Anda di halaman 1dari 6

1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem


Kelistrikan Bandara Internasional Juanda
Surabaya
Rimawan Asri, Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 1), Dimas Fajar Uman Putra, MT2).
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
Email: rimawan_578@yahoo.com, margo@ee.its.ac.id1), dimas@ee.its.ac.id2)

Abstrak – Bandara Internasional Juanda Surabaya koordinasi proteksi. Dengan sistem koordinasi proteksi yang
merupakan bandara terbesar dan tersibuk setelah tepat dan handal maka saat sistem kelistrikan mengalami
Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Bandara ini gangguan seperti hubung singkat, gangguan tersebut dapat
juga berfungsi sebagai basis penerbangan militer TNI- segera diisolir dari sistem sehingga sistem tetap mampu
AL. Bandara Juanda diresmikan pada tahun 1964 beroperasi dengan baik tanpa menimbulkan resiko gangguan
sebagai pangkalan militer kemudian dialihkan sebagai terhadap pelayanan penerbangan.
bandara komersil pada tahun 1984 dan pada tahun 2000
dilaksanakan perbaikan fasilitas dan pengembangan
II. TEORI PENUNJANG
bandara secara besar-besaran guna meningkatkan
pelayanan publik. Untuk memberikan pelayanan yang A. Gangguan Hubung Singkat
handal maka dibutuhkan keandalan sistem kelistrikan Gangguan hubung singkat dapat digolongkan menjadi
yang tinggi untuk menyuplai tiap peralatan vital dan dua macam yaitu: gangguan hubung singkat simetri, dan
fasilitas penting diantaranya sistem telekomunikasi pada tidak simetri (asimetri)[1]. Gangguan ini dapat
menara kendali, lampu runway,komputer-komputer menyebabkan mengalirnya arus lebih pada fasa yang
pengolah data,sistem navigasi radar dan fasilitas publik. terganggu. Selain itu, gangguan ini juga dapat menimbulkan
Hingga saat ini sistem proteksi listrik Bandara belum kenaikan tegangan pada fasa yang tidak mengalami
pernah distudi ulang apakah sudah mampu menjamin gangguan. Hampir semua gangguan yang terjadi pada sistem
keandalan kelistrikan bandara. Sehingga diperlukan tenaga listrik merupakan gangguan tidak simetri (asimetri).
untuk melaksanakan “Studi Koordinasi Proteksi pada Analisa hubung singkat yang dipakai di berbagai bidang
Sistem kelistrikan Bandara Juanda” untuk memperoleh seperti sistem utility, sistem kelistrikan industri, sistem
rekomendasi setting rele khusunya rele arus dengan kelistrikan auxillary pada pembangkit maupun pada sistem
menggambarkan kurva karakteristik rele arus lebih kelistrikan pada kapal. Analisa hubung singkat ini berfungsi
(overcurrent relay). Sebelum melakukan setting arus untuk mengetahui dan menentukan nilai rating peralatan dan
beban penuh, arus hubung singkat, dan setting waktu sebagai acuan terhadap koordinasi proteksi. Adapun cara
dari rele arus lebih,maka perlu dilakukan perhitungan untuk mengoreksi keamanan dari peralatan ini digunakan
manual. Kemudian hasilnya akan ditampilkan dalam analisa dan perhitungan arus hubung singkat maksimum.
gambar grafis berbentuk kurva arus-waktu. Tugas akhir Sedangkan, perhitungan arus hubung singkat minimum
ini akan merekomendasikan pengaturan koordinasi rele berfungsi untuk perhitungan guna mendapatkan nilai setting
arus lebih di Bandara Juanda sehingga akan rele pengaman arus lebih.
mendapatkan koordinasi rele arus lebih yang handal.
B. Rele Arus Lebih
Kata Kunci : koordinasi proteksi, kurva arus-waktu, rele arus Rele arus lebih adalah rele yang beroperasi ketika arus
lebih. yang mengalir melebihi batas yang diizinkan. Rele ini
dipilih karena gangguan yang paling sering terjadi pada
sistem diakibatkan oleh adanya hubung singkat dan beban
