Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri agar
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Untuk mencapai sasaran Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
Angka kematian Ibu (AKI) sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
2030, perlu upaya percepatan yang lebih besar dan kerja keras (Depkes. RI,
2015)
Menurut WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000
jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa dan Asia
Tenggra 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup, Brunai Darussalam 60 per 100.000 kelahiran hidup dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut WHO tahun 2015 Jumlah Angka Kematian Ibu di seluruh dunia
adalah sebesar 303.000 jiwa, dimana 830 orang wanita di dunia meninggal
setiap harinya karena mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Dimana, Angka Kematian Ibu (AKI) di negara maju adalah sejumlah 12 per
100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Ibu di negara berkembang
adalah sejumlah 239 per 100.000 kelahiran hidup.
Data Kementrian Kesehatan menunjukan angka kematian ibu saat
melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga pertengahan tahun 2017.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) saat
melahirkan turun dari 4.999 kasus pada tahun 2015 menjadi 4.912 kasus di
tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun 2017, terjadi 1.712 kasus
kematian ibu saat proses persalinan.
Berdasarkan laporan dari Kabupaten / Kota, jumlah kasus kematian ibu di
Provinsi NTB selama tahun 2016 adalah 92 kasus, menurun dibandingkan

1
dengan tahun 2015 dengan 95 kasus. Dalam 3 tahun terakhir, jumlah kematian
ibu menunjukan progress positif atau cenderung menurun. Untuk tahun 2016,
kematian ibu terbanyak berada di Kabupaten Lombok tengah dengan 26 kasus
dan belum ada kabupaten yang ditetapkan sebagai kabupaten AKINO (Angka
Kematian Ibu Nol). Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2016 sama
dengan tahun 2015 yakni terjadi pada saat nifas sebesar 56,52 %, sedangkan
kejadian kematian ibu barsalin sekitar 28,26 % dan kematian ibu saat hamil
sekitar 15,22 %.
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 di Indonesia menglami
penurunan dibandingkan dengan tahun 2013. Pada tahun 2013 jumlah cakupan
K4 adalah sebesar 86,85 %, namun pada tahun 2016 menurun menjadi 85,35 %.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2016, cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil K4 pada tahun 2016telah memenuhi target Rencana strategi (Renstra)
Kementrian Kesehatan sebesar 74 %.
Untuk wilayah kerja Puskesmas Pagesangan tahun 2018 memiliki target ibu
hamil sebanyak 1.039 jiwa, ibu bersalin 992 jiwa. Dengan cakupan per tahun
2018 adalah sebagai berikut, Kunjungan Antenatal I (K1) (79,98%),Kunjungan
Antenatal IV (K4) (71,22%), Kunjungan Neonatal 1 (KN1) (79,45%), Kunjungan
Neonatal3 (KN3) (76,28%), persalinan ditolong oleh Nakes (61,19%). Kunjungan
Nifas (59,07%), (Laporan PWS KIA Puskesmas Pagesangan).
Upaya peningkatan kesehatan ibu mustahil dapat dilakukan sendiri oleh
Pemerintah, terlebih dengan berbagai keterbatasan sumber daya yang dimiliki,
tenaga, sarana prasarana, dan anggaran. Oleh karena itu, mutlak diperlukan
kerja sama lintas program dan lintas sektor terkait, yaitu pemerintah daerah,
sektor swasta, organisasi profesi kesehatan, kalangan akademisi, serta lembaga
dan organisasi kemasyarakatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
(Riskesdas,2013)
Melalui praktik asuhan kebidanan komprehensif terintegrasi gerakan 1000
hari pertama kehidupan (Kehamilan 28 minggu sampai bayi 6 bulan), ibu hamil
akan mendapatkan pelayanan yang lebih menyeluruh dan terpadu, sehingga hak
reproduksinya dapat terpenuhi, “missed opportunity”dapat dihindari serta
pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan secara lebih efektif dan efisien.

2
Berdasarkan latar belakang di atas dan mengingat kembali pentingnya
perhatian dan peran dari petugas kesehatan khususnya bidan mengenai
penanganan dalam persalinan, nifas, BBL dan KB. Maka, mahasiswa tertarik
untuk mengambil kasus dengan judul “Laporan Studi Kasus Komprehensif
Asuhan Kebidanan pada Ny. M di Psinggahan, Wilayah Kerja Puskesmas
Pagesangan.”
Dengan harapan agar mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman untuk
menerapkan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas, BBL dan KB
normal/komplikasi secara komprehensif dan terintegrasi, sehingga nantinya pada
saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada akhirnya
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi saat terjadi komplikasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif
dan terintegrasi dengan pendekatan manajemen kebidanan dengan
pendokumentasinan SOAP pada kasus ANC di Pesingganhan Wilayah Kerja
Puskesmas Pagesangan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data subjektif dengan
benar pada kasus Ny. “M” mulai dari ANC di Pesinggahan wilayah kerja
Puskesmas Pagesangan.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif dengan benar
pada kasus Ny. “M” mulai dari ANC di Pesinggahan wilayah kerja
Puskesmas Pagesangan.
c. Mahasiswa mampu menganalisa kasus pada kasus Ny. “M” mulai dari
ANC di Pesinggahan wilayah kerja Puskesmas Pagesangan.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan penatalaksanaan tindakan asuhan
kebidanan pada kasus Ny. “M” mulai dari ANC di Pesinggahan wilayah
kerja Puskesmas Pagesangan.

3
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dalam sumber teori asuhan
kebidanan dalam kehamilan persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB serta
mengenai kendala atau masalah-masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat, khususnya kendala atau masalah yang terkait dengan kebidanan,
sehingga institusi pendidikan dapat meningkatkan mutu dan kualitas peserta
didik.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Agar dapat tetap menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan
KB, sehingga dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang akan
memberikan dampak untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu
serta bayi.
3. Bagi Mahasiswa
Dapat belajar menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan
mengenai perkembangan ilmu pengetahuan (asuhan kebidanan pada ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana serta bayi
sampai usia 6 bulan) yang diperolehnya di dalam kelas sehingga nantinya
pada saat bekerja di lapangan dapat dilakukan secara sistematis yang pada
akhirnya meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
4. Bagi Masyarakat
Dapat membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau asuhan
kebidanan yang diberikan.
a. Dapat menambah pengetahuan klien khususnya dan masyarakat pada
umumnya dalam perawatan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,
keluarga berencana serta perawatan bayi sampai usia 6 bulan;
b. Klien atau masyarakat dapat mengenali tanda – tanda bahaya dan resiko
terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, keluarga berencana
serta bayi sampai usia 6 bulan;

4
c. Klien khususnya dan masyarakat pada umumnya dapat menolong dirinya
sendiri terhadap perubahan fisiologis dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, perawatan bayi baru lahir, keluarga berencana serta bayi sampai
usia 6 bulan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori


1. 1000 Hari Pertama Kehidupan
a. Pengertian
Seribu hari disini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu 270 hari
selama masa di dalam kandungan dan 730 hari selama masa 2 tahun
pasca lahir yang merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagi periode emas sekaligus
periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa bayi ini
memperoeh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal.
Sebaiknya apabila pada masa ini bayi tidak memperoleh asupan
makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah
menjadi periode kritis yang akan menggangu tumbuh kembang, baik
pada masa ini ataupun pada masa selanjutnya.
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategi
for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan
empat hal penting yang harus dilakukan yaitu :1) memberikan air susu ibu
kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, 2)
memberikaan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara
eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, 3) memberikan
makanan pendamping ASI atau MP-ASI sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan 4) meneruskan pemberian ASI sampai anak
berusia 24 bulan atau lebih.
b. Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan
1) Periode dalam kandungan (270 hari)
a) Pastikan bahwa ibu yang mengandung memiliki status gizi yang
baik, tidak mengalami KEK dan Anemia.
b) Selama ibu hamil wajib mengonsumsi makanan yang bergizi
sesuai dengan kebutuhan, makanan dengan porsi kecil maupun
sering dapat dianjurkan dengan memperbanyak konsumsi sayur
dan buah.

6
c) Supplemen tambah besi (Fe), asam folat dan vitamin C di
butuhkan untuk mencegah terjadinya anemia.
d) Ibu harus memeriksakan kehamilannya secara rutin.
e) Memasuki usia kehamilan trimester III ibu dan suami
mempersiapkan informasi mengenai menyusui, agar saat
melahirkan nantinya akan memberikan IMD dan ASI eksklusif
untuk bayinya.
2) Periode 0-6 bulan(180 hari)
a) Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD).
b) Mendapatkan ASI Eksklusif.
c) Membantu ibu yang mengalami masalah dengan pemberian ASI
Eksklusif dengan tersedianya media konsultasi mengenai ASI
Eksklusif.
d) Bantuan dukungan kepada ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.
e) Memantau pertumbuhan bayi secara teratur.
3) Periode 6-24 bulan(550 hari)
a) Memastikan bahwa ibu mengetahui jenis dan bentuk makanan
serta frekuensi pemberian makanan untuk bayi.
b) Mengajarkan pada ibu mengenai masa transisi pemberian
makanan tambahan bayi.
c) Makanan lumat atau cair pada usia 6-8 bulan, lembek lunak/semi
pada usia 8-12 bulan, dan makan padat pada usia 12-24 bulan.
d) Memberikan dorongan dan dukuangan pada ibu untuk tetap
memberikan ASI.
e) Mengajarkan dan memberikan informasi kepada ibu mengenai
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan murah untuk
makanan tambahan bagi bayi.
f) Memantau pertumbuhan secara teratur.

7
c. Dampak Jika Pada 1000 Hari Tersebut Tidak Diperhatikan
Menurut Hipotesis Baker, Jika terjadi kekurangan gizi pada janin dan
anak 0-3 tahun maka dampaknya sebagi berikut :
1) Jangka Pendek.
a) Perkembangan otak terganggu.
b) Pertumbuhan otot dan organ-organ tubuh terganggu.
c) Programming metabolisme glukosa, lemak, protein, hormonal dan
lain-lain yang terjadi di dalam sel tubuh akan terganggu.
2) Jangka Panjang.
a) Kognitif dan kemampuan belajar akan terganggu.
b) Imunitas dan produktifitas kerja menurun.
c) Obesitas, diabetes, penyakit jantung, hipertensi, stroke, kanker.
Bahkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil akan memberikan
dampak buruk pada skor IQ anak. Ibu yang menderita kekurangan zat
yodium selama kehamilan akan menghambat perkembangan otak janin
dan mengakibatkan kehilangan IQ 10 poin. Kekurangan energy protein
pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan makanan bergizi dan
infeksi akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif dann perkembangan
bayi juga mengalami kehilang skor IQ 10 poin.
Jika hal itu terjadi maka generasi masa depan bangsa akan menjadi
bangsa yang rapuh dan menjasi genersi yang tidak berkualitas.

2. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma
dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari
atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan Utama, 2014).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
triwulan, yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,

8
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari
bulan ke-7 sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2010).
Menurut Manuaba (2010) kehamilan adalah pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan

b. Etiologi
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi (Wiknjosastro, 2009).
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon) yang dilanjutkan dengan
proses nidasi dan plasentasi (Mochtar, 2012).

c) Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III


a. Perubahan Fisik pada Trimester III Menurut Kurnia (2009,p. 194-
197), perubahan fisik pada trimester III adalah :
1) Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena
meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat
mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan tekanan ke
arah tulang belakang.
2) Payudara
Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan
makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada
trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya
colostrum.
3) Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim
yang membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
4) Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran
darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu
hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh adanya

9
tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah diafragma
(yang membatasi perut dan dada). Setelah kepala bayi turun
kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada
ibu yang baru pertama kali hamil akan merasakan lega dan
bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut biasanya juga ikut
hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi dibawah
diafragma / tulang iga ibu.
5) Sering kencing
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan
makin menekan kandungan kencing ibu hamil.
6) Masalah tidur
Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari
sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
7) Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan
vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada
akhir kehamilan, kepala bayi juga akan menekan vena daerah
panggul yang akan memperburuk varises. Varises juga dipengaruhi
faktor keturunan.
8) Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian
perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk
atau istirahat.
9) Bengkak
Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan
meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu
hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini disebut
edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
10) Kram pada kaki
Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun, atau
karena kekurangan kalsium.

