Laporan Napza Kel 3
Laporan Napza Kel 3
Disusun oleh :
Ahaddin Yusuf
Asti Dwi Fajrin
Endah
Euis
Intan Apriliyanti
Irna Kurniawati
Irna Trisdayanti
Novita Fitriani
Puput
Riris Radiyanti
Suci Alviyani
Sutrisno
Sri Trianingsih
Triani
Try Ananda
Yunita Septianingsih
Kelompok 3
S1 Keperawatan Reg C
Semester 5
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN AJARAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada Kami, sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah “Laporan Kunjungan Ke Rehabilitasi NAPZA”
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah “Laporan Kunjungan Ke
Rehabilitasi NAPZA” dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat
berbahaya yang beredar luas di sekitar masyarakat atau sering dikenal dengan
nama NARKOBA. Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa
komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah menyebar
dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan kapitalisme mutakhir,
narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai belahan bumi.
Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan raga,
tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia.
Maraknya penggunaan tidak hanya di kota kota besar saja, tapi sudah
sampai ke kota kota kecil di seluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari
tingkat ekonomi menengah ke bawah sampai tingkat ekonomi atas. Dari data
yang ada, penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumur antara 15-24 tahun.
Tampaknya generasi muda adalah sasaran strategis perdagangan gelap
NAPZA. Oleh karena itu, kita semua perlu mewaspadai bahaya dan
pengaruhnya terhadap ancaman kelangsungan pembinaan generasi muda.
Sektor kesehatan memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA.
1
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan NAPZA?
2) Apa saja yang termasuk/tergolong ke dalam jenis NAPZA?
3) Apa saja faktor faktor yang menyebabkan penyalahgunaan NAPZA?
4) Apa saja ciri-ciri pengguna NAPZA?
5) Bagaimana dampak dari NAPZA yang disalahgunakan penggunanya?
6) Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan
NAPZA?
C. Tujuan
1) Mengetahui zat zat serta bahan kimia yang tergolong ke dalam jenis
NAPZA sehingga dapat membedakan zat satu dengan zat lainnya.
2) Mengetahui faktor faktor yang menyebabkan seseorang menggunakan serta
menyalahgunakan NAPZA itu sendiri.
3) Mengetahui dampak penggunaan NAPZA yang disalahgunakan sehingga
mereka takut untuk terlibat dengannya.
D. Manfaat
1) Mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA.
2) Diharapkan dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA di
kalangan remaja dan kalangan masyarakat lainnya.
3) Mengedukasi masyarakat, generasi muda khususnya supaya terhindar dari
bahaya penyalahgunaan NAPZA.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Defisini NAPZA
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam
NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis
NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga
menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial.
Ketergantungan adalah suatu keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik
dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang makin bertambah
(toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau deberhentikan akan timbul
gejala putus zat (withdrawl symtom). Oleh karena itu ia selalu berusaha
memperoleh NAPZA yang dibutuhkannya dengan cara apapun, agar dapat
melakukan kegiatannya sehari-hari secara normal.
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan ( Undang-undang RI No.22 thn
1997 ttg Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku.
Zat adiktif lain adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yang
disebut Narkotika dan Psikotropika.
B. Penggolongan NAPZA
1. Penggolongan Narkotika
Narkotika terdiri dari 3 golongan:
3
1) Golongan I: Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
sangat tinggi, serta dapat mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
Heroin, Kokain, Ganja.
2) Golongan II: Narkotika yang bersifat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapatdigunakan dalam terapi dan tujuan ilmu
pengetahuan. Narkotika golongan II juga mengakibatkan ketergantungan
tinggi. Contoh: Morfin, Petidin.
3) Golongan III: Narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan sering
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Contoh:
Kodein, dan garam garam dari golongan Narkotika tertentu.
2. Penggolongan Psikotropika
Menurut UU No 5/1997, Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan Narkotika yang bersifat Psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
aktivitas mental dan perilaku.
