Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah Etika Profesi yang mengenai “Sikap Pelayanan Tenaga Medis Dalam
Melayani Pasien” tepat pada waktunya.Ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang turut andil dalam pembuatan
modul ini terutama kepada dosen pembimbing Etika Profesi yakni Hj. Maryam
Syanariah,S.Pd,M.kes.
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam pembuatan makalah
ini. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran untuk suatu
perubahan yang lebih baik lagi. Semoga dengan ditulisnya modul ini, dapat
menambah wawasan dab pengetahuan baik bagi penulis maupun yang membaca
modul ini.

Palembang,19 Januari 2018

penulis
PENDAHULUAN

Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga


mutu pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanam keperawatan adalah
gabungan dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care),suatu gabungan humanistik
dari ilmu pengetahuan,filosopi keperawatan,kegiatan klinik,komunikasi dan ilmu
sosial WHO Expert commiteeon nursing dalam aditama.
Oleh karena itu,penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan gigi di berbagai aspek. Salah satu
aspek yang coba dikaji disini adalah perilaku perawat gigi terhadap pasien.
Perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai
kualitas kepribadian berbeda beda yang dipengarui oleh berbagai factor baik
internal maupun eksternal. Perbedaan kualitas kepribadian perawat gigi akan
mempengarui cara perawat gigi dalam berinteraksi memberikan pelayanan,dimana
akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien.Kepribadian perawat sebagai
pelanggan internal (pelaku pelayanan) mempunyai pengaruh terhadap pola
perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar
memuaskan.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku

Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia


dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika.
Bimo Walginto (2003) berpendapat bahwa sikap yang ada pada seseorang
akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan orang yang
bersangkutan. Sementara sikap pada umumnya mengandung tiga komponen yang
membentuk struktur sikap, yaitu: komponen kognitif, komponen afektif, dan
komponen konatif.
Selanjutnya menurut Myers (1983), perilaku adalah sikap yang
diekspresikan (expressed attitudes). Perilaku dengan sikap saling berinteraksi,
saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Sementara Kurt Lewin (1951, dalam Brigham, 1991) merumuskan satu
model hubungan perilaku yang mengatakan bahwa perilaku (B) adalah fungsi
karakteristik individu (P) dan lingkungan (E), dengan rumus: B = f(P,E).
Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat
kepribadian,dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian
berinteraksi pula dengan faktor-faktor lingkungan dalam menentukan perilaku.
Factor lingkungan memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku, bahkan
kadang-kadang kekuatannya lebih besar daripada karakteristik individu.
Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan
kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia
yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial,
yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat yang lebih tinggi, karena perilaku
sosial adalah perilaku yang khusus ditujukan kepada orang lain.penerimaan
terhadap prilaku seseorang diukur relative terhadap norma sosial dan diatur olrh
berbagai control sosial. Dalam kedokteran prilaku seseorang dan keluarganya
dipelajari untuk mengidentifikasi factor penyebab,pencetus atau yang
memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap prilaku sering kali
dilakukan dalam rangka pelaksanaan yang holistic dan komprehensiv.
Prilaku manusia dipelajari dalam ilmu fisikologi,sosialogi,ekonomi,
antropologi dan kedokteran. Prilaku seseorang diklompokan kedalam prilaku
wajar,prilaku dapat diterima, prilaku aneh, dan prilaku menyimpang,

B. Karakteristik Perilaku

1. Prilaku adalah perkataan dan perbuatan individu.


2. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu:
frekuensi, durasi, dan intensitas.
3. Perilaku dapat diobservasi, dijelaskan, dan direkam oleh orang lain atau
orang yang terlibat dalam perilaku tersebut.
4. Perilaku mempengaruhi lingkungan, lingkungan fisik atau sosial.
5. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful).
6. Perilaku bias tampat atau tidak tampak. Perilaku yang tampak bias
diabsorvasi oleh orang lain, sedangkan perilaku yang tidak tampak
merupakan kejadian atau hal pribadi yang hanya bisa dirasakan oleh
individu itu sendiri atau individu lain yang terlibat dalam perilsku tersebut.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

Perilaku atau aktivifitas pada individu atau organisme


tidaktimbuldengasendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh
organisme yang bersangkutan baik simulus eksternal maupun simulus internal.
Perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, di samping itu
perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan dapat
mempengaruhi induvidu, demikian sebaiknya. Oleh sebab itu, dapat perspektif
psikologi, perilaku manusia (huma behavior) dipandang sebagai reaksi yang dapat
bersifat sederhana maupun bersifat kompleks

.Secara garis besar, perilaku manusia diakibatkan oleh :


 Genetika
 Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap
perilaku tertentu.
 Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial
 Control perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang
mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.

