Gangguan Fobia Kel 1
Gangguan Fobia Kel 1
“PSIKOLOGI ABNORMAL”
A. Latar Belakang
Ketika seseorang berada dalam keadaan normal, ia memiliki kemampuan untuk
mengendalikan rasa takut. Akan tetapi ada sebagian orang yang tidak dapat
mengendalikan rasa takut ketika berhadapan dengan keadaan atau pun obyek
tertentu. Rasa takut yang tidak terkendali ini bisa menyebabkan sesorang mengalami
fiksasi, yakni keadaan dimana mental seseorang terkunci, yang disebabkan oleh
ketidakmampuan orang yang bersangkutan untuk mengendalikan perasaan takutnya.
Seseorang yang menderita fobia, akan mengalamin fiksasi saat berada pada
suatu keadaan atau melihat obyek yang membuat ia takut (trauma masa lalu). Fobia
sendiri bisa terjadi pada siapa saja, baik itu anak-anak hingga kalangan dewasa.
Keabnormalitasan ini terjadi bisa disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim
seperti trauma bom, terjebak di lift ataupun kejadian sederhana namun memberi
dampak traumatik bagi subyek, seperti pengalaman masa kecil di kejar-kejar ayam
yang membuatnya menjadi takut pada ayam hingga dewasa. Pristiwa traumatis masa
lalu yang tidak terselesaikan bisa berdampak pada timbulnya fobia.
Fobia yang tidak segera ditangani, maka akan mengganggu aktivitas
penderitanya. Pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai pengertian fobia,
macam-macam fobia serta penanganan yang tepat untuk penderitanya. Pada akhir
pembahasan ada salah satu contoh kasus fobia khusus dan terapi yang diberikan
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian phobia ?
2. Apa saja bentuk dari phobia tersebut ?
3. Apa saja jenis-jenis phobia tersebut?
4. Apa penyebab phobia ?
5. Bagaimana cara mengatasi phobia ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Membantu mahasiswa dalam memahami tentang konsep dasar phobia yang
kerap kali sering dijumpai dikalangan lansia bahkan di usia muda. Selain itu,
makalah ini dapat membantu mahasiswa untuk mengetahui bagaimana konsep
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberi informasi kepada pembaca mengenai pengetahuan
tentang phobia
2. Manfaat praktisi
Memberi pengetahuan tentang phobia dengan tindakan mengkonsumsi susu
yang merupakan salah satu upaya pencegahan phobia, maka perlu dilakukan
peningkatan pengetahuan tentang phobia, misalnya melalui kegiatan penyuluhan
atau KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang phobia kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kata fobia berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ‘phobos’ yang berarti
takut. Konsep takut yang dimaksudkan dalam fobia adalah kecemasan dan agitasi
sebagai respon terhadap suatu ancaman. Menurut Freud, kecemasan neurotik adalah
rasa cemas akibat bahaya yang tidak diketahui. Rollo May mendefinisikan kecemasan
neurotik sebagai “reaksi yang tidak tepat atas suatu ancaman, meliputi represi dan
bentuk-bentuk lain dari konflik intrapsikis, yang dikelola oleh bermacam bentuk
pemblokiran aktivitas dan kesadaran. Jasper (1923) mengungkapkan bahwa fobia
adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat diatasi terhadap suatu keadaan dan
tugas biasa. Ross (1937) mengemukakan fobia adalah rasa takut yang khas yang
disadari oleh penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, namun tidak dapat
mengatasinya. Errera (1962) mengemukakan fobia adalah rasa takut yang selalu ada
terhadap suatu benda yang dalam keadaan biasa tidak menimbulkan rasa takut.
Ketakutan pada gangguan fobia merupakan rasa takut yang tidak sebanding
secara fisik dan psikologis dan dapat berdampak pada kemampuan seseorang untuk
dapat beraktifitas secara normal.
Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan
rasa takut. Namun bila seseorang terpapar atau berinteraksi terus menerus dengan
subjek fobia, maka hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi
adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan
tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis)
yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber fobia, maka secara
kondisi fisik. Beberapa contoh gejala fisik yang timbul akibat fobia, antara lain:
1. Disorientasi atau bingung
2. Pusing dan sakit kepala
3. Mual
4. Dada terasa sesak dan nyeri
5. Sesak napas
6. Detak jantung meningkat
7. Tubuh gemetar dan berkeringat
8. Telinga berdengung
9. Sensasi ingin selalu buang air kecil
10. Mulut terasa kering
B. PENDEKATAN DENGAN ALIRAN PSIKOLOGI
1. Paradigma Psikoanalisis
Fobia merupakan pertahanan yang terhadap kecemasan yang disebabkan
oleh impuls-impuls yang ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang
ditakuti dan dipindahkan ke suatu objek atau situasi yang memiliki kondisi
simbolik dengannya. Kemudian menjadi stimuli fobik.Contohnya pada kasus
Hans, sosok itu tidak berhasil mengatasi konflik Oedipal, sehingga ketakutannya
yang intens pada ayahnya dialihkan pada kuda, dan ia menjadi fobia untuk keluar
rumah.
2. Paradigma Behavioral
Teori behavioral mempunyai beberapa pikiran mengenai terjadinya fobia
melalui :
a. Avoidance conditioning, dimana pada etiologi ini formulasinya dilandasi oleh
teori dua faktor yang dikemukakan oleh Mowrer (1947) dan menyatakan
bahwa fobia berkembang dari dua rangkaian pembelajaran yang saling
berkaitan.
b. Melalui classical conditioning, seseorang dapat belajar untuk takut pada
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa fobia bisa terjadi karena adanya
pembelajaran pada masa lalu.
3. Paradigma Kognitif
Dimana fobia atau ketakutan berlebih itu terjadi atas dasar bagaimana
proses berpikir manusia dapat berperan sebagai diathesis dan pada bagaimana
sesuatu yang tidak normal di struktur otak. Tapi kebanyakan psikolog setuju,
phobia lebih sering disebabkan oleh kejadian traumatis.
D. TIPE FOBIA
1. Fobia Spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan persisten terhadap
objek atau situasi spesifik. Orang yang mengalami ketakutan dan reaksi fisiologis
yang meninggi bila bertemu dengan objek fobia, maka akan menimbulkan
dorongan kuat untuk menghindari stimulus yang ditakutkan. Untuk sampai pada
ini akan berlalu. Meskipun demikian, beberapa diantaranya masih tetap berlanjut
mengembangkan fobia kronis yang signifikan secara klinis.
Fobia spesifik adalah salah satu gangguan psikologis yang paling umum,
mengenai sekitar 7% sampai 11% dari populasi umum pada suatu saat dalam
hidup mereka (APA, 2000). Fobia spesifik cenderung untuk berlangsung terus
selama bertahun-tahun atau selama beberapa dekade, kecuali apabila ditangani
bertahap, dan dipacu diri sendiri. Ahli terapi mengajari pasien tentang berbagai
teknik untuk menghadapi kecemasan termasuk relaksasi,kontrol pernafasan, dan
ketakutan yang berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain. Orang-orang
dengan fobia sosial takut untuk mengatakan atau melakukan sesuatu yang
memalukan atau yang membuat dirinya merasa hina. Mereka cenderung untuk
sangat kritis terhadap kemampuan sosial merekan dan terbawa dalam
panik, kriteria B dan F DSM-IV telah ditulis ulang untuk menekankan dan untuk
mendorong penggunaan pertimbangan klinis dalam membuat diganosis akhir.
DSM IV menambahkan satu tipe fobia sosial, tipe umum yang dapat digunakan
untuk meramalkan perjalanan penyakit, diagnosis, dan respon pengobatan.
Pengobatan fobia sosial menggunakanpsikoterapi dan farmakoterapi, dan
berbagai pendekatan adalah diindikasikan untuk tipe umum dan situasi kinerja.
3. Agrofobia
Pasien Agrofobia secara kaku menghindari situasi dimana akan sulit untuk
mendapatkan bantuan. Mereka lebih suka disertai oleh seorang teman atau
anggota keluarga di tempat-tempat tertentu, seperti jalanan yang sibuk, toko
yang padat, ruangan yang tertutup dan kendaraan yang tertutup. Klien mungkin
memeksa bahwa mereka harus ditemani tiap kali mereka keluar rumah. Perilaku
akan menolak keluar dari rumah. Khususnya sebelum didiagnosis yang benar
dibuat, pasien mungkin ketakutan mereka akan gila.
