Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu menilai tanda baik buruknya pelayanan kesehatan dinilai dari

angka kematian maternal (Maternal Mortality). Salah satu tujuan indikator

pembangunan Millinium Development Goals (MDGs) yang terpenting adalah:

Pada indikator nomor 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu. Adapun yang

menjadi targetnya: menurunka angka kematian ibu hingga 75%, dengan

indikator semua penanganan di tangani oleh tenaga medis terlatih; mencapai

dan menyediakan akses kesehatan reproduksi untuk semua secara merata

melalui beberapa indikator ditolong persalinan oleh petugas kesehatan

profesional di fasilitas pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2016)

Kematian ibu merupakan fenomena seperti es dipuncak gunung, karena

kasusnya banyak tetapi yang nampak dipermukaan hanya sebagian kecil.

Menurut WHO ada sekitar 289.000 ibu melahirkan didunia yang meninggal

setiap tahunnya (UNICEF, 2014). Angka kematian ibu di Asia Tenggara

pada tahun 2016, Indonesia masih menduduki angka kematian ibu tertinggi

dengan mecapai 4.834 jiwa (WHO,2016). Artinya ada 400 ribu ibu

meninggal setiap bulan dan 15 ibu meninggal setiap harinya. Faktor penyebab

kematian di Indonesia masih tinggi adalah 32% perdarahan, 26% hipertensi,

7% infeksi, 11% emboli, partus lama 5%, pemilihan tempat persalinan 19%

(Depkes RI, 2016).

1
Provinsi yang mengalami Angka Kematian Ibu Tertinggi di Indonesia

pada tahun 2012-2015 adalah Provinsi Jawa Barat dengan persalinan yang

bukan dilakukan di tolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan diluar

fasilitas kesehatan dengan angka kematian 781 ibu, yang kedua Jawa Tengah

dengan angka kematian ibu 675 jiwa, yang ketiga Jawa Timur dengan angka

kematian ibu 582 jiwa (Depkes RI, 2015). Itu artinya ada 65 ibu yang

meninggal setiap bulannya. Di Jawa Barat sendiri faktor penyebab kematian

ibu dengan pendarahan 31,7%, eklampsi 29,3%, infeksi 5,6%, partus lama

0,64%, abortus 0,12%, dan lain-lain 32,5% (Dinkes Prov. Jabar, 2013)

Di Jawa Barat penyumbang kematian ibu tertinggi terjadi pada daerah

Kabupaten Sukabumi dengan jumlah kematian 78 ibu, yang kedua Kabupaten

Karawang mencapai kematian ibu 64 jiwa, ketiga Kabupaten Bogor dengan

jumlah kematian 60 ibu, yang keempat Kabupaten Indramayu mencapai

kematian ibu 54 jiwa dan Kabupaten Cianjur menduduki peringkat kelima

dengan kematian 45 ibu (Dinkes Prov. Jabar, 2014). Dengan angka kematian

pada peringkat ke-5 tidak dipungkiri menjadi bukan penangan masalah daerah

yang utama sehingga terkadang dapat sewaktu-waktu menjadi terjadinya

peningkatan angka kematian ibu.

Di Kabupaten Cianjur penyumbang kematian ibu tertinggi pada tahun

2017 terjadi pada Wilayah Kerja Puskesmas Cikalongkulon dengan

penyumbang kematian ibu berjumlah 4 jiwa, yang kedua Wilayah Kerja

Puskesmas Mande berjumlah 3 jiwa, yang ketiga Wilayah Kerja Puskesmas

Cikadu berjumlah 2 jiwa (Dinkes, 2017). Yang disebabkan oleh salah dalam

2
pemilihan tempat persalinan sehingga menyebabkan terlambatnya penangan

ibu hamil trimester III.

Salah satu faktor penyebab angka kematian ibu adalah salah dalam

pemilihan tempat persalinan sehingga pada saat terjadi komplikasi persalinan

tidak dapat ditolong sesegera mungkin, sehingga menyebabkan kematian

padaibu. Salah satunya pencegahan adalah melakukan persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan dan di lakukan di fasilitas kesehatan. Proses persalinan

di fasilitas kesehatan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Hal ini

dikarenakan peralatan yang digunakan di fasilitas kesehatan lebih komplit

dibanding peralatan yang digunakan dirumah, sehingga dapat meminimalisir

kematian ibu dan bayi, sedangkan persalinan yang diluar fasilitas kesehatan

sepertidi rumah, proses pelayanan kurang maksimal karena peralatan yang

digunakan sangat kurang dan terbatas (Infodatin, 2014).

Menurut Depkes RI, 2016 terdapat sebanyak 75% ibu yang telah

melahirkan dengan pertolongan petugas kesehatan dan difasilitas kesehatan

(Depkes RI, 2016). Namun setiap daerah masih bervariasi. Di Jawa Barat

pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan dan di fasilitas kesehatan

mencapai 73,5%, walaupun terjadi peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya

tetapi masih kurang dari target MDG’s yang mecapai 95% (Dinkes Prov.