D. Perilaku Perawat Terhadap Pasien

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional


yangmempunyai suatu paradigm atau model keperawatan yang meliputi empat
komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri.
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan keseabaran dan
ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seseorang
perawat harus dapat memahami masalah yang di hadapi oleh pasien, selain itu
seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, keterampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercemin dalam perilaku peduli
atau kasih sayang.
Perilaku peduli sangatlah penting untuk keperawatan. Perilaku peduli
adalah focus pada pemersatu untuk praktek keperawatan. Perilaku peduli juga
sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan menigkatkan kualisi
atau cara hidup manusia. Perilaku peduli (caring) mengandung 3 hal tidak
dapat di pisahkan yaitu, perhatian,tanggung jawab, dan dilakukan dengan
ikhlas.perilkau peduli (caring) juga merupakan sikap peduli, menghormati dan
menghargai orang lain,artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan-
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir dan bertindak.
Memberikan asuhan secara sederhana tidak hanya sebuah perasaan atau
tingkah laku sederhana, karena perilaku peduli merupakan kepedulian untuk
mecapai perawatan yang lebih baik, perilaku peduli bertujuan dan berfungsi
membangaun struktur sosial, pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang
yang berbeda pada suatu tempat, maka kinerja perawat khusunya pada
perilaku peduli menjadi sangat penting dalam memperngarui kualitas
pelayanan dan kepuasaan pasien terutama di rumah sakit dimana kualitas
pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang nantinya akan dapat
mneningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan.

ETIKA PROFESI PERAWAT GIGI

Mengingat profesi perawat gigi merupakan tugas mulia yang tidak terlepas
dari fungsi kemanusiaan dalam bidang kesehatan, maka perlu memiliki
suatu kode etik yang dijiwai olehnilainilai Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945.Seorang perawat gigi dalam menjalankan profesinya perlu
membawa diri dalam sikapdan tindakan yang terpuji. Baik dalam
hubungannya terhadap penderita, masyarakat, teman sejawat, maupun
profesinya. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa serta didorong
keinginanluhur untuk mewujudkan martabat, wibawa dan kehormatan profesi
perawat gigi, maka PerawatGigi yang bergabung dalam wadah Persatuan
Perawat Gigi Indonesia ( PPGI ) dengan penuh k e s a d a r a n d a n
tanggung jawab merumuskan Kode Etik Perawat Gigi Indonesia
y a n g w a j i b dihayati, ditaati dandiamalkan oleh setiap Perawat Gigi yang
menjalankan profesinya di wilayahhukum Indonesia

2. PERBUATAN PERAWAT YANG BERTENTANGAN DENGAN ETIKA

Perawat gigi harus optimal dalam menjalankan profesinya, yang dimaksud


secara optimal dalam menjalankan profesi perawat gigi adalah sesuai dengan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut mutakhir, etika umum, etika
kesehatan gigi, hukum, dan agama. Kesehatan gigi dan mulut yang menyangkut
pengetahuan dan keterampilan yang telah diajarkan dan dimiliki harus dipelihara
dan dipupuk sesuai dengan kemampuan perawat gigi yang telah ditetapkan.
Etika umum dan etika kesehatan gigi harus diamalkan dalam menjalankan
profesi secara ikhlas, jujur, dan rasa cinta terhadap sesama manusia, serta
penampilan tingkah laku, tutur kata, dan berbagai sifat lain yang terpuji, seimbang
dengan martabat jabatan profesi perawat gigi.

