SKIZOAFEKTIF
2.2.1 Definisi
Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun
gangguan afektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas
skizofrenia yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala
gangguan afektif yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua
yaitu, tipe manik dan tipe depresif.14
2.2.2 Etiologi 6
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
1. Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang
setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang
menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu
minggu atau berbulan-bulan terus menerus,
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan
yang tidak relevan, atau neologisme;
3. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement),
posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea,
negativisme, mutisme, dan stupor;
4. Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar,
biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan
sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika;
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik (prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten
dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa
aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut
dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara
sosial.
Menurut PPDGJ-III :
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau
lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana
ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostic (a)
sampai (d).
6,11
2.4.6 PROGNOSIS
Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif
mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan
skizofrenia dan pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu
kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis
yang jauh lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif,
memiliki prognosis yang lebih buruk dari pasien dengan gangguan
bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan
skizofrenia. Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa
penelitian yang mngikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah
episode yang ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan,
dan juga perjalanan gangguan itu sendiri.
4, 7
2.4.7 PENATALAKSANAAN
Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah
perawatan di rumah sakit, medikasi, dan intervensi psikososial.
A. Pengobatan Farmakoterapi
Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan
skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan
pemberian antimanik atau antidepresan. Pemberian obat
antipsikotik diberikan jika perlu dan untuk pengendalian jangka
pendek.
Injeksi :
Oral :
Terapi kombinasi:
Injeksi :
Terapi kombinasi:
Monoterapi :
Terapi kombinasi
B. Pengobatan Psikososial
Pasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi keluarga, latihan
keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang
psikiatri sulit memutuskan diagnosis dan prognosis gangguan
skizoafektif yang sebenarnya, ketidakpastian tersebut harus
dijelaskan kepada pasien. Kisaran gejala mungkin sangat luas,
karena pasien mengalamaikeadaan psikosis dan variasi kondisi
mood yang terus berlangsung. Anggota keluarga dapat mengalami
kesulitan untuk menghadapi perubahan sifat dan kebutuhan
pasien tersebut.1