Operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK ini diduga terkait kasus suap yang mencapai Rp 1,5
miliar dalam bentuk dolar Amerika. Suap itu disebut-sebut terkait pemulusan proyek
pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.
Saat ini, jaksa pada KPK telah menuntut Rio dengan hukuman penjara 2 tahun yang dihitung
dari masa penahanan dan denda Rp 50 juta subsider 1 bulan kurungan.
3. Suryadharma Ali
Tidak hanya itu, sebagai mantan Ketua Umum PPP, hak politik nya juga diminta dicabut
selama 5 tahun, terhitung sejak terdakwa menyelesaikan masa hukumannya.
5. Jero Wacik
Hingga kini, kasus pria yang pernah menjabat wakil sekjen Partai Demokrat ini masih
bergulir di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta.
B. Kasus-kasus korupsi ditahun 2016
Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan melakukan
penyalahgunaan wewenang dalam pemberian izin pertambangan nikel di dua kabupaten di
Sultra, selama 2009 hingga 2014. Nur Alam diduga melakukan penyalahgunaan wewenang
sehingga memperkaya diri sendiri dan orang lain atau korporasi, dengan menerbitkan SK
Persetujuan Pencadangan Wilayah Pertambangan dan Persetujuan Izin Usaha Pertambangan
(IUP) Eksplorasi. Selain itu, penerbitan SK Persetujuan Peningkatan Izin Usaha
Pertambangan Eksplorasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi kepada PT
Anugrah Harisma Barakah (AHB), selaku perusahaan yang melakukan penambangan nikel di
Kabupaten Buton dan Bombana, Sulawesi Tenggara. Penyidik KPK menduga Nur Alam
menerima pemberian dari pihak swasta dalam setiap penerbitan izin pertambangan yang
dikeluarkan tanpa mengikuti aturan yang berlaku.
KPK kembali menetapkan Marthen Dira Tome sebagai tersangka dalam kasus dugaan
korupsi dana pendidikan luar sekolah (PLS) di Nusa Tenggara Timur. Status tersangka
Marthen pada November 2014 lalu, pernah dibatalkan oleh hakim dalam gugatan
praperadilan.Lalu pada November 2016, Marthen ditangkap di kawasan Tamansari, Jakarta
Barat.
1.Muhammad Romahurmuzy
Dalam perkara ini ia diduga bersama-sama dengan pihak Kementerian Agama RI menerima
suap untuk memengaruhi hasil seleksi jabatan pimpinan tinggi di Kementerian Agama RI
yakni kepala kantor kemenag Kabupaten Gresik dan kepala kantor wilayah Kementerian
Agama Provinsi Jatim.
Analisis Kasus Menteri Agama Suya Dharma Ali
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut para ahli bahasa, corruptio berasal
dari kata kerja corrumpere, suatu kata dari Bahasa Latin yang lebih tua. Kata tersebut
kemudian menurunkan istilah corruption, corrups (Inggris), corruption (Perancis),
corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi (Indonesia).
Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi,
ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang
ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi
masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Seorang politikus Indonesia yang berasal dari Jakarta,Surya Dharma Ali pernah menjabat
sebagai pemimpin Kementrian Agama Republik Indonesia pada tahun 2009-2014.Ia adalah
orang ke-20 yang menjabat di kursi kementerian tersebut.Sebelumnya jabatan tersebut
diduduki oleh Mari Elka Pangestu.
Surya Dharma Ali ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantaan Korupsi (KPK)
pada tanggal 22 Mei 2014.Hal itu termasuk berita yang mengejutkan mengingat Surya
Dharma Ali adalah Menteri Agama yang menegakkan moral dalam kehidupan beragama
yang seharusnya menjauhi hal yang merusak dirinya dan pastinya negara.Ia dituntut pidana
penjara selama 11 tahun, pidana denda sebesar 750 juta subsider 6 bulan kurungan atau 2,232
juta subsider 4 tahun penjara dan ia juga diberi pidana tambahan yaitupencabutan hak-hak
untuk menduduki jabatan publik selama 5 tahun terhitung sejak ia selesai menjalani masa
kurungannya.KPK menangkap Surya Dharma Ali karena kasus penyalahgunaan wewenang
dalam pengelolaan dana haji.Berikut ini penjelasan kasus-kasus korupsi yang dilakukannya.
