Sebagai Diskusi Kasus Modul 7.3 Psikiatri, Geriatri dan Pelayanan Kesehatan Primer
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................................................. 1
Daftar Isi .......................................................................................................................... 2
Status pasien ..................................................................................................................... 3
Pendekatan Kedokteran Keluarga .................................................................................... 5
A. Karakteristik Demografi Keluarga ....................................................................... 5
B. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga .................................................................... 6
C. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan ................................ 9
Analisis Masalah dan Pembahasan .................................................................................. 12
1. Masalah Aktif ....................................................................................................... 12
2. Masalah inaktif ..................................................................................................... 12
Pendekatan Mandala of Helath ........................................................................................ 13
Skoring Kemampuan Penyelesaian Masalah dengan Mandala of Health ....................... 14
Rencana Penatalaksanaan ................................................................................................ 15
Tinjauan Pustaka .............................................................................................................. 16
Definisi Stroke ................................................................................................................. 16
Etiologi Stroke ................................................................................................................. 16
Klasisfikasi Stroke ........................................................................................................... 16
Patogenesis Stroke ........................................................................................................... 17
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis ................................................................................ 18
Penegakan Diagnosis ....................................................................................................... 19
Kriteria Diagnosis ............................................................................................................ 21
Penatalaksanaan ............................................................................................................... 21
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 27
3
Status Pasien
A. Identitas
Nama : Alimin
Umur : 60 tahun
Agama : Budha
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Sultan Syarif Karim
Pekerjaan : Satpam
Kegiatan sekarang : Penjaga Gudang
Nama orang terdekat : Bpk wiadianto
Jumlah anak : Laki – laki = 1 Perempuan = 2
Jumlah cucu : Laki – laki = 1 Perempuan = -
Jumlah cicit : Laki – laki = - Perempuan = -
Asesmen dibuat tanggal : 5 Januari 2020
B. Keluhan utama
Kaki kanan sulit bergerak
E. Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi
Kakak pasien meninggal sejak 1 tahun yang lalu tanpa disebabkan sakit dalam usia 83
tahun. Suami pasien juga sudah meninggal 20 tahun yang lalu tanpa disebabkan sakit.
H. Kebiasaan
Pasien merokok 1 bungkus perhari sejak muda sampai sekarang. Setiap hari minum
kopi 3 gelas.
I. Riwayat nutrisi
Pasien makan tidak teratur. Tidak pernah makan ikan. Makananya berupa nasi dengan
tahu, tempe. Minum air putih yang cukup setiap hari.
J. Anamnesis sistem
- Sistem serebrospinal :
- Sistem kardiovaskular :
- Sistem respirasi :
- Sistem gastrointestinal:
- Sistem urogenital :
- Sistem integumentum :
- Sistem muskuloskeletal:
K. Resume anamnesis
Pasien dengan keluhan utama berupa kaki kanan sulit digerakkan. Sejak 8 tahun yang
lalu. Terdapat riwayat stroke. Timbul nyeri jika udara dingin. Sudah diobati ke dokter
dan diberi fisioterapi tapi keluhan tidak berkurang.
L. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : baik, compos mentis
5
M. Pemeriksaan tambahan
Laboratorium darah : Tidak dilakukan
Laboratorium urin : Tidak dilakukan
Profil lipid : Tidak dilakukan
Fungsi hepar : Tidak dilakukan
Fungsi ginjal : Tidak dilakukan
Fungsi jantung : Tidak dilakukan
Radiologi : Tidak dilakukan
Kedudu
NO Nama L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket
kan
Kaki kanan
Kepala
1. Tn. A L 60 Th SMP Satpam sulit
keluarga
digerakkan
2. Ny. K Istri P 52 Th SMA Penjahit -
Karyawan
3. Nn. S Anak P 36 Th S1 -
Swasta
4. Nn. T Anak P 34 Th S1 IRT -
Karyawan
5. Tn. C Anak L 31 Th S1
Swasta
Ny. (Kepala
(pasien) keluarga)
Adaptation Kemampuan adaptasi antar anggota keluarga 2 2
Skoring
Tiap komponen diberi skor :
0 : Jarang/tidak sama sekali
1 : Kadang kadang
2 : Selalu
Interpretasi : Fungsi fisiologi keluarga baik
Interpretasi
Hubungan keluarga secara keseluruhan baik, tingkat ketercukupan ekonomi cukup
untuk kehidupan sehari-hari. Ketaatan dalam menjalankan ibadah baik.
Kemampuan memperoleh pelayanan kesehatan baik.
Ny. K
Tn. C
Nn. S Nn. T
Keterangan :
Hubungan baik
Hubungan kurang baik
6. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki Sakit
9
Faktor Perilaku
Denah Rumah
Kamar
Dapur
mandi
Ruang Keluarga
12
2. Masalah inaktif.
13
Gaya hidup
Pasien
Pelayanan kesehatan Keluhan utama : Kaki kanan Lingkungan kerja
Pasien sering mengakses sulit bergerak Pasien memiliki pekerjaan tetap
pelayanan kesehatan
Rencana Penatalaksanaan.