10
11) Cairan vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan
biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini biasanya agak
kental, sedangkan pada saat mendekati persalinan cairan tersebut
akan lebih cair.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester III Menurut Sulistyawati
(2009,p. 76-77), perubahan psikologis pada trimester III adalah :
1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik
2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
5) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
6) Merasa kehilangan perhatian
7) Perasaan mudah terluka (sensitif)
8) Libido menurun

c. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan


Menurut Hani (2010) ada beberapa macam tanda-tanda bahaya
kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Perdarahan pervaginam
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan
dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan
perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi
sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi
atau keguguran. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat
disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma,
atau penyakit saluran kelamin bagian bawah. (Hani, 2010).
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti

11
abortus atau keguguran, KET atau ectopic pregnancy, mola
hidatidosa) ( Rukiyah, 2009).
2) Sakit Kepala yang hebat menetap dan tidak hilang
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan sering kali
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat
yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Sakit kepala yang
hebat terkadang-kadang ibu mungkin merasakan penglihatannya
kabur atau berbayangan. Sakit kepala yang seperti ini dalam
kehamilan merupakan gejala dari pre-eklamsia (Hani, 2010).
3) Gangguan Visual secara tiba-tiba (Pandangan kabur, rabun senja)
Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur karena pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal, masalah penglihatan
yang mengindikasikan keadaan yang mengancap jiwa ibu adalah
perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau
berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit
kepala yang hebat mungkin menandakan pre-eklamsia( Kusmiyati,
2009).
4) Bengkak pada muka dan tangan
Menurut Hani (2010), hampir dari sebagian ibu hamil akan
mengalami pembengkakan yang normal. Bengkak bisa menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat dan ikuti keluhan fisik lain, seperti sakit
kepala, gangguan penglihatan. Hal ini bisa merupakan pertanda
anemia, gagal jantung, pre-eklamsia
5) Nyeri abdominal yang hebat
Nyeri abdominal menunjukkan masalah yang mengancam
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicitis, ectopic
pregnancy, preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus,
abrupsi placenta, ISK, dan lain-lain (Pantikawati, 2010).
6) Bayi kurang bergerak seperti biasanya

12
Menurut Kusmiyati (2009), ibu mulai merasakan gerakan bayinya
selama bulan ke-5 atau ke-6. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakkan akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau beristirahat dan jika
ibu makan dan minum dengan baik.
7) Mual muntah berlebihan
Pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi
buruk keadaan inilah disebut hyperemisis gravidarum keluhan gejala
dan perubahan fisiologi menentukan berat ringannya penyakit
(Wiknjosastro, 2005). Adapun gejala-gejala hyperemisi gravidarum
adalah muntah yang parah dan berlebihan disertai juga dengan
dehidrasi.
8) Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
Menurut Rukiyah (2011), apabila ketuban pecah dan cairan keluar
sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan janin dan mudah
terinfeksi. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut
jantung janin bertambah cepat merupakan tanda infeksi terjadi. Tanda
terjadi ketuban pecah sebelum waktunya adalah keluarnya cairan
ketuban merembes melalui vagina.

d. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil


Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya
dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh,
aktivitas fisik serta menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh.
Sedangkan pada wanita dewasa yang sedang hamil maka di samping
untuk proses yang rutin juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk
pembentukan jaringan baru yaitu janin, plasenta, uterus dan kelenjar
mamae.
Ibu hamil dianjurkan makan secukupnya saja, bervariasi sehingga
kebutuhan akan aneka makan zat gizi bisa terpenuhi. Kebutuhan yang
meningkat ini untuk mendukung persiapan kelak bayi dilahirkan.

13
Sebagai pedoman dalam pengwasan akan kecukupan gizi ibu
hamil adalah bagaimana kenaikan pertambahan berat badan ibu hamil.
Sebagai standard kebiasaan kenaikan berat badan pada ibu hamil
menurut Committee on Nutritional (1990) adalah sekitar 7 kg sampai 18
kg. Untuk ibu gemuk (BMI > 26-29), pertambahan berat badan sekitar 7
kg – 11,5 kg. Untuk ibu normal (BMI 19,8 – 26) maka pertambahan berat
badan sekitar 11,5 kg – 16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 19,8) maka
pertambahan berat badan sekitar 12,5 kg – 18 kg.
Pada kehamilan trimester pertama, umumnya timbul keluhan
mual, ingin muntah, pusing, selera makan berkurang sehingga timbul
kelemahan dan malas beraktivitas. Pada saat ini, belum diperlukan
tambahan kalori, protein, mineral dan vitamin yang berarti karena janin
belum tumbuh dengan pesat dan kebutuhan gizi dapat disamakan
dengan keadaan sebelum hamil, tetapi yang perlu diperhatikan adalah
bahwa ibu hamil harus tetap makan agar tidak terjadi gangguan
pencernaan.
Pada kehamilan trimester ketiga, nafsu makan sudah baik sekali,
cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu
diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan. Secara garis besar, makanan
pada trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua
(Simanjuntak dan Sudaryati, 2005). Berikut adalah perbandingan
kebutuhan zat makanan pada wanita saat tidak hamil, hamil dan
menyusui yang direkomendasikan oleh National Research Council yang
dikutip oleh Evawany Aritonang (2010);
Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi ibu hamil dalam ukuran rumah tangga
Ukuran Ibu hamil
Bahan Tidak
Rumah
Makanan Hamil TM I TM II TM III
Tangga
Nasi Piring 3½ 3½ 4 3
Ikan Potong 1½ 1½ 2 3
Tempe Potong 3 3 4 5
Sayuran Mangkuk 1½ 1½ 3 5

14
Buah Potong 2 2 2 2
Gula Sdk mkn 5 5 5 5
Susu Gelas 1 1 1 1
Air Gelas 4 4 6 6
Minyak Sdk mkn 4 4 6 6
(Gizi dalam Kespro, 2009)

B. Konsep Dasar Asuhan


1. Pengertian
Pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil
baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala
nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Wiknjosastro, 2005.; Manuaba, 2010).
Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan
intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2009).

2. Tujuan
Tujuan utama antenatal care adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan membina hubungan saling
percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
Antenatal care penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan
selama kehamilan (Marmi, 2011)
a. Tujuan Umum
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan
sosial ibu dan bayi.

15
3) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
4) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses kelahiran.
5) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medik, bedah, atau
obstetrik selama kehamilan.
6) Mengembangkan persiapan persalinan serta persiapan menghadapi
komplikasi
7) Membantu menyiapkan ibu menyusui dengan sukses, menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
b. Tujuan Khusus
1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang
terdapat saat kehamilan, persalinan, dan nifas.
2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan,
nifas.
3) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

3. Jadwal Kujungan
WHO dalam Marmi (2011) menganjurkan dalam masa kehamilan ibu
harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali :
a. Trismester I : satu kali kunjungan (sebelum usia kehamilan 14 minggu)
b. Trismester II : satu kali kunjungan (usia kehamilan antara 14-28 minggu)
c. Trismester III : dua kali kunjungan (usia kehamilan antara 28-36 minggu
dan sesudah usia kehamilan 36 minggu.

4. Pelayanan/ Asuhan Standar Minimal Termasuk “10T” :


Menurut Depkes RI dalam Pedoman PWS KIA 2009, standar pelayanan
antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) terdiri
dari :
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
b. Ukur tekanan darah.
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas).
d. Ukur tinggi fundus uteri.

16
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus
Toksoid (TT) bila diperlukan.
g. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
h. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
i. Tatalaksana kasus.
j. Temu wicara (konseling), termasuk perencanaa persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.

5. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)


adalah suatu kegiatan di keluarga dan masyarakat yang difasilitasi
oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil,
bersalin dan nifas.
Jenis Kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
a. Mendata seluruh ibu hamil
b. Memasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil.
c. Membuat perencanaan persalinan
1) Taksiran Persalinan
Ibu, Suami, Keluarga sepakat untuk menempelkan stiker P4K
sebagai tanda bahwa di rumah tersebut ada ibu hamil dan
memanfaatkan buku KIA untuk mengingat kapan waktu bersalin serta
mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas.
2) Penolong Persalinan
Ibu,Suami,Keluarga sejak awal kehamilan sudah menentukan
untuk persalinan ditolong oleh petugas kesehatan, bidan atau dokter.
3) Tempat Persalinan
Ibu,Suami,Keluarga sejak awal kehamilan sudah menentukan
untuk persalinan dilakukan di Polindes, Puskesmas, Rumah Bersalin,
Rumah Sakit, Rumah Bidan atau di rumah.
4) Pendamping Persalinan

17
Suami dan keluarga memberi dukungan moral kepada ibu
serta melakukan pendampingan selama pemeriksaan dan pada saat
proses persalinan berlangsung.
5) Transportasi
a) Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika sewaktu-
waktu diperlukan.
b) Suami dan keluarga segera menghubungi ambulan tempat
pelayanan kesehatan pada saat rujukan.
c) Ibu harus mendapatkan pelayanan tepat,cepat bila terjadi
komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
6) Calon Donor Darah
a) Menyiapkan calon donor darah yang bersedia membantu jika
sewaktu-waktu diperlukan
b) Suami, keluarga, masyarakat berupaya menyiapkan Calon
Pendonor Darah untuk kepentingan transfusi darah
7) Dana
a) Menyiapkan dana untuk kepentingan dan kebutuhan ibu selama
ahmil, bersalin, dan nifas termasuk biaya rujukan.
b) Suami dan keluarga berupaya menyediakan dana cukup untuk
biaya tindakan penanganan komplikasi

6. Imunisasi TT
Menurut Prawirohardjo (2013), pemberian imunisasi tetanus toxoid
pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan
pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu
kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk
program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil.
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan sebanyak 2 kali dengan dosis
0,5 cc yang diinjeksikan intramuskuler/subkutan. Imunisasi TT sebaiknya
diberikan sebelum kehamilan 8 bulan. TT1 dapat diberikan sejak ibu positif
hamil. Sementara minimal jarak pemberian TT1 dan TT2 adalah 4 minggu.