1) Golongan I: Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan untuk terapi, serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
2) Golongan II: Psikotropika yang berkhasiat dalam pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Dapat
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Amphetamine.
3) Golongan III: Psikotropika ini dapat digunakan dalam pengobatan dan
terapi. Selain itu, juga digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan berpotensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh:
Phenobarbital.
4) Golongan VI : Psikotropika golongan IV, berguna untuk pengobatan dan
dipakai sangat luas untuk terapi, juga ilmu pengetahuan karena
berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Diazepam,
Nitrazepam.
4
3. Penggolongan Zat Adiktif lainnya
Yang dimaksud dengan Zat Adiktif lainnya yaitu bahan/zat yang
berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan Psikotropika, meliputi:
1) Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, seringmenjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersama
Narkotika dan Psikotropika akan memperkua pengaruh obat/zat tersebut
dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan alkohol:
• Golongan A : Kadar Etanol 1-5% (Bir)
• Golongan B : Kadar Etanol 5-20% (Berbagai minuman Anggur)
• Golongan C : Kadar Etanol 20-45% (Whisky, Vodka, Bourborn,
Vermouth)
2) Inhalasi (Gas yang dihirup) dan Solven (Gas Pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai keperluan rumah
tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan:
Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, dan Bensin.
3) Tembakau. Tembakau hingga kini masih dikonsumsi masyarakat secara
luas. Walaupun dampak nya menyerang tidak secepat lainnya, namun
rokok serta alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
lain yang lebih berbahaya.
C. Efek NAPZA
Berdasakan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA yang
digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu:
1) Golongan Depresan (Downer), sejenis NAPZA yang berfungsi mengurangi
aktivitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya jadi tenang,
tertidur, bahkan tak sadarkan diri. Contohnya: Opioda, (Morfin, Heroin,
Codein) Sedative (Penenang), Hipnotik (Obat tidur) dan Tranquilizer (Anti
cemas).
2) Golongan Atimulan (Upper), jenis NAPZA yang merancang fungsi tubuh
dan meningkatkan gairah kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi
5
aktif, segar dan bersemangat. Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi),
Kokain.
3) Golongan Halusinogen, jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek
halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali terganggu.
Contoh: Kanabis (Ganja).
6
5) LSD (Lysergic Acid): Termasuk dalam golongan halusinogen. Nama lain:
acid, trips, tabs. LSD dapat didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak
kecil sebesa ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar.
6) Sedatif-Hipnotik (Benzodiazipen): Termasuk golongan Obat penenang dan
Obat tidur. Zat ini juga sering disebut dengan BK, Dum, lexo, MG, Rohyp.
Diminum dengan cara ditelan dengan air, disuntikkan, atau dimasukkan
lewat anus. Dalam dunia kesehatan,digunakan sebagai pengobatan medis
pada pasien yang mengalami kejang, cemas, stress, dan sebagai obat tidur.
7) Solvent/Inhalasi: Yaitu uap gas yang dihirup. Contoh: Aerosol, Lem, Isi
korek api gas, cairan utnuk dry cleaning, dan golongan kurang mampu.
Solvent ini biasanya digunakan oleh anak di bawah umur, atau masyarakat
golongan bawah karena mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
8) Alkohol: Merupakan zat Psikoaktif yang diperoleh dari fermentasi madu,
gula, sari buah, dan umbi umbian yang menghasilkan kadar alkohol tidak
lebih dari 15%. Setelah itu, dilakukan proses penyulingan sehingga
menghasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.
Efek yang ditimbulkan: Euphoria bahkan penurunan kesadaran.
7
Perilakunya sering menyimpang dari norma yang ada.
Kurang percaya diri.
Mudah kecewa, agresif, dan destruktif.
Murung, pemalu, pendiam.
Mudah merasa bosan dan jenuh.
Keinginan untuk bersenang senang terlalu berlebihan.
