KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
Periode Antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
antepartum (Helen,Varney, 2007). Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
bersinambung dan terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi ( implantasi ) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010)
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan menurut Marjati, dkk (2010) terdapat beberapa proses kehamilan yaitu:
a. Fertilisasi
Bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya ovum dan sperma paling
sering adalah didaerah ampulla tuba. Sebelum keduanya bertemu, maka akan terjadi 3
fase yaitu:
b. Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang bisa menembus
korona radiata karena sudah mengalami proses kapasitasi.
c. Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya satu terlihat
mampu menembus oosit.
d. Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai kromosom diploid (44
autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis kelamin baru (XX unutk wanita dan XY
untuk laki - laki)
e. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel, sampai
dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah gumpalan bersusun
longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah membentuk morula (4 hari).
Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai menembus zona pellusida masuk
kedalam ruang antar sel yang ada di massa sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar
sel menyatu dan akhirnya terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut
blastokista (4 – 5 hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut
trofoblas. Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista tingkat
lanjut.
f. Nidasi / implantasi
Penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista) kedalam dinding
uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars superior korpus uteri bagian
anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput lendir rahim sedang berada pada fase
sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi). Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi
menjadi berkelok – kelok. Jaringan ini mengandung banyak cairan.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
Proses pertumbuhan dan perkembangan embrio menurut Marjati, dkk (2010) terdapat
beberapa tahap yaitu:
a. Masa pre embrionic
Berlangsung selama 2 minggu sesudah terjadinya fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai dengan nidasi. Kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama yaitu ekstoderm, endoderm serta mesoderm.
b. Masa embrionic
Berlangsung sejak 2 – 6 minggu sistem utama didalam tubuh telah ada didalam
bentuk rudimenter. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut. Seringkali
disebut masa organogenesis/ masa pembentukan organ.
c. Masa fetal
Berlangsung setelah 2 minggu ke-8 sampai dengan bayi lahir
1) Minggu ke-12: Panjang tubuh kira – kira 9 cm, berat 14 gram, sirkulasi tubuh
berfungsi secara penuh, tractus renalis mulsi berfungsi, terdapat refleks
menghisap dan menelan, genitalia tampak dan dapat ditentukan jenis kelaminnya.
2) Minggu ke 16 : Panjang badan 16 cm, berat 10 gram, kulit sangat transparan
sehingga vaso darah terlihat, deposit lemak subkutan lemak terjadi rambut mulai
tumbuh pada tubuh.
3) Minggu ke 20 : Kepala sekarang tegak dan merupakan separuh PB, wajah
nyata, telinga pada tempatnya, kelopak mata, lais dan kuku tumbuh sempurna.
Skeleton terlihat pada pemeriksaan sinar X kelenjar minyak telah aktif dan
verniks kaseosa akan melapisi tubuh fetus, gerakan janin dapat ibu setelah
kehamilan minggu ke 18, traktus renalis mulai berfungsi dan sebanyak 7 – 17 ml
urine dikeluarkan setiap 24 jam.
4) Minggu ke 24 : Kulit sangat keriput, lanugo menjadi lebih gelap dengan vernix
kaseosa meningkat. Fetus akan menyepak dalam merespon rangsangan.
5) Minggu ke 28 : Mata terbuka, alis dan bulu mata telah berkembang dengan
baik, rambut menutupi kepala, lebih banyak deposit lemak subkutan
menyebabkan kerutan kulit berkurang, testis turun ke skrotum.
6) Minggu ke 32 : Lanugo mulai berkurang, tubuh mulai lebih membulat karena
lemak disimpan disana, testis terus turun.
7) Minggu ke 36 : Lanugo sebagian besar terkelupas, tetapi kulit masih tertutup
verniks kaseosa, testis fetus laki – laki terdapat didalam skrotum pada minggu ke
36 ovarium perempuan masih berada di sekitar batas pelvis, kuku jari tangan dan
kaki sampai mencapai ujung jari, umbilikus sekarang terlihat lebih dipusat
abdomen.
8) Minggu ke 40 : Osifikasi tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi
keadaan ini merupakan keuntungan dan memudahkan fetus melalui jalan lahir.
Sekarang terdapat cukup jaringan lemak subkutan dan fetus mendapatkan
tambahan BB hampir 1 kg pada minggu tersebut.