1. Masalah aktif.
Non Farmakologi:
Latihan keseimbangan dan koordinasi
Latihan fungsional : latihan duduk ke berdiri dan latihan jalan
Latihan gerak pasif pada ekstremitas bawah
Latihan ini dilakukan secara rutin dengan waktu latihan 30-45 menit yang
terbagi dalam 3 sesi, dan tiap sesi diberikan istirahat 5 menit. Apabila
pasien telrihat lelah, ada perubahan wajah dan ada penigkatan menonjol
tiap latihan pada vital sign maka latihan segera dihentikan.
2. Masalah inaktif.
16
Tinjauan Pustaka
a. Definisi
Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang
berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global
yang berlangsung lebih dari 24 jam, yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain
penyebab vaskuler
b. Etiologi
1. Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah storke iskemik, yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum (Edward
C, 2018)
2. Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik merupakan 15% sampai 20% dari semua stroke, yang
terjadi apababila lesi vascular intraserebrum mengalami rupture sehingga terjadi
perdarahan ke dalam ruang subarachnoid atau langsung kedalam jaringan otak
(David S, 2017)
c. Klasifikasi Stroke
1. Stroke Iskemik
Transcient Ischemic Attack (TIA): Serangan stroke sementara yang
berlangsung kurang dari 24 jam
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND): Gejala neurologis akan
menghilang antara >24 jam sampai 21 hari
Progressing stroke atau Stroke In Evolution: Kelainan atau deficit
neurologis berlangsung secara bertahap dari ringan sampai menjadi buruk
Completed Stroke: Kelainan neurologis sudah menetap atau tidak
bertambah lagi (Edward C, 2018)
2. Stroke Hemoragik
Perdarahan Intraserebral (PIS)
17
d. Patogenesis
1. Stroke Iskemik
18
2. Stroke Hemoragik
f. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
a. Stroke Iskemik
Onset: Gejala timbul mendadak, biasanya pada saat istirahat
Gangguan global: penurunan kesadaran
Gangguan fokal:
o Hemiparesis, monoparesis atau quadriparesis
o Gangguan pengelihatan : diplopia
o Gangguan bicara dan berbahasa: disartria, afasia
o Deficit hemisensorik: gangguan sensoris pada separuh badan
Riwayat Penyakit dahulu/ keluarga yang berhubungan yaitu
arterioskelrosis dan cardiovascular seperti: hipertensi, diabetes mellitus,
hiperkolesterolemia, penyakit arteri koronaria, bypass arteri koronaria,
fibrilasi atrium (Edward C, 2018)
b. Stroke Hemoragik
Onset: gejala timbul mendadak, biasanya pada saat aktivitas
Gejala peningkatan TIK: sakit kepala, muntah-muntah sampai penurunan
kesadaran
Kejang umumnya terjadi pada onset perdarahan intracerebral atau dalam 24
jam pertama
Defisit neurologis fokal:
o Kelemahan atau paresis yang mempengaruhi salah satu ekstremitas
separuh tubuh atau keempat ekstremitas
o Deficit bidang visual: pengelihatan kabur
o Disartria atau afasia
o Vertigo atau ataksia
Gejala subarachnoid hemoragik
o Tiba-tiba sakit kepala parah
o Tanda-tanda menigismus dengan kekakuan nuchal
o Fotofobia dan nyeri pada saat menggerakkan mata
o Mual dan muntah
o Sinkop yang berkepanjangan atau tidak khas
20
o Sewaktu lidah diam akan tampak ujung lidah mencong ke salah satu sisi
o sewaktu lidah dijulurkan akan tampak mencong ke salah satu sisi
Penilaian Kelemahan motoric dengan cara menilai kekautan otot dengan skala
Lovett’s 0-5:
Refleks Babinski: dengan menggores telapak kaki dari arah bawah ke atas.
Reflex Babinski positif maka ibu jari kaki akan mengalami dorsofleksi
sedangkan jari-jari lainnya menyebar atau membuka
3. Pemeriksaan Penunjang
21
g. Kriteria Diagnosis
Kriteria Diagnosis berdasarkan algoritma gajah mada (Widiastuti et al, 2015)
h. Tatalaksana
1. Terapi Umum
a. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
Pemantauan secara terus menerus terhadap status neurologis, nadi, tekanan
darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen dianjurkan dalam 72 jam, pada
pasien dengan deficit neurologis yang nyata.
Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen
<95%
22
Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada pasien yang
tidak sadar
Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang mengalami penurunan
kesadaran atau disfungsi bulbar dengan gangguan jalan napas
Terapi oksigen diberikan pada pasien hipoksia
Pasien stroke iskemik akut yang nonhipoksia tidak memerlukan terapi
oksigen
Intubasi ETT (Endo Tracheal Tube) atau LMA (Laryngeal Mask Airway)
dipelrukan pada pasien dengan hipoksia (pO2 <60 mmHg atau pCO2>50
mmhg), atau syok, atau pada pasien yang berisiko untuk terjadi aspirasi
Pipa endotrakeal diusahakan terpasang tidak lebih dari 2 minggu. Jika pipa
terpasang lebih dari 2 minggu, maka dianjurkan dilakukan trakekostomi.
b. Stabilisasi Hemodinamik
Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena
Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter), dengan
tujuan untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai sarana untuk
memasukkan cairan dan nutrisi
Optimalisasi tekanan darah
Bila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan cairan sudah mencukupi,
maka obat vasopressor dapat diberikan secara titrasi seperti dopamin
dosis sedang/tinggi, norepinefrin atau epinefrin dengan target tekanan
darah sistolik berkisar 140 mmHg
Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama setelah
serangan stroke iskemik
Bila terdapat adanya penyakit jantung kongestig, segera atasi
Hipotensi arterial harus dihindari dan dicari penyebabnya.
Hypovolemia harus dikoreksi dengan larutan satin normal dan aritmia
jantung yang mengakibatkan penurunan curah jantung sekuncup harus
dikoreksi
c. Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
Pemantauan ketat terhadap penderita dengan risiko edema serebral harus
dilakukan dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologis
pada hari-hari pertama setelah serangan stroke
23
Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS <9 dan penderita
yang mengalami penurunan kesadaran karena kenaikan TIK
Sasaran terapi adalah TIK kurang dari 20 mmHg dan CPP >70 mmHg
Penatalaksanaan penderita dengan peningkatan tekanan intrakranial
meliputi :
o Tinggikan posisi kepala 200 – 300
o Posisi pasien hendaklah menghindari tekanan vena jugular
o Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
o Hindari hipertermia
o Jaga normovolernia
o Osmoterapi atas indikasi:
Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 4 - 6
jam dengan target ≤ 310 mOsrn/L. (AHA/ASA, Class III, Level of
evidence C). Osmolalitas sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari
selama pemberian osmoterapi.
Kalau perlu, berikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB i.v.
o Intubasi untuk menjaga normoventilasi (pCO2 35 - 40 mmHg).
Hiperventilasi mungkin diperlukan bila akan dilakukan tindakan
operatif.
o Paralisis neuromuskular yang dikombinasi dengan sedasi yang adekuat
dapat mengurangi naiknya TIK dengan cara mengurangi naiknya
tekanan intratorakal dan tekanan vena akibat batuk, suction, bucking
ventilator
o Agen nondepolarized seperti vencuronium atau pancuronium yang
sedikit berefek pada histamine dan blok pada ganglion lebih baik
digunakan. Pasien dengan kenaikan krtitis TIK sebaiknya diberikan
relaksan otot sebelum suctioning atau lidokain sebagai alternative.3 ix.
Kortikosteroid tidak direkomendasikan untuk mengatasi edema otak
dan tekanan tinggi intracranial pada stroke iskemik, tetapi dapat
diberikan kalau diyakini tidak ada kontraindikasi.
o Drainase ventricular dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat stroke
iskemik serebelar.
24
2. Stroke Iskemik
a. Tatalaksana Umum
Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
Gastroprotektor, jika diperlukan
25
Manajemen nutrisi
Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
b. Tatalaksana Spesifik
Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada stroke iskemik
onset <6 jam.
Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik dengan
oklusi karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset <8 jam
Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium
Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel, cilostazol atau
antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban)
c. Tindakan Intervensi/Operatif
Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi
Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi
Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi (Misbach et al, 2011).
3. Stroke Hemoragik
a. Tatalakasana Umum
Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
26
b. Tatalaksana Spesifik
Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex Concentrate, jika
perdarahan karena antikoagulan)
Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist,
Beta blocker, Diuretik)
Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
Pencegahan stroke hemoragik (manajemen factor risiko)
Neuroprotektor
Perawatan di Unit Stroke
Neurorestorasi / Neurorehabilitasi
c. Tindakan Operatif
Kraniotomi evakuasi hematom, sesuai indikasi
Kraniotomi dekompresi, sesuai indikasi
VP Shunt / external drainage, sesuai indikasi (Misbach et al, 2011).
27
DAFTAR PUSTAKA
David S Liebeskind, MD, FAAN, FAHA, FANA. (2017). Hemorrhagic Stroke. Diakses dari
https://emedicine.medscape.com/article/1916662-overview
Edward C Jauch, MD, MS, FAHA, FACEP. (2018). Ischemic Stroke. Diakses dari
https://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. (2011). Guideline Stroke. Jakarta
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. (2016). Paduan Praktik Klinis Neurologi.
Jakarta
Misbach, J., Lamsudin, R., Aliah, A., Basyiruddin A., Suroto., Alfa, A.Y. dkk. 2011.
Guideline Stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).
Jakarta
Widiastuti, Priska dkk. 2015. Sistem Skoring dan Diagnostik untuk Stroke. Di akses dari
http://www.kalbemed.com/Portals/6/25_233Analisissistem%20Skoring%20Diagnosti
k%20untuk%20Stroke-Skor%20Siriraji.pdf