18
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid
Imunisasi Selang waktu
Lama perlindungan
TT minimal
Langkah awal pembentukan
TT1 kekebalan tubuh terhadap penyakit
Tetanus.
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
6 bulan setelah
TT3 5 tahun
pemberian TT2
12 bulan setelah
TT4 10 tahun
pemberian TT3
12 bulan setelah
TT5 25 tahun/seumur hidup
pemberian TT4

7. Pertambahan Berat Badan Selama Hamil


a. Pertambahan berat total selama kehamilan pada primigravida sehat
yang makan tanpa batasan adalah sekitar 12,5 kg.
Distribusi pertambahan berat badan sebagai berikut :
1) Payudara : 0,5 kg
2) Fat/lemak : 3,5 kg
3) Plasenta : 0,6 kg
4) Fetus : 3,4 kg
5) Cairan ketuban (amniotic fluid) : 0,6 kg
6) Pembesaran uterus : 0,9 kg
7) Penambahan darah : 1,5 kg
8) Cairan ekstraseluler : 1,5 kg
Total : 12,5 kg
(Cunningham, 2006)
b. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata antara 6,5 kg sampai 16
kg. Bila berat badan naik lebih dari semestinya anjurkan untuk
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat. Lemak jangan

19
dikurangi, terlebih-lebih sayur mayur dan buah-buahan (Wiknjosastro,
2009).
c. Kenaikan BB per Trimester :
Trimester pertama 1.000 – 1.500 gr
Trimester kedua 4.500 gr
Trimester ketiga 5.000 – 5.500 gr
10.000 – 12.000 gr
(Manuaba, 2010)
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil
dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 -
0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Menurut Manuaba 2010, kenaikan berat
badan normal pada trimester 1 yaitu 1-1,5 kg dan pada trimester 2 yaitu
4,5 kg.
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks
Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah
hubungan antara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri
untuk menghitung IMT anda yakni :
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))
Tabel 2.3 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan
bertahap, bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III
perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg.
Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg gizi baik 0,3 kg. Indeks masa

20
tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui penambahan optimal,
yaitu:
1) 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
2) 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
3) Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari, Ulfa,
& Daulay, 2015)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi
faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan
keadaan rongga panggul

8. Cara Menentukan Tafsiran Persalinan


Menentukan tanggal perkiraan persalinan, dengan rumus Naegele,
yaitu hari + 7, bulan – 3, tahun + 1.
Jika HPHT lupa menggunakan patokan gerakan janin primigravida di
rasakan ibu pada kehamilan 18 minggu, multigravida pada kehamilan 16
minggu. Dapat pula sebagai pegangan dipakai perasaan nausea yang
biasanya hilang pada kehamilan 12-14 minggu.

9. Palpasi Leopold
Pemeriksaan Leopold meliputi :
a. Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan
usia kehamilan, menentukan bagian janin yag ada
pada fundus uteri.
b. Leopold II : Untuk menentukan baggian yang ada di samping
uterus, menentukan letak punggungjanin.
c. Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang berada di
uterus bagian bawah.
d. Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah
janin masuk ke dalam panggul.

10. Cara Menghitung Berat Badan Janin


Menghitung Perkiraan Berat Badan Janin (PBBJ) menurut cara
Jonson yaitu :

21
a. Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul
PBBJ = (TFU-12) x 155
b. Bila bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul
PBBJ = (TFU-11) x 155

11. Cara Menentukan Umur Kehamilan


a. Dihitung dari tanggal haid terakhir.
b. Dengan cara mengukur Tinggi Fundus Uteri dari simpisis (menurut,
Spieggelberg).

Tabel 2.4 Menentukan Umur Kehamilan Menurut, Spieggelberg


Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
32 minggu 29,5-30 cm di atas simpisis
34 minggu 31 cm di atas simpisis
36 minggu 32 cm di atas simpisis
38 minggu 33 cm di atas simpisis
40 minggu 37,7 cm di atas simpisis

c. Dengan cara Tinggi Fundus Uteri dalam cm atau menggunakan jari


tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut, Leopold)
Tabel 2.5 Menentukan Umur Kehamilan Menurut, Leopold
Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
32 minggu Setengah pusat ke px
38 minggu 3 jari di bawah px
40 minggu Setengan pusat ke px

Tabel 2.6 Menentukan Umur Kehamilan Menurut Prawirohardjo


Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
29-35 minggu UK dalam minggu (±2 cm)
36 minggu 36 cm (±2 cm)

22
12. Cara Menghitung Denyut Jantung Janin
Auskultasi dengan stetoskop Laennec bunyi jantung janin baru dapat
terdengar pada kehamilan 18-20 minggu. Dengan dopler dapat terdengar
sejak usia kehamilan 12 minggu. Cara menghitung frekuensi denyut jantung
janin dapat dengan rumus :
DJJ = 5”1 + 5”3 + 5”5 =….. x 4 = …. x/menit (Manuaba, 2010)

13. Pemeriksaan Laboratorium


a. Pemeriksaan Hemoglobin
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan, pada trimester
pertama dan pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu
terjadi puncak hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb < 11 gr%, dan
anemia berat < 8 gr%. Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah,
protein dan kadar glukosa pada urine. Untuk saat ini anemia dalam
kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar Hb < 11 gr% pada
trimester I dan III atau Hb < 10,5 gr% pada trimester II. Anjuran program
nasional Indonesia adalah pemberian 60 mg/hari elemental besi dan 50
g asam folat untuk profilaksis anemia. Program Depkes memberikan 90
tablet besi selama 3 bulan
b. Pemeriksaan Protein dan Glukosa
Tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kadar protein
ibu yang dapat memicu terjadinya gejala pre-eklamsia. Sedangkan
pemeriksaan glukosa untuk mengetahui apakah terjadi DMG (diabetes
mellitus gestasional)/kencing manis dalam kehamilan. Glukosa puasa
dan tes toleransi glukosa oral dilakukan bila terdapat risiko DMG pada
trimester pertama atau saat pertama terdiagnosis hamil, atau pada usia
24-28 minggu bila tidak ada risiko DMG.
c. Pemeriksaan Virus Hepatitis
Virus hepatitis sangat potensial untuk ditularkan kepada janin di
dalam kandungan, maka pemeriksaan laboratorium penting dilakukan
selama kehamilan
1) HBsAg (antigen hepatitis B), untuk mendeteksi adanya virus Hepatitis
B.

23
2) Anti HBs (antibodi hepatitis B), untuk mendeteksi apakah sudah
memiliki antibodi terhadap hepatitis B.
3) Anti HCV Total (antigen hepatitis C), untuk mendeteksi adanya virus
Hepatitis C.
d. Pemeriksaan HIV
Anti HIV (Antigen Human Immunodeficiency Virus) bertujuan
mendeteksi adanya infeksi virus HIV yang berpotensi menular pada janin.
Jika ibu hamil terinfeksi HIV harus segera diterapi dengan antivirus dan
persalinannya dilakukan secara bedah sesar untuk mencegah bayi
tertular virus HIV.
e. Pemeriksaan Cacing
Cacingan dan anemia merupakan dua hal saling terkait. Isu
kesehatan seperti cacingan dan anemia tidak mendapat banyak
perhatian karena dipandang tidak “seseksi” isu-isu kesehatan yang lain.
Menurut Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), anemia merupakan isu
yang kritis, khususnya kalau dihubungkan dengan angka kematian ibu
melahirkan (AKI) akibat anemia berkisar 70 persen dari seluruh penyebab
AKI sejak 20 tahun lalu yang tidak pernah turun tiap tahunnya.
Dilakukan skrining uji feces pada ibu hamil. Untuk mengetahui
banyaknya cacing di dalam usus dapat dilakukan dengan menghitung
banyaknya telur dalam tinja. Bila didalam tinja terdapat sekitar 2000 telur/
gram tinja, berarti ada kira-kira 80 ekor cacing tambang di dalam perut
dan dapat menyebabkan darah yang hilang kira-kira sebanyak 2 ml per
hari. Dengan jumlah 5000 telur/gram tinja adalah berbahaya untuk
kesehatan orang dewasa. Bila terdapat 20.000 telur/gram tinja berarti ada
kurang lebih 1000 ekor cacing tambang dalam perut yang dapat
menyebabkan anemia berat.
f. Pemeriksaan IMS
IMS adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke
orang lain melalui kontak seksual. Semua teknik hubungan seksual baik
lewat vagina, dubur, atau mulut baik berlawanan jenis kelamin maupun
dengan sesame jenis kelamin bias menjadi sarana penularan penyakit
kelamin. Sehingga kelainan ditimbulkan tidak hanya terbatas pada

24
daerah genetalia saja, tetapi dapat juga didaerah extra genital. Kelompok
umur yang memiliki resiko yang paling tinggi untuk tertular IMS adalah
kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia (15-24 tahun).

14. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan


(ANC)
a. Kebutuhan
Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan
mahluk hidup dalam akitvitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan)
berusaha.Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu,
yaitu memenuhi kebutuhan. Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan
sehari-hari, selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam
kebutuhan. Pemeriksaan kehamilan secara teratur akan dilakukan oleh
ibu hamil, bila tindakan itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dapat dikatakan
bahwa faktor-faktor kebutuhan ini merupakan dasar dan stimulus paling
langsung untuk menggunakan sarana kesehatan dalam menjaga
kesehatannya selama kehamilan.
b. Harapan
Seseorang termotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan
keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga
diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan,
misalnya ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan
dengan harapan agar kesehatannya selama kehamilan terjamin, dan
apabila ada gejala/tanda komplikasi kehamilan dapat terdeteksi sedini
mungkin serta apabila ada komplikasi yang terjadi dapat segera
diatasi/ditangani.
c. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal
tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu memeriksakan kehamilannya
tanpa ada pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin
bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat) dengan
tujuan untuk mengetahui keadaan/status kesehatan kehamilannya.

25
d. Dukungan Suami dan Keluarga
Wanita hamil tidak hidup sendiri tetapi dalam lingkungan keluarga dan
budaya yang kompleks atau bermacam-macam.Pada kenyataanya
peranan suami dan keluarga sangat besar bagi ibu hamil dalam
mendukung perilaku atau tindakan ibu hamil dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan.
e. Pengalaman
Pengalaman ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan kehamilan
sebelumnya akan berpengaruh tehadap perilaku ibu dalam melakukan
pemeriksaan kehamilan yang sekarang. Ibu yang mendapatkan
pengalaman yang kurang menyenangkan pada saat melakukan
pemeriksaan pada kehamilan sebelumnya akan cenderung kurang
antusias dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, karena takut
pengalaman yang lalu akan terulang kembali.
f. Sikap
Menurut Sarwono (2010) sikap merupakan potensi tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu keinginan yang dilakukan. Maka dapat
dikatakan seorang ibu hamil yang bersikap positif terhadap perawatan
kehamilan (ANC) cenderung akan mempunyai motivasi tinggi untuk
melakukan ANC. Hal ini dikarenakan informasi, pengetahuan dan
pemahaman ibu hamil yang baik mengenai pentingnya pemeriksaan
kehamilan (ANC) selama kehamilan dapat mencegah bahaya dan risiko
yang mungkin terjadi selama hamil.
g. Pengetahuan
Pengetahuan tentang kehamilan harus dimiliki ibu hamil untuk dapat
menyiapkan fisik atau mental agar sampai akhir kehamilannya sama
sehatnya, bilamana ada kelainan fisik atau psikologis bisa ditemukan
secara dini dan diobati, serta melahirkan tanpa kesulitan dengan bayi
yang sehat.
h. Penghasilan
Faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam upaya
deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga

26
berperan bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan dan pemeriksaan kehamilannya.