I. PENDAHULUAN
lebih yang akan menghasilkan arus yang sangat besar[5].
B andara Internasional Juanda Surabaya sebagai bandara
tersibuk dituntut harus memiliki standar keselamatan
penerbangan sesuai standar Internasional dimana sistem
Koordinasi waktu pada rele arus lebih yaitu proses
penentuan setting untuk rele agar dapat bekerja saat sistem
mengalami gangguan[3]. Rele ini sering di gunakan di setiap
kelistrikan harus mensupply bandara selama 24 jam dalam zona proteksi. Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan
melayani penerbangan sipil dan militer. Pihak PT.Angkasa sebagai berikut[2]:
Pura I selaku pengelola bandara Juanda terus berbenah
dalam meningkatkan pelayanan baik dari segi fasilitas
penerbangan maupun fasilitas untuk kenyamanan seluruh If > Ip rele bekerja (trip)
pengguna jasa dan karyawan di bandara Internasional If < Ip tidak bekerja (block)
Juanda Surabaya
Hingga saat ini sistem kelistrikan bandara Juanda Dimana I P merupakan arus kerja yang dinyatakan
yang mengandalkan sumber dari PLN sebesar 20 kV belum menurut gulungan sekunder dari transformator arus (CT).
pernah distudi ulang meskipun bandara sudah lama Dan I f merupakan arus gangguan yang juga dinyatakan
digunakan dan telah mengalami perubahan untuk perluasan terhadap gulungan sekunder CT. Rele arus lebih dapat
fasilitas bandara, sehingga dipandang perlu adanya studi
2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
berupa rele arus lebih waktu tertentu, rele arus lebih waktu III. SISTEM KELISTRIKAN BANDARA JUANDA
invers, dan rele arus lebih waktu instan.
A. Sistem Kelistrikan Bandara Juanda
C. Setting Rele Arus Lebih Waktu Invers Sistem kelistrikan Bandara Juanda merupakan sistem
Batas penyetelan rele arus lebih adalah rele tidak bekerja yang terdiri dari 2 sumber yaitu dari PLN sebesar 20 kV
pada saat beban maksimum. Oleh karena itu, setting arusnya menggunakan 2 feeder utama sedati yang terhubung dengan
harus lebih besar dari arus beban maksimum. Rele arus lebih Main Power House utama sebagai Sumber utama untuk
memiliki setelan pickup dan setelan time dial. Pada rele arus menyuplai seluruh sistem kelistrikan Bandara dan
lebih, besarnya arus pickup ditentukan dengan pemilihan menggunakan Generator sebanyak 4 buah dengan kapasitas
tap. Adapun untuk menentukan besarnya tap yang masing-masing 1500 kVA sebagai sumber cadangan.
digunakan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : Generator hanya digunakan apabila PLN mengalami
gangguan dan hanya mensupplai sistem yang vital dalam
Iset jangka waktu tertentu. Sistem kelistrikan Juanda sampai saat
Tap = ………(1)
CT primary
ini masih mengandalkan supplai dari PLN 20 kV,karena
sudah adanya kesepakatan kerja antara Pihak PT.Angkasa
Iset adalah ar us pickup dalam Ampere. Menurut standart Pura I sebagai pengelola bandara Juanda Surabaya dengan
British BS 142 batas penyetelannya adalah 1.05-1.3 Iset. Pihak PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur sebagai
Setelan time dial menentukan waktu operasi rele. Untuk penangguang jawab Unit kerja distribusi PLN di Bandara
menentukan time dial dari masing-masing kurva Juanda yang merupakan konsumen prioritas utama dalam
karakteristik invers rele arus lebih dapat digunakan pemakaian listrik
persamaan sebagai berikut [4]:

k×T
td = I ∝
………..(2)
β × �� � -1�
Iset

Di mana :
td = waktu operasi (detik)
T = time dial
I = nilai arus (Ampere)
Iset = arus pickup (Ampere)
k = koefisien invers 1 (lihat tabel 1)
α = koefisien invers 2 (lihat tabel 1)
β = koefisien invers 3 (lihat tabel 1) Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1 Lump 1

