Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II................................................................................................................................. 2
2. 1 Pengertian Adsorpsi ................................................................................................. 2
2.2 Model-Model Adsorpsi ............................................................................................. 2
2.2.1 Model Adsorpsi Isotermis Absolut .................................................................... 2
2.2.2 Model Adsorpsi Isotermis Gibbs ....................................................................... 4
2.2.3 Model Partisi ...................................................................................................... 6
2.2.4 Model Freundlich ............................................................................................... 7
2.3 Microsoft Excel ......................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................. 11
3.1. Hasil .................................................................................................................. 11
3.2. Pembahasan....................................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14
4.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah Adsorpsi . seperti halnya
kinetika kimia, kinetika Adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika Adsorpsi lebih khusus membahas sifat penting dari permukaan zat. Adsorpsi
padat-cair merupakan salah satu proses pemisahan campuran yang melibatkan proses
perpindahan massa zat terlarut darti fasa cair ke fasa padat. Kinerja proses adsorpsi padat-
cair sangat bergantung pada dinamika yang terjadi di dalam kolom adsorpsi. Pemodelan
yang biasanya digunakan dalam proses Adsorpsi adalah Langmuir, BET, Gibbs , Ono-
Kondo, Partisi, Freundlich. Dalam memudahkan perhitungan Adsorpsi digunakan
software seperti Excel sehingga mudah dalam menentukan titik titik puncak melalui
plotting pada grafik.

1.2. Rumusan Masalah


1.Pemodelan apa saja yang digunakan dalam proses adsorpsi ?

2.Software apa yang dapat digunakan untuk memudahkan perhitungan pemodelan ?

3. Bagaimana contoh kasus penurunan limbah logam berat dengan proses Adsorpsi?

1
BAB II
ISI

2. 1 Pengertian Adsorpsi
Adorpsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat
pada permukaan padatan. Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-
molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dansebagian dari
molekul-molekul tadi mengembun pada permukaan padatan tersebut. Walaupun adsorpsi
biasanya dikaitkan dengan perpindahan dari suatu gas atau cairan ke suatu permukaan
padatan,perpindahan dari suatu gas ke suatu permukaan cairan juga terjadi. Substansi
yang terkonsentrasi pada permukaan didefinisikan sebagai adsorbat dan material dimana
adorbat terakumulasi didefinisikan sebagai adsorben.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi

Daya adsoprsi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

1. Tekanan (P), tekanan yang dimaksud adalah tekanan adsorbat. Kenaikan tekanan
adsorbat dapat menaikkan jumlah yang diadsorpsi.

2. Temperatur absolut (T), temperature yang dimaksud adalah temperatut adsorbat. Pada
saat molekul-molekul gas atau terjadi pembebasan sejumlah energy yang dinamakan
peristiwa eksotermis. Berkurangnya temperatur akan menambah jumlah adsorbat yang
teradsorpsi demikian juga untuk peristiwa sebaliknya.

3. Interaksi Potensial (E), interaksi potensial antara adsorbat dengan dinding adsorben
sangat bervariasi, tergantung dari sifat adsorbat-adsorben.

2.2 Model-Model Adsorpsi

2.2.1 Model Adsorpsi Isotermis Absolut


a. Model Adsorpsi Langmuir

Langmuir isotermal dikembangkan oleh Irving Langmuir pada tahun 1916 untuk
menggambarkan hunungan permukaan yang ditutupi oleh gas adsorbat pada tekanan gas
diatas permukaan pada temperatur yang tetap. Pada adsorpsi isotermis Langmuir, tipe
adsorsi isotermis yang digunakan adalah tipe I. Adsorpsi isotermis Langmuir digunakan
pada adsorpsi kimia dan adsorpsi fisis tipe I.

Persamaan umum yang digunakan pada Langmuir adalah:

2
𝑃 1𝑏
𝑦
= 𝑎𝑎
𝑃 (2.1)

dimana:

a dan b adalah konstanta

a = k.b

b = k1/k2 dengan k1 adalah konstanta proporsionalitas dan k2 adalah konstanta laju


evaporasi.

