Adsorpsi
Adsorpsi
BAB I .................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
2. 1 Pengertian Adsorpsi ................................................................................................. 2
2.2 Model-Model Adsorpsi ............................................................................................. 2
2.2.1 Model Adsorpsi Isotermis Absolut .................................................................... 2
2.2.2 Model Adsorpsi Isotermis Gibbs ....................................................................... 4
2.2.3 Model Partisi ...................................................................................................... 6
2.2.4 Model Freundlich ............................................................................................... 7
2.3 Microsoft Excel ......................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................. 11
3.1. Hasil .................................................................................................................. 11
3.2. Pembahasan....................................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14
4.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Bagaimana contoh kasus penurunan limbah logam berat dengan proses Adsorpsi?
1
BAB II
ISI
2. 1 Pengertian Adsorpsi
Adorpsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat
pada permukaan padatan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-
molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dansebagian dari
molekul-molekul tadi mengembun pada permukaan padatan tersebut. Walaupun adsorpsi
biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari suatu gas atau cairan ke suatu permukaan
padatan,perpindahan dari suatu gas ke suatu permukaan cairan juga terjadi. Substansi
yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai adsorbat dan material dimana
adorbat terakumulasi didefinisikan sebagai adsorben.
1. Tekanan (P), tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat. Kenaikan tekanan
adsorbat dapat menaikkan jumlah yang diadsorpsi.
2. Temperatur absolut (T), temperature yang dimaksud adalah temperatut adsorbat. Pada
saat molekul-molekul gas atau terjadi pembebasan sejumlah energy yang dinamakan
peristiwa eksotermis. Berkurangnya temperatur akan menambah jumlah adsorbat yang
teradsorpsi demikian juga untuk peristiwa sebaliknya.
3. Interaksi Potensial (E), interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding adsorben
sangat bervariasi, tergantung dari sifat adsorbat-adsorben.
Langmuir isotermal dikembangkan oleh Irving Langmuir pada tahun 1916 untuk
menggambarkan hunungan permukaan yang ditutupi oleh gas adsorbat pada tekanan gas
diatas permukaan pada temperatur yang tetap. Pada adsorpsi isotermis Langmuir, tipe
adsorsi isotermis yang digunakan adalah tipe I. Adsorpsi isotermis Langmuir digunakan
pada adsorpsi kimia dan adsorpsi fisis tipe I.
2
𝑃 1𝑏
𝑦
= 𝑎𝑎
𝑃 (2.1)
dimana:
a = k.b
-Adsorben dilapisi satu lapisan molekul gas adsorbat (unimolekular atau monolayer)
Metode ini dikembangkan oleh Brunaeur, Emmet dan Teller pada tahun 1938,
yang merupakan suatu metode yang mengacu pada teori kinetika Langmuir dan sering
digunakan untuk studi-studi karakteristik dari katalis dengan berdasarkan kepada teori
adsorpsi gas.
𝑃 1 (𝑐−1) 𝑃
𝑣(𝑃0 −𝑃
=𝑣 + (𝑣 0 (2.2)
𝑚𝑐 𝑚 𝑐) 𝑃
dimana:
3
Vm = volume gas yang diadsorp untuk monolayer
(𝐸1−𝐸𝐿)/𝑅𝑇
𝑐=𝑒 (2.3)
Pada tipe IV dan V terdapat proses kondensasi gas di pori-pori adsroben, sementara pada
proses II dan III tidak terdapat proses tersebut. sementara itu, pada tipe II dan IV E 1 > EL
dan pada tipe III dan V E1< EL.
