Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

AKTIFITAS PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN NIKEL


DI PT. ANTAM FERONIKEL, KECAMATAN POMALAA,
KABUPATEN KOLAKA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Praktek di PT. Antam


Feronikel, Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara

Oleh
Andi Aswan Adnan Syarif (1306101013)
M. Iqbal Reza Arifin (1306101015)
Raymond Kosher Sianturi (1306102030)
Wolthardus S. A. Selan (1306101001)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2016
A. JUDUL

Aktivitas Penambangan dan Pengolahan Nikel di PT. Antam Feronikel,


Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

B. BIDANG ILMU

Teknik Pertambangan.

C. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia pertambangan nikel
yang semakin canggih, menuntut mahasiswa Teknik Pertambangan untuk
memahami aplikasi dari teori-teori yang telah dipelajari dan mengetahui
perkembangan teknologi pertambangan tersebut pada setiap aspek.
Di era industri yang berkembang pesat dengan kemajuan teknologi
sekarang ini, pihak industri pertambangan khususnya nikel telah melakukan
mekanisme kerja yang lebih baik dan optimal dalam mendukung kebutuhan
pasar industri nasional. Pertambangan nikel yang saat ini sedang melakukan
eksplorasi dan produksi besar-besaran terkhususnya di Indonesia, hal ini
menuntut kita sebagai mahasiswa untuk berperan serta dalam tumbuh
kembangnya industri penambangan nikel di Indonesia.
PT. Antam Feronikel yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten
Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara, merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan nikel. Sebagai salah satu perusahaan
pertambangan, pastinya segala bentuk kegiatan melibatkan berbagai jenis
proses yang berkaitan dengan materi-materi yang telah dibahas dan dipelajari
sebagai bahan kuliah di Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Nusa
Cendana. Semua proses-prosesnya tidak jauh berbeda dengan teori kuliah
yang diajarkan di Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Nusa Cendana.
Oleh karena itu, guna meningkatkan wawasan dan kemampuan kami pada
bidang pertambangan nikel dan aplikasi nya serta untuk memenuhi
persyaratan wajib perkuliahan maka kami bermaksud agar dapat
melaksanakan kerja praktek di PT. Antam Feronikel yang berlokasi di
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan hal diatas maka dalam pembentukan diri sebagai sumber
daya manusia yang berkualitas tak cukup dengan hanya menerima ilmu dari
bangku kuliah saja, tetapi juga harus bisa mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari –hari termasuk juga di dalam dunia pertambangan. Melalui
Praktek Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat langsung melihat
permasalahan-permasalahan yang umumnya terjadi di Industri Pertambangan
Nikel. Serta diharapkan juga dapat terlibat langsung di dalam menganalisa
permasalahan yang terjadi tersebut, sebagai salah satu bentuk aplikasi
keilmuan yang dimiliki. Guna menambah pengalaman dan wawasan untuk
menjadi seorang tenaga ahli yang profesional di bidang Pertambangan Nikel.
Berdasarkan uraian diatas, maka kami mengajukan permohonan untuk
melakukan praktik kerja lapangan di PT. Antam Feronikel yang berlokasi di
Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. TUJUAN
Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah :
1. Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Nusa Cendana.
2. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan dari ilmu dan
teori yang selama ini diperoleh selama perkuliahan dan
membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
3. Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan
membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu
yang ditekuni selama ini.
4. Dapat mengembangkan wawasan di bidang Pertambangan Nikel
sehingga akan memberikan pengalaman kerja yang berharga bagi kami
sebagai calon tenaga ahli di bidang Pertambangan Nikel siap pakai.
5. Mengetahui dan memahami aktifitas penambangan nikel di PT. Antam
Feronikel yang berlokasi di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka,
Provinsi Sulawesi Tenggara.
6. Mendapatkan penjelasan dan uraian tentang pekerjaan apa saja yang
dilakukan pada alat/ unit/ sistem eksplorasi dan produksi.
7. Memberikan gambaran dan menambah pengetahuan kepada mahasiswa
mengenai penggunaan mekanisme alat dalam kegiatan penambangan.
8. Mengetahui proses meningkatkatkan produksi nikel dengan
meningkatkan kemampuan alat dan manajemen alat.
9. Mengetahui proses pengolahan nikel.

E. PERMASALAHAN
Adapun beberapa hal yang akan dibahas dan dipelajari meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1. Kegiatan penambangan nikel.
2. Alat-alat mekanis yang digunakan.
3. Penjelasan dan uraian tentang pekerjaan apa saja yang dilakukan pada alat/
unit/ sistem eksplorasi dan produksi.
4. Gambaran dan menambah pengetahuan kepada mahasiswa mengenai
penggunaan mekanisme alat dalam kegiatan penambangan.
5. Proses meningkatkatkan produksi nikel dengan meningkatkan kemampuan
alat dan manajemen alat.
6. Proses pengolahan nikel.

F. DASAR TEORI
Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil
dari bahasa Latin “later” yang berarti batubata merah. Material tersebut sangat
rapuh dan mudah dipotong, tetapi apabila terlalu lama terekspos, maka akan cepat
sekali mengeras dan sangat kuat. Sebagian besar endapan laterit mempunyai
kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai ekonomis tinggi, sebagai contoh
endapan besi, nikel, mangan dan bauksit. Dari beberapa pengertian bahwa laterit
dapat disimpulkan merupakan suatu material dengan kandungan besi dan
aluminium sekunder sebagai hasil proses pelapukan yang terjadi pada iklim tropis
dengan intensitas pelapukan tinggi. Di dalam industri pertambangan nikel laterit
atau proses yang diakibatkan oleh adanya proses lateritisasi sering disebut sebagai
nikel sekunder.

1. Proses Pembentukan Nikel


Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan
ultrabasa, dalam hal ini adalah batuan Peridotite (Harzburgit). Batuan ini
banyak mengandung olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi, mineral-
mineral tersebut tidak stabil dan mudah mengalami proses pelapukan. Faktor
kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air tanah yang
kaya akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan, akan mengurai
mineral-mineral yang terkandung dalam batuan Harzburgit tersebut.
Kandungan olivin, piroksen, magnesium silikat, besi, nikel dan silika akan
terurai dan membentuk suatu larutan, di dalam larutan yang telah terbentuk
tersebut, besi akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai ferro
hidroksida. Endapan ferro hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air,
sehingga kandungan air pada endapan tersebut akan mengubah ferro hidroksida
menjadi mineral-mineral seperti goethite (FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan
cobalt. Mineral-mineral tersebut sering dikenal sebagai “besi karat”. Endapan
ini akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah, sedangkan magnesium,
nikel dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerak turun
selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus berlangsung. Rangkaian
proses ini merupakan proses pelapukan dan leaching. Unsur Ni sendiri
merupakan unsur tambahan di dalam batuan ultrabasa. Sebelum proses
pelindihan berlangsung, unsur Ni berada dalam ikatan serpentine group. Rumus
kimia dari kelompok serpentin adalah X2-3 SiO2O5(OH)4, dengan X tersebut
tergantikan unsur-unsur seperti Cr, Mg, Fe, Ni, Al, Zn atau Mn atau dapat juga
merupakan kombinasinya. Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air,
dalam hal berupa kekar, maka Ni yang terbawa oleh air turun ke bawah, lambat
laun akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat
menembus bedrock (Harzburgit). Ikatan dari Ni yang berasosiasi dengan Mg,
SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan rumus kimia
(Ni,Mg)Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus, maka
yang akan terjadi adalah proses pengkayaan supergen (supergen enrichment).
Zona pengkayaan supergen ini terbentuk di zona saprolit. Dalam satu
penampang vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona pengkayaan yang
lebih dari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu
berubah-ubah, terutama dari perubahan musim. Di bawah zona pengkayaan
supergen terdapat zona mineralisasi primer yang tidak terpengaruh oleh proses
oksidasi maupun pelindihan, yang sering disebut sebagai zona Hipogen,
terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan Harzburgit.

2. Faktor Utama Pembentukan Endapan Nikel


Faktor-faktor utama pembentukan bijih nikel laterit adalah:
a. Batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit, macam batuan asalnya adalah batuan ultrabasa. Dalam hal ini pada
batuan ultrabasa tersebut terdapat elemen Ni yang paling banyak diantara
batuan lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau
tidak stabil, seperti olivin dan piroksin, mempunyai komponen-komponen
yang mudah larut dan memberikan lingkungan pengendapan yang baik
untuk nikel.
b. Iklim. Adanya pergantian musim kemarau dan musim penghujan dimana
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan air tanah juga dapat
menyebabkan terjadinya proses pemisahan dan akumulasi unsur-unsur.
Perbedaan temperatur yang cukup besar akan membantu terjadinya
pelapukan mekanis, dimana akan terjadi rekahan-rekahan dalam batuan yang
akan mempermudah proses atau reaksi kimia pada batuan.
c. Reagen-reagen kimia dan vegetasi. Yang dimaksud dengan reagen-reagen
kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO2
memegang peranan penting didalam proses pelapukan kimia. Asam-asam
humus menyebabkan dekomposisi batuan dan dapat merubah pH larutan dan
erat kaitannya dengan vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan : penetrasi air dapat lebih dalam dan lebih mudah dengan
mengikuti jalur akar pohon-pohonan, akumulasi air hujan akan lebih banyak,
humus akan lebih tebal Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana
hutannya lebat pada lingkungan yang baik akan terdapat endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi mekanis.
d. Struktur yang sangat dominan adalah struktur kekar (joint) dibandingkan
terhadap struktur patahannya. Seperti diketahui, batuan beku mempunyai
porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat
sulit, maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut akan lebih
memudahkan masuknya air dan berarti proses pelapukan akan lebih intensif.
e. Topografi. setempat akan sangat mempengaruhi sirkulasi air beserta reagen-
reagen lain. Untuk daerah yang landai, maka air akan bergerak perlahan-
lahan sehingga akan mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi
lebih dalam melalui rekahan-rekahan atau pori-pori batuan. Akumulasi
andapan umumnya terdapat pada daerah-daerah yang landai sampai
kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa ketebalan pelapukan
mengikuti bentuk topografi. Pada daerah yang curam, secara teoritis, jumlah
air yang meluncur lebih banyak daripada air yang meresap ini dapat
menyebabkan pelapukan kurang intensif.
f. Waktu yang cukup lama akan mengakibatkan pelapukan yang cukup intensif
karena akumulasi unsur nikel cukup tinggi.

3. Proses Penambangan Nikel


a. Pembersihan Lahan
Pembukaan lokasi penambangan merupakan kegiatan awal untuk
mempersiapkan medan kerja yang baik untuk kegiatan penambangan.
Kegiatan pembukaan lokasi penambangan meliputi pekerjaan pembersihan
lahan dari vegetasi (Land Clearing), pengupasan tanah penutup dan
pembersihan lahan dari semak-semak dan pohon besar (Clearing) dengan
menggunakan Bulldozer, naik menyusuri bukit kemudian turun menggusur
semak dan pepohonan ke arah bawah dengan memanfaatkan gaya gravitasi
bumi agar tenaga gusur alat menjadi besar. Penanganan pepohonan besar
dipisahkan dari semak-semak dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan
selanjutnya.
b. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)
Pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan
Excavator, Bulldozer, Dump Truck. Tanah penutup terbagi atas dua yaitu
tanah pucuk (top soil), dan over burden. Tanah penutup (top soil) adalah
tanah penutup yang belum memiliki struktur batuan sedimen. Overburden
adalah tanah penutup yang sudah memiliki struktur batuan sedimen. Tanah
penutup yang telah dikupas (disposal) akan dipindahkan ke tempat
penampungan disposal. Penggalian dikerjakan oleh Excavator dan diangkut
dengan menggunakan Dump Truck dipindahkan menuju disposal yang
nantinya akan digunakan kembali untuk reklamasi pada daerah bekas
tambang.
c. Penggalian
Penggalian adalah proses pengambilan endapan nikel dari dalam tanah.
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat gali muat Excavator.
d. Pemuatan
Pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memasukkan atau
mengisikan material atau endapan bahan galian hasil pembongkaran ke
dalam alat angkut. Kegiatan pemuatan dilakukan setelah kegiatan
penggusuran, pemuatan dilakukan dengan menggunakan alat muat Wheel
Loader dan dimuat ke dalam alat angkut Dump Truck.
Kegiatan pemuatan bertujuan untuk memindahkan nikel hasil pembongkaran
ke dalam alat angkut. Pengangkutan dilakukan dengan sistem siklus, artinya
Dump Truck yang telah dimuat langsung berangkat tanpa harus menunggu
truck yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi
penambangan untuk dimuati kembali.
e. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut atau
membawa material atau endapan bahan galian dari front penambangan
dibawa ke tempat pengolahan untuk proses lebih lanjut.
Kegiatan pengangkutan menggunakan Dump Truck yang kemudian dibawa
ke tempat pengolahan untuk dilakukan proses peremukan (Crushing).
f. Pengolahan
Pengolahan bahan galian adalah suatu proses pemisahan mineral
berharga secara ekonomis berdasarkan teknologi yang ada sekarang.
Berdasarkan tahapan proses pengolahan bahan galian dapat dibagi menjadi
tiga tahapan proses yaitu:
1) tahap preparasi
2) tahap pemisahan dan
3) tahap dewatering
Tujuan dilakukannya kegiatan Pengolahan bahan galian ini yaitu
untuk membebaskan mineral berharga dari mineral pengotornya
(meliberasi), memisahkan mineral berharga dari pengotornya, mengontrol
ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi ukuran),
mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif seragam, mengontrol
agar bijih mempunyai kadar yang relative seragam, membebaskan mineral
berharga, menurunkan kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral
berharga).
Dengan demikian kita akan mendapatkan keuntungan-keuntungan
berupa mengurangi ongkos / biaya pengangkutan, mengurangi ongkos /
biaya peleburan, serta Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat
peleburan.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan untuk melakukan proses
pengelolahan nikel melalui beberapa tahap utama yaitu: Crushing,
Pengeringan, Pereduksi, peleburan, Pemurni, dan Granulasi dan
Pengemasan.
1) Crushing
Crushing bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral
berharga bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas,
dalam tahap ini untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal
30 mm sehingga hanya dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan
grinder.
2) Pengeringan di Tanur Pengering (Dryer)
Dari stockpile hasil tambang (ore) diangkut menuju apron feeder.
Di apron feeder ore mengalami penyaringan dan pengaturan beban
sebelum diangkut dengan belt conveyor menuju dryer atau tanur
pengering. Diruang pembakaran tersebut terdapat alat pembakar yang
menggunakan high sulphuroil atau yang biasa disebut minyak residu
sebagai bahan bakar. Dalam tahap pengeringan ini hanya dilakukan
penguapan sebagian kandungan air dalam bijih basa dan tidak ada reaksi
kimia. Ore kemudian dihancurkan dan kemudian dikumpulkan di gudang
bijih kering (Dry Ore Storage).
3) Kalsinasi dan Reduksi
Kalsinasi dan Reduksi di tanur pereduksi tujuannya untuk
menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel
oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi. Setelah proses drying, bijih
nikel yang tersimpan di gudang bijih kering pada dasarnya belumlah
kering secara sempurna, karenaitulah tahapan ini bertujuan untuk
menghilangkan kandungan air bebas danair kristal serta mereduksi nikel
oksida menjadi nikel logam. Proses ini berlansung dalam tanur reduksi.
Bijih darigudang dimasukkan dalam tanur reduksi dengan komposisi
pencampuran menggunakan ratio tertentu untuk menghasilkan
komposisi silika magnesiadan besi yang sesuai dengan operasionaltanur
listrik. Selain itu dimasukkan pula batubara yang berfungsi sebagai
bahan pereduksi pada tanur reduksi maupun pada tanur pelebur. Untuk
mengikat nikeldan besi reduksi yang telah tereduksi agar tidak
teroksidasi kembali oleh udara maka ditambahkanlah belerang. Hasil
akhir dari proses ini disebut kalsin yang bertemperatur sekitar 700˚C.
4) Peleburan
Peleburan di Tanur Listrik Untuk melebur kalsin hasil
kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan Slag. Kalsin
panas yang keluar dari tanur reduksi sebagai umpan tanur pelebur
dimasukkan kedalam surgebin lalu kemudian dibawa dengan transfer car
ke tempat penampungan. Furnace bertujuan untuk melebur kalsin hingga
terbentuk fase lelehan matte dan slag. Dinding furnace dilapisi dengan
batu tahan api yang didinginkan dengan media air melalui balok
tembaga. Matte dan slag akan terpisah berdasarka berat jenisnya. Slag
kemudian diangkut kelokasi pembuangan dengan kendaraan khusus.
5) Converting / Pemurnian
Converting di Tanur Pemurni Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni
di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. Matte
yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag diangkut ke tanur pemurni
/ converter untuk menjalani tahap pemurnian dan pengayaan.Proses yang
terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan udara dan penambahan
sililka. Silika ini akan mengikat besi oksida dan membentuk ikatan yang
memiliki.
6) Granulasi dan Pengemasan
Granulasi dan Pengemasan Untuk mengubah bentuk matte dari
logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah
dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis sembari secara
terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini
menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran
halus. Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap
dikemas.
4. Reklamasi
Reklamasi merupakan pekerjaan – pekerjaan yang bertujuan untuk
memperbaiki atau mengembalikan tata lingkungan hidup agar lebih berdaya
guna. Usaha ini harus dilakukan setiap perusahaan pertambangan sesuai
peraturan yang berlaku.
Dalam pelaksanaannya ada beberapa kesulitan untuk reklamasi daerah bekas
tambang apabila tanpa perencanaan pengelolahan yang baik. Kesulitan tersebut
antara lain:
1. Tidak dilakukannya pengamatan terhadap tanah humus sehingga dalam
pelaksanaannya banyak tanah humus yang terbuang.
2. Tidak dilakukannya dengan tuntas sehingga terdapat bekas daerah tambang
yang dibiarkan terbuka untuk beberapa lama karena ada sebagian tanah
galian masih tersisa.
3. Kesulitan penentuan lokasi penimbunan tanah penutup.
Beberapa faktor penting yang saling mempengaruhi lingkungan dari kegiatan
pertambangan antara lain penerapan teknologi pertambangan. Kegiatan faktor
ini saling berpengaruh bukan hanya pada lingkungan diluar pertambangan
dimana daya dukung menjadi berkurang, akan tetapi kegiatan penambangan
akan mengalami hambatan dalam kelancara operasinya. Reklamasi didaerah
bekas tambang dilakukan dengan cara pengambilan kembali tanah penutup (top
soil) ke bekas daerah penambangan kemudian dilakukan pemupukan tanah
untuk mengembalikan kestabilan dan kesuburan tanah. Sehingga dapat
ditanami tanaman yang lebih produktif bagi penduduk setempat, agar tata
lingkungan tidak jauh berbeda dengan lingkungan sebelumnya maka dipilih
bibit sawit dan bibit karet sebagai tanaman reklamasi.
Kegiatan reklamasi akan dilakukan setelah kegiatan penambangan selesai,
dalam hal ini setelah penambangan pada suatu daerah selesai dilaksanakan,
dengan urutan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengupasan lapisan tanah penutup (top soil) dilaksanakan.
2. Lapisan tanah penutup (top soil) tersebut dikumpulkan pada suatu tempat.
3. Kegiatan penambangan dan pengolahan.
4. Tailing dari proses pengolahan dimasukkan kembali pada blok yang telah
ditambang.
5. Perataan tinggi daerah penambangan dengan daerah sekelilingnya yang
tidak ditambang.
6. Penyebaran lapisan tanah penutup (top soil).
7. Penanaman dengan tanaman keras yang cocok dengan daerah tersebut.

G. METODOLOGI
Berikut ini adalah metodologi yang akan dilakukan :
1. Pengumpulan data, yang mencakup :
a. Data primer, mencakup pengamatan langsung aktivitas penambangan
batubara di front kerja.
b. Data sekunder, mencakup studi literatur, laporan dan penelitian
sebelumnya.
2. Pengolahan data
3. Penyusunan laporan, melakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan
laporan secara sistematis.

H. WAKTU PELAKSANAAN

Sesuai dengan surat permohanan yang kami ajukan, maka kami bermaksud
untuk melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 3 Maret – 21 April 2017
yang memakan waktu lebih kurang lebih 7 minggu.
Adapun perincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Minggu ke-
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
1 Orientasi Lapangan
2 Studi Literatur
Pelaksanaan
3
Kegiatan
4 Pengambilan Data
5 Analisa Data
Pembuatan Laporan
6
dan Presentasi
I. PENUTUP

Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang direncanakan


dilakukan di PT. Antam Feronikel, Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka,
Provinsi Sulawesi Tenggara. Besar harapan kami untuk dapat melakukan
Kerja Praktek dan mendapat sambutan yang baik dari pihak perusahaan.
Melihat keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, maka kami sangat
mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari pihak
perusahaan untuk kelancaran Kerja Praktek ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksanaan Kerja Praktek
ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun
pengambilan data-data yang diperlukan selama melaksanakan Kerja
Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan
pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung
secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan
industri pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang
diberikan, kami ucapkan terima kasih.

J. DAFTAR PUSTAKA

Pegle, R, “Mining Enginering Handbook” , John Wiley and Sons ,Inc ,


New York, 1956.

Pfeider, “surface mining”, Seely W Mudd series, AIME, “1972. Crawford,


Hustrulid, “Open Pit Mine Planning and Design”, SME AIME, 1979.

Wills, B. A., (1989)., “Mineral Processing Technology”,. Pergamon Press.


New York.
K. Peserta
Peserta kerja praktek ini adalah mahasiswa Teknik Pertambangan
Universitas Nusa Cendana yang disebut namanya dalam surat pengantar resmi,
yaitu:

1. Biodata
Nama : A. Aswan Adnan Syarif
Alamat : Jln. Damai Oesapa, Kupang
Tempat Lahir : Balakang
Tanggal Lahir : 18 Oktober 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
IPK : 3,13
No Hp. : 082236989775
No Darurat : Andi Lukman Ahmad (Ayah): 082145650337
Email : azwan.adnan@rocketmail.com
Website :-
Formal Education
2000 - 2001 : TK Aisyah Balakang
2001 - 2007 : SD Inpres 12/79 Toro
2007 - 2010 : SMP Negeri 7 Watampone
2010 - 2013 : SMA Negeri 2 Kupang
2013 - ... : Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana

2. Biodata
Nama : Wolthardus S. A. Selan
Alamat : Jln. Timor Raya KM.12 Kupang
Tempat Lahir : Oekabiti
Jenis Kelamin : Laki-laki
IPK : 3,01
No Hp. : 082237874250
No Darurat : Veronika Tpoy (Ibu): 085239569013
Email : adiwoltha@gmail.com
Formal Education
2000 - 2001 : TK St. Xaverius Tuatuka, Amarasi Selatan
2001 - 2007 : SDK St. Yoseph Noelbaki, Kupang
2007 - 2010 : SMP Negeri 10 Kupang
2010 - 2013 : SMA Negeri 4 Kupang
2013 - ... : Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana

3. Biodata
Nama : M. Iqbal Reza Arifin
Alamat : Jln. Pelni no. 2B Oebufu, Kupang
Tempat Lahir : Majene
Tanggal Lahir : 04 Mei 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
IPK : 3,28
No Hp. : 081252829350
No Darurat : Ir. Arifin Sanusi, MT (Ayah): 081339483750
Email : rezarifin@gmail.com
Formal Education
2000 - 2001 : TK StNegeri Pembina Majene
2001 - 2007 : SD Muhammadiyah 2 Kupang
2007 - 2010 : SMP Negeri 2 Kupang
2010 - 2013 : SMA Negeri 3 Kupang
2013 - ... : Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana

4. Biodata
Nama : Raymond K. Sianturi
Alamat : Perumahan Puri Santi Blok A.13, Naimata, Kupang
Tempat Lahir : Sleman
Tanggal Lahir : 30 April 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
IPK : 3,6
No Hp. : (+62)822-3651-4504
No Darurat : Hery Leo Sianturi (Ayah): (+62)813-3940-5935
Email : raymondks30@yahoo.com
Website :-
Formal Education
2001 - 2007 : SDK Sint Arnoldus, Penfui, Kupang
2007 - 2010 : SMPN 2 Kupang
2010 - 2013 : SMAN 1 Kupang
2013- ... : Teknik Pertambangan, Universitas Nusa Cendana

Anda mungkin juga menyukai