Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN IIA

CUT OFF POINT

oleh

Achlun Nisa Mubaros S.P.P

NIM 152310101002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
CUT OFF POINT

adalah membandingkan rata-rata antara dua sampel bebas. Uji T juga bisa
dilakukan dengan menggunakan nilai bebas(Cut poin). Hal ini berarti dicari
apakah rata-rata nilai variabel diatas cut point mempunyai kesamaan ataun tidak
dengan rata-rata nilai variabel dibawah Cut point. Karena Cut point, berupa nila.
Maka kita harus mempunyai variabel sebagai nilai pembagi dalam bentuk rasio.
Cut-off points berdasarkan data dari penelitian terdahulu atau standar normal

Metode Cut off point

Maggie C.Y.Tam dalam jurnalnya (tam dan al 2001) membuat sebuat metode
untuk memastikan derajat kebutuhan kriteria. Koesioner yang berisi kriteria-
kriteria yang ada dibagikan ke sejumlah responden yang memiliki pengalaman
dan keahlian dibidang inventori untukl diberikan penilaian. Penilaian dibagi
menjadi 3 dimana bila suatu elemem dinilai sangat penting atau very important
maka akan diberi skor 3, cukup penting( Some what important) diberi nila 2, dan
tidak penting (not important) diberi nilai satu (tam dan al 2001). Seluruh penilaian
responden dikumpulkan, kemudian dirata-ratakan untuk tiap elemen. Seluruh
kriteria diurutkan dari nilai tertinggi ke terendah. Kemudian dicari nilai cut off
dengan rumus :

Naturalk Cut of poin= ( maksimum score dan minimum score)/2

Kriteria yang memiliki nilai dibawah cut of point akan dibuang dari perhitungan
dan model AHP

Pengelolahan data dengan metode cut off point berguna untuk menentukan faktor
dan sub faktor yang akan di gunakan dalam penyusunan formulir penilaian kerja.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengelolahan data dengan menggunakan
metode cut of point :

1. Perhitungan presentase tingkat kepentingan dari setiap pertanyaan


2. Perhitungan bobot tiap pertanyaan
3. Pengelompokkan level kompetensi menjadi subfaktor kompetensi
4. Perhitungan bobot subfaktor kompetensi
5. Cari bobot subfaktor maksimum
6. Cari bobot subfaktor minimum
7. Perhitungan nilai cutt off point

Setelah mendapatkan nilai Cut-Off Point, maka dapat dilakukan pereduksian


subfaktor kompetensi. Yaitu dengan cara membuang atau mereduksi subfaktor
kompetensi yang nilainya di bawah nilai dari Cut-Off Point.
Menentukan titik potong (cut-off) kadar hsCRP pada keadaan akut (SKA) dengan
keadaan stabil (PJK). Dilakukan penelitian observasional potong lintang yang
bersifat komparatif dengan pemilihan sampel secara konsekutif terhadap penderita
SKA atau PJK. Kadar hs-CRP dianalisis dengan uji t tidak berpasangan kemudian
dilanjutkan dengan uji sensitivitas dan spesifisitas.

Didapatkan hasil bahwa rerata kadar hsCRP pada kelompok SKA (rerata 82,96
mg/L, SB 79,70, IK 95% 65,67- 100,26) lebih tinggi bermakna dibandingkan
dengan kelompok PJK (rerata 5,12 mg/L, SB 8,44, IK 95% 2,97-7,26), serta
Kadar hsCRP dengan cut-off point >8,23 mg/L memiliki sensitivitas 88,10%,
spesifisitas 88,71%, dengan ROC 0,94. Kesimpulan Kadar hsCRP dengan cut-off
point >8,23 mg/L, dapat membedakan SKA dengan PJK dengan sensitivitas dan
spesifisitas tertinggi (sensitivitas 88,10%, spesifisitas 88,71%, ROC 0,94). Cut-off
Point Kadar hsCRP pada Kelompok SKA dibandingkan dengan Kelompok PJK
Untuk mengetahui kadar hsCRP sebagai prediktor terjadinya SKA,
diperhitungkan sensitivitas dan spesifisitas kadar hsCRP pada SKA pada berbagai
kadar hsCRP. Pada cut-off point kadar hsCRP > 8,23 mg/L didapatkan
sensitivitas dan sensitivitas tertinggi.

Nilai sensitivitas dan spesifisitas pada kadar hsCRP 8,23 mg/L di atas jika
digambarkan pada receiver operating characteristic (ROC) akan tampak sebagai
kurva pada dengan ROC 0,94. Data berjenis kategorik seperti jenis kelamin,
pekerjaan, dukungan keluarga disajikan dalam distribusi frekwensi. Sebelum
disajikan dalam bentuk kategori dukungan baik dan kurang dapat diuji normalitas
terlebih dahulu. Jika data berdistribusi normal maka cut off point menggunakan
nilai mean, sehingga pembagian kategori dukungan sosial menjadi baik > mean
dan kurang jika cut off point≤ mean. Jika data berdistribusi tidak normal maka cut
off pointmenggunakan nilai median,sehingga pembagian kategori dukungan sosial
menjadi baik > median dan kurang jika cut off point≤ median
Soal
1. Bagaimana langkah-langkah pengelolahan data menggunakan cutt off
point, kecuali?
a. Perhitungan bobot subfaktor kompetensi
b. Perhitungan bobot tiap pertanyaan
c. Cari bobot subfaktor minimum
d. Perhitungan presentase tingkat kepentingan dari setiap pertanyaan
e. Perhitungan kompetensi
2. Metode Cut off Point biasanya dilakukan dengan menggunakan?
a. Uji T
b. Uji Anova
c. Uji chi Square
d. Uji paired T-tes
e. Uji validitas
3. Pengelolahan data dengan metode cut off point berguna untuk
menentukan?
a. Faktor
b. Sub faktor
c. Faktor dan sub faktor
d. Perhitungan nilai cutt off point
e. Perhitungan bobot subfaktor kompetensi
4. Kadar hs-CRP dianalisis dengan uji t tidak berpasangan kemudian
dilanjutkan dengan menggunakan?
a. uji sensitivitas dan spesifisitas
b. Uji spesifisitas
c. Uji uji sensitivitas
d. Uji Normalitas
e. Uji Linearitas
5. Jika data berdistribusi normal maka cut off point menggunakan nilai mean,
sehingga pembagian kategori dukungan sosial , maka?
a. baik > mean dan kurang jika cut off point≤ mean
b. baik > median dan kurang jika cut off point≤ median
c. tidak baik< mean dan kurang jika cut off point > mean
d. tidak baik< median dan kurang jika cut off point≤ median
e. sangat baik>median dan kurang jika cut off point≤ median
Daftar pustaka

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/material/dasarpemiliha
nujistatistik.pdf

http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab3/2008-2-00488-TI%20Bab%203.pdf

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122789-S-5306-Persepsi%20staf-Analisis.pdf

Anda mungkin juga menyukai