Persamaan Langmuir di atas didasarkan pada asumsi:

-Adsorben dilapisi satu lapisan molekul gas adsorbat (unimolekular atau monolayer)

-Molekul teradsorpsi tidak bebas bergerak pada permukaaan

-Tidak ada interaksi lateral antara molekul-molekul adsorbat

-Entalpi adsorpsi sama untuk semua molekul

b. Model Adsorpsi BET

Metode ini dikembangkan oleh Brunaeur, Emmet dan Teller pada tahun 1938,
yang merupakan suatu metode yang mengacu pada teori kinetika Langmuir dan sering
digunakan untuk studi-studi karakteristik dari katalis dengan berdasarkan kepada teori
adsorpsi gas.

Adsorpsi isotermis yang menggunakan prinsip dan persamaan BET adalah


adsorpsi isotermis tipe II-V yang merupakan adsorpsi fisis. Pada tipe ini, adsorben dapat
dilapisi oleh beberapa lapisan molekul gas adsorbat (multimolekular atau multilayer).
Persamaan dari BET adalah:

𝑃 1 (𝑐−1) 𝑃
𝑣(𝑃0 −𝑃
=𝑣 + (𝑣 0 (2.2)
𝑚𝑐 𝑚 𝑐) 𝑃

dimana:

P = tekanan gas saat teradsorpsi

P0 = tekanan jenuh adsorbat gas pada temperatur percobaan

V = volume gas yang diadsorp pada tekanan P

3
Vm = volume gas yang diadsorp untuk monolayer

c = konstanta yang didapat dicari dengan persamaan berikut:

(𝐸1−𝐸𝐿)/𝑅𝑇
𝑐=𝑒 (2.3)

Pada tipe IV dan V terdapat proses kondensasi gas di pori-pori adsroben, sementara pada
proses II dan III tidak terdapat proses tersebut. sementara itu, pada tipe II dan IV E 1 > EL
dan pada tipe III dan V E1< EL.

2.2.2 Model Adsorpsi Isotermis Gibbs


a. Model Adsorpsi Isotermis Gibbs

Adsorpsi isotermis Gibbs berbeda dengan adsorpsi absolut. pada adsorpsi


isotermis absolut, jumlah adsorbat yang sudah terlebih dahulu teradsorpsi diperhitungkan,
dan model ini hanya bisa digunakan pada tekanan rendah. Pada adsorben Gibbs ini,
jumlah adsorbat yang telah teradsorpsi lebih dahulu tidak diperhitungkan, sehinga
terdapat titik maksimum dari jumlah mol gas yang teradsorpsi per gram adsorben pada
tekanan tertentu. Jika tekanan sudah melebihi dari tekanan dimana terdapat titik
maksimum, maka jumlah mol gas yang teradsorpsi per gram adsorben akan turun.

Hubungan anatara jumlah mol yang teradorpsi per gram adsroben ada adsorpsi
Gibbs dan jumlah mol yang teradsorpsi per gram adsorben absolut adalah sebagai berikut:

𝜌𝑔𝑎𝑠
𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 = 𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 × (1 − 𝜌 ) (2.4)
𝑎𝑑𝑠

Pada tekanan rendah, densitas gas sangat kecil (jauh lebih dari kecil daripada densitas
𝜌𝑔𝑎𝑠
adsorpsi) sehingga bisa dianggap nol dan 𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 sama dengan 𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 sehingga
𝜌𝑎𝑑𝑠

𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 terus mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan tekanan. Namun pada tekanan
𝜌𝑔𝑎𝑠
tinggi, 𝜌𝑎𝑑𝑠
tidak bisa dianggap nol sehingga 𝑛𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 akan menurun seiring dengan

kenaikan tekanan walaupun harga 𝑛𝑎𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑒 naik.

