Persalinan prematur terjadi karena cairan ketuban sudah berkurang
terus menerus sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Lahir prematur bisa
menyebabkan resiko lain termasuk pertumbuhan organ dalam bayi yang belum sempurna,
bentuk organ fisik bayi yang belum sempurna dan resiko komplikasi setelah dilahirkan.

4. Bayi mengalami henti tumbuh


Kemudian masalah yang lain adalah ketika bayi tidak bisa mendapatkan oksigen
dan nutrisi lain yang dibutuhkan. Hal ini bisa menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan
pertumbuhan yang seharusnya. Masalah ini juga bisa dipicu karena adanya kompresi pada
tali pusar sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Pembatasan pertumbuhan
pada bayi bisa membuat bayi lahir dengan berat badan yang rendah, bayi lahir dengan
cacat fisik dan berbagai masalah cacat organ tubuh yang lain

- Terhadap ibu
Dampak kekurangan air ketuban juga bisa meningkatkan risiko komplikasi saat
persalinan. Ketika cairan amnion semakin rendah maka dokter bisa memberikan
pertimbangan untuk melakukan tindakan caesar. Tindakan ini dilakukan untuk membantu
menyelamatkan ibu dan janin dalam kandungan. Persalinan caesar bisa memberi dampak
yang kurang baik untuk ibu termasuk trauma dan rasa sakit berlebihan setelah persalinan.
 Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY A UMUR 24 G1P0A0 TAHUN USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN


OLIGOHIDRAMNION

Tanggal di data : 22 Maret 2010

Jam : 10.00 WIB

I. Pengkajian

A. DATA SUBJEKTIF

1. Biodata

Nama : Ibu A Nama suami : Bpk T

Umur : 24 Tahun Umur : 30 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/angsa : Bengkulu/Indonesia Suku/angsa : Bengkulu/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

Alamat : Jln.Semangka RT 12

2. Alasan Kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

3. Keluhan Utama

Ibu mengatakan nyeri di perut ketika janin bergerak, perut ibu tidak membesar sesuai umur
kehamilan.

4. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 Tahun,lamanya 7 hari ,,konsistensi cair dan
menggumpal,Siklus 28 hari,jumlah cairan yang keluar normal,dan tidak ada disminorhoe.

5. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,usia kehamilan 37 minggu ibu sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan teratur sesuai jadwal ,ibu merasakan gerakan janin pertama kali umur
kehamilan 20 minggu.

Keluhan selama hamil :

TM I : Mual, muntah, nafsu makan kurang

TM II : Tidak ada

TM III : sering kencing

6. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit DM, Jantung, Hemofili dan tidak ada keturunan
kembar.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu tidak sedag menderita penyakit DM, Jantung , Hipertensi dan Asma.

7. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan tidak pernah ber-KB

8. Riwayat pernikahan

Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya ,lama pernikahan : 2 Tahun,usia saat
menikah 22 tahun,suami 28tahun.

9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi
Makan :Ibu mengatakan nafsu makan Baik, makan 3-4 kali/hari, jenis makanan nasi putih,
Sayur, lauk, Pauk, Buah, Porsi makan menu seimbang.

Minum ;Ibu mengatakan minum ± 10 Gelas /hari ,jenis minuman air putih, susu, teh.

b. Eliminasi

BAB :ibu mengatakan biasa BAB 1 kali/sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas

BAK :Ibu mengatakan biasa BAK <6 kali/sehari, warna kuning,bau khas

c. Istirahat/ tidur

Ibu biasa tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.

d. Personal Hygiene

Ibu biasa mandi 2 x sehari, mencuci rambut 3 x seminggu, menggosok gigi 2 x sehari, ganti
pakaian dalam 3 x sehari.

e. Aktivitas

PRT seperti memasak, menyapu dan mencuci.

f. Seksual

Ibu mengatakan hubungan seksual dengan suami 1 kali dalam seminggu.

g. Kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan

Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah meminum jamu, meminum alkohol, dan merokok.

10. Keadaan Psikososial Spiritual

Ibu mengatakan sangat senang akan kehamilannya, hubungan dengan suami harmonis, hubungan
isteri dengan keluarga harmonis,

Keyakinan terhadap agama : Ibu taat beribadah menjalankan shalat 5 Waktu

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis

TTV

TD : 120/80 mmHg

Pols : 80 X/ menit

RR : 20 X/ menit

Temps : 37º C

LILA : 24 cm

BB sebelum hamil :50 kg

BB sekarang : 56 kg

TB :160 cm

2. Pemeriksaan Fisik

· Kepala: warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.

· Muka : tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.

· Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.

· Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.

· Payudara: bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm (-).

· Abdomen : Pembesaran lebih kecil dari umur kehamilan,tidak ada luka bekas operasi,ada
linea lipidae,dan striae nigra.

Leopold I : TFU (3 jari bawah PX) teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.

Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke
bawah dan bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin

Leopold III : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP

DJJ : (+)

Punctum max. : Dua jari dibawah pusat bag. kanan perut ibu

Kekuatan : kuat

Irama : teratur

Frekuensi : 130 x/menit

Terdengar DJJ janin sangat jelas

- Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema

- Ekstermitas

Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)

3. Pemeriksaan Penunjang

USG (23 maret 2010)

a. Gravid tunggal, hidup

b. Letak kepala

c. Plasenta di fundus

d. AFI (Amnion Fluid Indeks) 4 cm

e. UK berdasarkan geometri janin 37-38 mgu

C. ANALISA

Ny. A, umur 24 tahun, G1P0A0, umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup, intra uterin,
presentasi kepala,dengan oligohidramnion.

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 120/80 mmhg, Pembesaran rahim ibu tidak
sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban ibu sedikit
sesuai dengan hasil USG → Ibu telah mengetahui hasil periksaan saat ini
2. Menjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat " Ibu akan mengikuti saran bidan untuk banyak
istirahat
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
dilakukan tindakan amniosintesis → Ibu telah mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk
dilakukan tidakan amniosintesis
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit → Ibu akan mengikuti saran
bidan untuk bersalin di rumah sakit
C. Polihidramnion

 Pengertian

Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban
melebihi 2000 ml.

Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam
beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.

Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi
pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi
(USG). Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan.

 Patofisiologi

Dibawah kondisi fisiologis terdapat keseimbangan dinamis antar produksi dan reabsorbsi
cairan amnion. Jumlah cairan dipengaruhi oelh urinisasi janin dan produksi cairan paru janin.
Cairan amnion diserap dengan cara ditelan oleh janin dan penyerapan intramembran dan
intravascular.gangguan keseimbangan dapat menyebabkan gangguan fungsi menelan datau
meningkatnya urinasi dan menyebkan polihidramnion.

Polihidramnion dihasilkan dari klebihan produksi cairan amnion atau gangguan dalam
pemindahan cairan dari rongga amnion. Penyebab dapt dibagi menjadi berasal dari ibu
ataupun dari janin. Penyebab polihidramnion utama dari ibu adalah diabetes mellitus, dimana
berkontribusi hingga 25% dari kasus. Penyebab yang pasti pada diabetes ibu tampaknya pada
peningkatan gradient osmotic pada aliran darah janin dan plasenta disebaban hiperglikemia.

Penyebab yang berasal dari janin dapat dibagi menjadi dua kategori : gangguan neurologi
pada mekanisme menelan pada janin dan obstruksi mekanik atau gangguan menelan dan
penyerapan sistem gastrointestinal. Gangguan neurologi pada mekanisme menelan dan
kemungkinan hambatan daru mekanisme regulasi homeostatis cairan amnion, bisa diakibatkan
kelainan kongenital seperti pada aneuploidy atau kelainan neuromuscular atau kondisi-kondisi
didapat seperti infeksi virus uterus yang bermanifestasi pada sistem saraf pusat. Penyebab
paling umum adalah obstruksi mekanin pada menelan, seperti atresia esophagus atau usus atau
obstruksi pada saluran gastrointestinal oleh massa intraabdomen.
 komplikasi
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi termasuk:
§ Kelahiran prematur.
§ Posisi bayi yang sungsang.
§ Tali pusar yang keluar mendahului bayi saat persalinan.
§ Perdarahan yang parah pasca-melahirkan.
§ Plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan karena ukuran rahim yang
menyusut secara drastis seiring berkurangnya air ketuban.
§ Infeksi saluran kemih pada sang ibu akibat peningkatan tekanan pada saluran kemih.
§ Hipertensi selama kehamilan.
§ Bayi terlahir dalam keadaan mati (stillbirth).
 Dampak
- Terhadap Ibu
Untuk sang ibu, di antara dampaknya yakni persalinan jadi lebih lama, kontraksi
prematur yang menyebabkan kelahiran prematur, pemisahan prematur plasenta dari
dinding rahim, air ketuban pecah dini, ibu sulit bernapas, perdarahan tidak terkendali
setelah persalinan
- Terhadap Bayi
Sedangkan pada bayi bisa menyebabkan kelainan bawaan atau cacat lahir, ukuran atau
posisi abnormal yang menyebabkan kesulitan posisi persalinan, posisi tali pusar jadi tidak
tepat yang bisa membuat tali pusar terperangkap pada janin, dan mengakibatkan pasokan
oksigen berkurang. Kondisi ini lebih berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
 Tinjauan kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY Z UMUR 25 G1P0A0 TAHUN USIA KEHAMILAN 28 MINGGU DENGAN


