Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat.Sebagai sebuah rumah sakit yang mempunyai visi menjadi rumah sakit terpercaya
pilahan utama masyarakat maka RSUD Leuwiliang selalu berorientasi dalam meningkatkan
mutu pelayanan.Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang optimal maka salah satunya harus
didukung dengan tersedianya sarana dan fasilitas yang baik dan memadai.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) sebagai salah satu bagian menunjang
pelayanan yang mempunyai bidang tugas melakukan pemeliharaan sarana prasarana dan
peralatan di rumah sakit harus turut serta meningkatkan mutu pelayanan secara
berkesinambungan yang mengarah pada profesionalisme dan terus mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi guna terjaminnya kondisi sarana dan peralatan tetap pada
kondisi aman dan laik pakai. Pemeliharaan terencana, Pemeliharaan tak terencana dan Program
Pengembangan merupakan kegiatan pokok yang mendasari seluruh kegiatan IPSRS.
Dalam melaksanakan 3 kegiatan pokok tersebut dibutuhkan program kerja sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatan. Program kerja tersebut meliputi kegiatan pokok, rincian
kegiatan, cara melaksanakan kegiatan, sasaran dan evaluasi. Program kerja Peralatan Kesehatan
RSUD Leuwiliang tahun 2019 merupakan program jangka pendek (1 tahun).
Pemeliharaan terencana (preventif maintenance) adalah proses pemeliharaan yang diatur
dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu
yang akan datang. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari manajemen pemeliharaan
yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu
dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi
kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam
pemeliharaan preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan
pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat. Pemeliharaan preventif membantu
agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik
pembuatnya.
Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin
dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan
prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif
dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan

1
diganti sebagian komponennya.
Pemeliharaan tak terencana adalah jenis pemeliharaan yang dilakukan secara tiba-tiba
karena suatu alat atau peralatan akan segera digunakan atau rusak saat akan digunakan. Dalam
manajemen pemeliharaan, cara tersebut dikenal dengan pemeliharaan tak terencana atau darurat
(emergency maintenance). Pada umumnya metode yang digunakan dalam penerapan
pemeliharaan adalah metode darurat dan tak terencana.Metode tersebut membiarkan kerusakan
alat yang terjadi tanpa atau dengan sengaja sehingga untuk menggunakan kembali peralatan
tersebut harus dilakukan perbaikan atau reparasi.
Program Pengembangan adalah kegiatan penambahan, penggantian, modifikasi baik
terhadap sarana dan peralatan maupun terhadap sumber daya lain di bagian IPSRS. Sasaran yang
akan dicapai dengan dilaksanakannya program pengembangan adalah dalam rangka upaya
meningkatkan mutu dan pelayanan rumah sakit di bidang sarana dan peralatan.

A. Latar Belakang
Kondisi sarana dan peralatan yang aman dan laik pakai merupakan suatu hal yang harus
dijamin oleh rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.Fungsi peralatan baik
sebagai alat-alat pemeriksaan (diagnose), sebagai alat penyembuhan (terapy), maupun alat ukur
(instrumentasi) harus terjamin akurasi dan keselamatannya sehingga perlu dilakukan
pemeliharaan secara baik dan benar.
Dengan perkembangan teknologi, berkembang pula teknologi alat kesehatan yang di
gunakan di RSUD Leuwiliang. Apabila tidak di lakukan pemeliharaan dengan baik dan
mengakibatkan Alat kesehatan tersebut cepat rusak dan hasil diagnosa tidak sesuai dengan yang
di harapkan serta memungkinkan meningkatnya resiko kerusakan alat tersebut. Untuk mencegah
hal tersebut maka perlu program pemeliharaan alat kesehatan di RSUD Leuwiliang kabupaten
Bogor.

B. Tujuan
1. Umum
Program kerja ini disusun sebagai acuan bagi semua unit terkait untuk peran sertanya
dalam melakukan pemeliharaan terhadap sarana dan peralatan kesehatan di RSUD
Leuwiliang.

2
2. Khusus
1. Tercapainya kinerja yang efektif dan efisien.
2. Terlaksananya pemeliharaan sarana dan peralatan di RSUD Leuwiliang.
3. Terjaminnya kesiapan operasional peralatan yang diperlukan di RSUD Leuwiliang.
4. Mengoptimalkan usia pakai peralatan.
5. Menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.