3. ETIKA DAN ETIKET

Kata etika sudah tidak asing lagi bagi kita semua, namun kadang kita
menyamakan istilah etika dan etiket. Menurut Bertens, perbedaan antara etika dan
etiket sebagai berikut:
1. Etika
a. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
b. Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain.
c. Etika bersifat absolut, artinya prinsip etika tidak dapat ditawar berlakunya.
d. Etika tidak hanya memandang segi lahiriah, tetapi juga batiniahnya.
2. Etiket
a. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan manusia.
b. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan hidup.
c. Etiket bersifat relatif, artinya prinsip etiket tergantung
oleh tempat, karena adat di satu tempat bisa berbeda di tempat yang lain.
d. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriahnya saja.

4. STANDAR KOMPETENSI PERAWAT GIGI

Penyelenggaraan pendidikan berbagai jenis dan jenjang tenaga kesehatan


mempunyai tujuan yang mulia yaitu selain mencerdasakan bangsa juga memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan gigi. Pendidikan tenaga kesehatan gigi jenjang
Diploma seperti halnya Perawat Gigi termasuk dalam kelompok Pendidikan
Profesional yang artinya pendidikan diarahkan terutama pada kesiapan penerapan
kemampuan tertentu berdasarkan tuntutan pasar kerja. Untuk memberikan yang
terbaik maka perlu dihindari tumpang tindih peran dan kesenjangan mutu, melalui
pendekatan kemitraan keprofesian.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna perlu diadakan
kurikulum yang hasil keluarannya memiliki kemampuan yang sesuai dengan
kebutuhan industri dan masyarakat pengguna perlu diadakan kurikulum yang hasil
keluarannya memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pengguna yaitu kurikulum berbasis kompetensi.
Dalam menelaah kebutuhan-kebutuhan kompetensi berbagai jenis SDM
kesehatan gigi, perlu memandang dari aspek kebutuhan masyarakat dan daya
kemampuan masyarakat, aspek kemajuan Iptek yang diterapkan secara benar dan
layak (etis) di masyarakat.Pendekatan kuratif saja dianggap kurang efektif dan
mahal sebaliknya pendekatan edukatif dan preventif lebih efektif dan hemat.
Dengan demikian Perawat Gigi menjadi ujung tombak Pembangunan Kesehatan
Gigi Indonesia,dan sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempunyai
peran sentral dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan
dalam aspek promotif dan preventif pelayanan gigi mulut.
Standar Profesi Perawat Gigi digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan
profesi secara baik dengan tujuan :
a. Memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
wewenang yang dimilikinya.
b. Memberikan perlindungan kepada Perawat Gigi dari tuntutan hukum.
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari mal praktek perawat gigi.

5. KEGIATAN PENYEMBUHAN PENYAKIT GIGI

Mampu melakukan tindakan pengobatan darurat sesuai Standar Pelayanan,


Mampu melakukan penambalan gigi susu dua bidang dengan bahan tumpatan
amalgam/ sewarna gigi. Mampu melakukan penambalan gigi tetap dua, bidang
dengan bahan, tumpatan amalgam/sewarna, gigi., Mampu melakukan pencabutan
gigi susu dengan topical anaesthesi atau infiltrasi anaesthesi, Mampu melakukan
pencabutan gigi tetap akar tunggal dengan infiltrasi.

6. PENJELASAN KODE ETIK PERAWAT GIGI

profesi Perawat Gigi adalah sesuaidengan pelayanan asuhan kesehatan gigi


dan mulut mutakhir, etika umum, etika kesehatan gigi,hukum dan agama.
Kesehatan gigi dan mulut yang menyangkut pengetahuan dan keterampilanyang
telah diajarkan dan dimiliki harus dipelihara dan dipupuk sesuai dengan
kemampuanPerawat gigi yang telah ditetapkan. Etika umum dan Etika kesehatan
gigi harus diamalkan dalammenjalankan profesi secara ikhlas, jujur dan rasa cinta
terhadap sesama manusia serta penampilan tingkah laku, tutur kata dan berbagai
sifat lain yang terpuji seimbang denganmartabat jabatan profesi perawat gigi.
Profesi ialah pekerjaan yang :
- Memerlukan pendidikan yang lama untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan.
- Memerlukan sistem ujian teori dan praktik untuk mendapatkan kewenangan
yang
berhubungan dengan pelaksanaan tugas seseorang/seperti hubungan dengan
pasien,
dengan mahasiswa atau kliennya dan diikuti dengan pemberian sertifikat lisensi
/ Diploma.
- Mempunyai organisasi profesi untuk memelihara kepentingan kewenangan dan
mutu
profesi.
- Mempunyai kode etik untuk menjadi pegangan anggota profesi dalam bertugas.
- Mempunyai standar pengetahuan dan keterampilan khusus yang selalu dipelihara
dan
dikembangkan dan yang membedakan dari profesi yang lain.

