Iman Kepada Hari Kiamat
Iman Kepada Hari Kiamat
Npm : 183112351650009
"Segala sesuatu akan binasa, kecuali Zat-Nya. Bagi-Nya hukum dan kepada-Nya
kamu semua akan dikembalikan." (A1-Qasas, 28:88) Musnahnya kehidupan secara
berangsur- angsur, berhentinya alam semesta mengembang dan akan berkontraksi
kembali ke titik awal kejadiannya merupakan bukti nyata adanya hukum
ketidakkekalan yang berlaku bagi setiap ciptaan Allah. Bagi orang yang beriman dan
berilmu, kejadian itu merupakan bukti kemahakuasaan Allah dan ke fanaan
kehidupan duniawi.
ُّون ْ ّل ي
َ ُظلَ ُم َُّ ت َو ُه ُّْم َ ّللاِ ُّۚ ث َُُّم ت ُ َوفَىُّ ُكلُّ نَ ْفسُّ َما َك
ُّْ َسب َُّ ون فِي ُِّه إِلَى
َُّ َُواتَقُوا يَ ْو ًما ت ُ ْر َجع
"Takutilah suatu hari, yang pada hari itu karnu akan dikembalikan kepada Allah
kemudian setiap orang akan dibalasi dengan sempurna segala amal perbuatannya,
sedangkan mereka sedikit pun tidak akan dianiaya". (Al-Baqarah, 2:281)
Dengan memperhatikan firman Allah tersebut di atas, jelaslan bahwa Hari Kiamat itu
pasti datang. Kehidupan dunia ini akan diganti dengan kehidupan akhirat yang kekal
abadi.
Gambaran kiamat yang diberikan Allah dalam Alquran antara lain: bumi hancur
lebur, segala isinya keluar, gunung-gunung menjadi debu, orang tua tidak
memperdulikan anak-anaknya dan anak-anak tidak lagi mengenal orang tuanya.
Apabila sur (sangkakala) telah ditiup maka sernua urnat manusia mulai dari Nabi
Adam a.s. sampai manusia terakhir yang menempati alam ini berkumpul untuk
diperhitungkan dan mempertanggung jawabkan seluruh perbuatannya di hadapan
Allah yang maha adil .
Mahkamah Agung Tuhan ini berlangsung dengan seadil-adilnya sehingga tidak ada
satu pun perbuatan manusia yang terlewat dari pengamatan Allah, dan tidak ada
seorang pun yang diperlakukan tidak adil.
2.Siksa Neraka
Manusia yang mengingkari kebenaran Allah akan menjalani masa yang panjang
dalam siksaan yang tak terkirakan pedihnya. Siksa itu diterimanya bukanlah karena
Allah tidak sayang kepadanya, melainkan karena ia sendirilah yang tidak sayang
kepada dirinya. Gambaran tentang siksa neraka itu telah disampaikan Allah dalam
Alquran, beberapa di antaranya ialah:
3.Kenikmatan Surga
Kaum muslimin ahli surga digambarkan Allah sebagai "golongan. kanan", yang
menikmati pahala surga sebagai balasan ketakwaannya ketika hidup di dunia. Allah
berfirman:
ُّ) َو ِظلُّ َم ْم٢٩) ُّضود ُ ط ْلحُّ َم ْنَ ) َو٢٨) ُّضود ُ خ ُّْ ) فِي ِسدْرُّ َم٢٧) ين ُِّ اب ْاليَ ِم
ُُّ ص َح ُِّ اب ْاليَ ِم
ْ َ ين َما أ ْ َ َوأ
ُُّ ص َح
٣) ُّعة َ ) َوفُ ُرشُّ َم ْرفُو٣٣) ُّعة َ عةُّ َوّل َم ْمنُو َ طو ُ ) ّل َم ْق٣٢) ُّيرة َ ِ) َوفَا ِك َهةُّ َكث٣١) ُّ) َو َماءُّ َم ْس ُكوب٣٠) ُّدُود
)٣٧) ع ُربًا أ َُّتْ َرابًاُ )٣٦) ارا ً ن أ َ ْب َك َُّ ) إِنَا أ َ ْنشَأْنَا ُه٤
َُّ ) فَ َجعَ ْلنَا ُه٣٥) ن إِ ْنشَا ًُّء
"Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara
pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya),
dan naungan yang terbentang luas dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang
banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur
kasur yang tebal lagi empuk". (Al-Waaqiah, 56:27-34)
Lukisan tentang kenikmatan surga dan kepedihan siksa neraka ber- ulang-ulang
disampaikan Allah dalam Alquran maupun oleh Rasulullah saw. dalarn hadisnya.
Orang-orang yang betul-betul beriman kepada Hari Akhirat dengan pahala (surga)
dan siksanya (neraka) pasti akan ber-lomba-lomba untuk berbuat kebajikan dan
sebaliknya, akan berpikir seribu kali sebelum ia berbuat maksiat. Maka iman kepada
Hari Akhirat akan memberikan dampak positif kepada tata kehidupan manusia.
Sudah diakhiri adanya wahyu matluw; Al-Quran adalah wah vu matluw yang terakhir.
Adapun wahyu jenis yang lain masih tetap ada sampai akhir zaman itu dise but saja
ilham/kasyf rukyah shadiqah, tidak boleh lagi disebut wahyu (ingat: Nabi Muhammad
saw dan Al-Quran adalah nabi /rasul dan kitab suci/ wahyu terakhir!).
5. Hari Akhirat
Islam mengajarkan riwayat hidup seseorang tidaklah ber- akhir dengan kematiannya
di dunia ini; yang berakhir adalah masa ujian untuk mengetahu siapa yang mau
berjuang untuk kebaikan dan siapa yang berjuang untuk kesengsaraan. Kema- tian
adalah perpisahan roh dengan tubuh; tubuh kembali men- jadi tanah, sedangkan roh
tetap hidup dengan tubuh baru yang tidak bersifat materi. Roh yang terpisah dari
jasad itu bahkan memiliki kesadaran yang lebih tajam; ia menjadi sangat sadar
dengan nilai dirinya sebagai makhluk Tuhan. Ia, karena telah memiliki kesadaran
yang tajam, menjadi sangat berbahagian, bila ia insafi dirinya sebagai manusia yang
telah berjuang un- tuk kebaikan di dunia; atau ia menjadi sangat menyesal atau
bermuramdurja, karena menginsafi dirinya sebagai manusia yang telah banyak
berbuat dosa di dunia. Roh-roh manusia yang jahat inilah yang berharap supaya
diberi kesempatan kem- bali memasuki tubuh yang baru untuk hidup secara shaleh
di dunia; sebenarnya bukan manusia saja, tetapi roh-roh yang mati syahid juga
berharap bisa dihidup kan bersama tubuh kembali karena telah menginsafi benar
nikmat besar yang diperoleh dari uhan sebagai balasan bagi keadaan syahidnya.
Akan tetapi ha- rapan itu tidak dipenuhi Tuhan; tidak ada reinkarnasi!! atau ti- dak
ada kesempatan kedua, apalagi ketiga dan seterusnya, untuk hidup lagi di dunia.
Ujian hidup hanya sekali, tidak ada her!! Berbahagialah orang yang lulus dalam ujian
hidup di dunia ini, karena balasan atas kebaikannya tersedia pasti dalam hidup
beriku tnya. Sebaliknya sengsaralah manusia yang tidak lulus dalam ujian di dunia,
karena yang menunggu dalam hidup kedua di alam Barzakh dan Akhirat adalah
balasan yang setimpal bagi kejahatannya.
Dalam Al-Quran, kehidupan di Hari Akhirat itu digambar- kan dengan gambaran
yang bersifat fisik, baik mengenai kebang- kitan jasmani, kehidupan di neraka,
maupun kehidupan di surga. Meskipun demikian kehidupan sesudah mati di dunia
ini, yakni kehidupan di Alam Barzakh dan Akhirat, lain sama sekali dari kehidupan di
dunia ini. Barzakh adalah alam arwah setelah ber- pisah dari tubuh, disebut juga
Alam Kubur. Setelah dunia ini han- cur lebur dan semua manusia telah mati, maka
bermulalah Hari Akhirat itu. Para arwah manusia yang berada di Barzakh selanjut-
nya memasuki Hari Akhirat. Setelah dimaklumi hasil perhi- tungan buruk-baik, maka
man usia yang kebai kanny a lebih ba- nyak dari kejahatannya akan hidup dalam
keadaan yang menye- nangkan (surga) dan mereka yang lebih bany ak jahatnya
akan sengsara (dalam neraka). Karena hidup Akhirat itu lain sama se- kali dari
kehidupan dunia ini, ada ulama yang berpendapat bah- wa tubuh man usia di Akhirat
ini tidak bersifat materi kasar seperti di dunia ini.
6. Qadar-Taqdir- Qadha Tuhan
Pada intinya ketiga kata itu maksudnya sama, yaitu ketentu- an, ketetapan, atau
keputusan Tuhan. Seperti telah pernah di- singgungnya, hanya kehendak Tuhanlah
y ang berjalan dalam alam ini. Hukum-hukum yang dicari/dike tahui oleh se gen ap
ilmuwan tidak lain dari Qadar-Taqdir-Qadha Tuhan. Hukum alam yang berlaku
dalam alam ini, berarti Qadar-Taqdir-Qadha Tuhan yang berlaku dalam alam ini. Ada
qadar baik dan qadar buruk bagi manusia, berarti ada ketentuan yang membawa ke-
baikan kepada manusia dan ada ketentuan yang membawa ke- pada kesengsaraan.
Hukum-hukum Tuhan yang tertera dalam A-Quran al Karim juga Qadar atau Taqdir
Tuhan. Yang ditak- dbaik adalah perbuatan-perbuatan yang diperintah kan-Nya dan
yang ditakdirkan buruk adalah semua yang dilarang-Nya. Kita manusia yang hidup di
bumi ini ditakdirkan sebagai makh- diuji, karena itu kita ditakdirkanya bebas dalam
arti bisa memilih takdir yang baik, yakni mengerjakan perintah- perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, dan bisa pula umemi- lih takdir yang buruk, yaitu
mengerjakan larangan-Nya dan me- enggar perintah -Nya. Kita disuruh supaya
menggunakan alam .