Sebagian besar kasus agrofobia disebabkan oleh gangguan panik. Jika
gangguan panik diobati, agrofobia sering kali membaik dengan berjalannya
waktu. Untuk mendapatkan reduksi agrofobia yang cepat dan lengkap, terapi
perilaku kadang-kadang diperlukan. Agrofobia tanpa riwayat gangguan panik
sering kali menyebabkan ketidakberdayaan dan kronis. Gangguan depresif dan
ketergantungan alkohol sering kali mengkomplikasi perjalanan agrofobia.
Dua terapi paling efektif adalah farmakoterapi dan terapi kognitif-
perilaku. Farmakoterapi adalah terapi dengan menggunakan obat trisikik dan
E. PENANGANAN
1. Pendekatan Psikodinamika
Kecemasan mereflreksikan energi yang diletakkan kepada konflik-konflik tak
sadar dan usaha ego untuk membiarkan tetap terepresi. Berdasarkan
psikoanalisis tradisional,ego dapat lebih memberi perhatian kepada tugas-tugas
yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Terapis spikodinamika yang lebih
modern lebih menjajaki sumber fobia yang berasal dari keadaan hubungan
sekarang ini daripada hubungan masa lalu dan mendorong klien untuk
2. Pendekatan Humanistik
Kecemasan dan ketakutan yang kita alami berasal dari represi sosial diri kita yang
sesungguhnya.halini terjadi bila ketidakselarasan antara inner self seseoranng
untuk menyatakan apa itu karena bagian dari dirinya yang tidak diakui tidak
secara langsung diekspresikan dalam kesadaran. Terapis humanistik membantu
3. Pendekatan Biologis
Berbagai variasi obat-obatan digunakan untuk mengobati gangguan-gangguan
kecemasan. Obat penenang dengan potensi tinggi alprazolam (xanax) yang
menganggap perbaikan klinis yang terjadi disebabkan oleh obat dan bukan
karena sumber daya mereka sendiri. Obat-obatan itu juga tidak membawa
kesembuhan total.
4. Pendekatan Belajar
a. Flooding: bentuk dari terapi pemaparan dimana subjek dihadapkan kepada
representasi dari respon terkondisi darisuatu stimuli fobik dan akan punah
bila individutersebut tinggal di situasi fobik tersebut untuk waktu yang
cukup lama dantidak terjadi konsekuensi yang merugikan.
b. Desensitisasi Sistematis
Desensitisasi Sistematis adalah yang digunakan untuk mengurangi rasa
stimulus takut dalam situasi aktual , sering kali bersama dengan seorang
terapis atau pendamping yang berperan supportif pemaparan gradual
PENUTUP
A. SIMPULAN
Fobia adalah rasa takut yang sangat dan tidak dapat diatasi terhadap suatu
keadaan ataupun pada suatu obyek tertentu. Rasa takut yang khas yang disadari oleh
penderita sebagai suatu hal yang tidak masuk akal, namun tidak dapat mengatasinya .
Faktor-faktor penyebab fobia antara lain, pengalaman yang membuat traumatis,
kejadian ekstrim dan orang tau yang menderita fobia. Fobia dapat diatasi dengan
berbagai pendekatan, yaitu pendekatan psikodinamika, pendekatan humanistik,
pendekatan biologis, pendekatan behavior, terapi prilaku kognitif, terapi virtual fobia,
terapi kognitif behavior.
B. SARAN
Ketika seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak normal dengan dirinya,
yakni takut pada keadaan atau suatu obyek secara berlebihan. Hendaklah ia melawan
rasa takut tersebut, mencoba berfikir realistis. Namun ketika dirasa tidak mampu
mengatasinya, segera berkonsultasi ke ahlinya yakni terapis atau psikolog. Karena bila
ketakutan berlebihan atau fobia itu dibiarkan, dan hanya bisa terus menghindar, maka
aktivitas sehari-hari seorang yang menderita fobia akan terganggu. Sesuatu yang
DAFTAR PUSTAKA