Adsorpsi Gibbs juga terdiri dari 5 tipe (sama seperti adsorpsi Langmuir atau
BET). Pada klasifikasi, tipe I menunjukkan adsorpsi isotermis pada adsorben mikropori
untuk kondisi subkritis, dekat dengan titik kritis, dan superkritis. Pada kondisi superkritis,
adsorpsi isotermis tidak monoton. Tipe I dan II menunjukkan adsorpsi isotermis pada
adsorben makropori dengan afinitas kuat dan lemah. Pada temperatur rendah, tipe II dan
tipe III mempunyai steps, tetapi dengan temperatur yang lebih tinggi kurva tersebut

4
menjadi monoton (seperti pada tipe II dan tipe III adsorpsi isotermis BET). Tetapi di
dekat temperatur kritis, adsorpsi isotermis tipe II dan tipe III ini berubah secara signifikan
menjadi tidak monoton yang menunjukkan adanya titik maksimum yang tajam dan pada
temperatur yang lebih tinggi menunjukkan adanya titik maksimum yang smooth. Tipe IV
dan V menunjukkan adsorpsi isotermis pada adsorben mesopori dengan afinitas yang kuat
dan lemah.

b. Model Adsorpsi Ono-Kondo

Model Ono-Kondo pertama kali dikenalkan pada tahun 1960. Model ini layak
dikembangkan untuk pemakaian adsorpsi gas tekanan tinggi karena selain mempunyai
basis teori yang kuat, model ini juga menawarkan beberapa aspek keuntungan praktis,
khususnya model ini:

1. mengakomodasi adsobsi multilayer dan adsorpsi multi komponen,

2.dapat digunakan untuk memperkirakan densitas fasa teradsorpsi secara langsung,


sehingga dapat digunakan untuk memprediksi adsorpsi absolut.

3. mempunyai potensi untuk menjelaskna perilaku adsorpsi didasarkan pada sifat-sifat


fisis gas dan karakteristik dari adsorben.

4. mempunyai struktur yang memasukkan densitas gas sehingga memungkinkan


pemakaian perhitungan densitas gas yang akurat tanpa membebani perhitungan dari
adsorpsinya sendiri.

Di dalam model kisi-kisi, sistem fluida diasumsikan terdiri dari beberapa lapisan
kisi-kisi yang dapat terisi oleh molekul fluida ataupun hanya berupa ruang kosng. Pada
kasus terjadinya adsorpsi jumlah molekul yang lebih banyak akan berada pada lapisan
fasa teradsorpsisi daripada yang berada pada fasa gas (bulk). Pada model adsorpsi
Ono-Kondo, kesetimbangan adsorpsi gas utnuk lapisan pertama dapa dirumuskan sebagai
berikut:

𝑥 (1−𝑥 ) (𝑧1 𝑥1 +𝑥2 −𝑧0 𝑥𝑏 )𝜀𝑖𝑖𝑖 𝜀


ln [𝑥1 (1−𝑥𝑏 )] + 𝑘𝑇
𝑖𝑠
+ 𝑘𝑇 =0 (2.5)
𝑏 1

Pada persamaan ini 𝑥𝑖,𝑡 = 𝜌𝑖,𝑡 / 𝜌𝑖,𝑚𝑐 dan 𝑥𝑖,𝑏 = 𝜌𝑖,𝑏 / 𝜌𝑖,𝑚𝑐 , dimana 𝜌𝑖,𝑡 adalah densitas
komponen i yang teradsorpsisi pada lapisan t, 𝜌𝑖,𝑏 adalah densitas komponen i yang
teradsorpsisi pada fasa gas, dan 𝜌𝑖,𝑚𝑐 adalah densitas komponen i yang teradsorpsisi pada
kapasitas maksimumnya. Parameter yang menunjukkan interaksi energi antara adsorbat-

5
adsorbat dituliskan sebagai 𝜀𝑖𝑖𝑖 dan parameter interaksi energi antara adsorbat-adsorben
dituliskan sebagai 𝜀𝑖𝑠 . T adalah temperatur absolut dan k adalah konstanta Boltzman.