Hubungan anatara jumlah mol yang teradorpsi per gram adsroben ada adsorpsi
Gibbs dan jumlah mol yang teradsorpsi per gram adsorben absolut adalah sebagai berikut:
𝜌𝑔𝑎𝑠
𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 = 𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 × (1 − 𝜌 ) (2.4)
𝑎𝑑𝑠
Pada tekanan rendah, densitas gas sangat kecil (jauh lebih dari kecil daripada densitas
𝜌𝑔𝑎𝑠
adsorpsi) sehingga bisa dianggap nol dan 𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 sama dengan 𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 sehingga
𝜌𝑎𝑑𝑠
𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 terus mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan tekanan. Namun pada tekanan
𝜌𝑔𝑎𝑠
tinggi, 𝜌𝑎𝑑𝑠
tidak bisa dianggap nol sehingga 𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 akan menurun seiring dengan
Adsorpsi Gibbs juga terdiri dari 5 tipe (sama seperti adsorpsi Langmuir atau
BET). Pada klasifikasi, tipe I menunjukkan adsorpsi isotermis pada adsorben mikropori
untuk kondisi subkritis, dekat dengan titik kritis, dan superkritis. Pada kondisi superkritis,
adsorpsi isotermis tidak monoton. Tipe I dan II menunjukkan adsorpsi isotermis pada
adsorben makropori dengan afinitas kuat dan lemah. Pada temperatur rendah, tipe II dan
tipe III mempunyai steps, tetapi dengan temperatur yang lebih tinggi kurva tersebut
4
menjadi monoton (seperti pada tipe II dan tipe III adsorpsi isotermis BET). Tetapi di
dekat temperatur kritis, adsorpsi isotermis tipe II dan tipe III ini berubah secara signifikan
menjadi tidak monoton yang menunjukkan adanya titik maksimum yang tajam dan pada
temperatur yang lebih tinggi menunjukkan adanya titik maksimum yang smooth. Tipe IV
dan V menunjukkan adsorpsi isotermis pada adsorben mesopori dengan afinitas yang kuat
dan lemah.
Model Ono-Kondo pertama kali dikenalkan pada tahun 1960. Model ini layak
dikembangkan untuk pemakaian adsorpsi gas tekanan tinggi karena selain mempunyai
basis teori yang kuat, model ini juga menawarkan beberapa aspek keuntungan praktis,
khususnya model ini:
Di dalam model kisi-kisi, sistem fluida diasumsikan terdiri dari beberapa lapisan
kisi-kisi yang dapat terisi oleh molekul fluida ataupun hanya berupa ruang kosng. Pada
kasus terjadinya adsorpsi jumlah molekul yang lebih banyak akan berada pada lapisan
fasa teradsorpsisi daripada yang berada pada fasa gas (bulk). Pada model adsorpsi
Ono-Kondo, kesetimbangan adsorpsi gas utnuk lapisan pertama dapa dirumuskan sebagai
berikut:
Pada persamaan ini 𝑥𝑖,𝑡 = 𝜌𝑖,𝑡 / 𝜌𝑖,𝑚𝑐 dan 𝑥𝑖,𝑏 = 𝜌𝑖,𝑏 / 𝜌𝑖,𝑚𝑐 , dimana 𝜌𝑖,𝑡 adalah densitas
komponen i yang teradsorpsisi pada lapisan t, 𝜌𝑖,𝑏 adalah densitas komponen i yang
teradsorpsisi pada fasa gas, dan 𝜌𝑖,𝑚𝑐 adalah densitas komponen i yang teradsorpsisi pada
kapasitas maksimumnya. Parameter yang menunjukkan interaksi energi antara adsorbat-
5
adsorbat dituliskan sebagai 𝜀𝑖𝑖𝑖 dan parameter interaksi energi antara adsorbat-adsorben
dituliskan sebagai 𝜀𝑖𝑠 . T adalah temperatur absolut dan k adalah konstanta Boltzman.
Sedangkan dua parameter lain, yaitu 𝜀𝑖𝑖/𝑘 dan C masih diperlukan kajian lebih
dalam untuk mengkorelasikan dengan beberapa karakteristik adsorbat dan adsorben.