Jabar, 2016).

Di Puskesmas Cikalongkulon masih banyak persalinan yang dilakukan

dirumah hal tersebut dapat dilihat dari data yang ada di Puskesmas

Cikalonkulon didapatkan sebanyak 52,3% ibu melakukan persalinan di rumah

3
dan 47,7% melakukan persalinan di fasilitas kesehatan yang merupakan

dimana angka yang sangat jauh dari targe MDG’s sebanyak 95% (Puskesmas

Cikalongkulon, 2016).

Dalam penelitian Ejawati tahun 2015, pendapatan keluarga menjadi

faktor yang mendukung ibu untuk memilih tempat persalinan. usia ibu terlalu

muda dan terlalu tua yang menyebabkan ibu hamil masuk kedalam usia

berisiko dalam persalinan nanti, kedua penolong persalinan, penolong

persalinan dengan tenaga kesehatan profesional dapat mencegah ibu dalam

komplikasi persalinan dan dapat merujuk ibu bersalin ketika terjadi

komplikasi yang berat dan ketiga pemilihan tempat persalinan, pemilihan

tempat persalinan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan dapat mencegah

angka kematian karena dengan dilakukan di Fasiltas Kesehatan dapat

dilakukan tindakan sesegera mungkin ketika terjadi komplikasi (Ejawati,

2007). Dengan itu ibu hamil membutuhkan arahan dari bidan desa pada saat

ANC (antenatal care) ataupun kelas ibu hamil untuk persiapan persalinan,

terutama pemilihan tempat persalinan.

Ibu hamil dengan trimester III, yang merupakan memiliki kebutuhan

dalam mempersiapkan persalinan, mulai dari pengetahuan mengenai tanda-

tanda persalinan dan tenaga penolong dan tempat persalinan

(Mochtamar,2012).

Banyak faktor yang mendasari ibu hamil trimester III dalam

pemilihan tempat persalinan baik dilakukan di Fasilitas Kesehatan dan non

Fasilitas Kesehatan, yang sering dijadikan sebagai bahan acuan dalam

4
penelitian kesehatan, yaitu teori Lawrence Green antara lain dipengaruhi oleh

3 faktor yaitu, yang pertama faktor predisposisi, meliputi pendidikan yang

merupakan akan memberikan efek sikap terbuka terhadap inovasi baru dan

mempengaruhi pengetahuan ibu hamil, pengetahuan ibu hamil merupakan hal

yang dapat mempengaruhi ibu hamil dalam pemilihan tempat persalinan

dengan pengetahuannya yang baik terhadap kehamilan dan persalinan, sikap

ibu hamil terhadap pemilihan tempat persalinan , budaya/tradisi yang dapat

mempengaruhi ibu hamil dalam memilih tempat persalinan,

Faktor pendukung, meliputi dukungan suami dan dukungan petugas

kesehatan dimana menjadi motivasi untuk ibu hamil dalam

mempertimbangkan tempat persalinan, karena yang mempengaruhi ibu hamil

yang menggangu psikologis ibu hamil adalah pemilihan tempat persalinan.

Dan ketiga adalah faktor pendorong, meliputi jarak, biaya persalinan

dan status paritas hal tersebut mempengaruhi ibu hamil dalam pemilihan

tempat persalinan dengan geografis di Indonesia yang merupakan sebagian

wilayah masih sulit dalam menjangkau akses menuju Fasilitas Kesehatan,

biaya persalinan yang cukup mahal untuk sebagian ibu hamil yang masuk

dalam ekonomi kelas bawah, dan status paritas yang merupakan menjadi

sebuah pengalaman bagi ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan anak

selanjutnya atau mungkin kehamilan yang masuk kedalam kehamilan yang

berisiko. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI dipengaruhi oleh

biaya dan keberadaan/jarak (Nenny, 2004 dikutip dalam Hilda 2015).

5
Puskesmas Cikalongkulon merupakan satu-satunya puskesmas

perawatan yang berada di Kecamatan Cikalongkulon. Wilayah kerja

puskesmas Cikalongkulon merupakan cakupan wilayah cukup besar yakni 12

Desa, namun hal ini tidak diimbangi dalam pemanfaat fasilitas kesehatan

untuk persalinan. Pernyataan tersebut dinyatakan dengan data yang berada di

Puskesmas Cikalongkulon bahwa 5 tahun terakhir sebanyak 72,3%

(Puskesmas Cikalongkulon, 2016).

Di Desa Cinangsi masih menduduki peringkat pertama dalam

presentase persalinan di rumah sebanyak 78,7% dengan jumlah ibu hamil

terbanyak. Dilihat dari presentase persalinan dirumah merupakan akar dari

permasalahan yang ada (Puskesmas Cikalongkulon, 2016). Tempat yang ideal

dalam melakukan persalinan adalah di fasilitas kesehatan yang dimana

apabila terjadi komplikasi petugas kesehatan bidan/perawat dapat langsung

menindak lanjuti, berbeda dengan lain hal apabila dilakukan persalinan di

rumah (Hilda, 2015).

Di Desa Cinangsi sendiri ketika dilakukan studi pendahuluan, pada 5

tahun terakhir faktor yang menjadi pengaruh adalah faktor predisposisi yaitu

umur yang tidak aman untuk persalinan, pendidikan yang rendah,

pengetahuan yang rendah, sikap dan budaya, faktor pendukung yaitu, akses

yang sulit menuju fasilitas kesehatan, biaya yang tidak terjangkau disebabkan

karena pendapatan yang rendah, faktor pendukung yaitu berkaitan dengan

dukungan suami, merupakan hal yang masih mendasari dalam pemilihan

tempat persalinan (Puskesmas Cikalongkulon, 2017). Sehingga terjadi

6
kemungkinan untuk meningkatnya kematian ibu di wilayah tersebut.

Sehingga hal tersebut mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di

wilayah tersebut.

Berdasarkan fenomena dan studi pendahuluan di atas, peneliti tertarik

dengan melakukan penelitian dengan judul faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

B. Rumusan Masalah

Persalinan yang dilakukan oleh ibu hamil trimester III di fasilitas

kesehatan hanya mencapai 47,7% jadi masih ada 52,3% ibu hamiltrimester III

melakukan persalinan di rumah, angka tersebut masih jauh dari angka yang di

targetkan oleh MDG’s.

Hal ini berkaitan dengan pemilihan tempat persalinan yang salah. Dari

angka pencapaian persalinan di fasilitas kesehatan rendah di;pengaruhi oleh

beberapa faktor penyebab, sehingga ibu hamil trimester III memilih tempat

persalinan yang salah. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di wilayah tersebut dengan judul penelitian faktor-

faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat perslainan pada ibu hamil

trimester III di Desa Cinangsi Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur.

Dengan rumusan masalah apakah ada hubungan antara Faktor-Faktor Degan

Pemilihan Tempat Persalinan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Desa Cinangsi

Kecamatan Cikalongkulon Kabupaten Cianjur?

7
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan tempat

persalin pada ibu hamil trimester III di desa cinangsi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umur ibu hamil trimester III pada pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

b. Mengetahui gambaran pendidikan ibu hamil trimester III pada

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

c. Mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil trimester III pada

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

d. Mengetahui gambaran sikap ibu hamil trimester III pada pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

e. Mengetahui gambaran budaya ibu hamil trimester III pada pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

f. Mengetahui gambaran akses menuju fasilitas kesehatan ibu hamil

trimester III pada pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil

trimester III di Desa Cinangsi

g. Mengetahui gambaran biaya ibu hamil trimester III pada pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

8
h. Mengetahui gambaran pendapatan ibu hamil trimester III pada

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

i. Mengetahui gambaran dukungan suami ibu hamil trimester III pada

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

j. Mengetahui gambaran dukungan petugas kesehatan ibu hamil

trimester III pada pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil

trimester III di Desa Cinangsi

k. Mengetahui hubungan umur ibu hamil trimester III dengan pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

l. Mengetahui hubungan pendidikan ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

m. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

n. Mengetahui hubungan sikap ibu hamil trimester III dengan pemilihan

tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa Cinangsi

o. Mengetahui hubungan budaya ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

9
p. Mengetahui hubungan akses menuju fasilitas kesehatan ibu hamil

trimester III dengan pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil

trimester III di Desa Cinangsi

q. Mengetahui hubungan biaya persalinan ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

r. Mengetahui hubungan pendapatan ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

s. Mengetahui hubungan dukungan suami ibu hamil trimester III dengan

pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil trimester III di Desa

Cinangsi

t. Mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan ibu hamil

trimester III dengan pemilihan tempat persalinan pada ibu hamil

trimester III di Desa Cinangsi

D. Manfaat Penilitian

1. Manfaat aplikatif

a. Bagi masyarakat, masyarakat memahami tempat persalinan yang aman

bagi ibu dan bayinya

b. Bagi puskesmas, sebagai bahan peningkatan kualitas KIA khususnya

dalam penangannan persalinan.

10
2. Manfaat Teoritis

Hasil penilitian ini, diharapkan untuk menjadi penambah wawasan

dalam ilmu keperawatan, khususnya dalam bidang ilmu maternitas.

3. Mafaat Metodologis

Penulis harap hasil karya ilmiah ini sebagai acuan untuk peneliti

selanjutnya dan memperdalam kembali senam hamil, dan menghilangkan

kendala-kendala yang penulis alami.

11

Anda mungkin juga menyukai