Gambar 1. Single line diagram Bandara Juanda


Tabel 1. Koefisien invers time dial
Koefisien
Tipe Kurva
k α β Adapun untuk data beban di Bandara Juanda
Standard Inverse 0,14 0,02 2,970 dapat dilihat pada tabel 2.
Very Inverse 13,5 1,00 1,500 Tabel 2 Data beban Bandara Juanda Essential dan General
ID SERVICE (kVA) KET.
Extremely Inverse 80,0 2,00 0,808
POL Pertamina 788 AVTUR

D. Koordinasi Berdasarkan Arus dan Waktu CHL Cabin Chiller 1093 PUBLIK
Dalam suatu sistem kelistrikan terdapat susunan rele PTB-1 Passenger Terminal Building 1287 PUBLIK
pengaman yang terdiri dari rele pengaman utama dan rele PTB-2 Passenger Terminal Building 1287 PUBLIK
pengaman backup. Antara rele pengaman utama dengan rele PTB-3 Passenger Terminal Building 1287 PUBLIK
pengaman backup ini harus dikoordinasikan agar AOB Operational Building 1 282 CREW
menghasilkan sistem proteksi yang sempurna. Adapun
CG Cargo 235 PUBLIK
koordinasi ini dilakukan pada setelan pickup dan time delay
MPH-TO Main Power Building 18,5 CREW
dari rele tersebut. Untuk memberikan koordinasi yang baik,
setelan pickup rele-rele tersebut harus memenuhi syarat RA Parking Area 22,5 PUBLIK
berikut [6]: RB Building Area 22,8 PUBLIK
Iset A > Iset B > Iset C > Iset D……….....…………(3) R28 Run Way 28 110,87 CREW
Antara rele pengaman utama dan rele pengaman TH10 Tower Area 50,91 CREW
cadangan (backup) tidak boleh bekerja secara bersamaan. OB Operational Building 2 282 CREW
Untuk itu, diperlukan adanya time delay antara rele utama
RC Service Car Area 91,6 PUBLIK
dan rele cadangan (backup). Time delay ini sering dikenal
sebagai setelan setting kelambatan waktu (Δt) atau grading AP-1 Apron 83,37 CREW
time. Perbedaan waktu kerja minimal antara rele utama dan AP-2 Apron 96,42 CREW
rele backup adalah 0,2 – 0,35 detik[7]. Dengan spesifikasi SD-1 Hanggar-1 891 CREW
sebagai berikut menurut standard IEEE 242 : SD-2 Hanggar-2 241 CREW
Waktu buka CB : 0,04 – 0,1s (2-5 cycle) SD-3 Hanggar-3 353 CREW
Overtravel dari rele : 0,1s
R10 Run Way 10 144,44 CREW
Faktor keamanan : 0,12-0,22s
3
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISA • Kurva rele 18 adalah kurva yang berwarna hijau
A. Tipikal 1 dimana pada kurva ini terdapat kesalahan..Untuk time
delay tidak sesuai karena settingan time delay hanya
Sistem pengaman pada tipikal 1 berlaku dari PLN ke selisih 0,1 dari rele 16.Sedangkan kurva Low set
bus R28 yang terdiri dari rele 16,rele 18,rele 12,rele 61,rele Current yang seharusnya sama dengan rele 12
47 dan rele 1 pa da tegangan 20 k V. Adapun gambar 2 berfungsi sebagai rele backup rele 16
merupakan single line diagram dari tipikal 1. • Kurva rele 12 ad alah kurva yang berwarna ungu
dimana pada kurva ini terdapat kesalahan. Untuk time
PLN 20 kV delay tidak sesuai karena settingan time delay hanya
CB1 selisih 0,1 dari rele 16
BUS MPH M01 20 kV • Kurva rele 47 dan rele 61 adalah kurva yang berwarna
CB 47
hijau dimana time delay yang disetting terdapat
kesalahan, gradding time dengan rele 12 dan rele 18
CB 61
hanya selisih 0,1.Dan untuk Pickup Instantinous
BUS1 MPH3 20kV
diperbesar agar tidak terkena damage curve sehingga
CB 12
mampu melindungi trafo T02-R28
CB18 • Kurva rele 1 adalah kurva yang berwarna kuning
BUS R10-28 20 kV
dimana time delay yang disetting masih kurang
CB 16
sempurna karena selish antara rele yang dibawahnya
T02-R28 belum sesuai dan settingan dari Low Set Current
maupun Pickup Instantinous harus disetelan lebih baik
BUS THR 28 380 V karena sebagai backup terakhir
THR 28-1
Adapun perhitungan setting rele 18 sebagai berikut:
Gambar 2. Single line tipikal 1
Lump 1 Manufaktur : Micom Areva
Model : P121
Adapun kurva hasil plot rele existing tipikal 1 dapat Kurva : Standar Inverse
dilihat pada gambar 3. I sc min bus R10-28 : 12,5 kA
CT : 20/5
FLA : 11,548 A