Sedangkan total adsorpsi Gibbs dihitung dengan menggunakan:

𝑛𝑖 𝐺𝑖𝑏𝑏𝑠 = 𝐶𝑖 ∑𝑚 (𝑥𝑖,𝑡 −𝑥𝑖,𝑏 )


(2.6)
𝑡=𝑙

Pada persamaan di atas, parameter C merepresentasikan kapasitas maksimum dari


adsorben dan bisa juga dianggap sebagai parameter yang berhubungan dengan fraksi pori
aktif ataupun sufat struktur lain di dalam adsorben. Jumlah lapisan, m, bagaimanapun,
adalah khas untuk sistem adsirbat-adsorben tertentu dan perlu didefinisikan sebelum
menggunakan model tersebut di atas. Ini biasanya ditentukan dengan menggunakan angka
yang dapat merepresentasikan data percobaan adsorpsi yang paling baik.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat parameter di


dalam model Ono-Kondo, yaitu 𝜌𝑚𝑐 , 𝜀𝑖𝑖/𝑘 , dan C. dari empat parameter tersebut, dua
parameter dapat diestimasikan harganya menurut literature yaitu:

𝜌𝑚𝑐 = mendekati harga kebalikan dari van der Walals co volume

𝜀𝑖𝑖 = 0,432𝜀*, dimana 𝜀* adalah parameter dalam potensial Lennard-Jones.

Sedangkan dua parameter lain, yaitu 𝜀𝑖𝑖/𝑘 dan C masih diperlukan kajian lebih
dalam untuk mengkorelasikan dengan beberapa karakteristik adsorbat dan adsorben.

2.2.3 Model Partisi


Model ini berdasarkan diturunkan dari reaksi kesetimbangan fase cair-padat
yaitu,

[𝑋]𝑠𝑒𝑑 𝐾𝐷
𝐾𝐷 = [𝑋]𝑎𝑖𝑟
[𝐶]𝑎𝑖𝑟 → [𝐶]𝑠𝑒𝑑𝑖𝑚𝑒𝑛 (2.7)

atau

[𝑋]𝑠𝑒𝑑=𝐾𝐷[𝑋]𝑎𝑖𝑟 (2.8)

Hubungan antara [X]sed dan [X] akan liniar, bila harga koefisien determinasi (R2
air ) mendekati 1. Notasi X menggambarkan konsentrasi ion logam, [X] merupakan
konsentrasi ion logam di dalam sedimen (mg/l), [X] adalah konsentrasi ion logam di
dalam sedimen (mg/kg) dan KD merupakan koefisien partisi antara fasa padat dan cair.
air sed dan KD merupakan koefisien partisi antara fasa padat dan cair.

6
2.2.4 Model Freundlich
Model ini merupakan modifikasi model KD dan hanya berlaku pada permukaan
adsorbat yang heterogen dan proses adsorpsi yang terjadi lebih dari satu permukaan,
maka notasi (1/n) berlaku dengan n>1.

1
[𝑋]𝑠𝑒𝑑=𝐾𝑓 [𝑋]𝑎𝑖𝑟𝑙/𝑛 atau 𝑛
log[𝑋] 𝑎𝑖𝑟 + log 𝐾𝑓 (2.9)

Akibatnya hubungan antara log [C]sed dan log[X] pada persamaan (3) akan liniar,
dengan 1/n sebagai slope dan log Kf intersep, maka n merupakan jumlah (3) air
merupakan konstanta Frendlich. permukaan adsorpsi dan Kf.

2.3 Microsoft Excel


Murni Handayani dan Eko Sulistiyono melakukan uji penyerapan limbah
Chrom (VI) dengan zeolit. Uji tersebut membandingkan pemodelan adsorpsi
Langmuir dan Freundlich menggunakan Microsoft Excel. Selain pemodelan yang
dilakukan oleh Murni Handayani dan Eko Sulistiyono, terdapat banyak
pemodelan lain yaitu BET, GIBBS, partisi, dan Ono-Kondo. Berbagai pemodelan
tersebut juga dapat dihitung menggunakan Microsoft Excel.

Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program


aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft
Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Menurut
Hidayatullah (2010), Microsoft Excel adalah program aplikasi pengolah data di
dalam Microsoft Office Enterprise yang berorientasi pada kebutuhan pemakai dan
menyediakan berbagai fitur canggih yang dapat digunakan untuk menganalisa,
berbagi, dan mengatur data dengan mudah. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi
dan pembuatan grafik yang baik, dengan berbagai macam pilihan tampilan grafik
yang menarik dan memudahkan penggunanya. Strategi marketing Microsoft yang
agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang
populer digunakan di seluruh dunia. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft
Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2013.

Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara


otomatis meliputi perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan
grafik dan manajemen data. Perangkat lunak ini sangat membantu

7
untuk menyelesaikan permasalahan administratif
mulai yang paling sederhana sampai yang rumit. Contoh permasalahan yang
sederhana adalah perhitungan matematika sederhana yang diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya perhitungan jumlah penjualan barang.
Contoh permasalahan yang lebih kompleks adalah pembuatan laporan keuangan
(general ledger) yang memerlukan banyak perhitungan, manajemen data
dengan menampilkan grafik data pivot tabel atau penggunaan fungsi-fungsi
matematis ataupun logika pada sebuah laporan. Selain itu Microsoft Excel dapat
digunakan untuk perhitungan kemampuan adsorben untuk penyerapan logam
krom. Penyelesaian permasalahan yang kompleks juga dapat memanfaatkan
pemograman makro yang disediakan oleh Excel agar proses penggunaan lebih
mudah.

Sejarah Pada tahun 1982, Microsoft membuat sebuah


program spreadsheet yang disebut dengan Multiplan, yang sangat populer
dalam sistem-sistem CP/M, tetapi tidak dalam sistem MS-DOS mengingat di sana
sudah berdiri saingannya, yakni Lotus 1-2-3. Hal ini membuat Microsoft memulai
pengembangan sebuah program spreadsheet yang baru yang disebut
dengan Excel, dengan tujuan, seperti yang dikatakan oleh Doug Klunder, "do
everything 1-2-3 does and do it better/melakukan apa yang dilakukan oleh 1-2-3
dan lebih baik lagi".

Versi pertama Excel dirilis untuk Macintosh pada tahun 1985 dan
versi Windows-nya menyusul (dinomori versi 2.0) pada November 1987. Lotus
ternyata terlambat turun ke pasar program spreadsheet untuk Windows, dan pada
tahun tersebut, Lotus 1-2-3 masih berbasis MS-DOS. Pada tahun 1988, Excel pun
mulai menggeser 1-2-3 dalam pangsa pasar program spreadsheet dan menjadikan
Microsoft sebagai salah satu perusahaan pengembang aplikasi perangkat lunak
untuk komputer pribadi yang andal. Prestasi ini mengukuhkan Microsoft sebagai
kompetitor yang sangat kuat bagi 1-2-3 dan bahkan mereka mengembangkannya
lebih baik lagi. Microsoft, dengan menggunakan keunggulannya, rata-rata merilis
versi Excel baru setiap dua tahun sekali, dan versi Excel untuk Windows terakhir
adalah Microsoft Office Excel 2010 (Excel 14), sementara untuk Macintosh (Mac
OS X), versi terakhirnya adalah Excel for Mac.

8
Pada awal-awal peluncurannya, Excel menjadi sasaran tuntutan
perusahaan lainnya yang bergerak dalam bidang industri finansial yang telah
menjual sebuah perangkat lunak yang juga memiliki nama Excel. Akhirnya,
Microsoft pun mengakhiri tuntutan tersebut dengan kekalahan dan Microsoft
harus mengubah nama Excel menjadi "Microsoft Excel" dalam semua rilis pers
dan dokumen Microsoft. Meskipun demikian, dalam praktiknya, hal ini diabaikan
dan bahkan Microsoft membeli Excel dari perusahaan yang sebelumnya menuntut
mereka, sehingga penggunaan nama Excel saja tidak akan membawa masalah
lagi. Microsoft juga sering menggunakan huruf XL sebagai singkatan untuk
program tersebut, yang meskipun tidak umum lagi, ikon yang digunakan oleh
program tersebut masih terdiri atas dua huruf tersebut (meski diberi beberapa gaya
penulisan). Selain itu, ekstensi default dari spreadsheet yang dibuat oleh
Microsoft Excel hingga versi 11.0 (Excel 2003) adalah *.xls sedangkan mulai
Microsoft Office Excel 2007 (versi 12.0) ekstensi default-nya adalah *.xlsx yang
mendukung format HTML namun dengan isi yang sama memiliki ukuran file
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan versi-versi Excel sebelumnya.