3
BAB II
KEGIATAN

A. Kegiatan Pokok
1. Inventarisasi Peralatan Medis RS dan KSO
2. Inpeksi dan Pemeliharaan Preventif Peralatan Medis
3. Pemeliharaan Korektif Peralatan Medis
4. Uji Fungsi dan Kalibrasi Peralatan Medis
5. Recall Peralatan Medis
6. Diklat
7. Penghapusan Peralatan Medis

B. Rincian Kegiatan
1. Inventarisasi Peralatan Medis RS dan KSO
a. Melakukan inventarisasi alat medis di seluruh ruangan pelayanan medis di RSUD
Leuwiliang
b. Menyusun daftar inventaris berdasakan nama alat, merek, type, serial number, nama
ruangan, tahun pengadaan, distributor, dan harga pengadaan.
c. Menginventaris alat dan idetifikasi risiko
2. Inpeksi dan Pemeliharaan Preventif Peralatan Medis
a. Membuat jadwal inpeksi dan pemeliharaan preventif.
b. Melaksanakan inspeksi dan pemeliharaan preventif sesuai jadwal.
c. Mendokumentasikan hasil inspeksi dan pemeliharaan preventif.
3. Pemeliharaan Korektif Peralatan Medis
a. Melaksanakan pemeliharaan korektif setiap saat dibutuhkan.
b. Melaksanakan penggantian sparepart aksesoris yang rusak.
c. Mendokumentasikan hasil pemeliharaan korektif.
4. Uji Fungsi dan Kalibrasi Peralatan Medis
a. Melaksanakan uji fungsi pada alat yang masih baru dan belum digunakan di RSUD
Leuwiliang.
b. Menginventarisasi alat medis yang akan dikalibrasi.
c. Melaksanakan kalibrasi pada alat yang usia pakainya sudah lebih dari satu tahun.
d. Melaksanakan kalibrasi pada peralatan medis yang akan habis masa kalibrasinya.
e. Mendokumentasikan hasil uji fungsi dan sertifikat kalibrasi.

4
5. Recall Peralatan Medis
a. Membuat SPO Recall
b. Mendokumentasikan bila ada recall
6. Diklat
a. Training user dan teknisi setiap ada peralatan baru.
b. Melaksanakan sosialisasi/refresh training penggunaan/ pengoperasian peralatan
medis kepada user.
c. mendokumentasikan daftar hadir peserta training alat medis.
7. Penghapusan Peralatan Medis
a. Menginventarisasi alat medis yang sudah rusak berat ataupun sudah tidak laik pakai.
b. Memberikan kajian teknis terhadap alat medis yang akan dihapuskan kemudian
mengembalikannya ke Gudang (bendahara barang).
c. Menghapus rincian data alat yang sudah dihapuskan dari daftar inventaris alat.

5
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Des
RINCIAN KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
18
I Penyusunan Program Kerja 2019
II PemeliharaanTerencana
Inventarisasi alat
Pemeriksaan (Inspeksi)
Uji Fungsi Setiap ada alat baru
Pemeliharaan Preventif
Kalibrasi
Recall
III Pemeliharaan tidak terencana
IV Program Pengembangan
Diklat
 User (Edukasi) Setiap ada alat baru dan setiap saat diperlukan
 Teknisi Setiap ada alat baru dan setiap saat diperlukan
V Evaluasi dan Pelaporan Program
Kerja 2019
VI Penyusunan Program Kerja 2020

6
D. Sasaran Kegiatan
1. Inventarisasi Peralatan Medis RS dan KSO
 Seluruh peralatan medis di RSUD Leuwiliang terinventarisasi dengan baik.
 Adanya daftar inventaris alat baik secara menyeluruh maupun per ruangan.
 Adanya daftar inventaris dan identifikasi risiko.
2. Inpeksi dan Pemeliharaan Peralatan Medis
 Adanya jadwal inspeksi dan Pemeliharaan preventif.
 Terlaksananya inspeksi dan pemeliharaan preventif sesuai jadwal.
 Adanya laporan/dokumentasi inspeksi dan hasil pemeliharaan preventif.
3. Pemeliharaan Korektif
 Terlaksananya pemeliharaan korektif setiap kali diperlukan.
 Tidak ada alat rusak yang berlama – lama didiamkan di ruangan pelayanan.
 Adanya laporan/dokumentasi hasil pemeliharaan korektif.
4. Uji Fungsi dan Kalibrasi
 Seluruh peralatan medis yang masih baru dilakukan uji fungsi
 Adanya daftar kalibrasi peralatan medis
 Adanya laporan/dokumentasi hasil uji fungsi dan kalibrasi
5. Recall
 Adanya SPO recall
 Adanya dokumentasi recall
6. Diklat
 Adanya bukti daftar hadir training alat medis
7. Penghapusan Peralatan Medis
 Adanya daftar inventaris alat yang dihapuskan
 Tidak adanya penumpukan alat yang rusak berat di ruangan pelayanan.

7
BAB III
EVALUASI

Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan serta pelaporannya dilakukan berdasarkan


uraian yang terdapat pada masing masing kegiatan pokok, dan rekapitulasinya dibuat mulai
Januari s/d Desember dan dilaporkan dalam bentuk laporan kerja tahunan. Dalam pelaksanaanya
seluruh pelaksanaan kegiatan sudah menggunakan sebuah aplikasi berbasis komputer yang
bernama IMS (Inventory and Maintenance System).

A. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Inventarisasi Peralatan Medis yang mencakup nama alat, merek, type, nomor seri, tahun
pengadaan, ruangan, distributor dan harga pengadaan.
2. Pencatatan kegiatan harian, berupa rekap komplain kerusakan Alat Medis beserta report
perbaikannya.
3. Pencatatan kegiatan harian, berupa jadwal inpeksi dan pemeliharaan preventif Alat
Medis dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan.
4. Evaluasi hasil inventarisasi peralatan medis apakah sudah mencapai 100 persen atau
belum.
5. Evaluasi pemeriksaan alat medis apakah sudah 100 persen atau belum
6. Evaluasi uji fungsi alat medis apakah sudah 100 persen atau belum
7. Evaluasi pemeliharaan preventif dan kalibrasi apakah sudah 100 persen atau belum
8. Evaluasi pelaksanaan recall apakah sudah sesuai prosedur atau belum

8
BAB IV
PENUTUP

Program Kerja ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
Alat Medis di RSUD Leuwiliang.
Program – program tersebut sudah disusun dengan sebaik-baiknya, namun tentu
masih banyak kekurangan sehingga masih memerlukan perbaikan-perbaikan dikemudian
hari. Sehingga kedepannya mampu dilaksanakan dengan lebih baik dan sesuai dengan
program peningkatan mutu RSUD Leuwiliang.

9
B. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Inventarisasi Peralatan Medis RS dan KSO
Cara melakukan inventarisasi yaitu dengan cara mengumpulkan data informasi alat
dengan rincian sebagai berikut:
 Nama alat
 Merek
 Tipe
 Nomor seri
 Ruangan
 Tahun pengadaan
 Distributor
 Harga pengadaan
Kemudian hasil inventarisasi dikelompokkan menjadi beberapa jenis alat. Setelah itu
dibuat identifikasi risiko dari masing – masing jenis alat tersebut dengan rincian sebagai
berikut:
 Nama Alat
 Risiko
 Pengendalian Risiko

2. Inpeksi dan Pemeliharaan Preventif


Cara melakukan inspeksi adalah sebagai berikut:
 Menyiapkan lembar ceklis inspeksi
 Menyiapkan kartu gantung
 Menyiapkan alat kerja dan alat tulis
 Gunakan APD masker dan handskun
 Lakukan pengecekan kondisi dan label kalibrasipada alat
 Tulis hasil pengecekan pada lembar ceklis
Cara melakukan pemeliharaan preventif
 Menyiapkan lembar kerja pemeliharaan
 Menyiapkan alat kerja dan alat ukur
 Gunakan APD masker dan handskun
 Lakukan adjustmen, pembersihan, pengencangan, pelumasan dan penggantian
sebagian pada alat apabila diperlukan.
 Catat hasil pemeliharaan pada lembar kerja pemeliharaan
10
3. Pemeliharaan Korektif
Cara Melakukan pemeliharaan korektif
 Menyiapkan form perbaikan dan lembar kerja pemeliharaan
 Meyiapkan alat kerja dan alat ukur
 Gunakan APD masker dan handskun
 Lakukan pemeliharaan korektif dengan mengganti sparepart dan aksesoris
 Lakukan pengujian alat medis
 Catat hasil pemeliharaan pada form perbaikan dan lembar kerja pemeliharaan
4. Uji Fungsi dan Kalibrasi
Cara melakukan uji fungsi adalah sebagai berikut
 Siapkan berita acara uji fungsi
 Lakukan uji fungsi pada alat sesuai ketentuan pabrikan dan fungsinya
 Catat hasil pelaksanaan uji fungsi pada berita acara uji fungsi
Cara melaksanakan kalibrasi adalah sebagai berikut:
 Menginventarisasi peralatan medis yang perlu dikalibrasi
 Mengusulkan daftar peralatan yang akan dikalibrasi ke Manajemen RS
 Manajemen RS menunjuk perusahaan atau institusi yang akan melaksanakan
kalibrasi
 Manajemen RS menentukan masa kerja pelaksanaan kalibrasi
 Pihak pelaksana kalibrasi yang ditunjuk oleh RS melaksanakan kalibrasi sesuai
daftar alat dan masa kerja pelaksanaan kalibrasi.
 Setelah pelaksanaan kalibrasi selesai, pihak yang melaksanakan kalibrasi
memberikan rekap alat yang sudah dikalibrasi ke pihak RS.
 Pihak pelaksana kalibrasi segera memberikan sertifikat alat yang sudah dikalibrasi
ke pihak RS.
5. Recall Peralatan Medis
Cara melakukan recall pada perlatan medis adalah sebagai berikut:
 Pihak IPSRS menerima informasi dari Distributor atau Pabrikan bahwa alat
kesehatan yang dijual/diproduksi mengalami cacat produksi, atau;
 Pihak IPSRS menemukan alat mengalami kerusakan akibat cacat produksi setelah
alat di pasang dan digunakan, atau;
 Pihak IPSRS mendapatkan informasi dari media internet atau teman-teman
seprofesi mengenai produk alat kesehatan yang di recall;

11
 Pihak IPSRS memberikan laporan dan telaah kepada Bidang Penunjang Medis serta
Pengguna Alat agar alat tersebut untuk sementara waktu tidak digunakan dalam
pelayanan;
 Pihak IPSRS menghubungi distributor/pabrikan alat tersebut agar dapat
mengirimkan teknisi untuk melakukan pengecekan pada alat yang dicurigai
bermasalah/cacat produksi;
 Teknisi dari distributor/pabrikan melakukan pengecekan secara detail pada alat
yang dicurigai bermasalah/cacat produksi;
 Bila tidak ditemukan masalah maka pihak distributor/pabrikan memberikan laporan
berupa service report atau berita acara yang menyatakan bahwa alat tersebut layak
dan berfungsi baik sehingga aman digunakan dalam pelayanan di Rumah Sakit.
 Bila ditemukan masalah pada salah satu bagian alat maka pihak distributor/pabrikan
berkewajiban untuk mengganti bagian alat yang bermasalah tersebut.
 Bila ditemukan masalah pada seluruh bagian alat maka pihak distributor/pabrikan
berkewajiban melakukan penarikan pada alat tersebut dan mengganti dengan alat
lain dengan spesifikasi yang sama dan memenuhi syarat kelayakan dan keamanan
alat untuk digunakan dalam pelayanan di Rumah Sakit.
 Bila Proses recall telah selesai dan pihak distributor/pabrikan telah menyatakan
bahwa alat tersebut layak dan aman untuk digunakan dalam pelayanan. Maka pihak
IPSRS memberikan laporan dan telaah kepada Bidang Penunjang Medis serta
Pengguna Alat bahwa alat tersebut sudah dapat digunakan kembali pada pelayanan
di Rumah Sakit.

12

Anda mungkin juga menyukai