1.Menunjuk Orang-Orang Tertentu Yang Tidak Memenuhi Persyaratan Menjadi Petugas
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi
Dalam penyelenggaraan ibadah haji dan penggunaan dana operasional menteri, Surya
menunjuk orang-orang tertentu yang tidak memenuhi persyaratan dalam menjadi Petugas
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi yang setiap tahunnya diputuskan
melalui Surat Keputusan Menteri Agama.
Surat Keputusan Menteri Agama berisi persyaratan umum sebagai PPIH arab saudi
diantaranya harus PNS Kementrian Agama,Kementerian/Instansi terkait dan diusulkan oleh
pimpinan Instansi/Unit Terkait, serta harus melalui mekanisme tes dan pembekalan.Dengan
menyalahgunakan wewenangnya Suryadharma Ali memerintahkan untuk menyetujui orang-
orang yang direkomendasikan oleh Dirjen PHU Slamet Riyanto untuk dapat menunaikan
ibadah haji gratis dengan menjadi petugas PPIH Arab Saudi.Padahal seharusnya penunjukan
petugas PPHI Arab Saudi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam pedoman
Rekrutmen, diantaranya PNS Kemenag atau Kementrian/Instansi yang terkait, diusulkan oleh
pimpinan Instansi/Unit terkait dan harus melalui proses seleksi.
Selain menunjuk petugas PPIH Arab Saudi tanpa memenuhi kriteria persyaratan,ia juga
menunjuk petugas Amirrul Hajj tidak sesuai ketentuan,ia memberangkatkan istri dan orang-
orang terdekatnya menunaikan haji secara gratis dan memerintahkan beberapa orang untuk
memudahkan melaksanakan tugasnya.
Pada tahun 2010, Tim Penyewaan Perumahan jemaah haji Indonesia melakukan proses
penyewaan perumahan jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Dalam prosesnya tim tersebut
menerima berkas-berkas penawaran 4 rumah yang menjadi perumahan jemaah haji Indonesia
yang dijanjikan akan memberikan fee sejumlah SR25 per jemaah. Setelah tim melakukan
verifikasi terhadap 4 rumah yang ditawarkan , tim memutuskan untuk menolak perumahan
tersebut karena rawan kriminalitas dan daerahnya tidak familier dengan jemaah haji
Indonesia. Atas penolakan tersebut, dengan dibantu oleh pihak kader Partai Persatuan
Pembangunan akhirnya Surya Dharma Ali menyutujui pelancaran penawaran tersebut. Lalu
Suryadharma Ali menerima pemberian berupa potongan kain penutup ka’bah (kiswah)
sebagai imbalan karena telah membantu meloloskan rumah-rumah yang ditawarkan oleh
Cholid melalui Mukhlisin.
Dalam pemberangkatan jemaah haji tahun 2010 dilaksanakan tanpa berdasarkan antrian
nomor porsi yang mengakibatkan setoran yang disetorkan tidak cukup untuk membayar biaya
tidak langsung seperti biaya penerbangangan petugas kloter, general service dan biaya
operasional baik di dalam negeri maupun di Arab Saudi . Oleh karena itu untuk menutup
keuangan nya ,atas persetujuan Suryadharma Ali menggunakan setoran yang telah disetorkan
oleh calon jemaah haji lain yang masih dalam antrian.Dan hal itu terus dilakukan untuk
pemberangkatan jemaah haji pada tahun 2010,2011,dan 2012.