Putus sekolah.
Kurang menghayati iman dan kepercayaan .
Identitas diri tidak jelas.
Kemampuan berkomunikasi rendah.
Ciri ciri diatas memang tidak selalu menjadi bukti akurat seseorang
menjadi pelaku penyalahgunaan NAPZA. Akan tetapi, dengan banyaknya
perilaku remaja yang mirip dengan ciri ciri diatas, maka besar kemungkinan
seseorang menjadi pemakai NAPZA.
8
G. Dampak Pengaruh Penyalahgunaan NAPZA
1) Otak dan susunan saraf pusat: Gangguan daya ingat, gangguan perhatian
dan konsentrasi, gangguan bertindak rasional, gangguan persepsi yang
mengakibatkan halusinasi, kehilangan motivasi, dan sulit membedakan yang
hal baik dan buruk.
2) Saluran napas: dapat terjadi radang paru, pembengkakan paru paru serta
infeksi lain karena pemakaian NAPZA yang berlebihan dengan cara dihirup.
3) Jantung: Peradangan otot jantung dan penyempitan pembuluh darah.
4) Hati: Dapat terinfeksi B dan C yang menular melalui hubungan seksual serta
jarum suntik.
5) Penyakit Menular Seksual (PMS), HIV/AIDS.
6) Di lingkungan keluarga: Suasana nyaman dan tenteram dalam keluarga
terganggu, orang tua resah, perilaku menyimpang, sering terjadi
pertengkaran dan mudah tersinggung.
7) Di lingkungan sekolah: merusak disiplin dan motivasi belajar,
meningkatnya tindak kenakalan, bolos sekolah, mempengaruhi sesama
pelajar untuk menjadi pelaku penyalahgunaan.
8) Di lingkungan Masyarakat: Tercipta pasar gelap antara pengedar dan
pemakai, pengedar/bandar biasanya menggunakan remaja yang telah
mengalami ketergantungan NAPZA untuk mendapatkan lebih banyak
korban, meningkatnya tindak kriminal di masyarakat, melonjaknya angka
kematian akibat OD NAPZA.
9
paru-paru untuk bernafas dan perut untuk mencerna. Juga dapat menciptakan
efek mood, tidur, konsentrasi, berat, dan dapat menyeimbangkan diri saat tidak
stabil.
Stress, diet yang salah, toxin neuron, penyakit genetic, obat-obatan,
alcohol, dan penggunaan kopi dapat menurunkan ke optimalannya.
Neurotransmiter terdapat dua bagian :
1. Inhibitory: penyeimbang mood, dan mudah terpengaruh jika terlalu aktif.
2. Excitatory: tidak terlihat namun dapat menstimulasi otak
terdiri dari: Dopamine – hasrat, norepinephrine – penurunan focus dan masalah
tidur, epinephrine – gejala saat ini seperti stress yang lama dan insomnia.
Narkoba adalah akronim dari Narkotika dan obat-obat berbahaya yang
berbentuk zat kimia. Dalam bidang pengobatan medis, dikenal zat-zat kimia
yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa sakit, namun tidak memiliki
efek penyembuhan. Zat kimia itulah yang sering disalahgunakan karena
pemakaian dengan dosis yang berlebihan akan berakibat buruk bagi kesehatan.
Zat-zat kimia tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf, yaitu:
1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan menurunnya
aktivitas normal otak. Contohnya valium.
2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja otak.
Contohnya kokain.
3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya
penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-sabu.
4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang
bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf,
misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam tubuh pemakai,
kekurangan dopamin.Dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat di
otak dan berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel saraf
lainnya.Hal ini menyebabkan dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf
sampai pada bongkol sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan
mendekati membran presinapsis.
10
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak dapat
melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang dibawa tidak
dapat menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi tersebut menyebabkan
tidak terjadinya depolarisasi pada membran post sinapsis dan tidak terjadi
potensial kerja karena impuls saraf tidak bisa merambat ke sel saraf berikutnya.
Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah hilangnya kendali
otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah, hilangnya nafsu makan, terjadi
kerusakan hati dan lambung, kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus,
terjadi kram perut dan bahkan mengakibatkan kematian.
11
6) Di lingkungan masyarakat: menumbuhkan perasaan kebersamaan di
tempat tinggal, sehingga masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan
bersama sama, melibatkan semua unsur masyarakat dalam mencegah
penyalahgunaan NAPZA, memberikan penyuluhan hukum yang berkaitan
dengan NAPZA.
12
BAB III
PEMBAHASAN
13
dahulu,sehingga tidak mengecewakan pelanggannya. Pada saat Tn.I
pindah ke kuningan dengan keluarganya dia tetap menggunakan narkoba
dan menjual narkoba ke teman temannya,tetapi Tn.I menggunakan
narkoba pada saat ingin memakainya, kalo dia sedang tidak ingin
menggunakan dia tidak akan menggunakan narkoba. Tn.I mengatakan
mendapakan narkoba dengan mudah dari daerah Sukabumi, Ciamis, dll..
narkoba masuk jalur laut, melalui pelabuhan Ratu.
Awalnya dia menggunakan Narkoba hanya coba coba karena
keinginan tahuan dia saat SMP namun menjadikan kecanduan, alasan dia
menggunakan narkoba tersebut untuk membuat dirinya tenang, tidak
terbebani, dan menjadikan ganja sebagai obat penafsu makan buat dia.
Setelah bertahun-tahun menggunakan obat obatan terlarang dan
menjual narkoba, Tn. I digerebek dan ditangkap oleh polisi dirumah
temannya, Tn.I dipenjara selama 5 Tahun, selama dipenjara dia
mengatakan masih bisa menggunakan narkoba karena dipenjara pun ada
oknum nakal yang bisa mengantarkan narkoba kepada narapidana.
Setelah Tn.I keluar dari penjara dia pun bertekad untuk memperbaiki
diri dan dia menyerahkan diri untuk di Rehabilitasi, dia juga mendapat
dukungan penuh dari keluarganya, dia mengatakan untuk apa memakai
narkoba lagi karena narkoba bisa merusak saraf otak. Setelah direhabilitasi
selama 1 tahun dia selalu menghadiri acara di RUTELA untuk memotivasi
pasien lain,dia keluar Rehabilitasi pada tahun 2018.
14
Sosok penyalahguna tidak seharusnya dikucilkan dan dijauhi, namun
baiknya dirangkul untuk dapat direhabilitasi dengan pendamping yang
ahli. Layanan konseling yang dapat digunakan sesuai dengan ilmu
bimbingan konseling yaitu konseling individu, kelompok dan terapi
dengan lingkungan seperti keluarga, teman dan masyarakat.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan/ psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Penggunaan narkoba
memiliki pengaruh terhadap kerja sistem saraf, misalnya hilangnya koordinasi
tubuh, karena di dalam tubuh pemakai, kekurangan neurotransmitter yang
terdapat di otak yang berperan penting dalam merambatkan impuls saraf ke sel
saraf lainnya.
Begitu marak penggunaan narkoba dimasyarakat saat ini, sulit untuk
menghentikan peredaran narkoba. Dengan peranan dari semua sektor terkait,
termasuk para orang tua, para guru, tokoh-tokoh masyarakat dan agama,
kelompok remaja juga kelompok masyarakat lain dalam pencegahan narkoba
adalah sangat penting.
B. Saran
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit.
2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
3. orang tua harus memberikan perhatian yang lebih pada anak jangan dan
jalin komunikasi yang baik dengan anak agar tidak terjerumus dalam
penyalahgunaan narkoba.
4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat untuk
memberantas peredaran narkoba.
5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak terjerumus pada
penyalahgunaan narkoba.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
19