Pengenalan Pabrik 2
Pengenalan Pabrik 2
Kelas:3 EGA
Dari bahan baku air sungai, hal yang diamati adalah tingkat kekeruhan (turbidity) yang
bisa mencapai 250 ntu bahkan lebih dan banyaknya zat padat terlarut (TDS = Total Dissolve
Solvent). Angka TDS menunjukkan air bersifat tawar atau asin. Di musim hujan cenderung
tawar dengan nilai TDS hingga 4500 ppm.
1. Tahap pertama yang dilakukan adalah memompa air sungai ke dalam bak Clarifier. Di
dalam Clarifier, air sungai bercampur dengan zat koagulan (Alum/tawas), kapur (mengatur
pH - alum bekerja baik pada pH netral), zat flokulan (polimer - mengikat koagulan
menjadi menjadi lebih besar), serta sodium untuk membunuh mikroba.
Diharapkan keluar dari bak Clarifier kekeruhan air baku sungai akan turun menjadi 10-20
ntu. Ditampung dalam bak pengendapan air sungai dengan 4 sekat pemisah. Di keluaran
sekat terakhir, air mempunyai angka kekeruhan (turbidity) 5-10 ntu.
2. Air ini siap diolah lebih lanjut, pada industri yang memerlukan air pendingin, air ini
masuk ke Cooling Tower sebagai pendingin kondensor atau lainnya. Sebagian yang lain
siap untuk emergency pada firefighting system. Sedangkan untuk mendapatkan air yang
lebih bersih, air masuk ke dalam sistem pengolahan air lanjutan.
3. Air bersih dari bak penampungan air sungai, dipompa menuju tangki tangki penyaringan,
tangki penyaringan pertama terdiri dari pasir dan antrasit, karenanya dinamakan Dual
Media Filter, berfungsi menurunkan turbidity dan TSS. Dan tangki kedua berisi Karbon
Aktif atau Activated Carbon, yang berfungsi mengadsorbsi bahan organik yang masih
terdapat dalam air. Air hasil penyaringan Dual Media Filter dan Activated Carbon
mempunyai angka kekeruhan 2-3 ntu, di masukkan dalam bak penampungan penyaringan
atau filtered water basin. Air hasil penyaringan inilah yang dipakai untuk keperluan sehari
hari, seperti memasak, mandi,mencuci dll. Yang dalam istilahnya disalurkan untuk air
Potable.
4. Kemudian , air sungai mengalami penurunan Turbiditi, dari keruh sampai jernih. Lalu Air
sungai yang tawar akan menghasilkan air jernih yang tawar pula pada potable, jadi jika air
sungai ter intrusi air laut, maka potable juga ikut asin.
Proses untuk menjadikan air asin menjadi air tawar dinamakan Desalinasi. Cara lama
adalah dengan Distilasi, pemanasan air sampai menjadi uap lalu dikondensasi menjadi air
bersih. Dan cara satunya adalah dengan menggunakan membran semipermeabel yang
didorong berlawanan dengan proses osmosis membran, dinamakan Reverse Osmosis.
5. Sebelum masuk sistem RO(Reverse Osmosis) Unit RO secara efektif mampu
menyingkirkan semua jenis bakteri dan virus. Unit RO juga mampu untuk menyingkirkan
sebagian besar bahan kimia non organik seperti garam, metal, dan mineral. air hasil
penyaringan DMF-AC (disebut Treated Water) harus melalu pre RO, yaitu Cartdridge
Filter, serta penambahan anti kerak, menghilangkan klorin yang mungkin tersisa dan
mengatur pH agar memperpanjang umur membran RO.
PEREKAHAN/CRACKING
Kebutuhan akan bahan bakar memiliki peningkatan yang sangat signifikan setiap
tahunnya, sehingga proses pengolahan minyak bumi menggunakan beberapa metode untuk
menghasilkan jenis bahan bakar tertentu agar memenuhi kebutuhan pada konsumen, salah
satunya ialah bensin.
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menghasilkan fraksi bensin, salah
satunya ialah proses cracking. Cracking adalah proses penguraian molekul senyawa
hidrokarbon yang besar menjadi hidrokarbon yang memiliki struktur molekul yang kecil.
Salah satu contoh proses cracking yaitu pengurain struktur hidrokarbon pada fraksi minyak
tanah menjadi struktur molekul kecil fraksi bensin ataupun pengurain fraksi solar menjadi
bensin. terdapat berbagai macam proses cracking yaitu thermal cracking, catalytic cracking
dan hidrocracking. Proses penguraian dari tiga metode tersebut menggunakan cara-cara yang
berbeda, berikut penjelasannya:
1. Thermal Cracking
Proses penguraian ini menggunakan suhu yang tinggi serta tekanan yang rendah,suhu
yang digunakan dapat mencapai temperature 800°C dan tekanan 700 kpa. Partikel ringan
yang memiliki hidrogen dalam jumlah banyak akan terbentuk pada penguraian molekul berat
yang terkondensasi. Reaksi yang terjadi pada proses ini disebut dengan homolitik fision dan
memproduksi alkena yang menjadi bahan dasar untuk memproduksi polimer secara
ekonomis. Panas yang digunakan dalam proses ini menggunakan steam cracking yaitu uap
yang memiliki suhu yang tinggi. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan fraksi
minyak bumi dengan cara boiling range yang lebih rendah dari umpannya.
Reaksi cracking adalah reaksi endotermis (membutuhkan panas) dengan suhu antara
500-520°C, sehingga mendapatkan panas dari Regenerator dimana katalis dari Regenerator
650-676°C akan kontak dengan feed di Riser Reactor, sehingga feed akan terengkah menjadi
uap. Katalis setelah digunakan mengandung carbon build up yang tertinggal di pori-pori
katalis disebut spent catalyst. Spent catalyst diregenerasi di Regenerator. Carbon Built Up
adalah jumlah coke yang diproduksi melebihi kapasitas pembakaran di regenerator, sehingga
coke akan menutupi pori-pori dari katalis tersebut yang akan berakibat menurunnya Yield
produk. Katalis yang sudah diregenerasi disebut Regenerated Catalyst yang akan diumpan di
reaktor.
Regenerasi adalah proses reaksi pembakaran karbon sehingga menurunkan kadar
karbon. Reaksi yang terjadi di Regenerator adalah reaksi eksotermis (menghasilkan panas)
dengan suhu sekitar 650-676°C. Proses regenerasi katalis akan menjadi aktif kembali dan
bisa digunakan lagi untuk proses perengkahan di Riser Reactor.
Proses hydrocracking