Oleh:
Nama : Crisanta Palendeng
Nim : 17603051
Sem/Kelas : V/B
Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 2
1.3 TUJUAN ......................................................................................................... 2
1.4 MANFAAT ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
ANALISA TENTANG SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS SWO .................................................................. 3
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8
KESIMPULAN ..................................................................................................... 8
SUMBER RUJUKAN........................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan
Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah
kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan
demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.
Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara
singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia adalah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Pokok-pokok sistem pemerintahan
Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah
republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden adalah kepala negara dan
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung
jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan
anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-
kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat
diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan
mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat
1
negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan
kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru
dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem
presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara
langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks as well as sense of balance, dan pemberian
kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi
anggaran.
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan makalah ini ialah untuk mengetahui analisa tentang
sistem pemerintahan di Indonesia dengan menggunkan analisis SWOT
1.4 Manfaat
Adapun yang menjadi manfaat pembuatan ini adalah mengetahui sistem
pemerintahan yang terjadi di Indonesia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Analisa tentang Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Menggunakan Analisis
SWOT
3
Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
4
b. Hak Prerogatif Presiden
Dilemahkan Pada dasarnya hak
prerogatif presiden adalah hak
yang melekat langsung hanya
kepada presiden baik dalam
kapasitas sebagai kepala
negara maupun kepala
pemerintahan. Hak itu mutlak
dan dimonopoli oleh presiden,
sehingga dalam mengeksekusi
hak tersebut, presiden tidak
boleh diganggu dan
diintervensi. Meskipun dalam
praktiknya selalu saja ada
berbagai upaya untuk
mempengaruhi presiden dalam
mengambil keputusan terkait
hak prerogatifnya. Sistem
pemerintahan presidensial
seharusnya kedudukan
presiden sangat kuat dan tidak
bisa diintervensi. Presiden
memiliki hak prerogative
untuk mengangkat
pembantunya, menteri,
panglima TNI, Kapolri dan
duta besar. Namun hak
prerogative presiden tersebut
tereduksi akibat kuatnya
intervensi partai politik yang
didukung dengan personality
dan gaya kepemimpinan
presiden yang cenderung
akomodatif dan kompromistik.
c. Pertimbangan Politis Dalam
Mengambil Kebijakan
Presiden tidak mudah dalam
mengambil kebijakan yang
diinginkan karena harus ada
persetujuan dari partai
pendukung pemerintah.
Sehingga pertimbangan untuk
mengambil kebijakan selalu
berlarut-larut apabila belum
mendapat persetujuan DPR
maupun partai koalisi. Sebagai
contoh pengangkatan menteri
atau pejabat publik cenderung
lebih dominan karena faktor
tawar-menawar dan kompromi
politik ketimbang faktor
kompetensi dan
profesionalisme. Presiden
5
seakan tersandra dengan partai
politik pendukung koalisi
karena setiap akan mengambil
kebijakan selalu terjadi tawar-
menawar politik, sehingga
seakan presiden tidak berdaya
menghadapi partai politik di
koalisi maupun di parlemen
Peluang a. Penguatan terhadap kekuasan a. Parpol diharapkan bisa
(opportunity) eksekutif yang lebih stabil mendorong demokrasi
b. Masa jabatan dan badan b. Kedudukan presiden relatif
eksekutif yakni presiden dan kuat dengan kekuasan
wakil presiden lebih jelas legislative dan eksekutif
c. Dalam pembuatan program c. Proses interaksi berlangsung
kerja cabinet lebih mudah dua arah. Dengan interaksi dua
disesuaikan, karena ada arah ini memungkinkan kedua
batasan jangka waktu serta pihak bisa saling
masa jabatanya mengantisipasi reaksi masing-
masing mulai dari tahap awal.
Tepat bila diduga bahwa kedua
pihak akan mengajukan
agenda-agenda yang
peluangnya lebih besar untuk
disetujui. Proses ini menjadi
semacam mekanisme saling
mengunci (interlocking
mechanism) antara kedua
lembaga.
Ancaman a. Presiden sewaktu-waktu dapat a. Presiden memiliki keinginan
(threath) diberhentikan oleh MPR atas mengeluarkan perppu
usul dari DPR. Jadi, DPR tetap terhalang oleh ancaman
memiliki kekuasaan megawasi impeachment oleh partai
Presiden meskipun secara tidak politik dan penolakan perppu
langsung. menjadi UU di parlemen
b. Presiden dalam mengangkat b. Menentukan kursi menteri
pejabat negara perlu yang seharusnya hak
pertimbangan atau persetujuan prerogative presiden penuh
dari DPR. Contohnya dalam dalam presidensial disandera
pengangkatan duta negara oleh nama-nama kiriman partai
asing, Gubernur Bank politik koalisi
Indonesia, Panglima TNI, dan c. sistem presidensialisme
Kepala Kepolisian. multipartai dimana terjadi
c. Presiden dalam mengeluarkan presiden mendapat dukungan
kebijakan tertentu perlu minoritas di lembaga legislatif
pertimbangan atau persetujuan (kekuatan partisan yang
dari DPR. Contohnya, rendah) bisa diatasi dengan
pembuatan perjanjian keberadaan koalisi.
Internasional, pemberian gelar, d. keberadaan sosok presiden
tanda jasa, tanda kehormatan, yang akomodatif terhadap
pembrian amnesti, dan abolisi. koalisi.
d. Parlemen diberi kekuasaan e. Perilaku elite politik yang
yang lebih besar dalam hal cenderung
6
membentuk undang-undang akomodatifpragmatis dan
dan hak budget (anggaran) mementingkan konsensus.
Ketiga, tersedianya banyak
sarana atau kotak perkakas
eksekutif yang dapat
digunakan oleh presiden dalam
memelihara koalisinya.
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan
parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara
singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia adalah sistem
pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan
presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Pokok-pokok sistem pemerintahan
Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah
yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah
republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial. Presiden adalah kepala negara dan
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh
rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung
jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan
anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya. Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem
pemerintahan parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-
kelemahan yang ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan
presidensial di Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat
diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan
mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat
negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan
kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru
dalam sistem pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem
presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara
langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks as well as sense of balance, dan pemberian
kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi
anggaran.
8
SUMBER RUJUKAN
https://id.scrid.com/Analiasis-Sistem-Pemerintahan-Indonesia
www.academia.edu
pukatkorupsi.ugm.ac.id
www.researchgate.net
m.detik.com
JURNAL Yusuf Wibisono :Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial Dan
Multipartai Di Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014
JURNAL Halimah Nur Izzati :Karakteristik Sistem Parlementer Dalam Sistem
Pemerintahan Di Indonesia Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
JURNAL Rosdalina1: Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan Dan Prakteknya Menurut
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Modul 1 Dra. Hj. Rabina Yunus, M.Si. Anto Hidayat, S.IP. :Dasar-dasar Sistem
Pemerintahan