15. Konsep Dasar Kehamilan Resiko Tinggi


a. Pengertian Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki resiko
meninggalnya bayi, ibu atau melahirkan bayi yang cacat atau terjadi
komplikasi kehamilan, yang lebih besar dari resiko pada wanita normal
umumnya. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya
status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu
tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasi
untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.
b. Faktor Kehamilan Resiko Tinggi
a) Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.
Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan
kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu
reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 30 tahun.
Penyulit pada kehamilan remaja salah satunya pre eklamsi lebih tinggi
dibandingkan waktu reproduksi sehat. Keadaan ini disebabkab belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba,
1998).
b) Kehamilan pertama setelah 3 tahun atau lebih pernikahan
c) Kehamilan kelima atau lebih Paritas atau para adalah wanita yang pernah
melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :
1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali.
2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup
beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.
3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm
lebih dari lima kali.
d) Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2 tahun.
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium

27
mengalami perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan
sebelumnya yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat
implantasi plasenta. Adanya kemunduran fungsi dan berkurangnya
vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian korpus uteri
mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga kehamilan dengan
jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang berhubungan dengan
letak dan keadaan plasenta.
e) Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah melahirkan
bayi cukup bulan dan berat normal. Wanita hamil yang mempunyai tinggi
badan kurang dari 145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami persalinan
secara premature, karena lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.
f) Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung, Paru,
Ginjal, dan penyakit sistemik lainnya) Kondisi sebelum hamil seperti
hipertensi kronis, diabetes, penyakit ginjal atau lupus, akan meningkatkan
risiko terkena preeklamsia. Kehamilan dengan hipertensi esensial atau
hipertensi yag telah ada sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai
aterm tanpa gejala mejadi pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau
diabetes mellitus dapat menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula
penyakit ginjal karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga dapat
menyebabkan pre eklamsi.
g) Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium) Mioma
uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak
bayidan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi
rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan
pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran. Sebaliknya,
kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil,
mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari
tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga
menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa
terputar.
h) Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %) Wanita hamil
biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing, sesak nafas, wajah
pucat dan berbagai macam keluhan lainnya. Semua keluhan tersebut

28
merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut sedang menderita
anemia pada masa kehamilan. Penyakit terjadi akibat rendahnya
kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa mengandung.Faktor yang
mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamil adalah kekurangan zat
besi, infeksi, kekurangan asam folat dan kelainan haemoglobin. Anemia
dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin
di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin
kurang dari 10,5 gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas
dihubungkan dengan kejadian hemodilusi.

C. Konsep Manajemen Kebidanan


Pendokumentasian SOAP
Manajemen kebidanan merupakan suatu metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan. Asuhan yang telah dilakukan harus dicatat secara benar, jelas,
singkat, logis dalam suatu metode pendokumentasian.
Pendokumentasian yang benar dalah pendokumentasian yang dapat
mengkomunikasikan kepada orang lainmengenai asuhan yang telah
dilakukan pada seorang klien, yang didalamnya tersirat prosesberfikir yang
sistematis seorang bidan dalam menghadapi seorang kliensesuai langkah-
langkah dalam proses manajemen kebidanan.
Menurut Helen Varney, alur berfikir saat menghadapi klien meliputi 7
langkah. Untuk itu orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam
bentuk SOAP yaitu :
a. Subjektif (S)
Menggambarkan pendokumentasian dari hasil pengumpulan adata
klien melalui anamnesa sebagai langkah pertama Varney.
b. Objektif (O)
Menggambarkan pendokumentasian dari hasil pemeriksaan fisik, hasl
laboratorium, dan test diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus
untuk mendukung asuhan sebagai langkah pertama Varney.

29
c. Analisa (A)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :
1) Diagnose / Masalah
2) Anisipasi diagnose/ Diagnosa Potensial
3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi/kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah 2, 3 dan 4
Varney.
d. Penatalaksanaan (P)
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakn dan evaluasi
perencanaan berdasarkan analisa sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.

30
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER III
PADA NY “M” G6P4A1H4 USIA KEHAMILAN 32-33 MINGGU
DI PUSKESMAS PAGESANGAN

ANTENATAL CARE KUNJUNGAN PERTAMA (ANC 1)


Tanggal / waktu pengumpulan data : 23 November 2018 / 09.00 WITA
Tempat pengumpulan data : Puskesmas Pagesangan

A. DATA SUBYEKTIF (S)


Identitas / Biodata
Nama Klien : Ny “M” Nama Suami : Tn “M”
Umur : 38 tahun Umur : 40 Tahun
Suku Bangsa : Sasak, Indonesia Suku Bangsa : Sasak,Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Alamat : Pesinggahan Alamat : Pesinggahan
No Hp :- No Hp :-

Anamnesa Kebidanan
1. Tujuan / alasan kunjungan : Ibu mengatakan ia datang
kepuskesmas untuk memeriksakan kehamilannya dan cek lab
2. Keluhan Utama : Ibu mengatakan ia sering kencing
3. Tanda-tanda bahaya :
 Sakit kepala yang hebat : Tidak ada
 Pengelihatan kabur : Tidak ada
 Bengkak di wajah dan jari tangan : Tidak ada
 Nyeri Epigastrik : Tidak ada
 Nyeri perut yang hebat : Tidak ada
 Perdarahan pervaginam : Tidak ada

31
4. Riwayat Sosial Ekonomi
a. Status perkawinan : Menikah sah
Menikah : 1 kali
Lama : 21 tahun
b. Bahasa yang digunakan di rumah : Bahasa sasak
c. Kebiasaan hidup sehat : Ibu dan suami tidak merokok, tidak
mengonsumsi alcohol, ataupun mengonsumsi obat-obatan terlarang
d. Dukungan dari suami / keluarga mengenai kehamilannya : Suami dan
keluarga sangat mendukung kehamilan ibu, bentuk dukungan adalah
suami selalu mengantarkan ibu untuk memeriksakan kehamilan
e. Status kesehatan suami : Sehat
f. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: Ibu merasa sangat
senang dengan kehamilannya
g. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan : Ibu tidak
memiliki kepercayaan khusus yang berhubungan dengan kehamilan
h. Hubungan seks selama kehamilan : 2 x dalam seminggu
i. Pengambilan keputusan dalam keluarga: Ibu dan suami
j. Rencana tempat melahirkan dan penolong persalinan : Puskesmas
ditolong oleh bidan
k. Persiapan persalinan
1) Transportasi : Motor
2) Pendamping persalinan : Suami
3) Alat – alat dan pakaian ibu beserta bayi: Sudah disiapkan
4) Donor darah : Sudah disiapkan
5. a. Riwayat Kesehatan / penyakit yang pernah atau sedang diderita
a. Jantung : Tidak ada
b. Hipertensi : Tidak ada
c. Diabetes Mellitus : Tidak ada
d. Asma : Tidak ada
e. Batuk yang berkepanjangan lebih dari 1 bulan : Tidak ada
f. Penyakit Ginjal : Tidak ada
g. Riwayat alergi ( termasul alergi obat-obatan) : Tidak ada
h. Gangguan Mental (Pshycosa postpartum) : Tidak ada

32
i. Sirce cell disease : Tidak ada
j. Lain – lain :Tidak ada
b. Riwayat penyakit keluarga
a) Jantung : Tidak ada
b) Hipertensi : Tidak ada
c) Diabetes Mellitus : Tidak ada
d) Keturunan Kembar : Tidak ada
e) Asma : Tidak ada
f) Sicke cell disease : Tidak ada
g) Alergi : Tidak ada
h) Epilepsi : Tidak ada
i) Kelainan Mental : Tidak ada
j) Kelainan Kongenital: Tidak ada
k) Lain – lain : Tidak ada
6. Riwayat penyakit menular seksual
a. Riwayat diagnosis dan pengobatan AIDS : Tidak pernah
b. Pengeluaran vagina yang abnormal : Tidak pernah
c. Luka dan pembengkakan pada vaginal : Tidak pernah
d. Rasa nyeri pada saat berkemih : Tidak pernah
e. Diare yang berkelanjutan lebih dari 1 bulan :Tidak pernah
7. Riwayat operasi
a. Operasi atau luka pada pelvis : Tidak pernah
b. Transfusi darah : Tidak pernah
8. Riwayat ginekologi
a. Salpingectomy : Tidak pernah
b. Pengobatan infertilitas : Tidak pernah
c. Kehamilan ektopik : Tidak pernah
d. Operasi pada vagina, pelvic, dan uterus : Tidak pernah
9. Riwayat Menstruasi
a. Usia Menarche : 14 tahun
b. Siklus menstruasi : Teratur, 28 hari sekali
c. Lama menstruasi : 5-6 hari
d. Jumlah darah : 3 x ganti pembalut

33
e. Rasa sakit pada saat menstruasi atau dismenorhea: Ada
10. Riwayat Kontrasepsi
a. Metode yang pernah dipakai : Tidak ada
b. Kapan berhenti dan alasannya :-
c. Lama penggunaan kontrasepsi sebelum hamil :-
11. Riwayat kehamilan ini
a. Hamil ke : 6 (enam)
b. HPHT : 05-04-2018
c. Umur kehamilan menurut ibu : 8 bulan
d. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali : Usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : > 10 kali dalam 12 jam
e. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan : Sering kencing
f. Tanda bahaya / penyulit : Tidak ada
g. Riwayat ANC : 4kali di bidan
h. Immunisasi TT : TT5
i. Kekhawatiran – kekhawatiran khusus : Tidak ada
j. Obat yang dikonsumsi/termasuk jamu : SF, Kalk

12. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak
Usia Jenis Tempat Penyulit kehamilan
No. Penolong Hidup/ Umur
kehamilan persalinan persalinan persalinan dan nifas JK BB
Mati sekarang
1 9 bulan Normal Dukun Rumah Tidakada L 2900 H 18 tahun

2 9 bulan Normal Bidan PKM Tidakada P 3200 H 15tahun

3 9 bulan Normal Bidan Bpm Tidakada P 2800 H 13 tahun

4 Abortus - - - - - - - -

5 9 bulan Normal Bidan Bpm Tidakada P 3300 H 2 tahun

6 Ini

34
13. Riwayat ANC
TD BB UK TFU Letak Tindaka
Tgl Keluhan DJJ Lab Ket
(mmHg) (kg) (mg) (cm) janin n
½
15-16 pusat-
21/7/18 Tidak ada 110/70 60 Balt 140 Pp test : + Sf 1 bln lg
mg symfis
is

3jr
Nyeri 20-21 bawa
28/8/18 90/60 70 Balt 130 Cek lab Sf 1 bln lg
symfisis mg h
pusat

3 jari
Nyeri 23-24 Txlanju
22/9/18 100/70 71 diatas Balt 136 Cek lab 1 bln lg
symfisis mg t
pusat
HB : 12,2
gr%
Protein
1 bln lg
urin :
Kepala negative
Nyeri 27-28 Sepus belum Reduksiuri
20/10/18 100/70 70 132 Kalk
simfiis mg at masuk n : Negatif
pap HIV :
Negative
HBsAg :
Negative

Kepala
2
Tidak ada 33-34 belum Tx
30/11/18 100/70 74 27 cm 136 - mingg
keluhan mg masuk lanjut
u lagi
pap
Kepala
1
Nyeri 36-37 sudah
19-12/18 110/70 75 29 cm 140 - Sf mingg
simfisis mg masuk
u lagi
pap

14. Riwayat Diet/Gizi yang dikonsumsi / makan sehari – hari : (sebelum


dan selama hamil):
Makan Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 3 kali / hari 3 kali / hari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, sayur, tempe Nasi, sayur, ayam, tahu
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

35
Minum Sebelum hamil Selama hamil
Porsi 8 gelas / hari 9-10 gelas / hari
Jenis Air putih Air putih
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

15. Pola eliminasi


BAB Sebelum hamil Selama hamil
Frekuensi 1 kali / hari 1 kali / hari
Konsistensi Padat lunak Padat lunak
Warna Kuning Kuning

Kesulitan Tidak ada Tidak ada

BAK Sebelum hamil Selama hamil


Frekuensi 5 kali / hari 6-7 kali / hari
Konsistensi Cair Cair
Warna Jernih Jernih
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