Excel menawarkan banyak keunggulan antar muka jika dibandingkan


dengan program spreadsheet yang mendahuluinya, tetapi esensinya masih sama
dengan VisiCalc (perangkat lunak spreadsheet yang terkenal pertama kali): Sel
disusun dalam baris dan kolom, serta mengandung data atau formula dengan
berisi referensi absolut atau referensi relatif terhadap sel lainnya.

Excel merupakan program spreadsheet pertama yang mengizinkan


pengguna untuk mendefinisikan bagaimana tampilan dari spreadsheet yang
mereka sunting: font, atribut karakter, dan tampilan setiap sel. Excel juga
menawarkan penghitungan kembali terhadap sel-sel secara cerdas, di mana hanya
sel yang berkaitan dengan sel tersebut saja yang akan diperbarui nilanya (di mana
program-program spreadsheet lainnya akan menghitung ulang keseluruhan data
atau menunggu perintah khusus dari pengguna). Selain itu, Excel juga
menawarkan fitur pengolahan grafik yang sangat baik.

Ketika pertama kali dibundel ke dalam Microsoft Office pada tahun 1993,
Microsoft pun mendesain ulang tampilan antar muka yang digunakan

9
oleh Microsoft Word dan Microsoft PowerPoint untuk mencocokkan dengan
tampilan Microsoft Excel, yang pada waktu itu menjadi aplikasi spreadsheet yang
paling disukai.

Sejak tahun 1993, Excel telah memiliki bahasa pemrograman Visual Basic
for Applications (VBA), yang dapat menambahkan kemampuan Excel untuk
melakukan automatisasi di dalam Excel dan juga menambahkan fungsi-fungsi
yang dapat didefinisikan oleh pengguna (user-defined functions/UDF) untuk
digunakan di dalam worksheet. Dalam versi selanjutnya, bahkan Microsoft
menambahkan sebuah integrated development environment (IDE) untuk bahasa
VBA untuk Excel, sehingga memudahkan programmer untuk melakukan
pembuatan program buatannya. Selain itu, Excel juga dapat merekam semua yang
dilakukan oleh pengguna untuk menjadi macro, sehingga mampu melakukan
automatisasi beberapa tugas. VBA juga mengizinkan pembuatan form dan kontrol
yang terdapat di dalam worksheet untuk dapat berkomunikasi dengan
penggunanya. Bahasa VBA juga mendukung penggunaan DLL ActiveX/COM,
meski tidak dapat membuatnya. Versi VBA selanjutnya menambahkan dukungan
terhadap class module sehingga mengizinkan penggunaan teknik pemrograman
berorientasi objek dalam VBA

Fungsi automatisasi yang disediakan oleh VBA menjadikan Excel sebagai


sebuah target virus-virus macro. Ini merupakan problem yang sangat serius dalam
dunia korporasi hingga para pembuat antivirus mulai menambahkan dukungan
untuk mendeteksi dan membersihkan virus-virus macro dari berkas Excel.
Akhirnya, meski terlambat, Microsoft juga mengintegrasikan fungsi untuk
mencegah penyalahgunaan macro dengan menonaktifkan macro secara
keseluruhan, atau menngaktifkan macro ketika mengaktifkan workbook, atau
mempercayai macro yang dienkripsi dengan menggunakan sertifikat digital yang
tepercaya.

10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Pengujian pola isoterm adsorpsi yang sesuai untuk proses penyerapan ion
logam chrom (VI) oleh zeolit dilakukan dengan perhitungan menggunakan
persamaan Langmuir dan Freundlich.

Tabel 1. Perhitungan harga x/m, Ce/(x/m), log (x/m) dan log Ce


No C Cr(VI) awal (ppm) Ce (ppm) X/m Ce/(X/m) Log (x/m) Log Ce
(mg/gr)
1 5 4,11 1,7 2,3058 0,2509 0,2509
2 10 8,15 3,70 2,2027 0,5682 0,5682
3 15 12,13 5,74 2,1132 0,7589 0,7589
4 20 16,14 7,71 2,0934 0,8872 0,8872

Gambar 1. Persamaan adsorpsi isoterm Langmuir dari Ce/(x/m)


versus Ce

11
Gambar 2. Persamaan adsorpsi isoterm Freundlich dari log (x/m) versus log
Ce

Tabel 2. Harga konstanta Langmuir dan Freundlich


Isoterm Konstanta Harga
Langmuir a 52,25
b 0,0081
Freundlich k 2,561
n 0,9312

3.2. Pembahasan
Daya adsorpsi zeolit dengan menggunakan persamaan Langmuir dan
persamaan Freundlich. Ada tiga pola isoterm adsorpsi, yaitu isoterm adsorpsi
Freundlich, Langmuir, dan BET (Brunauer, Emmet dan Teller). Akan tetapi,
karena adsorpsi molekul atau ion pada permukaan padatan umumnya terbatas
pada lapisan satu molekul (monolayer) maka adsorpsi tersebut mengikuti
persamaan adsorpsi Freundlich dan atau Langmuir.

Model persamaan Freundlich mengasumsikan bahwa terdapat lebih dari satu


lapisan permukaan (multilayer) dan sisi bersifatheterogen, yaitu adanya perbedaan
energy pengikat pada tiap-tiap sisi dimana proses adsorpsi di tiap-tiap sisi adsorpsi
mengikuti isoterm Langmuir. Oleh karena itu penentuan daya adsorpsi maksimum
zeolit pada proses penyerapan logam chrom (VI) dihitung dengan menggunakan
persamaan adsorpsi Langmuir karena dilakukan terhadap lapisan tunggal zat yang
teradsorpsi dari ion logam chrom (VI) pada setiap permukaan zeolit dalam satuan

12
mg ion logam chrom yang teradsorp/gram zeolit. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa daya adsorpsi maksimum adalah 52,25 mg /gram.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Adorpsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat
pada permukaan padatan. Permodelan adsorpsi antara lain adalah Langmuir,
Freundlich, BET, GIBBS, partisi, dan Ono-Kondo.

2. Perhitungan adsorpsi dapat dilakukan dengan bantuan Software


Microsoft Excel.

3. Penentuan kapasitas adsorpsi zeolite terhadap limbah chrom (VI) yang


paling sesuai adalah dengan menggunakan persamaan adsorpsi
Langmuir dibandingkan dengan persamaan adsorpsi Freundlich. Daya
adsorpsi maksimum zeolit terhadap penyerapan limbah chrom (VI)
adalah 52,25 mg/gram.

4.2 Saran
Sebaiknya software untuk perhitungan permodelan adsorpsi
diperbanyak, dan mudah diunduh di smartphone.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhania. 2008. Pengembangan Model Adsorpsi CO2 untuk Prediksi Potensi Lapisan
Batubara Indonesia sebagai Media Penyimpan Gas Rumah Kaca. Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia.

Muzakky. 2008. Model Adsorpsi Mn2+, Cd2+, dan Hg2+ dalam Sistem Air Sedimen di
Sepanjang Sungai Code, Yogyakarta. Indonesian Journal of Chemical 8 (3):
314-319.

Hidayatullah, A.T. 2010. Langkah Awal Belajar Microsoft Excel untuk Orang Biasa.
Yogyakarta:Mediakom.

15

Anda mungkin juga menyukai