Standar Pendidikan Perawat Gigi, dimulai dari Tingkat Pendidikan Perawat Gigi
Indonesia : sekolah Perawat Gigi,Sekolah Pengatur Rawat Gigi ,Akademi
Kesehatan Gigi Program DIII.DIV Perawat Gigi Pendidik / DIV Keperawatan
Gigi
Penyelenggara pendidikan berorientasi kepada kemampuan yang harus dikuasai
oleh peserta didik sehingga mereka kelak dapat melakukan tugas profesionalnya
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini pada pelaksanaannya peserta didik selain diberi pengetahuan yang
bersumber dari literatur yang ada juga dari pengalaman praktek yang diperlukan.

Kurikulum pendidikan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga guna


mendukung pelayanan kesehatan. Dengan demikian kurikulum pendidikan perlu
bermuatan materi yang berisikan ilmu dan pengetahuan yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik agar memiliki kemampuan mendukung pelayanan
kesehatan yang berkualitas.

Tenaga pendidik perlu dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan pendidikan.


Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan mengidentifikasi kebutuhan peserta
didik dan memberi pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan tujuan
pendidikan serta memotivasi peserta didik agar mereka mampu secara mandiri
mengembangkan dirinya dan menimba ilmu serta pengalaman selama mengikuti
pendidikan.

Sarana dan fasilitas pendidikan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan


pendidikan yang dari waktu ke waktu terus berkembang. Institusi perlu mengikuti
perkembangan tuntutan kebutuhan tenaga untuk pelayanan kesehatan. Lulusan
pendidikan atau tenaga yang telah selesai dilatih harus memiliki kemampuan
dalam menangani tugas yang diberikan kepadanya.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran


dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang
perawat harus dapat melayani pasien dengan sepeuh hati. Sebagai seorang perawat
harus dapat memahani masalah yang di hadapi oleh pasien,selain itu seorang
orang dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seeorang memerlukan kemampuan
untuk memeprhatika orang lain, keterampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal yang tercermin dalma perilaku peduli atau kasih saying.

B. Saran

Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah ysn dihadapi


pasien,dan mempunyai perilau yang peduli terhadap pasien.
Suatu hari di rumah keluarga yang tentram dan nyaman di kejutkan dengan isakan
tangis seorang adik kecil bernama kurnia aprianti, dia mengeluh karena giginya
terasa sakit dan berdenyut. Dengan lemah lembut ibunda menanyakan keluhan
sang anak.
Pasien : “aaaaahh.. sakiitt maa.. sakiiittt..”
Mama : “kenapa sayaang?”
Pasien : “ini loh ma gigi kurnia sakiiitt.. di sebelah sini ni” (menunjuk gigi
yang sakit)
Mama : “waahh.. sepertinya berlubang yaa.. papaaaa.. papaaaa” (berteriak
memanggil papa Irwansyah)
Papa : “ada apa si ma teriak-teriak, kayak ga ada kerjaan aja” (tetap
duduk di kursi membaca Koran)
Mama : “idih papa ini, liat tuh anak kamu, sakit gigi, kita bawa ke dokter
ya? Kasian dia nangis gitu “ (menghampiri papa)
Papa : “iya iyaaa.. ntar sore kita ke prakter dokter Lydia, orang komplek
ini semua berobat ke dia, mana coba papa liat giginya sayang”
Pasien : “enggaaaa.. enggaaa.. kurnia ga mau ke dokter, ntar di suntiik.. ga
mauukk” (menutup mulut)
Papa : “ga di suntik kok, kamu harus ke dokter, ntar sakitnya makin jadi,
kamu ga mau kan ga bisa makan lce cream lagi garagara sakit?”
Pasien : “ iya deh pa, kurnia tetep mau makan ice cream”
Mama : “kalo gitu ntar kita ke dokter ya sayang. Skrg kamu istirahat dulu,
nanti mama bangunkan kamu buat ke dokter”