[𝑋]𝑠𝑒𝑑 𝐾𝐷
𝐾𝐷 = [𝑋]𝑎𝑖𝑟
[𝐶]𝑎𝑖𝑟 → [𝐶]𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛 (2.7)
atau
[𝑋]𝑠𝑒𝑑=𝐾𝐷[𝑋]𝑎𝑖𝑟 (2.8)
Hubungan antara [X]sed dan [X] akan liniar, bila harga koefisien determinasi (R2
air ) mendekati 1. Notasi X menggambarkan konsentrasi ion logam, [X] merupakan
konsentrasi ion logam di dalam sedimen (mg/l), [X] adalah konsentrasi ion logam di
dalam sedimen (mg/kg) dan KD merupakan koefisien partisi antara fasa padat dan cair.
air sed dan KD merupakan koefisien partisi antara fasa padat dan cair.
6
2.2.4 Model Freundlich
Model ini merupakan modifikasi model KD dan hanya berlaku pada permukaan
adsorbat yang heterogen dan proses adsorpsi yang terjadi lebih dari satu permukaan,
maka notasi (1/n) berlaku dengan n>1.
1
[𝑋]𝑠𝑒𝑑=𝐾𝑓 [𝑋]𝑎𝑖𝑟𝑙/𝑛 atau 𝑛
log[𝑋] 𝑎𝑖𝑟 + log 𝐾𝑓 (2.9)
Akibatnya hubungan antara log [C]sed dan log[X] pada persamaan (3) akan liniar,
dengan 1/n sebagai slope dan log Kf intersep, maka n merupakan jumlah (3) air
merupakan konstanta Frendlich. permukaan adsorpsi dan Kf.
7
untuk menyelesaikan permasalahan administratif
mulai yang paling sederhana sampai yang rumit. Contoh permasalahan yang
sederhana adalah perhitungan matematika sederhana yang diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya perhitungan jumlah penjualan barang.
Contoh permasalahan yang lebih kompleks adalah pembuatan laporan keuangan
(general ledger) yang memerlukan banyak perhitungan, manajemen data
dengan menampilkan grafik data pivot tabel atau penggunaan fungsi-fungsi
matematis ataupun logika pada sebuah laporan. Selain itu Microsoft Excel dapat
digunakan untuk perhitungan kemampuan adsorben untuk penyerapan logam
krom. Penyelesaian permasalahan yang kompleks juga dapat memanfaatkan
pemograman makro yang disediakan oleh Excel agar proses penggunaan lebih
mudah.
Versi pertama Excel dirilis untuk Macintosh pada tahun 1985 dan
versi Windows-nya menyusul (dinomori versi 2.0) pada November 1987. Lotus
ternyata terlambat turun ke pasar program spreadsheet untuk Windows, dan pada
tahun tersebut, Lotus 1-2-3 masih berbasis MS-DOS. Pada tahun 1988, Excel pun
mulai menggeser 1-2-3 dalam pangsa pasar program spreadsheet dan menjadikan
Microsoft sebagai salah satu perusahaan pengembang aplikasi perangkat lunak
untuk komputer pribadi yang andal. Prestasi ini mengukuhkan Microsoft sebagai
kompetitor yang sangat kuat bagi 1-2-3 dan bahkan mereka mengembangkannya
lebih baik lagi. Microsoft, dengan menggunakan keunggulannya, rata-rata merilis
versi Excel baru setiap dua tahun sekali, dan versi Excel untuk Windows terakhir
adalah Microsoft Office Excel 2010 (Excel 14), sementara untuk Macintosh (Mac
OS X), versi terakhirnya adalah Excel for Mac.
8
Pada awal-awal peluncurannya, Excel menjadi sasaran tuntutan
perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang industri finansial yang telah
menjual sebuah perangkat lunak yang juga memiliki nama Excel. Akhirnya,
Microsoft pun mengakhiri tuntutan tersebut dengan kekalahan dan Microsoft
harus mengubah nama Excel menjadi "Microsoft Excel" dalam semua rilis pers
dan dokumen Microsoft. Meskipun demikian, dalam praktiknya, hal ini diabaikan
dan bahkan Microsoft membeli Excel dari perusahaan yang sebelumnya menuntut
mereka, sehingga penggunaan nama Excel saja tidak akan membawa masalah
lagi. Microsoft juga sering menggunakan huruf XL sebagai singkatan untuk
program tersebut, yang meskipun tidak umum lagi, ikon yang digunakan oleh
program tersebut masih terdiri atas dua huruf tersebut (meski diberi beberapa gaya
penulisan). Selain itu, ekstensi default dari spreadsheet yang dibuat oleh
Microsoft Excel hingga versi 11.0 (Excel 2003) adalah *.xls sedangkan mulai
Microsoft Office Excel 2007 (versi 12.0) ekstensi default-nya adalah *.xlsx yang
mendukung format HTML namun dengan isi yang sama memiliki ukuran file
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan versi-versi Excel sebelumnya.