 Low Set Current Setting (I>)


1,05 x FLA ≤ Iset ≤ 1,3 x FLA
1,05 x 11,548 ≤ Iset ≤ 1,3 x 11,548
12,125 ≤ Iset ≤ 15,012
dipilih Iset = 13,4 A
Iset 13,4
Tap = = = 0,67 In
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 20

 Time Dial
Dipilih waktu operasi (t d ) = 0,125s

0,14 × K
td = I 0,02
2,97 × �� � -1�
IEB

I 0,02
td × 2,97 × ��IEB� -1�
K=
0,14
0,02
Isc Max bus R10-28
td × 2.97 × �� tap x CT primary � -1�
K=
0,14
14840 0,02
0,125× 2.97 × ��0,67 x 20� -1�
K= = 0,4
0,14

 High Set Current Setting (I>>)


Iset ≤ 0,8 x I sc min bus R10-28
Iset ≤ 0,8 x 12,5 kA
Gambar 3. Hasil plot setelan rele existing tipikal 1 Iset ≤ 10 kA
dipilih Iset = 120 A
Pada kondisi existing tipikal 1 masih ada beberapa Tap =
Iset 120
= = 6 In
kekurangan antara lain: CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 20

 Time Delay
Dipilih time delay = 0.3s
4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
Adapun perhitungan setting rele 1 sebagai berikut: B. Tipikal 2
Tipikal ini dimulai PLN sampai bus PTB. Adapun
 Low Set Current Setting (I>) gambar 5 merupakan single line diagram dari tipikal 2.
1,05 x FLA ≤ Iset ≤ 1,3 x FLA
1,05 x 381,05 ≤ Iset ≤ 1,3 x 381,054 PLN 20 kV

400 ≤ Iset ≤ 495 CB1

dipilih Iset = 450 A BUS MPH M01 20 kV


Iset 450
Tap = = = 0,9 In CB 59

CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 500 CB 56
BUSPANEL PTB 20kV

 High Set Current Setting (I>>) CB 53

Iset ≤ 0,8 x I sc min bus MPH M01


Iset ≤ 0,8 x 12,5 kA
T02-PTB

Iset ≤ 10 kA BUS PTB3 380 kV

dipilih Iset = 2860 A


Iset 2860
Tap = = = 5,72 In PTB 3
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 500 Lump 1

Gambar 5. Single line tipikal 2


 Time Dial
Dipilih waktu operasi (t d ) = 0,325s Adapun kurva hasil plot rele existing tipikal 2 dapat
dilihat pada gambar 6.
0,14 × K
td = I 0,02
2,97 × �� � -1�
IEB

Isc Max bus MPH M01 0,02


td × 2.97 × �� � -1�
tap x CT primary
K=
0,14
14840 0,02
0,325× 2.97 × ��0,9 x 500� -1�
K=
0,14
= 0,5
Time Delay
Dipilih time delay = 0.7s

Adapun kurva hasil plot rele resetting tipikal 1 dapat


dilihat pada gambar 4.