Dengan susah payah akhirnya kurnia pun berhasil di bujuk untuk ke dokter gigi.
Dan tiba waktunya ke dokter gigi, kurnia di antar oleh papa dan mama nya ke
dokter gigi Lisa

Resepsionis : “selamat sore bapak ibu, ada yang bisa saya bantu?”
Mama : “ini suster anak saya mau periksa giginya”
Resepsionis : “pernah ke sini sebelumnya bu?”
Mama : “belum pernah sus”
Resepsionis : “ oke kalau begitu kita isi datanya dulu yaa.. nama adik siapa?
Pasien : “kurnia aprianti, sus”
Resepsionis : “umurnya?”
Pasien : 10 tahun sus
Resepsionis : “alamatnya dimana bu?”
Mama : “jalan cinta, RT 5 RW 3 no 10”
Resepsionis : “ baik ibu bapak adik silahkan menungggu di ruang tunggu yaa”
Mama : “baik sus”
resepsionis memberikan kartu data pasien ke perawat dan beberapa saat kemudian
perawat memanggil nama irwansyah untuk masuk ke dalam ruangan dokter gigi.
Dengan perasaan takut irwansyah di temanin mamanya masuk ke ruangan.

Perawat : “Irwansyah? Silahkan masuk”


Mama : “baik sus”
Perawat : “adik duduk disini dulu ya, ibu silahkan menunggu di luar”
Mama : “jangan nakal ya irwansyah, dengerin susternya”
Pasien : “takut ma”
Perawat : “jangan takut, ga akan di suntik kok, ayo duduk disini”

Perawat menyiapkan alat-alat sederhana untuk memeriksa pasien, setelah selesai


perawat memanggil dokter untuk melakukan pemeriksaan

Perawat : “dok, pasiennya sudah siap”


Dokter :”terimakasih sus”
Dokter : “hai adiikk, siapa namanya?”
Pasien : “pasien dok”
Dokter : “yang mana yang sakit?”
Pasien : “disini dok” (menunjuk yang sakit)
Dokter : “dokter periksa dulu yaa.. tolong sus alatnya”
Perawat : “ini dok”
Dokter : “oke irwansyah, ini giginya berlubang cukup besar, jdi untuk
sekarang dokter akan menambal tambalan sementara dulu, kurnia siap?”
Kurnia : “ga di suntik kan dok? Ga sakit kan dok?”
Dokter :” ga kok saying, tahan sebentar ya, jangan banyak bergerak biar
cepat selsai”
Kurnia : “baik dok, hati” ya dok, janji engga sakit ya dookk”
Dokter : “iya sayang, tolong sus, tahan ya kurniaaa..”

Tidak lama kemudian, gigi kurnia telah di tambal dan kedua orangtua kurnia
menemui ibu dokter

Dokter : “silahkan duduk, pak bu. Jadi saya telah menambal sementara
gigi irwansyah, karena lubang giginya cukup besar, nanti 4 hari kemudian datang
kemari lagi ya, kita akan melakukan tambalan tetap. Setelah penambalan ini,
irwansyah tidak boleh mengunyah sisi yang telah di tambal selama 30 menit,
supaya tambalannya kering dan tidak mudah lepas ataupun goyang”
Mama : “baik dok, terus dok?”
Dokter : “pesan untuk irwansyah, harus rajin menjaga kesehatan gigi dan
mulut yaa.. sikat giginya harus 3 hari sekali, dan jangan mengabaikanm sikat gigi
sebelum tidur, kurnia tau bakteri?”
Pasien : “tau dok,irwansyah belajar di sekolah kalau bakteri itu jahat dan
suka merusak dok”
Dokter :betul irwansyah, jadi pada saat malam hari saat tidur, bakterinya
ga tidur, dia bekerja sepanjang malam untuk merusak gigi, kalau irwansyah sikat
gigi maka bakteri di mulutnya mati dan ga ngerusak, mengerti irwansyah?”
Papa :”dengerin tuh irwansyah, jangan makan ice cream aja tapi ga sikat
gigi”
Dokter : “nah iya sayang, irwansyah jangan sering-sering makan makanan
yang manis seperti ice cream yaa.. tapi kalo irwansyah emang suka, sehabis
makan harus langsung kumur-kumur pake air putih atau lebih bagus sikat gigi
yaa.. terus irwansyah harus suka makan sayur sayuran dan buah buahan”
Kurnia : “oke dok! irwansyah ga mau sakit gigi lagii.. irwansyah bakal
sikat gigi dan makan banyak sayur dan buaahh.. ntar kita beli banyak buah ya
maa”
Mama : “iya sayang”
Dokter : “pinter  yaudah ya ibu, ini obat untuk penghilang rasa sakit dan
antibiotic di minum 3 kali sehari, wajib! Terima kasih ya bu.. cepat sembuh
irwansyah”
Mama : “terima kasih ya dok, nanti saya datang ke sini lagi”