Ketika pertama kali dibundel ke dalam Microsoft Office pada tahun 1993,
Microsoft pun mendesain ulang tampilan antar muka yang digunakan
9
oleh Microsoft Word dan Microsoft PowerPoint untuk mencocokkan dengan
tampilan Microsoft Excel, yang pada waktu itu menjadi aplikasi spreadsheet yang
paling disukai.
Sejak tahun 1993, Excel telah memiliki bahasa pemrograman Visual Basic
for Applications (VBA), yang dapat menambahkan kemampuan Excel untuk
melakukan automatisasi di dalam Excel dan juga menambahkan fungsi-fungsi
yang dapat didefinisikan oleh pengguna (user-defined functions/UDF) untuk
digunakan di dalam worksheet. Dalam versi selanjutnya, bahkan Microsoft
menambahkan sebuah integrated development environment (IDE) untuk bahasa
VBA untuk Excel, sehingga memudahkan programmer untuk melakukan
pembuatan program buatannya. Selain itu, Excel juga dapat merekam semua yang
dilakukan oleh pengguna untuk menjadi macro, sehingga mampu melakukan
automatisasi beberapa tugas. VBA juga mengizinkan pembuatan form dan kontrol
yang terdapat di dalam worksheet untuk dapat berkomunikasi dengan
penggunanya. Bahasa VBA juga mendukung penggunaan DLL ActiveX/COM,
meski tidak dapat membuatnya. Versi VBA selanjutnya menambahkan dukungan
terhadap class module sehingga mengizinkan penggunaan teknik pemrograman
berorientasi objek dalam VBA
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Pengujian pola isoterm adsorpsi yang sesuai untuk proses penyerapan ion
logam chrom (VI) oleh zeolit dilakukan dengan perhitungan menggunakan
persamaan Langmuir dan Freundlich.
11
Gambar 2. Persamaan adsorpsi isoterm Freundlich dari log (x/m) versus log
Ce
3.2. Pembahasan
Daya adsorpsi zeolit dengan menggunakan persamaan Langmuir dan
persamaan Freundlich. Ada tiga pola isoterm adsorpsi, yaitu isoterm adsorpsi
Freundlich, Langmuir, dan BET (Brunauer, Emmet dan Teller). Akan tetapi,
karena adsorpsi molekul atau ion pada permukaan padatan umumnya terbatas
pada lapisan satu molekul (monolayer) maka adsorpsi tersebut mengikuti
persamaan adsorpsi Freundlich dan atau Langmuir.
12
mg ion logam chrom yang teradsorp/gram zeolit. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa daya adsorpsi maksimum adalah 52,25 mg /gram.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Adorpsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat
pada permukaan padatan. Permodelan adsorpsi antara lain adalah Langmuir,
Freundlich, BET, GIBBS, partisi, dan Ono-Kondo.
4.2 Saran
Sebaiknya software untuk perhitungan permodelan adsorpsi
diperbanyak, dan mudah diunduh di smartphone.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhania. 2008. Pengembangan Model Adsorpsi CO2 untuk Prediksi Potensi Lapisan
Batubara Indonesia sebagai Media Penyimpan Gas Rumah Kaca. Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.
Muzakky. 2008. Model Adsorpsi Mn2+, Cd2+, dan Hg2+ dalam Sistem Air Sedimen di
Sepanjang Sungai Code, Yogyakarta. Indonesian Journal of Chemical 8 (3):
314-319.
Hidayatullah, A.T. 2010. Langkah Awal Belajar Microsoft Excel untuk Orang Biasa.
Yogyakarta:Mediakom.
15