16. Beban kerja/Aktivitas sehari – hari : menyapu, mencuci, memasak


17. Pola istirahat dan tidur
Siang : 1 jam
Malam : 8 jam
18. Personal Hygiene
Mandi : 2 x sehari
Gosokgigi : 2 x sehari
Ganti pakaian : 2 x sehari
Ganti Celana dalam : 4 x sehari

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Keadaan emosi : Stabil

36
c. Kesadaran : Compos mentis
d. Keadaan Emosional : Stabil
e. Postur tubuh (Lordosis / Kipose / Pincang / Lain – lain) : Normal
f. HTP : 12 -01- 2019
g. Berat badan : 72 kg
h. BB sebelum kehamilan : 59 kg
i. Kenaikan BB selama hamil : 13kg
Tinggi badan : 152 cm
j. Lila : 26 cm
k. IMT : 24 kg/m2
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 110 / 70 mmHg
b. Denyut nadi : 80x/ menit
c. Suhu tubuh : 36,5 ° C
d. Pernafasan : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Warna rambut hitam, kulit kepala bersih, tidak ada
ketombe,tidak ada alopesia, distribusi rambut merata,
tidak ada massa
b. Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ada chloasma
c. Mata
Kelopak mata : Normal
Konjungtifa : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterus
d. Mulut dan gigi
Bibir : Lembab, tidak pecah-pecah
Rahang dan lidah : Rahang dan lidah bersih
Gigi dan gusi : Tidak ada karies gigi, gusi tidak pucat
e. Leher
Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Limfe : Tidak ada pembengkakan
Vena Jugularis : Tidak ada bendungan

37
f. Payudara
Areola : Hiperpigmentasi
Simetris : Simetris
Pembesaran : Tidak ada
Putting susu : Menonjol
Benjolan /Tumor/massa: Tidak ada
Pengeluaran : Kolostrum
Rasa nyeri tekan : Tidak ada
g. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Linea : Nigra
Striae : Tidak ada
Kontraksi : Tidak ada
Palpasi Leopold
 Leopold I : TFU 26 cm, teraba bokong difundus
 Leopold II : Teraba punggung disebelah kiri perut ibu
 Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
 Leopold IV : Tidak dilakukan
TBBJ (Metode Johnshon-Thausack) : (TFU-12)x155 = 26-12x155)
=2170 gr
DJJ : (+) frekuensi 140 x/menit, irama 12,12,11
teratur
h. Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
i. Ektremitas atas dan bawah
 Oedema : Tidak ada
 Kekauan sendi : Tidak ada
 Kemerahan : Tidak ada
 Varises : Tidak ada
 Refleks patella :+/+
4. Pemeriksaan Laboratorium PenunjangTgl : 23-10- 2018, Pkl : 10:20 Wita
a. Darah
Hb : 12,0 gr %

38
b. Urine
Protein Urine : Negatif
Glukosa Urine : Negatif

C. ANALISA (A)
1. Diagnosa
Ibu : G6P4A1H4, usia kehamilan 32-33 minggu, keadaan umum
ibu baik
Janin : Tunggal, hidup, intra uterine, presentasi kepala, keadaan
umum janin baik
2. Masalah
Umur 38 tahun
3. Kebutuhan
Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
D. PENATALAKSANAAN(P)
Tanggal / Waktu : 23 November 2018 / 10.00 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan
Tanda-tanda vital yaitu: Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit,
Respirasi 20 x/menit, Suhu 36,5°C.
Ibu sudah mengerti dan mengetahui mengenai hasil pemeriksaan yang
sudah dilakukan pada dirinya.
2. Menjelaskan kepada ibu keluhan yang ia rasakan yakni sering kencing dan
merupakan ketidaknyamanan yang sering terjadi pada kehamilan trimester
III. Sering buang air kecil ini di sebabkan oleh semakin membesarnya
rahim serta penurunan kepala janin yang menyebabkan tertekannya
saluran kemih, menganjurkan ibu untuk mengurangi minum pada malam
hari atau menjelang tidur agar tidur ibu tidak menjadi terganggu namun ibu
dapat memperbanyak minum air putih pada pagi dan siang untuk
mencegah terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan.
Ibumengertimengenaipenjelasan yang diberikan
3. Memberikan KIE pada ibu mengenai:
a. Ketidaknyamanan yang mungkin ibu rasakan pada Trimester III, yaitu:

39
Gatal-gatal yang diakibatkan oleh bertambahnya produksi keringat
pada ibu hamil ibu bisa mencegah atau mengatasinya dengan tetap
menjaga kebersihan dirinya, Ulu hati terasa panas yang diakibatkan
oleh lambung yang terdesak oleh rahim anjurkan ibu untuk tidak
mengkonsumsi makanan yang berlemak , Sembelit atau susah buang
air besar (BAB) yang diakibatkan oleh penekanan usus oleh rahim
dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat
tinggi , Sering Buang Air Kecil yang diakibatkan oleh rahim yang
semakin membesar sehingga menekan kandung kemih, nyeri pada
pinggang disebabkan oleh tarikan ligament atau otot-otot punggung
karena rahim yang semakin membesar dan bertambahnya berat janin
serta Keputihan yang diakibatkan oleh perubahan hormon karena
adanya kehamilan.
b. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil Trimester III yaitu:
Demam tinggi, Bayi kurang bergerak seperti biasa, Selaput kelopak
mata pucat, Sakit kepala yang hebat, Penglihatan Kabur, Bengkak
pada wajah,kaki dantangan, keluar darah dari jalan lahir dan keluarnya
air ketuban sebelum waktunya. Menganjurkan ibu untuk segera datang
ke petugas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami salah
satu tanda bahaya tersebut.
c. Mengajarkan ibu mengenai cara menghitung gerakan janin, yaitu:
Memberitahukan ibu mengenai pentingnya mengetahui pergerakan
janinnya adalah untuk mengetahui keaktifan janinnya di dalam rahim
yang bisa dijadikan sebagai salah satu indikator apakah janin dalam
kandungannya sehat, beritahukan ibu mengenai metode sederhana
untuk menghitung pergerakan janinnya yaitu bisa dilakukan ibu selama
12 jam penuh dalam 1 hari dengan menggunakan gelang karet di
lenganya ± sebanyak 10 gelang karet di lengan sebelah kiri lalu
anjurkan ibu memindahkan gelang karet ke lengan sebelah kanan
setiap kali bergerak. Anjurkan ibu melakukan hal ini setiap hari
sehingga dapat mengetahui apakah janinya bergerak aktif atau kurang.

40
d. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seperti nasi sayur,daging,tahu,tempe dan buah. Dan anjurkan ibu
minum 8-10gelas/hari dan1 gelas susu.
Ibu mengetahui makanan yang bergizi dan mengetahui pentingnnya
untuk ibu hamil.
e. Menjelaskan mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet Fe untuk
mencegah anemia dan mencegah perdarahan pada saat melahirkan.
Dan berikan ibu penjelasan mengenai efek samping mual yang
ditimbulkan setelah mengkonsumsi tablet Fe untuk menguranginya
anjurkan ibu mengkonsumsi tablet Fe pada saat menjelang tidur agar
tidak terasa mual dan beritahukan ibu untuk tidak mengkonsumsi tablet
Fe bersamaan dengan kopi, teh atau susu karena dapat menghambat
proses penyerapan obat.
Ibu sudah mengerti mengenai konseling yang diberikan dan ibu
bersedia untuk mengikuti anjuran bidan.
4. Mengevaluasi ibu mengenai beberapa hal yang telah disampaikan untuk
mengetahui apakah ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dengan
meminta ibu menyebutkan kembali beberapa hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan.
5. Mengingatkan jadwal kunjungan ulang kepada Ibu 2 minggu lagi yaitu pada
tanggal 7 Desember2018.
Ibu sudah mengetahui mengenai jadwal kunjungan ulang.

41
ANTENATAL CARE KUNJUNGAN KEDUA (ANC 2)
Hari/Tanggal : Jumat, 30 November 2018
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Puskesmas Pagesangan

A. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan mengeluh sakit pinggang
2. Ibu mengatakan janinnya masih sering bergerak, lebih dari 10 kali dalam 12
jam.
3. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir tanggal 23 November 2018 sampai sekarang .
4. Ibu mengatakan meminum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis
yang dianjurkan.

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Keadaan emosi : Stabil
c. Kesadaran : Composmentis
d. UK : 33-34 Minggu
e. Berat badan pada sekarang : 74 kg
f. Kenaikan BB : 2 kg
g. IMT : 24 kg/m2
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Denyut nadi : 82 kali/menit
c. Suhu tubuh : 37,2 °C
d. Pernafasan : 21kali/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Wajah simetris, tidak pucat dan tidak ada oedema
b. Mata
Konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterus

42
c. Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak pecah-pecah, Gusi agak pucat, dan tidak ada karies
d. Tangan
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema
e. Kaki
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises
f. Abdomen
1) Palpasi
Leopold I : TFU 27 cm, teraba bokong difundus
Leopold II : Teraba punggung disebelah kiri perut ibu
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBBJ : 2325 gram
2) Auskultasi
DJJ (+),frekuensi 136x/m, irama 11-12-11
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan

C. ANALISA (A)
1. Diagnosa
Ibu : G6P4A1H4, usia kehamilan 33-34 minggu keadaan umum ibu
baik.
Janin : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala,keadaan
umum janin baik.
2. Masalah
Umur 38 tahun
3. Kebutuhan
Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan

43
D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal/Pukul : 30 November 2018 / 10.25 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa secara
keseluruhan berada dalam batas normal, dengan Tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 82, Respirasi 21 x/m, Suhu 37,2 °C
Ibu mengetahui mengenai hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan yang ibu alami yaitu
sakit pinggang diakibatkan karena intensitas nyeri bertambah seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan, karena hasil perubahan pusat
gravitasi dari perubahan postur tubuhnya, yaitu akibat dari penambahan
berat dari pembesaran uterus, ketidaknyamanan ini tidak membutuhkan
pengobatan khusus karena hal ini normal.
Ibu mengerti dengan keadaannya dan akan mengikuti anjuran bidan.
3. Memberikan KIE pada ibu mengenai:
a. Body mekanik
Memberitahukan ibu mengenai perubahan tubuh yang mungkin dialami
oleh ibu. Mengenai perubahan postur tubuh dan citra tubuh ibu, ibu
juga harus menyesuaikan tubuh itu dengan aktivitas yang dilakukan ibu
sehari-hari, seperti posisi berdiri tubuh harus tegak dan kaki sedikit
terbuka, kemudian tidak boleh duduk terlalu lama, saat hendak
mengambil posisi tidur atau bangun dari tempat tidur anjurkan ibu untuk
mengambil posisi miring terlebih dahulu dan menjadikan tangan
sebagai topangan saat bangun dari tempat tidur
b. Pentingnya konsumsi kalsium ibu hamil:
Memberitahukan kepada ibu mengenai manfaat konsumsi Kalsium
yang cukup dapat melindungi ibu hamil terhindar dari kondisi
preklamsia yakni kondisi tekanan darah tinggi sepanjang kehamilan.
Selain itu, manfaat kalsium bagi janin selama masih dalam kandungan
lainnya adalah bayi bisa terhindar dari risiko cacat fisik, pembentukan
struktur gigi yang baik dan kuat, pembentukan sistem pembekuan
darah yang normal, pembentukan jaringan jantung, otot dan sistem
saraf, serta mendukung pengembangan irama jantung pada

44
janin.Kalsium dapat ditemukan di berbagai jenis makanan seperti tahu,
tempe, kacang merah, dan susu.
c. Pentingnya konsumsi garam beryodium pada ibu hamil
Menganjurkan ibu mengkonsumsi Garam beryodium yaitu garam yang
telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan kecerdasan dapat mencegah keguguran, kretinisme
pada bayi atau lahir kerdil, dll.
d. Bahaya HIV/AIDS terhadap kehamilan
Menjelaskan kepada ibu mengenai bahaya apabila ibu yang menderita
HIV/AIDS dalam keadaan hamil karena dapat membahayakan janin
serta dapat menghasilkan keturunan yang mengalami HIV/AIDS pula.
Anjurkan ibu untuk melakukan skrining HIV pada petugas kesehatan
untuk dapat mendeteksi dini adakah penyakit HIV/AIDS, agar segera
ditangani sebelum membahayakan ibu maupun janin.
e. Pentingnya USG pada kehamilan:
Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG kehamilan untuk
mengetahui kondisi janin di dalam kandungan, mengetahui tafsiran
persalinan, mengetahui letak dan presentasi janin yang lebih akurat,
mengetahui perkiraan berat badan janin, mendeteksi kemungkinan
kelainan yang ada pada bayi, mengetahui jenis kelamin serta
mengetahui letak plasenta.
4. Mengevaluasi ibu mengenai beberapa hal yang telah disampaikan untuk
mengetahui apakah ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dengan
meminta ibu menyebutkan kembali beberapa hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan.

5. Menginformasikan ibu untuk diperiksa kembali 2 minggu kemudian yaitu


tanggal 14 Desember 2018 di untuk pemeriksaan kehamilan rutin.
Ibu bersedia diperiksa kembali tanggal 14 Desember 2018

45
ANTENATAL CARE III KUNJUNGAN KETIGA (ANC 3)
Hari/Tanggal : Sabtu, 8 Desember 2018
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Puskesmas Pagesangan

A. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan mengeluh susah tidur
2. Ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran khusus mengenai
kehamilannya semenjak kunjungan terakhir pada tanggal 30 November
2018
3. Ibu mengatakan janinnya masih sering bergerak, lebih dari 10 kali dalam 12
jam.
4. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir tanggal 30 November 2018 sampai sekarang .
5. Ibu mengatakan meminum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis
yang dianjurkan.

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Keadaan emosi : Stabil
c. Kesadaran : Compos mentis
d. UK : 34-35 Minggu
e. Berat badan : 75 kg
f. Kenaikan BB : 1 kg
g. IMT : 24kg/m2
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :110 / 70mmHg
b. Denyut nadi : 82 kali/menit
c. Suhu tubuh : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20 kali/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah

46
Wajah simetris, tidak pucat dan tidak ada oedema
b. Mata
Konjungtiva tidak anemisdan sklera tidak ikterus
c. Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak pecah-pecah, gusi sedikit pucat, dan tidak ada karies
gigi
d. Tangan
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema
e. Kaki
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises
f. Abdomen
1) Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bokong di fundus
Leopold II : Teraba punggung disebelah kiri perut ibu
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBBJ : 2480 gram
2) Auskultasi
DJJ (+), irama 11-12-12, frekuensi 140 kali per menit
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan

C. ANALISA (A)
1. Ibu : G6P4A1H4, usia kehamilan34-35 minggu keadaan umum ibu
baik
Janin : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala,keadaan umum
janin baik.
2. Masalah
Umur 38 tahun
3. Kebutuhan
Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan

47
D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal/Jam : 8 Desember 2018 / 10.30 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa secara
keseluruhan berada dalambatas normal, dengan tekanan darah = 110/70
mmHg, Nadi 82 x/m, Respirasi 20 x/m, Suhu 36,5 °C
Ibu mengetahui mengenai hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang ketidaknyamanan yang ibu alami , yaitu
susah tidur atau insomnia merupakan hal yang umum terjadi pada
kehamilan trimester III, hal itu disebabkan karena kondisi rahim yang
semakin membesar sehingga menyebabkan tertekannya sebagian besar
organ-organ, seperti kandung kemih yang menyebabkan ibu sering kencing
pada malam hari dan dapat pula menekan lambung sehingga
menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi panas pada
ulu hati. Memuji kebiasaan ibu mengenai kecukupan istirahat pada siang
hari dan menjelaskan kepada ibu agar ibu dapat mengatur waktu tidur
siangnya agar tidak terlalu lama sehingga tidak mengganggu waktu istirahat
ibu pada malam hari. Menganjurkan ibu untuk tidur siang maksimal selama
1 jam, dan istirahat pada malam hari minimal 8 jam, serta menganjurkan ibu
agar mandi air hangat pada sore hari agar merasa lebih tenang pada saat
istirahat,ataupun dengan mendengarkan musik yang menenangkan agar
pikiran tetap tenang.
Ibu mengetahui penyebab dari sulit tidur yang dialaminya dan bersedia
untuk mengikuti anjuran yang telah diberikan
3. Memberikan ibu KIE mengenai :
a. Hubungan seks selama kehamilan
hubungan seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah kelahiran
karena pada saat itu terjadi kekejangan pada otot rahim. Yang terjadi
ialah, pria mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina. Di dalam
sperma terdapat prostaglandin, yakni hormon yang bisa menimbulkan
kontraksi. Bagian dari prostaglandin ini memang bisa menyebabkan
kekejangan otot rahim, meski konsentrasinya tak cukup besar untuk
menimbulkan kekejangan. Justru kekejangan lebih sering dan lebih kuat
karena orgasme.Jadi, selama tak menjadi beban bagi istri, hubungan

48
intim selama hamil tak jadi masalah. Lain hal jika istri kehilangan
dorongan seksual dan hanya melakukan hubungan seksual demi
memuaskan suami, bisa-bisa hanya akan menjadi beban baginya.
b. Bekerja selama kehamilan
Bekerja selama kehamilan tidak dilarang, asalkan tidak ada komplikasi
pada kehamilan.Pekerjaan yangboleh dilakukan ibu hamiladalah
pekerjaan yangtidak melibatkan aktivitas fisik berat dan tidak
meningkatkan kelelahan. Baik itu saat berangkat menuju tempat kerja
ataupun saat bekerja.
c. Perawatan tubuh selama kehamilan
Kebersihan badan mengurangi infeksi, puting susu harus dibersihakan
kalau terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena
gig yang bersih menjamin pencernaan yang sempurna.
Personal hygine yang perlu diperhatikan : Perawatan rambut, Perawatan
gigi, mandi untuk menjaga kebersihan kulit untuk mencegah infeksi,
perawatan payudara, perawatan vulva dan vagina.
d. Olahraga dalam kehamilan
Olahraga sangat penting dilakukan oleh ibu hamil karena akan
mendukung kesehatan dirinya yang secara tidak langsung turut pula
mendukung kesehatan janin. Bahkan olahraga yang tepat dapat
memudahkan persalinan.
e. Travelilling dalam kehamilan
Disarankan ibu untuk tidak lama berkendaran jarak sendiri, karena posisi
mengemudi bisa jadi sangat tidak nyaman dan lama drive dapat sangat
melelahkan. Pastikan kursi dan seatbelt yang disesuaikan dengan baik
dan memakai pakaian longgar nyaman. Juga pastikan ibu memiliki cukup
untuk makan dan minum selama perjalanan jalan untuk menjaga tingkat
energi atas.
f. Menjelaskan ibu tentang KB
Kontrasepsi merupakan pencegahan terjadinya kehamilan/konsepsi
(bukan aborsi). Alat kontrasepsi merupakan alat yang digunakan untuk
mencegah terjadinya suatu kehamilan.

49
4. Mengevaluasi ibu mengenai beberapa hal yang telah disampaikan untuk
mengetahui apakah ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dengan
meminta ibu menyebutkan kembali beberapa hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan.
5. Menginformasikan ibu untuk diperiksa kembali 2 minggu kemudian yaitu
tanggal 22 Desember 2018 di untuk pemeriksaan kehamilan rutin.
Ibu bersedia diperiksa kembali tanggal 22 Desember 2018.

50
KUNJUNGAN ANC IV
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Desember 2018
Pukul : 10:00 WITA
Tempat : Dirumah Ny “M”

A. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan ia tidak ada keluhan
2. Ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran khusus mengenai kehamilannya
semenjak kunjungan terakhir pada tanggal 8 Desember 2018
3. Ibu mengatakan janinnya masih sering bergerak, lebih dari 10 kali dalam 12
jam.
4. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir tanggal 8 Desember 2018 sampai sekarang .
5. Ibu mengatakan meminum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis
yang dianjurkan.

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Keadaan emosi : Stabil
c. Kesadaran : Composmentis
d. UK : 35-36 Minggu
e. Berat badan : 75kg
f. Kenaikan BB : 0 kg
g. IMT : 24 kg/m2
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :110 / 70 mmHg
b. Denyut nadi : 80 kali/menit
c. Suhu tubuh : 36,5 °C
d. Pernafasan : 21 kali/menit

51
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Wajah simetris, tidak pucat dan tidak ada oedema
b. Mata
Konjungtiva tidakanemisdan sklera tidak ikterus
c. Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak pucat, dan tidak ada karies
gigi
d. Tangan
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema
e. Kaki
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises
f. Abdomen
1) Palpasi
Leopold I : TFU 28 cm, teraba bokong difundus
Leopold II : Teraba punggung disebelah kiri perut ibu
Leopold III : Presentasi kepala, kepala belum masuk PAP
Leopold IV : Tidak dilakukan
TBBJ : 2635 gram
Auskultas DJJ (+), irama 11-12-11, frekuensi 136 kali per menit
4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 8 Desebember 2018
Pemeriksaan USG:
EDD : 08-01-2019
EFW : 3000 gram
C. ANALISA (A)
1. Diagnose
Ibu : G6P4A1H4, usia kehamilan 35-36 minggu keadaan
umum ibu baik.
Janin : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala,
keadaan umum janin baik.
2. Masalah
Umur 38 tahun

52
3. Kebutuhan
Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemerikssaan kehamilan
D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal/Jam : 14 Desember 2018 / Pukul 10.30 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa secara
keseluruhan berada dalam batas normal, dengan Tekanan darah = 110/70
mmHg, Nadi = 80 x/m, Respirasi = 21 x/m, Suhu = 36,5 °C
Ibu mengetahui mengenai hasil pemeriksaan.
2. Memberikan ibu KIE mengenai :
a. Persiapan Persalinan
Agar persalinan anda berjalan lancar dan tidak lagi perlu khawatir
terhadap apa dan bagaimanapersiapan selama persalinan berjalan, tidak
ada salah nya jika jauh-jauh hari anda mempersiapkan kebutuhan
persalinan tersebut. Berikut beberapa hal yang wajib anda fikirkan dan
persiapkan yaitu : Membuat rencana persalinan, membuat rencana
pembuat keputusan, mempersiapkan transportasi jika terjadi
kegawatdaruratan, membuat rencana atau pola menabung,
mempersiapkan barang-barang yang dibutuhkan untuk persalinan.
b. Persiapan pendamping persalinan
Memberitahukan kepada ibu mengenai pentingnya pendampingan di
ruang bersalin sangatlah penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap calon
ibu. Untuk itu, sebelum bersalin, sebaiknya ibu sudah memutuskan siapa
yang akan mendampinginya nanti selama persalinan. Pendamping
persalinan diharapkan dapat memberikan motivasi dan semangat kepada
ibu agar ibu merasa lebih percaya diri dalam menjalani proses persalinan,
selain itu pendamping persalinan juga diharapkan mampu membantu ibu
dalam memenuhi kebutuhan pada ibu bersalin.
c. Program P4K
Memberitahukan ibu dan keluarga mengenai Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di
fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi

53
pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan
metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan
stiker P4K. Hal yang perlu di[ersiapkan oleh ibu dan keluarga yaitu
mengetahui hari taksiran persalinan, menentukan Penolong persalinan,
menentukan Tempat persalinan, menentukan Pendamping persalinan
yang diinginkan, menyiapkan Transportasi, Calon pendonor darah, serta
Dana dan perencanaan Penggunaan metode KB pasca persalinan
d. Tanda-tanda persalinan
Memberitahukan ibu mengenai tanda- tanda persalinan yaitu rasa sakit
diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus
serta adanya Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Anjurkan ibu
untuk segera ke petugas kesehatan apabila mengalami tanda-tanda
persalinan tersebut.
3. Mengevaluasi ibu mengenai beberapa hal yang telah disampaikan untuk
mengetahui apakah ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dengan
meminta ibu menyebutkan kembali beberapa hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan.
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai jadwal kunjungan ulang, yaitu dua
minggu lagi setelah kunjungan ini (tanggal 29-12-2018) atau sewaktu-
waktu apabila ibu memiliki keluhan.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang dua minggu lagi, atau
sewaktu-waktu apabila memiliki keluhan

54
KUNJUNGAN ANC V
Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Desember 2018
Pukul : 08:30 WITA
Tempat : Dirumah Ny “M”

A. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Ibu mengatakan ia tidak ada keluhan
2. Ibu mengatakan tidak memiliki kekhawatiran khusus mengenai kehamilannya
semenjak kunjungan terakhir pada tanggal 14 Desember 2018
3. Ibu mengatakan janinnya masih sering bergerak, lebih dari 10 kali dalam 12
jam.
4. Ibu mengatakan tidak pernah mengalami tanda-tanda bahaya sejak
pemeriksaan terakhir tanggal 14 Desember 2018 sampai sekarang .
5. Ibu mengatakan meminum tablet tambah darah secara teratur sesuai dosis
yang dianjurkan.
B. DATA OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : Baik
b. Keadaan emosi : Stabil
c. Kesadaran : Composmentis
d. UK : 36-37 Minggu
e. Berat badan : 76 kg
f. Kenaikan BB : 1 kg
g. IMT : 24 kg/m2
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah : 110 / 70mmHg
b. Denyut nadi : 82 kali/menit
c. Suhu tubuh : 36,5 °C
d. Pernafasan : 20kali/menit

55
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Wajah simetris, tidak pucat dan tidak ada oedema
b. Mata
Konjungtiva tidakanemis dan sklera tidak ikterus
c. Mulut dan Gigi
Bibir lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidakpucat, dan tidak ada karies
d. Tangan
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema
e. Kaki
Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises
f. Abdomen
Palpasi
Leopold I : TFU 29 cm, teraba bokong difundus
Leopold II : Teraba punggung disebelah kiri perut ibu
Leopold III : Presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian
TBBJ : 2635 gram
AuskultasDJJ (+), irama 12-12-11, frekuensi 140 kali per menit
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. ANALISA (A)
1. Diagnose
Ibu : G6P4A1H4, usia kehamilan 36-37minggu keadaan
umum ibu baik.
Janin : Tunggal, hidup, intra uteri, presentasi kepala,
keadaan umum janin baik.
2. Masalah
Umur 38 tahun
3. Kebutuhan
Menganjurkan ibu untuk rutin melakukan pemeriksaan

56
D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal/Jam : 21 Desember 2018 / Pukul 09.00 WITA
1. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa secara
keseluruhan berada dalam batas normal, dengan Tekanan darah = 110/70
mmHg, Nadi = 82 x/m, Respirasi = 20 x/m, Suhu = 36,5 °C
Ibu mengetahui mengenai hasil pemeriksaan.
2. Memberikan ibu KIE mengenai :
a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seperti
sayur, nasi, buah, tahu, tempe, dab anjurkan ibu untuk minum air putih
yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi minimal 8-10
gelas./hari, serta anjurkan ibu istirahat yang cukup.
b. Pentingnya konsumsi asam folat dan tablet Fe pada ibu hamil:
Memberitahukan kepada ibu untuk meminum tablet tambah darah
karna manfaat konsumsi tablet Fe pada ibu hamil dapat mencegah
terjadinya perdarahan dan mencegah bayinya lahir dengan berat badan
rendah dan manfaat konsumsi asam folat yaitu untuk pembentukan
organ tubuh janin sehingga dapat mencegah terjadinya kecacatan pada
janin. Menganjurkan ibu mengkonsumsi obat tambah darah dan di
dampingi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung asam
folat dan zat besi yaitu buah-buahan, sayuran hijau, kacang-kacangan,
hati, dll.
c. Perawatan payudara
Mengajarkan ibu cara merawat payudara untuk persiapan IMD yaitu
membersihkan payudaranya dengan minyak kelapa atau baby oil
terlebih dahulu kemudian lakukan pemijatan dengan menekan ke arah
areola kemudian melakukan penarikan ke arah puting, anjurkan ibu
melakukan gerakan tersebut sebanyak 20-30 kali, setelah melakukan
pemijatan atau masase anjurkan ibu mengompres payudaranya selama
2 menit dengan air hangat kemudian 1 menit dengan air dingin.

57
d. Tanda-tanda persalinan
Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda- tanda persalinan yaitu rasa
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus serta adanya Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Anjurkan ibu untuk segera ke petugas kesehatan apabila mengalami
tanda-tanda persalinan tersebut.
e. persiapan persalinan
mengingatkan kembali kepada ibu untuk menyiapkan kebutuhan pada
saat persalinan nanti seperti baju ibu dan bayi, lampin, popok, kain,
softex dll.
3. Mengevaluasi ibu mengenai beberapa hal yang telah disampaikan untuk
mengetahui apakah ibu paham dengan penjelasan yang diberikan dengan
meminta ibu menyebutkan kembali beberapa hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
Ibu mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh bidan.
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai jadwal kunjungan ulang, yaitu dua
minggu lagi setelah kunjungan ini (tanggal 29-12-2018) atau sewaktu-
waktu apabila ibu memiliki keluhan.
Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang satu minggu lagi, atau
sewaktu-waktu apabila memiliki keluhan

58
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan yang
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kesenjangan antara teori yang ada
pada BAB II dengan gambaran kasus nyata yang tertuang pada BAB III serta
alasan-alasan mengapa kesenjangan tersebut terjadi. Pendokumentasian asuhan
kebidanan dituangkan dalam bentuk SOAP, yang berpedoman pada pola pikir
Manajemen Kebidanan Varney.
1. Antenatal Care Kunjungan Pertama (ANC 1)
Dalam rangka pengkajian Ny.M pada kunjungan pertama tanggal 23
November 2018 ditemukan masalah, yaitu ibu sering kencing. Hal ini
merupakan ketidaknyamanan dalam kehamilan trimester III yang sesuai dengan
teori (Sulistiawati, 2009)Peningkatan frekuensi berkemih atau sering kencing
disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian terbawah janin
sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih
meningkat karena kapasitas kandung kemih yang berkurang. Dan pada saat
dilakukan anamnesa Ibu mengatakan umurnya 38 tahun, hal ini dalam teori
(Manuaba,1998) yaitu Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu
reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 35
tahun.(Manuaba, 1998), sehingga dapat dikatakan ibu memiliki resiko
kehamilan.
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa berat badan
ibu 72 kg dimana sebelum hamil berat badan ibu yaitu 59 kg, dan kenaikan berat
badan total selama kehamilan adalah 13 kg. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai dengan
trimester III berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu
yang normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai dari trimester II. Menurut
Manuaba 2010, kenaikan berat badan normal pada trimester I yaitu 1-1,5 kg dan
pada trimester II yaitu 4,5 kg, jika dijumlahkan kenaikan berat badan normal
pada trimester I dan trimester II yaitu 5,5 kg-6 kg. Karena Indeks Masa Tubuh
(IMT) ibu yaitu 24 kg/m2 , menurut Prawirohadjo, 2013 rekomendasi berat badan
selama trimester I sampai trimester III adalah 11,5-16 kg. Sehingga dari hasil

59
pemeriksaan yang diperoleh tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil
praktik.
Pada pemeriksaan Leopold di dapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri yaitu 26
cm dengan Usia Kehamilan32-33 minggu. Dimana dalam teori umur kehamilan
menurut (Prawirohardjo, 2009), pada usia Kehamilan 32 minggu Tinggi Fundus
Uteri normalnya adalah 29,5 cm (±2 cm), dan apabila menggunakan jari tangan
tinggi fundus uteri pada usia kehamilan 32 minggu adalah setengah pusat ke px.
Maka dari teori tersebut, terdapat kesenjangan antara teori dengan hasil praktik
yang ada, hal tersebut disebabkan karena ibu memiliki postur tubuh yang tinggi
dan mengakibatkan bayi memiliki ruang yang cukup luas untuk perkembangan,
sehingga perut ibu tidak terlalu terdorong ke arah depan (Gardosi J dan Francis,
2012)
Pada pemeriksaan laboratorium yang dilakukan tanggal 23 Oktober 2018
didapatkan hasil bahwa kadar Hb ibu yaitu 12,0 gr%. Dimana menurut teori
Manuaba, 2010 kadar Hb normal pada ibu hamil adalah 11 gr% atau lebih.
Sehingga dari hasil pemeriksaan yang diperoleh tidak terdapat kesenjangan
anatara teori dan hasil praktik.
. Sedangkan untuk masalah sering kencing yang dialami, ibu diberikan
konseling tentang penyebab ketidaknyamanan selama kehamilan serta cara
mengatasinya.
2. Antenatal Care Kunjungan Kedua (ANC 2)
Pada tanggal 30 Oktober 2018 pukul 10.00 WITA di Puskesmas Pagesangan
ditemukan masalah, yaitu ibu mengatakan sakit pinggang. ini merupakan
ketidaknyamanan dalam kehamilan yang sesuai dengan (teori Sulistiawati,
2009). Hal tersebut sesuai dengan teori dimana keluhan tersebut termasuk
dalam ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III itu disebabkan karna
intensitas nyeri bertambah seiring dengan bertambahnya usia kehamilan,
karena hasil perubahan pusat gravitasi dari perubahan postur tubuhnya, yaitu
akibat dari penambahan berat dari pembesaran uterus. Dan pada saat
dilakukan anamnesa Ibu mengatakan umurnya 38 tahun, hal ini dalam teori
(Manuaba,1998) yaitu Usia yang paling aman atau bisa dikatakan waktu
reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 35 tahun.
(Manuaba, 1998), sehingga dapat dikatakan ibu memiliki resiko kehamilan.

60
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa berat
badan ibu 74 kg dimana pada pemeriksaan sebelumnya berat badan ibu yaitu
72 kg, dan berat badan sebelum hamil 59 kg, serta kenaikan berat badan total
selama kehamilan adalah 13 kg. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan
ibu dari sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai dengan trimester III
berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu normalnya
adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai dari trimester II. Menurut Manuaba 2010,
kenaikan berat badan normal pada kehamilan trimester I yaitu 1-1,5 kg dan pada
trimester II yaitu 4,5 kg, jika dijumlahkan kenaikan berat badan normal pada
trimester I dan trimester II yaitu 5,5 kg-6 kg. Pertambahan berat badan ibu
dengan teori yang adatidak memiliki kesamaan, karena menurut teori yag ada
pertambahan berat badan total ibu selama 2 minggu maksimal adalah 1 kg,
namun pertambahan berat badan ibu adalah 2 kg.Namun, jika dibandingkan
dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) yaitu 24 kg/m2 , menurut Prawirohadjo, 2013
rekomendasi berat badan selama trimester I sampai trimester III adalah 11,5-16
kg. Sehingga dari hasil pemeriksaan yangtelah didapatkan, tidak ada
kesenjangan antara teori dengan hasil praktik yang ada.
Pada pemeriksaan Leopold di dapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri yaitu 27
cm dengan Usia Kehamilan 33-34minggu. Dimana dalam teori umur kehamilan
menurut Prawirohardjo 2009, pada usia kehamilan 33minggu normalnya Tinggi
Fundus Uteri adalah 30 cm(±2 cm), sehingga didapatkan ada kesenjangan
antara teori dengan hasil praktik. Hal tersebut disebabkan karena ibu memiliki
postur tubuh yang tinggi dan mengakibatkan bayi memiliki ruang yang cukup
luas untuk perkembangan, sehingga perut ibu tidak terlalu terdorong ke arah
depan (Gardosi J dan Francis, 2012)
3. Antenatal Care Kunjungan Ketiga (ANC 3)
Pada tanggal 8 Desember 2018 pukul 10.00 WITA di Puskesmas
Pagesangan dilakukan kunjungan Antenatal Care III ditemukan masalah, yaitu
ibu mengalami susah tidur di malam hari. Hal ini merupakan ketidaknyamanan
dalam kehamilan yang sesuai dengan teori mengenai ketidaknyamanan pada
kehamilan trimester III menurut (Sulistiawati, 2009). hal itu disebabkan karena
kondisi rahim yang semakin membesar sehingga menyebabkan tertekannya
sebagian besar organ-organ, seperti kandung kemih yang menyebabkan ibu

61
sering kencing pada malam hari dan dapat pula menekan lambung sehingga
menyebabkan asam lambung naik dan menimbulkan sensasi panas pada ulu
hati. Dan pada saat dilakukan anamnesa Ibu mengatakan umurnya 38 tahun,
hal ini dalam teori (Manuaba,1998) yaitu Usia yang paling aman atau bisa
dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun sampai umur 35
tahun. (Manuaba, 1998), sehingga dapat dikatakan ibu memiliki resiko
kehamilan.
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa berat
badan ibu 75 kg dimana pada pemeriksaan sebelumnya berat badan ibu yaitu 74
kg, dan berat badan sebelum hamil 59 kg serta kanaikan berat badan total ibu
selama hamil adalah 13 kg. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu
dari sebelum hamil dihitung dari kehamilantrimester I sampai dengan trimester III
berkisar anatara 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai dari kehamilan trimester
II. Menurut Manuaba 2010, kenaikan berat badan normal pada trimester I yaitu
1-1,5 kg dan pada trimester II yaitu 4,5 kg, jika dijumlahkan kenaikan berat
badan normal pada trimester I dan trimester II yaitu 5,5 kg-6 kg. Berdasarkan
teori tersebut, peningkatan berat badan ibu tidak memiiki kesamaan,
peningkatan berat badan ibu menurut teori adalah maksimal 1 kg dalam kurun
waktu 2 minggu, sedangkan peningkatan berat badan ibu yang diperoleh adalah
1 kg dalam kurun waktu dua minggu. Namun, mengingat Indeks Masa Tubuh
(IMT) yaitu 24 kg/m2 , menurut (Prawirohadjo, 2013) rekomendasi berat badan
selama trimester I sampai trimester III adalah 11,5-16 kg. Hal ini menyebabkan
tidak adanya kesenjangan anatara teori dan hasil praktik.
Pada pemeriksaan Leopold di dapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri yaitu 28
cm dengan Usia Kehamilan 34-35minggu. Dimana dalam teori umur kehamilan
menurut Prawirohardjo 2009, pada Usia Kehamilan 34-35 minggu Tinggi Fundus
Uteri normalnya adalah 31 cm(±2 cm), namun apabila dengan menggunakan jari
tangan sesuai dengan usia kehamilan menurut teori (Leopold dan Mc Donald)
usia kehamilan 34-35 minggu Tinggi Fundus Uteri adalah setengah pusat ke px,
sehingga didapatkan ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

62
4. Antenatal Care Kunjungan Keempat (ANC 4)
Pada tanggal 14 Desember 2018 pukul 10.00 WITA di Rumah ibu tujuannya
untuk memeriksakan kehamilannya, ia tidak memiliki keluhan apapun, ibu
mengatakan usia kehamilannya menurut ibu saat ini yaitu 9 bulan. Ibu
mengatakan ia masih merasakan gerakan janinnya hingga saat ini. Ibu
mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir
hingga saat ini. Ibu mengatakan ia tidak memiliki kekhawatiran khusus
mengenai kehamilannya. Dan pada saat dilakukan anamnesa Ibu mengatakan
umurnya 38 tahun, hal ini dalam teori (Manuaba,1998) yaitu Usia yang paling
aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun
sampai umur 35 tahun. (Manuaba, 1998), sehingga dapat dikatakan ibu memiliki
resiko kehamilan.
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa berat
badan ibu 75 kg dimana pada pemeriksaan sebelumnya berat badan ibu yaitu 75
kg, dan berat badansebelum hamil 59 kg, serta kenaikan berat badan total
selama kehamilan adalah 13 kg. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan
ibu dari sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai dengan trimester III
berkisar anatara 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai kehamilan trimester II.
Menurut (Manuaba 2010), kenaikan berat badan normal pada trimester I yaitu 1-
1,5 kg dan pada trimester II yaitu 4,5 kg. Jika dijumlahkan kenaikan berat badan
normal pada trimester I dan trimester II yaitu 5,5 kg-6 kg. Pertambahan berat
badan ibu dengan teori yang ada tidak memiliki kesamaan. Menurut teori yang
ada peningkatan berat badan ibu dalam kurun waktu 2 minggu adalah sebesar 1
kg, sedangkan hasil praktik yang didapatkan berat badan ibu tidak mengalami
peningkatan dalam kurun waktu 2 minggu. Namun, mengingat Indeks Masa
Tubuh (IMT) yaitu 24 kg/m2 , menurut (Prawirohadjo, 2013) rekomendasi berat
badan selama trimester I sampai trimester III adalah 11,5-16 kg. Hal ini
menyebabkan terdapat kesenjangan anatara teori dan praktik.
Pada pemeriksaan Leopold di dapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri yaitu 29
cm dengan Usia Kehamilan 35-36 minggu. Dimana dalam teori umur kehamilan
menurut (Prawirohardjo 2009), pada Usia Kehamilan 35-36 minggu normlanya
Tinggi Fundus Uteri adalah 32 cm(±2 cm), sehingga didapatkan

63
adanyakesenjangan antara teori dengan hasil praktik.Hal tersebut disebabkan
karena ibu memiliki postur tubuh yang tinggi dan mengakibatkan bayi memiliki
ruang yang cukup luas untuk perkembangan, sehingga perut ibu tidak terlalu
terdorong ke arah depan (Gardosi J dan Francis, 2012)
5. Antenatal Care Kunjungan Kelima (ANC 5)
Pada tanggal 21 Desember 2018 pukul 08.30 WITA di Rumah ibu tujuannya
untuk memeriksakan kehamilannya, ia tidak memiliki keluhan apapun, ibu
mengatakan usia kehamilannya menurut ibu saat ini yaitu 9 bulan. Ibu
mengatakan ia masih merasakan gerakan janinnya hingga saat ini. Ibu
mengatakan tidak mengalami tanda-tanda bahaya sejak pemeriksaan terakhir
hingga saat ini. Ibu mengatakan ia tidak memiliki kekhawatiran khusus
mengenai kehamilannya. Dan pada saat dilakukan anamnesa Ibu mengatakan
umurnya 38 tahun, hal ini dalam teori (Manuaba,1998) yaitu Usia yang paling
aman atau bisa dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun
sampai umur 35 tahun. (Manuaba, 1998), sehingga dapat dikatakan ibu memiliki
resiko kehamilan.
Pada pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa berat
badan ibu 76 kg dimana pada pemeriksaan sebelumnya berat badan ibu yaitu 75
kg, dan berat badan sebelum hamil 59 kg, serta kenaikan berat badan total
selama kehamilan adalah 13 kg. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan
ibu dari sebelum hamil dihitung dari trimester I sampai dengan trimester III
berkisar anatara 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai kehamilan trimester II.
Menurut (Manuaba 2010), kenaikan berat badan normal pada trimester I yaitu 1-
1,5 kg dan pada trimester II yaitu 4,5 kg. Jika dijumlahkan kenaikan berat badan
normal pada trimester I dan trimester II yaitu 5,5 kg-6 kg. Pertambahan berat
badan ibu dengan teori yang ada tidak memiliki kesamaan. Menurut teori yang
ada peningkatan berat badan ibu dalam kurun waktu 2 minggu adalah sebesar 1
kg, sedangkan hasil praktik yang didapatkan berat badan ibu tidak mengalami
peningkatan dalam kurun waktu 2 minggu. Namun, mengingat Indeks Masa
Tubuh (IMT) yaitu 24 kg/m2 , menurut (Prawirohadjo, 2013) rekomendasi berat
badan selama trimester I sampai trimester III adalah 11,5-16 kg. Hal ini
menyebabkan tidak adanya kesenjangan anatara teori dan praktik.

64
Pada pemeriksaan Leopold di dapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri yaitu 29
cm dengan Usia Kehamilan 36-37 minggu. Dimana dalam teori umur kehamilan
menurut (Prawirohardjo 2009), pada Usia Kehamilan 36-37 minggu normlanya
Tinggi Fundus Uteri adalah 33 cm(±2 cm), sehingga didapatkan adanya
kesenjangan antara teori dengan hasil praktik.Hal tersebut disebabkan karena
ibu memiliki postur tubuh yang tinggi dan mengakibatkan bayi memiliki ruang
yang cukup luas untuk perkembangan, sehingga perut ibu tidak terlalu terdorong
ke arah depan (Gardosi J dan Francis, 2012)

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Penulis sudah melakukanpengumpulan data subjektif terhadap Ny. M
dengan tepat.
2. Penulis sudah melakukanpengumpulan data subjektif terhadap Ny. M
dengan tepat.
3. Penulis telah menentukan analisa terhadap Ny. M sesuai dengan data
subjektif dan objektif yang diperoleh.
4. Penulis sudah melakukan penatalaksanaan terhadap Ny. M sesuai dengan
kebutuhan klien.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan asuhan kebidanan
komprehensif ini adalah:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik, dengan memberikan
pendidikan yang tepat dalam asuhan kebidanan dalam kehamilan serta
mengenai kendala atau masalah – masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat, khususnya kendala atau masalah yang terkait dengan
kebidanan, dapat menambah referensi dan sumber bacaan cetakan terbaru
bagi seluruh mahasiswa.
2. Bagi Institusi Pelayanan
Menerapkan manajemen kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan,
sehingga dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan
dampak untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu serta bayi,
memberikan pelayanan yang ramah, serta memberikan pelayanan sesuai
dengan standar operasional prosedur.
3. Bagi Mahasiswa
Menerapkan langsung pada masyarakat di lapangan mengenai
perkembangan ilmu pengetahuan yang diperolehnya sehingga pada akhirnya

66
meningkatkan mutu pelayanan yang akan memberikan dampak menurunkan
angka kematian ibu dan bayi, memberikan asuhan terbaik kepada klien dan
dapat menerapkan teori yang telah diterima di institusi pendidikan
4. Bagi Masyarakat
Membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan
yang ada, serta tetap pro-aktif terhadap tindakan atau asuhan kebidanan
yang diberikan.

67

Anda mungkin juga menyukai