Gambar 6. Hasil plot setelan rele existing tipikal 2

Pada kondisi existing tipikal 2 masih ada beberapa


kekurangan antara lain:
• Kurva rele 53 ad alah kurva yang berwarna hijau
dimana pada kurva ini terdapat kesalahan. Terlihat
bahwa rele ini terletak di sebelah kiri dari damage
curve transformator T02 PTB serta titik inrush.
Rele ini akan selalu bekerja saat transformator T02
PTB energizing. Padahal seharusnya rele pengaman
transformator T02 PTB ini tidak boleh bekerja saat
inrush muncul. Hal ini disebabkan inrush bukan
merupakan gangguan dan hanya muncul saat
Gambar 4. Hasil plot setelan rele resetting tipikal 1
5
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
energizing sehingga disarankan kurva rele 53  Time Dial
berada di sebelah kanan titik inrush. Dipilih waktu operasi (t d ) = 0,15s
• Kurva rele 56 dan rele 59 adalah kurva yang 0,14 × K
berwarna biru dimana pada kurva ini terdapat td = I 0,02
2,97 × �� -1�
kesalahan..Untuk time delay tidak sesuai karena IEB

settingan time delay hanya selisih 0,1 dari rele 53


.Dan untuk Pickup Instantinous diubah td × 2,97 × ��IEB�
I 0,02
-1�
settingannya dengan diperbesar agar mapu K=
membackup rele 53 0,14
Isc Max Bus 1MPH3 0,02
0,15× 2.97 × �� � -1�
• Kurva rele 1 adalah kurva yang berwarna kuning K=
tap x CT primary

0,14
dimana time delay yang disetting masih kurang
14840 0,02
sempurna karena selisih antara rele yang 0,15 × 2.97 × ��1x 200� -1�
dibawahnya belum sesuai dan settingan dari Low K=
0,14
= 0,3
Set Current maupun Pickup Instantinous harus
disetelan lebih baik karena sebagai backup terakhir  High Set Current Setting (I>>)
Iset ≤ 0,8 x I sc min bus 1MPH3
Iset ≤ 0,8 x 12,5 kA
Adapun perhitungan setting rele 53 sebagai berikut:
Iset ≤ 10 kA
 Low Set Current Setting (I>) dipilih Iset = 1000 A
Iset 1000
1,05 x FLA ≤ Iset ≤ 1,3 x FLA Tap = = = 5 In
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 200
1,05 x 72,17 ≤ Iset ≤ 1,3 x 72,17 Time Delay
75,77 ≤ Iset ≤ 93,821 Dipilih time delay = 0.3s
dipilih Iset = 90 A
Iset 90
Tap = = = In Adapun kurva hasil plot rele resetting tipikal 1 dapat
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 90
dilihat pada gambar 4.
 Time Dial
Dipilih waktu operasi (t d ) = 0,186s

0,14 × K
td = I 0,02
2,97 × �� � -1�
IEB

I 0,02
td × 2,97 × ��IEB� -1�
K=
0,14
Isc Max bus panel PTB 0,02
0,186 × 2.97 × �� � -1�
tap x CT primary
K=
0,14
14840 0,02
0,186 × 2.97 × �� 1x 90 � -1�
K=
0,14
= 0,425

 High Set Current Setting (I>>)


Iset ≤ 0,8 x I sc min bus PTB3(in HV)
0,38
Iset ≤ 0,8 x 50,63 kA x � �
20
Iset ≤ 769,576 A
dipilih Iset = 750 A
Iset 750
Tap = = = 8,333 In
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 90

Time Delay
Dipilih time delay = 0.1s

Adapun perhitungan rele 56 sebagai berikut:


 Low Set Current Setting (I>)
Gambar 7. Hasil plot setelan rele resetting tipikal 2
1,05 x FLA ≤ Iset ≤ 1,3 x FLA
1,05 x 187,65 ≤ Iset ≤ 1,3 x 187,65
Dari hasil resetting diatas maka koordinasi proteksi antar
197 ≤ Iset ≤ 244
rele akan bekerja sesuai standar, dimana saat terjadi arus
dipilih Iset = 200 A
Iset 200 hubung singkat maka rele akan bekerja dengan grading time
Tap = = = In yang sesuai dan mampu mengisolir sistem yang trouble
CT 𝑃𝑟𝑖𝑚𝑎𝑟y 200
dengan cepat sehingga peralatan listrik tidak rusak.
6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
V. KESIMPULAN Kepala Seksi Komunikasi Perang Elektronika Dinas Operasi
Dari simulasi dan analisa koordinasi proteksi pada sistem Satuan Radar 214 TNI AU di Pemalang-Tegal Jawa Tengah.
kelistrikan Bandara Internasional Juanda Surabaya dapat Saat ini penulis berdinas di Lanud Juanda Surabaya dan
kesimpulan sebagai berikut: melanjutkan studi sarjana melalui program Lintas Jalur di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jurusan Teknik
1. Terdapat beberapa setelan rele yang belum tepat Elektro (FTI-ITS) dan mengambil bidang studi Teknik
dan koordinasi yang kurang baik, terutama pada setelan Sistem Tenaga. Email penulis rimawan_578@yahoo.com
pickup dan grading time antar rele pengaman. Pada
beberapa rele, setelan pickup kurva inversnya masih
menyentuh arus full load beban. Hal ini dapat menyebabkan
rele tersebut trip meski tidak terjadi gangguan.
2. Terdapat setelan instan pada beberapa rele yang
belum maksimal, karena belum mencakup seluruh level arus
hubung singkat. Hal ini mengakibatkan rele tidak dapat
bekerja secepat mungkin untuk mengamankan peralatan
ketika terjadi gangguan hubung singkat minimum.
3. Grading time yang diberikan terlalu sempit, yakni
0,1 detik. Hal ini dapat menyebabkan koordinasi yang
kurang baik sebab ada kemungkinan rele backup juga ikut
trip karena tidak memberikan waktu yang cukup untuk rele
pengaman utama selesai memutus ganguan terlebih dahulu.
4. Dari kesalahan eksisting rele arus lebih yang
kurang terkoordinasi, maka diperlukan pengaturan ulang
untuk mencapai koordinasi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Lazar, Irwin, “Electrical System Analysis and D esign
for Industrial Plant”, McGraw-Hill Inc., USA, Ch. 1,
1980
[2] Sutherland, Peter E., Protective Device Coordination in
an Industrial Power System with Multiple Sources, New
York : General Electric Co.
[3] Anderson, P.M, “Power System Protection”, John
Wiley & Sons, Inc., Canada, Ch. 3, 1998
[4] Trip Curve, “IEC-SIT-SIT-A-10PU_1”, Schneider
Electric, 2008
[5] Erik bramadin,” Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik
Alumina PT Antam (persero) TBK” tugas akhir, ITS,
2012
[6] Prévé, Christophe, “Protection of Electrical Networks”,
ISTE Ltd., London, Ch. 7, 9, 2006
[7] Gurevich, Vladimir, “Electric Relays, Principle and
Application”, CRC Press, USA, Ch. 10, 2006

BIODATA PENULIS
Penulis memiliki nama lengkap
Rimawan Asri. Penulis dilahirkan di
Sajoanging ,Kabupaten Wajo
,Propinsi Sulawesi Selatan pada
tanggal 21-Oktober-1986. Penulis
mengawali pendidikannya di SDN
211 Sajoanging kabupaten Wajo
(lulus tahun 1998), SMP Negeri 1
Sajoanging (lulus tahun 2001), SMK
Teknologi Penerbangan Hasanuddin
Makassar (lulus tahun 2004).
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan militer di
Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, dan lulus pada
tahun 2007 sebagai perwira TNI AU. Pada tahun 2008
berdinas di Lanud Sulaiman Bandung, kemudian
melanjutkan ke Solo berdinas di Depohar 50 Sathar Radar
Plessey Inggris. Tahun 2009-2012 menjabat sebagai Perwira

Anda mungkin juga menyukai