Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun 2007

sebanyak 18.960.000 jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa

pada tahun 2009. Sering dengan proses menua tersebut, tubuh

akan mengalami berbagai masalah kesehatan yang desebut ebagai

penyakit degeneratif. Salah satu contohnya adalah penyakit darah

tinggi yang merupakan factor resiko utama dari perkembangan

penyakit jantung atau stroke, dan disebut sebagai “the silent

disease” karena tidak terdapat tanda-tanda atau gejala yang dapat

dilihat dari luar. (pangaribuan & barawi, 2016).

Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang

tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem

akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun

proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak

sorang pun mengetahui dengan pasti penyebabnya penuaan atau

mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Teori

penuaan sampai saat ini juga belum ada yang menerangkan secara

keseluruhan tentang fenomena ini, (Pudjiastuti & Utomo 2003).

Lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap

penyakir-penyakit degeneratif, seperti Penyakit Jantung Koroner

(PJK), hipertensi, diabetes militus, gout (rematik) dan kanker. Salah

satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah hipertensi.

1
Prewalensi hipertensi ringan sebanyak 68,4% (diastolik 95-

104mmHg), hipertensi sedang sebesar 28,1% (diatolik 105-

129mmHg), hipertensi berat sebanyak 3,8% (diatolik sama atau

lebih besar dengan 130mmHg). (Dinata, 2015).

Hipertensi pada lansia dapat dicegah atau diobati. Ada

berbagai cara untuk mengobati hipertensi , antara lain dengan

mengkonsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah, pengaturan

pola makan, olahraga, mengurangi stres menghindari alcohol,

merokok (Dinata, 2015).

Senam yoga juga menstimulasi pengeluaran hormone

endorphin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilakan tubuh

pada saat relaks/tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susunan

saraf belakang. Hormone ini dapat berfungsi sebagai obat

penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa

nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk

mengurangi tekanan darah tinggi. Olahraga dapat terbukti dapat

meningkatkan kadar endorphin empat sampai lima kali dalam darah

sehingga semakin banyak melakukan senam maka akan semakin

tinggi pula kadar b-endorpin. Ketika seorang melakukan senam,

maka b-endorpin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor didalam

hipotalamus dan dan system limbik yang berfungsi untuk mengatur

emosi. Peningkatan b-endorpin terbukti berhubungan erat dengan

penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu

2
makan, kemampuan seksual, tekanan darah dan pernafasan

(Dinata, 2015).

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat

dirumuskan masalah yaitu “pengaruh senam yoga terhadap

penurunan hipertensi pada lansia ?

III. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh senam yoga terhadap penurunan tekanan darah

pada lansia

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan senam yoga

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia.

b. Untuk mengetahui gambaran pengaruh senam yoga

terhadap penurunan hipertensi pada lansia.

c. Untuk mengatahui hubungan senam yoga terhadap

penurunan hipertensi pada lansia.

IV. Manfaat Penelitian

1. Institusi

Dapat digunakan sebagai literatur, bahan diskusi, bahan

rujukan bagi peneliti selanjutnya dan sumber informasi dalam

meningkatkan ilmu keperawatan.

3
2. Senam Yoga dan Lansia

Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman terhadap

upaya untuk memberikan dukungan kepada lansia dalam

melakukan senam yoga agar pengaruh hipertensi kepada lansia

berkurang.

3. Tempat Penelitian

Sebagai gambaran di daerah tersebut mengenai upaya

dalam melakukan senam yoga terhadap penurunan tekanan

darah terdap lansia.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Masalah Umum

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yahni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manisia diperileh dari mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2011)

Pengetahuan merupakan do,aim yang sangat penting

dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Karena dari pengalaman dan penilitian ternyata perilaku

yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang

tersebut terjadi proses yang beruntung, yang disebut AIETA,

yaitu :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

(objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek

tersebut. Disini sikapa subjek sudah mulai timbul.

5
c. Evaluations (manimbang-nimbang) terhadap baik dan

tidaknya stimulus tersebut dirinya. Hal ini berarti sikap

responden lebih baik lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

2. Konsep Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan tenaga yang digunakan

oleh darah terhadap setiap satuan Darah dinding pembulu

darah. Bila orang mengatakan bahwa tekanan dalam satuan

pembuluh darah adalah 50mm (Guyton, 2001).lebih

terperinci lagi dijelaskan bahwa tekanan darah (Bp=blood

pressure) yang dinyatakan dalam mili liter (mm) merkuri (Hg)

besarnya tekanan yang dilakukan oleh darah pada dinding

arteri.

Saat berdenyut jantung memompa darag kedalam

pembuluh dara tekanan meningkat yang kemidian disebut

darah sistolik. Saat jantung rileks, tekanan darah turun

hingga tingkat terendahnya, yang disebut tekanan darah

diastolik (Dinata, 2015).

Hipertensi terjadi karena adanya perunahan struktur

dan fungsi pada system pembuluh perifer yang bertanggung

jawab pada perubahan tekanan darah. Perubahan tersebut

6
meliputi aterosklesis, hilang elastisitas jaringan ikat dan

penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah, yang dapat

mengakibatkan menurunnya kemampuan distensi dan daya

regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri

besar berkurang kemampuan untuk mengakomodasi volume

darah yang dipompa oleh jantung. Hal ini mengakibatkan

penurunan curah jantung dan peningkatan tahapan periver

yang menyebabkan tekanan tekanan darah dan nadi

istirahat menjadi tinggi. (pangaribuan & bermawi, 2016).

Pada lansia hipertensi juga bisa dipicu karena

gangguan metabolisme. Pengaturan metabolisme kalsium

yang mulai terganggu sehingga banyak kalsium yang

beredar didalam darah menyebabkan darah menjadi lebih

padat sehingga tekanan darah menjadi meningkat. Factor

lain yang menyebabkan reponden mengami hipertensi pada

penelitian ini adalah karena ketidak patuhan terhadap diet

rendah garam.

Badan kesehatan dunia WHO pada tahun 2012

hipertensi mencapai jumlah 839 juta. Prevalensi hipertensi

diperkirakan akan terus meningkat mencapai 1,15 milyar

pada tahun 2025. Data riskesdes tahun 2013 didapatkan

hipertensi di Indonesia mencapai 25,8%. Menurut WHO

tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dianggap tinggi.

7
Hipertensi dapat dilakukan perawatan secara

farmakologi dan nonfarmakologi. Peran perawat dalam

pemberian asuhan keperawan adalah membantu penderita

hipertensi untuk mempertahankan tekanan dara pada tingkat

optimal dan meningkatkan kualitas cesara maksimal dengan

cara memberikan intervensi keperawatan. Perawatan

farmakologi yang diberikan yaitu pemberian diuretic tiazide,

penghambat adrenergk, angiotensin converting enzyme

inhibitor (ACE-Inhibitor), angiotensin-II-blocker, antagonis

kalsium, vasodilator. Berbagai cara untuk menciptakan

keadaan rileks dengan terapi relaksasi seperti meditasi, yoga

atau hypnosis yang dapat yang dapat mengontrol sistem

saraf sehingga dapat mengontrol sistem saraf, sengga dapat

menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi pengaruh terapi Toga terhadap Hipertensi

Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan klarifikasi

menurut WHO. (Prawesti, Rimawati, Nurcayani, 2013).

3. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah seseorang tidak konsisten sepanjang

hari karena dipengaruhi oleh banyak factor, seperti usia,

stress, medikasi, variasi diurnal dan jenis kelamin (Dinata,

2015).

a. Usia

8
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap

orang mengalami kenaikan tekanan darah. Tekana

sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun,

sedangkan tekanan diastolic terus meningkat sampai 55-

60 tahun kemudian berkurang secara perlahan atau

menurun drastis. Pengaruh usia terhsdsp tekanan darah

dapat dilihat dari aspek pembulu darah yaitu semakin

bertambah usia akan menurunkan elastisitas pembuluh

darah arteri perife sehingga meninggatkan resestensi

atau tahanan perifer akan meningkatkan tekanan darah

(Dinata, 2015).

b. Stres

Rasa cemas, takut, dan stress emosi meningkat

stimulasi saraf otonom simpatik yang meningkatkan

volume darah, curah jantung dan tekanan vascular

perifer. Efek stimulasi saraf bagianb simpatik ini dapat

meningkatkan tekanan darah. (Dinata, 2015).

c. Medikasi

Banyak medikasi yang secara lansung maupun tidak

lansung mempengaruhi tekanan darah, seperti

anthipertensi, dan analgesic narkotik yang dapat

menurunkan tekanan darah. (Dinata, 2015).

9
d. Variasi Diurnal

Tingkat tekanan darah berubah-rubah sepanjang hari

dan tidak ada orang yang pola dan derajat variasinya

sama. Tekanan darah paling tinggi di waktu pagi hari dan

paling rendah pada saat tidur malam hari yang dapat

mencapai 80-90 mmHg sistolik dan 40-60 mmHg diastolic

(Dinata, 2015).

e. Jenis kelamin

Secara klinis tidak ada perbedaan yang signivikasikan

dari tekanan darah pada anak laki-laki atau perempuan.

Setelah pubertas, pria cenderung memiliki tekanan darah

yang lebih tinggi, sedangkan setelah menopause manita

cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggri

daripada pria pada usia tersebut. Peningkatan tekanan

darah pada lansia juga merupakan pengaruh dari proses

penuaan yang menyebabkan terjadinya perubahan dan

penurunan fungsi pada sistem kardiovaskuler, seperti

katup jantung akan menebal dan menjadi kaku, dan

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

sehingga tekanan darah meningkat. Tekanan darah tinggi

(Hipertensi) merupakan salah satu faktor resiko penting

yang bisa dimodifikasi, yang menyebabkan terjadinya

penyakit arteri karonaris (coronary artery disease) dan

stroke. Selain tekanan darah tinggi, faktor resiko yang

10
juga menyebabkan terjadinya penyakit jantung,

diantaranya makanan berkolestrol, kebiasaan merokok,

aktivitas fisik yang kurang, kegemukan, diabetes,

kebiasaan asupan garam berlebihan, kebiasaan minum

alcohol, ransangan kopi yang berlebihan, dan faktor

keturunan (Dinata, 2015).

4. Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan darah pada orang dewasa dikasifikasikan seperti

yang tercantum di Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah usia dewasa (> 18 tahun)

dan lansia

Klasifikasi Sistol (Mmhg) Diastoli (mmHg)

Hipotensi <100 <80

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi :

Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 140-180 90-105

Stadium 2 (hipertensi Sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (hipertensi berat) 180-109 110-119

Stadium 4 (Hipertensi Maligna) ≥ 210 ≥210

Sumber : (Dinata, 2015 & WHO)

11
5. Regulasi/Pengaturan Tekanan Darah

Secara umum tekanan darah dapat dibedakan menjadi

dua yaitu pengaturan tekanan darah untuk jangka waktu

pendek dan pengaturan tekanan darah untuk jangka waktu

panjang.

a. Pengaturan tekanan darah jangka pendek

1) Sistem saraf

Sistem saraf mengontrol tekanan darah

dengan mempengaruhi tekanan. Control ini bertujuan

untuk mempengaruhi distribusi darah sebagai repon

terhadap peningkatan kebutuhan bagian tubuh yang

spesifik, dan mempertahankan tekanan arteri rata-rata

(MAP/Maen Arterial Pressure) yang adehuat dengan

mempengaruhi diameter pembulu darah. Umumnya

control sistem saraf terhadap tekanan darah

melibatkan baroreseptor, dan pusat otal tertinggi

(hipotalamus dan serebrum) (Dinata, 2015).

2) Kontrol kimia

Kadar oksigen dan karbon dioksida membantu

meregulasi tekanan darah melalui reflex

kemoreseptor. Beberapa kimia darah juga

mempengaruhi tekanan darah kerja pada otot polos

atau pusat vasomotor. Hormone yang penting dalam

pengaturan tekanan darah adalah adrenal

12
(norepinefrin dan epinefrin), natriuretik atrium,

hormone antidiuretik, angiotensin II, dan nitric oxide

(Dinata, 2015).

b. Pengaturan darah jangka panjang Baroreseptor san

organ ginjal berperan untuk pengaturan tekanan darah

jangka panjang. Baroreseptor dengan cepat beradaptasi

untuk meregulasi terhadap peningkatan atau penurunan

tekanan darah yang berlansung lama. Organ ginjal

mempertahankan keseimbangan tekanan darah secara

lansung dan secara tidak lansung. Mekanisme sevcara

lansung dengan meregulasi volume darah rata-rata 5

liter/menit, sementara secara tidak lansung dengan

melibatkan mekanisme rennin angiotensin. Pada saat

tekanan darah mernurun ginjal akan mengeluarkan enzim

rennin ke dalam darah yang akan mengubah angiotensin

menjadi angiotensin II yang mwerupakan vosokontrikor

kuat. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah sistemik,

meningkatkan aliran darah ke ginjal (Dinata, 2015).

6. Lanjut Usia (lansia)

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses

menua. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia

menurut Badan Koordinasi Keluarga Bencana Nasional ada

tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi,

aspek ekonomi, dan aspek sosial

13
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah

penduduk yang mengalami proses penuaan yang secara

terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya

tahan tubuh yaitu semakin rentannya serangan terhadap

penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini

sebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi

sel, jaringan, serta sistem oragan. Secara ekonomi

penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban

daripada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan

bahwa kehidupan masatua tidak lagi memberikan manfaat,

bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan

masa tua seringkali dipersepsikan secara negativ sebagai

beban keluarga dari masyarakat (Dinata, 2015).

Masa tua adalah satu dimana orang merasa puas

dengan keberhasilan lainnya, tetapi bagi orang lain, periode

ini adalah pemulaan kemunduran. Usia tua dipandang

sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi

dan social sangat tersebar luas dewasa ini. Bahwa kelompok

lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogeny. Usia

tua dialami dengan cara yang berbeda-beda. Ada orang

yang berusia lanjut yang mampu melihat arti penting usia tua

dalam konteks ekstensi manusia, yaitu sebagai masa hidup

yang memberi mereka kesempatan untuk tumbuh

berkembang dan bertekad berbakti. Ada juga lanjut usia

14
yang memandang usia tua dengan sikap-sikap yang berkisar

antara kepasrahan yang pasif dan pembrontakan,

penolakan, dan keputusan (Dinata, 2015).

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menggolongkan

lanjut usia menjadi empat yaitu ; usia pertengahan 45-59

tahun, lanjut usia 60-74 tahun, lanjut usia tua 75-90 tahun,

dan usia yang paling tua 90 tahun. Batasan lanjut usia yang

tercantum dalam undang-undang No 4 yahun 1965 tentang

pemberian bantuan penghidupan orang jompo, bahwa yang

berhak mendapatkan bantuan adalah mereka yang berusia

56 tahun keatas

7. Konsep Lanjut Usia

Usia lanjut adalah suatu prose salami yang tidak

dapat dihindarkan. Proses menjadi tua disebabkan oleh

faktor biologik yang terdiri dari tiga fase yaitu fase regresif,

fase stabil, fase regresi. Dalam fase regresif mekanisme

lebih kearah kemundurang yang dimulai dalam sel,

komponen terkecil manusia. Sel-sel menjadi aus karena

lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang

dominan dibandingkan dengan terjadinya pemulihan.

Didalam sruktur anatomi proses menjadi tua terlihat sebagai

kemunduran didalam sel. Proses ini berlansung secara

alamiah, terus menerus dan berkesinambungan, yang

selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomi,

15
fisiologis dan biokimia pada jaringan tubuh dan akhirnya

akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara

keseluruhan pada tahun 1977 Birren dan Jenner

Mengusulkan untuk membedakan antara :

a. Usia biologis yaitu jangka waktu seseorang sejak lahir

berada dalam keadaan hidup, tidak mati.

b. Usia psikologis yaitu kemampuan seseorang untuk

mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi

yang diharapkan

c. Usia social yaitu peran yang diharapkan atau diberikan

masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan

usianya. Ketiga hal ini saling mempengaruhi dan

prosesnya saling berkaitan.

Menjadi tua ditandai dengan kemunduran-kemunduran

biologis yang terlihat sebgai gejala-gejala kemunduran

fisik antara lain :

1) Kulit mulai mengedur dan pada wajah timbul keriput

serta garis-garis yang menetap.

2) Rambut mulai berubah dan jadi putuh.

3) Penglihatan dan pendengaran berkurang.

4) Mudah lelah.

5) Gerakan menjadi lambat dan kurang lincah.

6) Kerampingan tubuh menghilang, disana sini terjadi

timbunan lemak terutama dibagian perut dan pinggul.

16
8. Perunahan kondisi fisik

Meskipun perubahan dari tingkat sampai kesemua sistem

organ tubuh, diantaranya sistem pernapasan, sistem

pengaruh tubuh dan lain-lain. Masalah-masalah fisih sehari-

hari yang sering ditemukan pada lanjut usia adalah sebagai

berikut:

a. Mudah jatuh

b. Mudah lelah

c. Kekacauan mental akut

d. Nyeri pada dada, berdebar-debar

e. Sesak nafas pada saat melakukan aktifitas fisik

f. Pembengkakan pada kaki bawah

g. Nyeri pinggang atau punggul dan pada sendi panggul

h. Sulit tidur dan sering pusing

i. Berat badan menurun

j. Gangguan pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan

sukar menahan air pancing

Perubahan fungsi organ yang terjadi akibat proses

penuaan, secara umum dijumpai penurunan fungsi

seacara menyeluruh. Perubahan fungsi organ yang

terjadi pada lansia adalah sebagai berikut:

1) Sistem integument

Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak,

kulit kering dan kurang elastis karena menurunnya

17
cairan dan hilang jaringan adipose, kelut pucat dan

tedapat bintik-bintik hitan akibat menurunnya aliran

darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang yang

memproduksi pigmen kuku pada jari tangan dan kaki

menjadi tebal dan rapu, rambut menipis dan botak,

kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya

2) Temperature tubuh

Teperatur tubuh menurun akibat kecepatan

metabolisme yang menurun, keterbatasan reflek,

mengggigil dan tidak dapat dapat memproduksi panas

yang banyak diakibatkan eloh merendahnya aktifitas

otot.

3) Sistem moskuloskeletal, kecepatan dan kekuatan otot

skeletal berkurang, pengecilan otot akibat

menurunnya serabut otot.

4) Sistem pengideraan (pengecapan dan pembau),

menurunnya kemampuan atau leakukan pengecapan

dan pembauan, sensitifitas terhadap empat rasa

menurun setelah 50 tahun.

5) Sistem perkemihan

Ginjal mengecil, nefron menjadi atropi, aliran

darah menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang

akibatnya kurang mampu mematikan urine, BJ urun

menurun, proteinurua, BUN meningkat, ambang ginjal

18
terhadap glukosa meningkat, kandung kemih sulit

dikosongkan pada pria akibatnya tetensi urin

ukurannya membesar dari biasanya dan jumlah

berkurang, serta berkurangnya reflek batuk.

6) Sistem gastro intestinal

Kehilangan gigi, indra pengecap menurun, esophagus

melebar, rasa lapar menurun, asam lambung

menurun, waktu pengosongan lambung menurun,

perisaltik lemah sehingga dapat mengakibatkan

konstipasi, kemampuan absorpsi menurun, hati

menegcil, produksi saliva menurun, produksi HCL dan

pepsin menurun pada lambung.

7) Sistem penglihatan

Kornea lebih berbentuk selindris, spingter pupil

timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar,

lensa menjadi keruh, meningkatnya ambang

penglihatan sinar (daya adaptasi terhadap kegelapan

lebih lambat, susah melihat cahaya gelap). Berkurang

atau hilangnya daya akomudasi, menurunnya lapang

pandang, berkurang luasnya pandangan, berkurang

sensifitas terhadap warna.

8) Sistem pendengaran

Presbiakusis atau berkurangnya pendengaran pada

lanjut usia, membrane timpani menjadi atropi

19
menyebabkan otoklerosis, penumpukan serumen

hingga mengeras kerana peningkatan kratin,

berkurangnya persepsi nada tinggi.

9) Sistem saraf

Berkurangnya berat otak hingga 10-20% berkurangya

sel kortikal, reaksi menjadi lambat, kurang sensitive

menjadi lambat, berkurangya aktifitas sel,

bertambahnya waktu jawaban motoring, hantaran

neuron motorik melamah, kemunduran fungsi syaraf

otonom.

10) Sistem endokrin

Produksi hampir semua hormone menurun, fungsi

paratiroid dan sekresi tidak berubah, berkurangnya

ACTH, TSF, FSH, LH, menurunnya aktifitas tiroid

akibatnya produksi aldosteron, menurunnya sekresi

hormone, progesterone, estrogen, dan aldosteron,

bertambahnya insulin

11) Sistem reproduksi

Selaput lendir vagina kering atau menurun,

menciutnya ovarium dan uterus, atropi payudara,

testis masih dapat memproduksi, meskipun adanya

penurunan berangsur-angsur dan dorongan seks

menetap sampai diatas usia 70 tahun, asal kondisi

20
kesehatan baik, penghentian produksi ovum pada sat

menopaus.

12) Sistem kardiovaskular

Jantung normal yang menua pada lanjut usia masih

normal menghasilkan curah jantung secara normal

pada suasana biasa, tetapi kemampuannya

merespons situasi yang menimbulkan stress

fisikmaupun mental menurun. Perubahan yang terjadi

pada sistem kardiovaskuler dapat dipahami dari organ

jantung dan pembuluh darah. Pada lansia jantung

kirinya mengalami pengecilan karena redahnya beban

kerja, terjadi penebalan dan kekakuan katup jantung,

serta terdapatnya jaringan ikat pada sistem hantaran

khusus jantung (nodus SA, AV, dan Brkas his). Hal ini

mengakibatkan panurunan kontraktilitas miokardium,

lamanya waktu pompa ventrikel kiri, dan perlambatan

sistem hantaran jantung. Ketup jantung menebal dan

menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah

menurun 1% per tahun mulai umur 30 tahun. Lanjut

usia juga menyebabkan pembuluh darah periver yang

meningkatkan tahanan perifer total (total perifer

resisten), (Dinata, 2015).

21
9. Senam Yoga

Senam yoga merupakan satu olahraga yang dapat

menurunkan tekanan darah. Senam yoga adalah sebuah

aktivitas di mana seseorang memusatkan seluruh pikiran

untuk mengontrol panca indranya dan tubuhnya secara

keseluruhan. Hal ini menyebabkan seseorang tersebut dapat

mengendalikan, mengatur dan berkonsentrasi untuk

menyelaraskan tubuh, jiwa dan pikiran kita. Selain itu senam

yoga dapat melancarkan aliran oksigen didalam tubuh

(Johan, 2011).

Yoga adalah suatu mekanisme penyatuan dari tubuh

(body), pikiran (mind) dan jiwa. Yoga mengkombinasikan

antara tehnik bernapas, relaksasi dan meditasi serta

pelatihan peregangan. Yoga dianjurkan pada penderita

hipertensi karena yoga memiliki eek relaksasi yang dapat

meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Sirkulasi

darah yang lancar, mengindikasikan kerja jantung yang baik.

(pangaribuan & bermawi, 2016).

Jika yoga memiliki efek menurunkan BP, ini bisa

berguna sebagai terapi tambahan selain perawatan medis.

Karena beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa yoga

secara positif kualitas dampak hidup dan kesejahteraan

subjektif [10-12], Pasien yang rutin berlatih yoga mungkin

juga mengalami kualitas hidup yang lebih baik. Hal baru dari

22
penelitian ini adalah bahwa hal itu adalah per-terbentuk di

tempat perawatan primer dimana kebanyakan pasien

dengan hipertensi dirawat. Tujuan penelitian terkontrol yang

cocok ini adalah untuk tentukan efek yoga terhadap BP dan

kualitas hidup di Indonesia pasien dalam perawatan

kesehatan primer didiagnosis dengan hipertension. Tujuan

lainnya adalah untuk menyelidiki apakah ada perbedaannya

berpengaruh pada BP dan kualitas hidup jika yoga itu

dipraktekkan secara teratur dalam kelompok yang dipimpin

oleh seorang yoga di struktur atau jika pasien

mempraktekkan yoga program secara individu di rumah,

Wolff, dkk, 2013).

Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan

tersebut tidak sepenuhnya salah, sebab yoga memang induk

dari senam serta berbagai jenis, lari, usik, nyanyian bahkan

seni bercinta. “yuj” yang artinya menghubungkan atau

menyatuhkan. Secara horizontal berarti menyatukan badan,

pikiran, hati, dan jiwa dalam keselarasan yang alami.

Sedangkan dalam ventrikel berarti menyatukan kesadaran

diri kita dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. setiap orang dari

berbagai keyakinan dapat mempelajari teknik-teknik yoga.

Yoa bukan hanya didominasikan untuk orang dewasa. Anak

remaja dan anak-anakpun dapat melakukannya.

23
Yoga baik untuk meningkatkan untuk meningkatkan

diri, menajamkan pikiran, dan menjauhkan seseorang dari

emosi dan pikiran negative. Yoga berperan penting dalam

meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak,

menghilanhkan kepenatan, meningkatkan energi, dan vitalis,

meningkatkan kelenturan stamina tubuh dan membuatnya

stabil. Gerakan-gerakan yoga juga dapay memperlancar

sirkulasi darah. Selain hal itu juga meningkatkan kekebalan

tubuh.

Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada

tulang punggung. Menstabilkan fungsi kerja tubuh,

meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas stress,

memperluas rasa, memperbaiki sikap dan perilaku,

meningkatkan rasa percaya diri, memperlambat proses

penuaan diri, meningkatkan daya ingat, focus terhadap satu

masalah dan dan meningkatkan kesehatan secara

menyeluruh (holistik), keseimbangan kondisi fisik dan dan

kejiwaan seseorang dalam dirinya.

10. Manfaat Yoga

Aktifitas yoga padat seringkali menjadi alas an untuk

orang tidak berolahraga. Dan secara otomatis sulit untuk

mendapatkan kesehatan secara holisti, fisik dan psikis.

Namun ada baiknya kita meluangkan waktu untuk berolah

raga walaupun tidak setiap hari. Mungkin salah satunya

24
dengan alternative yang biasa dipilih seperti yoga. Bagi para

pekerja dan khususnya perawat hal ini bisa di lakukan.

Yoga merupakan seni olah tubuh yang berasal dari

india dan sudah terkenal di seluh dunia dimana tidak hanya

dapat menyembuhkan penyakit, yoga yoga juga dapat

memberikan ketenangan di jiwa akibat stress atau ketidak

seimbangan psikis. Banyak sekli manfaat yoga yang bisa

didapatkan dari yoga seperti :

1. Memperbaiki postur tubuh, postur tubuh yang awalnya

buruk menjadi baik lagi. Tulang punggung dan otot-otot

punggung sebagai penyangga rtubuh kita

2. Otot menjadi lebih kuat, dimana peran otot yaitu menjaga

tubuh dari penyakit seperti arthritis dan nyeri punggung.

Dengan otot yang kuat, kita juga akan menarik dilihat.

3. Melindungi tulang punggung, agar ruas-ruas tulang

belakang menjadi fleksibel.

4. Mencegah osteoporosis, dengan melakukan pose

downward atau upward faching dog dapat membantu

untuk menguatkan tulang lengan yang rentang terkena

osteoporosis.

5. Memperlancar peradaran darah, karena rasa rileks yang

didapat dari yoga membantu kelancaran sirkulasi darah

dalam tubuh, khususnya di tangan dan kaki.

25
6. Melindungi jantung, walaupun yoga tidak termasuk

senam aerobic, namun latihan yoga dapat menurunkan

tingkat jantung istirahat, meningkatkan stamina dan

memperbaiki asupan oksigen di dalam tubuh.

7. Mebersihkan limfa, yang merupakan cairan yang kaya

akan sel kekebalan tubuh. Dengan berlatih yoga dapat

membantu sistem limfatik, merusak sel-sel dari produksi

fungsi salular.

8. Menurunkan tekanan darah, yoga sangat baik bagi

penderita hipertensi.

9. Menurunkan gula darah dan kolestrol jahat, khususnya

pada penderita diabetes, yoga dapat menurunkan kortisol

dan kadar hormone adrenalin, menurunkan berat badan,

dan memperbaiki sensivitas pada insulin.

11. Jenis Dsan Gerakan Yoga

a. Meditasi

Yoga menganjurkan untuk meditasi. Meditasi

membuat kita mengenali diri kita sendiri. Tahap awalnya

adalah dengan menghayati aliran darah pada saat

melakukan gerakan yoga. Jika dengan yoga kita dapat

mulai mengenali sistem peradaran darah tubuh kita, yoga

dapat mengantarkan kepada pengenalan diri kita yang

sifatnya unconscious seperti diajurkan oleh jantung.

26
b. Asana (savasana)

Savasana adalah salah satu postur penting dalam

yoga. Postur (asana) tersebut sangat mudah dilakukan

namun secara fisik dan pikiran. Indiidu yang melakukan

akan terbebas dari tekanan dan kecemasan serta

mendapatkan ketenangan pikiran. Biasanya savasana

dilakukan di sesi penutup dalam rangkaian latihan yoga

sebagai sesi relaksasi.

Postur (asana) “savasana” yang secara harfiah “yoga

nidra” yang secara harfiah adalah yoga tidur terlihat

dalam gambar terlampir. Yoga nintra menurut (Dinata,

2015) merupakan posis relaksasi mendalam yang dapat

melepaskan ketegangan fisik, mental, emosi, dan

spiritual. Postur saasana dilakukan dengan berbaring

terlantang lurus dengan kedua kaki terentang menjauh

dan garis tengah tubuh. Kedua tangan terntang dikedua

sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap keatas.

Kepala bersandar dengan leher lurus tidak tertekuk

sehingga wajah/hidung mengarah lurus kea tap. Tulang

bahu harus lemas dengan harus terentang lebar

menyentuh lantai. Tulang ekor menyentuh lanbtai dengan

tulang punggung bawah tetap melengkung alami.

Mungkin akan terasa lebih nyaman jika meletakan

bantalan di bawah lengkukang leher atau punggung.

27
c. Relaksasi

Latihan relaksasi dan meditasi yoga mengikuti

tahapan persiapan awal yaitu memilih tempat yang

tenang, bersih dengan sirkulasi udara baik. Waktu latihan

yang terbaik yaitu fajar atau larut malam. Akan lebih baik

bila menggunakan pakaian longgar yang nyaman dan

bertelanjang kaki.

d. Padmasana (siddhasana)

Kebanyakan para yoga duduk dalam posisi

padmasana atau siddhasana ketika bermeditasi atas

Tuhan. Beberapa bahkan mermeditasi dengan

berbaring dalam posisi shavasana. Masih banyak lagi

asanayang lain. Semua asana ini dipraktekan denga

cara menarik nafas dalam-dalam di bawa bimbingan

seseorang guru yang ahli.

12. Senam Yoga Menurunkan Tekanan Darah

Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah

adalah dengan melakukan aktiitas fisik secara teratur.

Aktifitas fisik dapat meningkatkan tekanan darah. Naiknya

tekanan darah tersebut merupakan bagian dari proses untuk

mempersiapkan dan mempertahankan tubuh, karena selama

aktivitas terjadi peningkatan aliran darah ke otot-otot besar.

tubuh, tetapi kenaikan tersebut hanya sebentar dan bersifat

sementara.

28
Salah satu contih aktivitas fisik adalah olahraga atau

latihan jasmani. Olahraga yang dimaksudkan disini bukan

olahraga berat, seperti berlari, push-up, dan angkat berat.

Olahraga yang dimaksud adalah olahraga yang disesuaikan

dengan usia dana tekanan darah seseorang, karena jika

seseorang dengan usia lebih dari 60 yahun dan menderita

hipertensi melakukan olahraga berat mengakibatkan tekanan

darah meningkat ke tingkat yang membahayakan dalam

waktu singkat. Salah satunya jenis olahraga yang

bermanfaat dan tidak menimbulkan dampak buruk adalah

yoga.

Meditasi adalah salah satu tekhnik menengkan dan

memfokuskan pikiran. Meditasi bertujuan untuk membuat

tubuh lebih relaks. Dengan memfokuskan pikiran pada

sebuah pemikiran atau gambaran, sebuah kondisi pikiran

dapat menerima sumuah hal apapun yang masuk tanpa

harus di pertimbangkan.

Latihan peregangan secara teratur dapat menguatkan

otot jantung yang mengakibatkan jantung menjadi lebih

ringan. Latihan peregangan juga dapat meningkatkan

metabolisme lemak dengan penurunan kadar lipoprotein

densitas tinggi (HDL). Hal ini mengakibatkan, hambatan

pada dinding arteri menjadi berkurang dan kekuatan aliran

darah menjadi normal. Sehingga tekanan darah dapat

29
menurun. Salah satu sistem tubuh yang dapat mengontrol

tekanan darah adalah baroreseptor yang berarti merasakan

nilai tekanan darah. Ketika tekan darah turun, baroreseptor

bereaksi dengan meningkatnya denyut jantung dan respon

sistem saraf simpatik, sehingga pembuluh darah

berkontraksi dan tekanan darah dipertahankan.

Menurut (Dinata, 2015), hipertensi terjadi karena

baroreseptor mengatur ulang nilai dasar ditingkat yang lebih

tinggi dan mempertahankan nilai tekanan darahyang lebih

tinggi tersebut. Dapat mengatur ulang nilai baroreseptor

ketingkat yang lebih rendah dan lebih sehat.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

I. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, akan mengetahui pengaruh senam yoga

terhadap penurunan hipertensi, yang meliputi variabel

independen : pengetahuan dan pengaruh senam yoga, variabel

dependen : senam yoga dan variabel dapat menggambarkan

suatu kerangka seperti adanya di bawah ini:

Variable Independen Variable Dependen

Pengetahuan
Senam yoga
Pengaruh senam
yoga

GAMBAR III. I KERANGKA KONSEP

Keterangan :

: Variabel Independen

: variabel Dependen

: variabel yang diteliti

31
II. Variabel Independen

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia,

yahni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manisia diperileh dari

mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011)

Pengetahuan merupakan doaim yang sangat penting

dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena

dari pengalaman dan penilitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

2. Hubungan

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak

kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud,

2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh

adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, baik orang

maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang

berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain

(Poerwardaminta:731). Bila ditinjau dari pengertian diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah sebagai

32
suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki

akibat atau hasil dan dampak yang ada.

3. Variabel Dependein

a. Senam Yoga

Yoga adalah suatu sistem kesehatan paripurna yang

bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik,

memberikanketenangan pemikiranandan kedamaian jiwa.

Yoga sering diibaratkan sebagai pohon yang memiliki

banyak cabang dan ranting.

4. HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai

hubungan antar variabel yang merupakan jawaban peneliti

tentang kemungkinan hasil penelitian (Dharma 2011).

Pada peneliti ini yang berhak di teliti adalah pengaruh

antara variabel independen, penurunan hipertensi dengan

variabel dependen yaitu pengaruh senam yoga terdap

lansia.

Ha : Dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh senam yoga

terhadap penurunan hipertensi pada lansia.

5. DEFINISI OPERASIONAL

a. Variabel Dependen

Senam yoga yang di maksud dalam penelitian ini

yaitu melakukan senam yoga selama 5-10 menit dalam

sehari.

33
b. Variabel Independen

1) Pengetahuan

Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu untuk mengetahui pengaruh senam yoga

terhadap penurunan hipertensi pada lansia

2) Hubungan

Hubunga yang di maksud dari hubungan ini

yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan

pengaruh senam yoga terhadap penurunan hipertensi

pada lansia

Criteria objektif

Pada kousioner terdiri dari 3 soal pengetahuan.

Pengetahuan di beri tansa silang (X) dan kousioner

hubungan Senam Yoga terdiri dari 10 pertanyaan yaitu di

beri tanda centang (√) ada tiga kolom tanda (√) yaitu : “B, S,

TT”.

34

Anda mungkin juga menyukai