Papa mama dan irwansyah pun meninggalkan ruangan dokter dan ke tempat
resepsionis membayar biaya dokter.

Papa : “berapa sus semuanya?”


Resepsionis : “jadi semuanya 70 ya pak”
Papa : “ini sus, cukup ya”
Resepsionis : “cukup pak, terima kasih atas kunjungannya ya pak, jangan lupa 4
hari kemudian datang lagi”
Papa : “iya sus, terima kasih kembali, sore”
Resepsionis : “selamat sore pak”

4 hari kemudian sesuai perjanjian, irwansyah dan papa dan mama pun datang
kembali ke dokter gigi

Resepsionis : “selamat sore pak buk dek, ada yang bisa saya bantu?”
Mama : “ini sus, anak saya mau di periksa”
Resepsionis : “pernah berobat kesini sebelumnya buk?
Mama : “pernah sus, atas nama irwansyah”
Resepsionis : “baik bu, silahkan menunggu”

Perawat : “irwansyah.. silahkan masuk”


Papa : “kami sus”
Perawat : silahkan masuk irwansyah, bapak tunggu di luar ya”
Papa : “baik sus, jangan bandel ya irwansyah”
Kurnia : “iya papa bawel”
Perawat : “duduk disini ya irwansyah”

mempersiapkan alat dan memanggil dokter

Perawat : “sudah selesai dok, silahkan di periksa”


Dokter : “ terima kasih sus”
Dokter : “hai irwansyah, kita ketemu lagi, gimana giginya?”
Pasien : “ ga sakit lagi dok, kayaknya udah sembuh deh, ohya dok, kurnia
udah sikat gigi 3 kali sehari dan makan sayur yang banyak sama buah yang
banyak, kurnia suka banget buah pear”
Dokter : “pinterr… emang udah sembuh tapi dokter harus buat benteng di
giginya biar ga berlubang lagi, mau?”
Kurnia : “mau dok! Yang cantik ya bentengnya”
Dokter : “beres! Tapi kurnia harus tenang ya jangan banyak gerak, tolong
sus”

Beberapa menit kemudian setelah penambalan


Perawat : keluarga kurnia boleh masuk”
Mama : “gimana dok, sudah selesai semua?”
Dokter : “sudah bu, kami sudah memberikan tambalan tetap di gigi anak
ibu, insyaAllah tambalannya bertahan sampai tua, asal kurnia jangan dulu
mengunyah menggunakan gigi yang di tambal, jdi sisi sebelahnya dulu ya selama
30 menit.”
Papa : “bagus deh dok kalau begitu, semoga ga berlubang lagi”
Dokter : “iya pak, apalagi kurnia sudah menjaga kesehatan giginya dengan
baik, di teruskan ya kurnia, sikat gigi 3 kali sehari dan makan sayur dan buah”
Kurnia : “baik dokter! Nanti kalo kurnia gede kurnia mau jadi dokter gigi
juga ah, biar bisa bantuin orang dan jadi cantik kayak dokter.. hahaha”
Dokter : “haha.. iya sayang.. jangan sakitsakit lagi ya giginya”
Mama : “iya dok, terima kasih banyak ya dok”
Di luar ruangan
Papa : berapa sus?”
Resepsionis : “semuanya 2 ratus ribu pak”
Papa : ” ini ya sus”
Resepsionis : “baik pak cukup, terima kasih, semoga lekas sembuh kurnia”
Kurnia : “terima kasih sus, bbyyyeeee..”

akhirnya kurnia pun tidak sakit lagi dan menjaga kesehatan giginya dengan baik
dan benar

Anda mungkin juga menyukai