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum buan ke IV
rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen dilakukan pada kondisi –
kondisi. Diperlukan tanda pasti hamil. Letak anak tidak dapat ditentukan dengan
jelas dengan palpasi. Mencari sebab dari hidraamnion. Untuk menentukan
kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan. Penentuan umur gestasi dan
penafsiran ukuran fetal. Mengetahui posisi plasenta. Mengetahui adanya
IUFD. Mengetahui pergerakan janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010)
1. Data Subjektif
a. Biodata Pasien dan Penanggung Jawab
b. Keluhan dan Alasan Datang
c. Riwayat Kesehatan ( Dahulu, Sekarang dan Keluarga)
d. Riwayat Perkawinan (usia menikah, lama menikah, brp kali menikah)
e. Riwayat Menstruasi (menarche, siklus/lama, byknya haid, dismenorea)
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
g. Riwayat Kehamilan sekarang (usia kehamilan mnrt pasien, HPHT/HPL, periksa ANC brp
kali, therapy, penkes, suntik TT 1-3, kebiasaan merokok;minum minuman keras;jamu;obt2an,
ada hewan peliharaan, gerakan janin, renc bersalin)
h. Riwayat KB (KB yang digunakan, lamanya, alas an berhenti, renc KB stlh bersalin)
i. Kebutuhan sehari hari sebelum dan slm hamil (nutrisi, eliminasi, aktivitas, istirahat, seksual,
personal hygiene)
j. Psikososiospiritual (perasaan dg kehamilan, respon kluarga thd kehamilan, pengambil
kptusan dominan ke siapa)
2. Pemeriksaan Umum
a. K/U : Baik/ tidak, cemas/tidak, untuk mengetahui keadaan umum pasien secara
keseluruhan (Ari S,2009)
b. Kesadaran : Composmentis/apatis/letargis/somnolen (Ari S,2009)
c. TD : tekanan darah pada orang normal rata – rata 120/80 mmHg dengan diastole
maksimal 140 mmHg dan sistole maksimal 90 mmHg. (Patricia,2005).
Pada ibu hamil tekanan darah menurun hingga pertengahan kehamilan. Tekanan sistolik
menurun hingga 8 – 10 mmHg sedangkan diatolik mengalami penurunan 12 poin (Helen
Varney,2007)
d. Nadi : N= 70x/menit, ibu hamil 80 – 90x/menit. (Ari S,2009)
e. Suhu : Normal (36,5oC-37,5oC). Bila suhu tubuh hamil > 37,5 C dikatakan demam,
berarti ada infeksi dalam kehamilan.
f. RR : Normal (12-20 x/menit). Jumlah pernapasan, kapasitas vital, dan kapasitas napas
maksimum tidak terpengaruh selama kehamilan berlangsung.(Varney,2007). Ibu hamil
akan bernapas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari biasanya (manuaba,1998)
g. BB : ... Kg (trimester I bertambah 4 kg, trimester II dan III bertambah 0,5kg/hari) (Ari
S,2009)
h. TB : < dari 145 cm.(resiko meragukan, berhubungan dengan kesempitan panggul)
(manuaba,1998)
Lila : > 23,5 cm. Jika <23,5 merupakan indikator status gizi kurang.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi.
Rambut : bersih/kotor, warna hitam/merah jagung, mudah rontok/tidak
Muka : Muka bengkak/oedem tanda eklampsi, terdapat cloasma gravidarum sebagai tanda
kehamilan. Muka pucat tanda anemia, perhatikan ekspresi ibu, kesakitan atau meringis.
Mata : Konjungtiva pucat menandakan anemia pada ibu yang akan mempengaruhi
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, Sclera icterus perlu dicurugai ibu mengidap
hepatitis
Hidung : Simetris, adakah sekret, ada kelainan lain.
Mulut & gigi : Bibir pucat tanda ibu anemia, bibir kering tanda dehidrasi, sariawan tanda
ibu kekurangan vitamin C. Caries gigi menandakan ibu kekurangan kalsium.
Leher : Adanya pembesaran kelenjar tyroid menandakan ibu kekurangan iodium, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya kretinisme pada bayi dan bendungan vena jugularis/tidak
Dada : bagaimana kebersihannya, Terlihat hiperpigmentasi pada areola mammae tanda
kehamilan, puting susu datar atau tenggelam membutuhkan perawatan payudara untuk
persiapan menyusui. Adakah striae gravidarum
Genetalia : bersih/tidak, varises/tidak, ada condiloma/tidak keputihan/tidak.
Ekstremitas : Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus, varises.tidak, kaki sama panjang/tidak
memepengaruhi jalannya persalinan (Ummi Hani dkk, 2006).
b. Palpasi.
Tujuan:
Untuk mengetahui umur kehamilan
Untuk mengetahui bagian bagian janin
Untuk mengetahui letak janin
Janin tunggal atau tidak
Sampai dimana bagian terdepanjanin masuk kedalam rongga panggul
Adakah keseimbangan antara ukuran kepala dan janin
Untuk mengetahui kelainan abnormal ditubuh
Letak palpasi
Kepala : adakah benjolan abnormal
Leher : Tidak tampak pembesaran vena jugularis. Jika ada hal ini berpengaruh pada saat
persalinan terutama saat meneran. Hal ini dapat menambah tekanan pada jantung. Potensial
terjadi gagal jantung. Tidak tampak pembesaran kelanjar tiroid, jika ada potensial terjadi
kelahiran prematur, lahir mati, kretinisme dan keguguran. Tidak tampak pembesaran limfe,
jika ada kemungkinan terjadi infeksi oleh berbagai penyakit misal TBC, radang akut
dikepala
Dada : Adanya benjolan pada payudara waspadai adanya Kanker payudara dan menghambat
laktasi. Kolostrum mulai diproduksi pada usia kehamilan 12 minggu tapi mulai keluar pada
usia 20 minggu.