POLIHIDRAMNION

Tanggal di data : 2 Maret 2019

Jam : 10.00 WIB

I. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Klien : Ny. Z Nama Suami : Tn. Y
Umur : 25 thn Umur : 30 thn
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Idi Rayeuk Alamat : Idi Rayeuk

2. Keluhan utama
- Sering sesak
- Nyeri pada ulu hati
- Nyeri pada perut jika ditekan
- Perut sering tegang
3. Riwayat menstruasi

Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 Tahun,lamanya 7 hari ,,konsistensi cair dan
menggumpal,Siklus 28 hari,jumlah cairan yang keluar normal,dan tidak ada disminorhoe.

4. Riwayat kehamilan sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,usia kehamilan 28 minggu ibu sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan teratur sesuai jadwal ,ibu merasakan gerakan janin pertama kali umur
kehamilan 20 minggu.

Keluhan selama hamil :

TM I : Mual, muntah, nafsu makan kurang

TM II : Tidak ada

5. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.

b. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit DM, Jantung, Hemofili dan tidak ada keturunan
kembar.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu tidak sedag menderita penyakit DM, Jantung , Hipertensi dan Asma.

6. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan sebelumnya pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama ±2 tahun

7. Riwayat pernikahan

Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya ,lama pernikahan : 2 Tahun,usia saat
menikah 22 tahun,suami 28tahun.

8. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Nutrisi

Makan :Ibu mengatakan nafsu makan Baik, makan 3-4 kali/hari, jenis makanan nasi putih,
Sayur, lauk, Pauk, Buah, Porsi makan menu seimbang.

Minum ;Ibu mengatakan minum ± 10 Gelas /hari ,jenis minuman air putih, susu, teh.

b. Eliminasi
BAB :ibu mengatakan biasa BAB 1 kali/sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas

BAK :Ibu mengatakan biasa BAK <6 kali/sehari, warna kuning,bau khas

c. Istirahat/ tidur

Ibu biasa tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.

d. Personal Hygiene

Ibu biasa mandi 2 x sehari, mencuci rambut 3 x seminggu, menggosok gigi 2 x sehari, ganti
pakaian dalam 3 x sehari.

e. Jenis kegiatan : PRT seperti memasak, menyapu dan mencuci.

f. Seksual

Ibu mengatakan hubungan seksual dengan suami 1 kali dalam seminggu.

II. Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaraan : Compos Mentis
TTV :
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 82x/mnt
S : 36,20C
RR : 18x/mnt
TB : 157 cm
BB : 65 kg
Sebelum hamil: 53 kg
Kenaikan selama hamil : 12 kg

2. Pemeriksaan Fisik

· Kepala : warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.

· Muka : tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.


· Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.

· Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.

· Payudara : bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm +/+.

- Abdomen :tidak ada luka bekas operasi, lebih besar dari usia kehamilan, tegang, striae
terlihat jelas dan umbilikus mendatar.
Leopold 1 : TFU : 2 jari di bawah PX, McD = 32 cm, Sulit teraba.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke bawah dan
bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan

Leopold 4 : Konvergen.

DJJ : 132x/menit, teratur, intensitas lemah.


- Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema

- Ekstermitas

Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)

3. Pemeriksaan penunjang: hasil USG tanggal 2 Maret 2019 :


- usia kehamilan 28 minggu
- janin hidup ---› DJJ 148x/menit, tunggal, intra uterin, presentasi kepala
- jenis kelamin perempuan
- TBF 2400 gr
- letak placenta di fundus
- ICA: 3000 cc

III. Assasment
Ibu G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu dengan polyhidramnion.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 120/80 mmhg, Pembesaran rahim ibu tidak
sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban ibu berlebih
sesuai dengan hasil USG ibu pada tanggal 2 Maret 2016 yaitu sebanyak 3000 cc → Ibu telah
mengetahui hasil periksaan saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk mengarangi konsumsi garam → Ibu akan mengikuti saran bidan
untuk mengurangi konsumsi garam
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat " Ibu akan mengikuti saran bidan untuk banyak
istirahat
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
dilakukan tindakan amniosintesis → Ibu telah mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk
dilakukan tidakan amniosintesis
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit → Ibu akan mengikuti saran
bidan untuk bersalin di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai