LANDASAN TEORI
6
7
e) Persaingan
Saingan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok kedua-duanya
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
f) Memberi ulangan
Siswa akan lebih giat belajar jika ia mengetahui akan diberi
ulangan. Sehingga dapat menambah semangat belajar siswa.
g) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan dapat menambah
motivasi belajar siswa apalagi jika hasilnya mengalami kemajuan,
tentu saja seorang siswa itu akan lebih giat belajar agar hasilnya
terus meningkat.
h) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk melakukan aktivitas belajar tentu saja akan
menambah motivasi belajar siswa. Karena dalam diri siswa tersebut
sudah terdapat keinginan untuk belajar, sehingga hasilnya sudah
tentu akan lebih baik.
i) Minat
Proses belajar akan lebih lancar apabila disertai dengan minat
belajar.
j) Tujuan yang diakui
Tujuan yang diakui akan menambah minat belajar siswa.
Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena
dirasa akan bermanfaat dan menguntungkan, maka seoarang
siswa akan timbul semangat untuk terus belajar.
k) Ego- involvemen
Dengan memberikan tugas siswa kepada siswa dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Karena siswa akan
menyadari pentingnya tugas dan dianggap sebagai tantangan,
sehingga dengan begitu ia akan bekerja keras untuk mengerjakan
tantangan yang diberikan (Sardiman, 2007: 95).
12
e. Memberikan hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan
saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan
harapan agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan beruaha
memacu motivasi belajarnya.
f. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar
Kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan perhatian
maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Guru menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan
disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan
suasana yang kondusif.
h. Membantu kesulitan belajar peserta didik, baik secara individual
maupun komunal (kelompok)
i. Menggunakan metode yang bervariasi
Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah
ditinggalkan guru karena peserta didik memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam
memberdayakan kompetensi peserta didik.
j. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan
memotivasi peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang
tepat akan mampu memediasi peserta didik yang memiliki
kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun
penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan
variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap
peserta didik dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus
terhadap indera peserta didik.
14
B. Konsep Belajar
1.1 Pengertian Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2003: 729), secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”. Sedangkan secara terminologi pengertian belajar adalah sebagai
berikut:
Belajar menurut Hamalik (1993: 27 ) adalah terjadinya perubahan
dari presepsi dan perilaku,termasuk juga perbaikan perilaku. Tidak
semua perubahan tingkah laku itu belajar. Misalnya orang yang
tangannya patah karena kecelakaan mengubah tingkah lakunya namun
kehilangan tangannya itu bukan belajar.
Menurut Slameto (2013: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Soleh Abdul Aziz dan Abdul Majid memberikan
pengertian belajar sebagai berikut: “sesungguhnya belajar adalah suatu
perubahan dalam pemikiran siswa yang dihasilkan atas pengalaman
terdahulu kemudian terjadi perubahan yang baru” Purwanto (2009: 44).
Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan yang relatif
mantap melalui latihan atau pengalaman karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti:
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
H. Spears dalam Sukardi (1983: 17 )mengemukakan bahwa
“belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari
mengamati, membaca, menurun, mencoba sampai mendengarkan untuk
24
a) Faktor-faktor Lingkungan.
39
b) Faktor-faktor Instrumental.
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengungkap sejumlah karya
ilmiah sebelumnya yang memiliki relevansi dan dinilai penting terkait dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis. Survey literatur bertujuan
memastikan sejauhmana penelitian yang akan dilakukan ini pernah atau
belum peranah diteliti oleh orang lain. Bukan saja untuk menghindari adanya
plagiat dan pengulangan penelitian dengan masalah yang sama, bentuk
kesiapan peneliti dengan teori-teori yang akan digunakan dan penguasaan
sumber yang relevan, melainkan juga penegasan peneliti tentang originalitas
dan ide-ide kreatif dalam penelitian ini. Adapun penelitian terdahulu terkait
dengan penelitian sekarang yaitu:
1. Penelitian yang di lakukan oleh Sri Ristanti dengan Judul “ Pengaruh
Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Media Visual
Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Organisasi Kehidupan
Siswa Kelas VII MTs N Karangawen Tahun Ajaran
2010/2011”Skripsi ini ditulis berdasarkan latar belakang nilai hasil
belajar siswa rendah pada tahun sebelumnya, ini disebabkan proses
pembelajaran masih terpusat, guru masih menggunakan metode
ceramah sehingga membuat peserta didik merasa bosan.
Skripsi ini membahas tentang pengaruh motivasi belajar siswa
dengan menggunakan media visual terhadap hasil belajar biologi
materi pokok organisasi kehidupan siswa kelas VII MTs N
Karangawen tahu ajaran 2010/2011. Tujuannya untuk mengetahui
adakah pengaruh yang positif media visual dalam pembelajaran
41
E. Kerangka Pemikiran
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran diperlukan adanya evaluasi yang
nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal pencapaian siswa
setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan.
Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang
hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan
hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah
laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Sardiman (2006:73) menyatakan bahwa motivasi berasal dari kata “motif”
yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Dimyati dan Mudjiono mengemukakan definisi
motivasi belajar sebagai “kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar
atau dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
(perilaku belajar).” Jadi motivasi belajar merupakan motivasi (dorongan)
internal dan eksternal siswa untuk belajar guna memperoleh prestasi yang
baik.
Di samping itu terdapat fungsi lain dari motivasi yaitu sebagai pendorong
usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
44
hasil yang baik pula, atau dengan kata lain itensitas motivasi seorang siswa
akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasinya.
Bahwa pada hakikatnya motivasi adalah perasaan atau keinginan
seseorang yang berada dan bekerja pada kondosi tertentu untuk melaksanakan
tindakan-tindakan yang menguntungkan di lihat dari prespektif pribadi
maupun organisasi .
Strategi menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sangat ditentukan
oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Dengan strategi
motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam
pembelajaran. strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau
keberhasilan dalam mencapai tujuan. (Wina Sanjaya, 2006: 45).
Motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar. Hasil belajar akan
menjadi optimal dengan adanya motivasi. Hamalik (2001:161) Oleh karena
ituperlu diketahui bahwa cara dan jenis menumbuhkan motivasi ada
bermacam-macam. Akan tetapi untuk motivasi ekstrinsik kadang-kadang
tepat, dan kadang-kadang juga bisa kurang sesuai.Maka untuk itu seorang
guru harus hati-hati dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi dalam
kegiatan belajar anak didiknya.Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan
motivasi sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar Sardiman (2007:92-95).
Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar
yang penting bagaimana kondisi atau suatu proses yang mengarahkan anak
untuk melakukan aktivitas belajar. Selain guru dan pihak sekolah yang
memberikan pembelajaran formal bagi anak dalam hal ini sudah barang
tertentu peran orang tua sangat penting .bagaimana orang tua melakukan
usaha-usaha untuk memotivasi agar anaknya melakukan aktivitas belajar
dengan baik.untuk dapat belajar yang baik maka di butuhkan motivasi yang
baik pula. baik orang tua,sekolah maupun siswa sendiri harus bersinergi
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
45
MOTIVASI
PRESTASI BELAJAR