Abdomen :
1) Leopold I : Untuk menentukan usia kehamilan berdasarkan TFU dan bagian yang teraba
di fundus uteri.
Pengukuran tinggi fundus uteri
Sebelum bulan III tinggi fundus uteri belum bisa diraba
12 minggu TFU 1 – 2 jari diatas symphisis
16 minggu TFU pertengahan antara symphisi dan pusat
20 minggu TFU 3 jari dibawah pusat
24 minggu TFU setinggi pusat
28 minggu TFU 3 jari diatas pusat
32 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
36 minggu TFU 3 jari dibawah procesus xymphoideus
40 minggu TFU pertengahan antara pusat dan procesus xymphoideus
Tanda kepala : keras, bundar, melenting
Tanda bokong: lunak, kurang bundar,kurang melenting.
2) Leopold II : Menentukan letak punngung anak padaletak memanjang dan menentukan letak
kepala pada ketak lintang
3) Leopold III: Menentukan bagian terbawah janin, dan apakah bagian terbawah sudah masuk
PAP atau belum.
4) Leopold IV: Seberapa jauh bagian rerbawah masuk PAP,
Ekstremitas: Adanya oedem pada ekstremitas atas atau bawah dapat dicurigai adanya
hipertensi hingga Preeklampsi dan Diabetes melitus.
c. Auskultasi
Tujuan: menentukan hamil atau tidak. Anak hidup atau mati. Membantu menentukan
habitus, kedudukan punggunh anak, presentasi anak tunggal/ kembar yaitu terdengar pada
dua tempat dengan perbedaan 10 detik.
Dada: Adanya ronkhi atau wheezing perlu dicurigai adanya asma atau TBC yang dapat
memperberat kehamilan.
Abdomen: DJJ (+) normal 120-160 x/menit, teratur dan reguler.
d. Perkusi
Reflek patella :Reflek patella negatif menandakan ibu vit B1 (Marjati dkk, 2010).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
keinginan untuk makan akibat mual dan muntah.
2. Ansietas berhubungan dengan konsep diri sekunder akibat kehamilan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, dispnea sekunder akibat
penekanan pembesaran uterus pada diafragama dan peningkatan volume darah.
C. Intervensi
1 Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x Manajemen Nutrisi (1100)
kebutuhan tubuh 24 jam masalah perubahan nutrisi kurang dari 1. Identifikasi adanya alergi atau
berhubungan dengan kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria inoleransi makanan yang
penurunan keinginan untuk hasil: dimiliki oleh pasien
makan akibat mual dan Status Nutrisi (1004) 2. Ciptakan lingkungan yang
muntah optimal pada saat pasien
No Indikator awal Tujuan mengkonsumsi makanan
( misalnya, bersih, berventilasi,
1 2 3 4 5 santai, dan bebas dari bau yang
menyengat).
1 Asupan 2 3. Kolaborasikan pemberian obat
Gizi dengan tenaga medi lainnya.
4. Anjurkan pasien untuk duduk
2 Asupan 2 pada posisi tegak dikursi, jika
makanan memungkinkan.
5. Anjurkan keluarga pasien untuk
3 Asupan 2
membawa makanan favorit
cairan
pasien, sementara pasien
selama berada dirumah sakit
Kett:
atau fasilitas perawatan yang
1= sangat tidak baik
sesuai.
2= tidak baik
6. Anjurkan pasien terkait dengan
3= cukup baik
kebutuhan makanan tertentu
4= sedikit baik
berdasarkan perkembangan
5= sangat baik
atau usia (misalnya
peningkatan kalsium, protein,
dan kalori bagi wanita
menyusui, peningkatan asupan
serat untuk mencegah
konstipasi pada orang dewasa
yang lebih tua.
7. Monitor kalori dan asupan
makanan.
2 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x Pengurangan Kecemasan (5820)
konsep diri sekunder akibat 24 jam masalah Ansietas dapat teratasi 1. Gunakan pendekatan yang
kehamilan dengan kriteria hasil: menyenangkan dan
Tingkat kecemasan (1211) meyakinkan
2. Berada disisi klien untuk
No Indikator awal Tujuan meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan.
1 2 3 4 5 3. Lakukan usapan punggung dan
leher dengan cara yang tepat
1 Perasaan 2 4. Anjurkan keluarga untuk
gelisah mendampingi klien dengan
cara yang tepat.
2 Wajah 2 5. Berikan inforrnasi faktual
tegang terkait diagnosis, perawatan,
dan prognosis.
3 Peningkatan 2
6. Puji dan kuatkan perilaku yang
freukensi
baik secara tepat.
TD, nadi,
RR
Kett:
1= berat
2= cukup berat
3= sedang
4= ringan
5= tidak ada
Daftar Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC