Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KANKER PRO KEMOTERAPI


DI POLI TULIP RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh:
Yogi Hasna Meisyarah
19/451327/KU/21844

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
KANKER

A. DEFINISI
Kanker adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan neoplasma ganas dan ada
banyak tumor atau neoplasma lain yang tidak bersifat kanker (Price et al., 2006).
Neoplasma secara harfiah berarti “pertumbuhan baru”. Suatu neoplasma, sesuai definisi
Wills, adalah “massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya berlebihan dan tidak
terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walaupun
rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah berhenti.” (Kumar et al., 2007).
Penyakit kanker ditandai dengan pembelahan sel tidak terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di
jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis) (Sunaryati, 2011).
Penyakit ini memiliki karakteristik berupa adanya gangguan atau kegagalan
mekanisme pengaturan multiplikasi pada organisme multiseluler, sehingga terjadi
perubahan perilaku sel yang tidak terkontrol. Perubahan tersebut disebabkan adanya
perubahan atau transformasi genetik, terutama pada gen-gen yang mengatur
pertumbuhan, yaitu protoonkogen dan gen penekan tumor. Sel-sel yang mengalami
transformasi terus menerus berproliferasi dan menekan pertumbuhan sel normal
(Achmad, 2011).
Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hiperplasia,
metaplasia, displasia, anaplasia dan neoplasia.
a. Hiperplasia
Yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan. Hiperplasia adalah suatu respon seluler yang
normal saat terdapat tuntutan fisiologik, akan menjadi suatu respon abnormal apabila
pertumbuhan melebihi tuntutan fisiologik.
b. Metaplasia
Terjadi bila salah satu tipe sel matur diubah menjadi tipe lain melalui stimulus yang
mempengaruhi sel batang induk. Iritasi atau inflamasi kronik, devisiensi vitamin, dan
pemajanan terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor mengarah pada metaplasia.
Perubahan metaplastik mungkin dapat pulih dan berkembang menjadi displasia.
c. Displasia
Yaitu pertumbuhan sel aneh yang mengakibatkan sel berbeda dalam ukuran, bentuk,
atau susunannyadengan sel-sel lain dari tipe jaringan yang sama. Displasia dapat pulih
atau dapat mendahului perubahan neoplastik yang tidak dapat pulih.
d. Anaplasia
Yaitu deferensiasi sel-sel displastik pada derajad yang lebih rendah (deferensiasi
mengacu pada keluasaan dimana sel-sel berdesa dari sel-sel asalnya dari tingkat
maturitasnya). Sel anaplastik sulit dibedakan dan bentuknya tidak beraturan.
e. Neoplasia
Pertumbuhan sel yag tidak terkontrol dan tidak mengikuti aturan fisiologik, yang dapat
maligna atau benigna.
B. ETIOLOGI
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab
kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor. Beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Faktor-faktor genetik memainkan peranan dalam pembentukan sel kanker. Jika
kerusakan DNA terjadi pada sel dimana pola kromosomnya abnormal, dapat terbentuk
sel-sel mutan. Pola kromosom yang abnormal dan kanker berhubungan dengan
kromosom ekstra, terlalu sedikit kromosom, atau translokasi kromosom. genetik yang
mendasari meliputi leukemia mielogenus kronik, meningioma, leukemia akut,
retinoblastoma, dan kanker kulit.
Beberapa kanker menunjukkan predisposisi keturunan. Kanker ini Kanker spesifik
abnormalitas cenderung terjadi pada usia muda dan pada berbagai tempat dalam satu
organ atau sepasang organ. Pada kanker dengan predisposisi herediter, umumnya saudara
dekat (sedarah) mempunyai tipe kanker yang sama. Kanker yang berkaitan dengan sifat
yang ditunkan termasuknefroblastoma, endometrial, prostat, lambung, paru-paru dan
kanker payudara. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5
s/d 3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.
2. Faktor lingkungan
a. Merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker paru - paru, mulut, laring (pita
suara), dan kandung kemih
b. Sinar ultraviolet dari matahari, pemajanan yang berlebihan terutama pada individu yang
berkulit terang dan bermata hijau meningkatkan resiko kanker kulit
c. Radiasi ionisasi (yang merupakan karsinogenik) digunakan dalam sinar rontgen
dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa
menjangkau jarak yang sangat jauh. Contoh, orang yang selamat dari bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, berisiko tinggi menderita kanker sel
darah, seperti Leukemia.
3. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia
Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah :
a. Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam bentuk acar) meningkatkan resiko
terjadinya kanker lambung
b. Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap
kanker kerongkongan.
c. Zat pewarna makanan
d. Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat pada makanan laut yang tercemar
seperti: kerang, ikan, dsb.
e. Berbagai makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
4. Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker antara lain :
a. Virus Papilloma menyebabkan kutil alat kelamin (genitalis) agaknya merupakan salah
satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.
b. Virus Sitomegalo menyebabkan Sarkoma Kaposi (kanker sistem pembuluh darah yang
ditandai oleh lesi kulit berwarna merah)
c. Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.
d. Virus Epstein - Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China
virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor
lingkungan dan genetik.
e. Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanker darah
lainnya.
5. Infeksi
a. Parasit Schistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena
terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun
lainnya tidak menyebabkan kanker.
b. Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pankreas dan saluran empedu.
c. Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang mungkin merupakan penyebab kanker
lambung, dan diduga bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis
sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
6. Faktor perilaku
a. Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung lemak dan daging yang diawetkan juga peminum minuman beralkohol.
b. Perilaku seksual yaitu melakukan hubungan intim diusia dini dan sering berganti ganti
pasangan.
7. Gangguan keseimbangan hormonal
Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong
terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang
berlebihan. - Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara, kanker leher rahim,
kanker rahim dan kanker prostat dan buah zakar pada pria.
8. Faktor kejiwaan/emosional
Stres yang berat dapat menyebabkan ganggguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan
tegang yang terus menerus dapat mempengaruhi sel, dimana sel jadi hiperaktif dan
berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.
9. Radikal bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai elektron
bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber radikal bebas yaitu :
a. Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.
b. Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari makanan ,
minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.
c. Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan,
baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.
C. JENIS KANKER
Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk mengklasifikasikan kanker,
yaitu karsinoma, sarkoma, limfoma, adenoma dan leukemia (National Cancer Institute,
2009) :
1. Karsinoma adalah kanker yang berasal dari kulit atau jaringan yang menutupi organ
internal.
2. Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang, tulang rawan, lemak, otot, pembuluh
darah, atau jaringan ikat.
3. Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar getah bening dan jaringan sistem
kekebalan tubuh.
4. Adenoma merupakan istilah untuk kanker yang berasal dari tiroid, kelenjar pituitari,
kelenjar adrenal, dan jaringan kelenjar lainnya.
5. Leukemia adalah kanker yang berasal dari jaringan pembentuk darah seperti sumsum
tulang dan sering menumpuk dalam aliran darah

Untuk keperluan pemberian kemoterapi, maka kanker dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kanker haemopoitik dan limphopoitik
Kanker hemopoitik dan limphopoitik umumnya merupakan kanker sistemik. Termasuk
dalam jenis kanker ini ialah: kanker darah (leukemia), limfoma maligna dan kanker
sumsum ( myeloma ). Terapi utama kanker hematologi ialah dengan khemoterapi,
sedang operasi dan radioterapi sebagai adjuvan.
b. Kanker padat (solid)
Kanker padat mulai lokal, lalu menyebar regional dan atau sistemik ke organ-organ lain.
Dalam kanker jenis ini termasuk semua kanker di luar kanker hematologi. Terapi utama
kanker ini ialah dengan operasi dan atau radioterapi sedang kemoterapi baru diberikan
pada stadium lanjut atau sebagai adjuvant.

D. PATOFISIOLOGI
Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapan proses selular, yaitu
inisiasi, promosi dan progresi. Inisiasi adalah tahap awal, dimana insiator seperti zat kimia,
faktor fisik, dan agen biologis melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan
perubahan dalam struktur genetik DNA. Perubahan ini mungkin dipulihkan melalui
mekanisme perbaikan DNA atau dapat mengakibatkan mutasi selular permanen. Mutasi ini
biasanya tidak signifikan bagi sel-sel sampai terjadi karsinogenesis tahap kedua.
Selama promosi, pemajanan berulang terhadap agen yang mempromosikan
menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan bahkan setelah periode laten
yang lama. Periode laten untuk peningkatan mutasi seluler beragam sesuai dengan tipe agen
dan dosis promoter, juga karakteristik sifat sel target.
Progresi adalah tahap ketiga dari karsinogenesis seluler. Sel-sel yang mengalami
perubahan bentuk selama inisiasi dan promosi kini melakukan perilaku maligna. Sel-sel ini
sekarang menampakkan kecenderungan untuk menginvasi jaringan yang berdekatan dan
bermetastase. Agen yang menginvasi atau mempromosi transformasi seluler disebut
karsinogen.
E. PATHWAY

F. STADIUM KANKER
Sistem stadium tumor terbagi menjadi dua yaitu stadium yang masih terbatas dan
stadium yang sudah meluas. Sistem stadium terbatas termasuk kategori kanker in situ
(tumor yang terbatas pada lapisan atas sel epitel), penyebaran kanker masih terbatas pada
satu tempat. Sistem TNM dapat digunakan untuk pembagian stadium kanker yang
meluas, dimana T (ukuran tumor), N (metastasis ke kelenjar getah bening regional), dan
M (ada atau tidak adanya metastasis jauh). Sistem TNM telah dikembangkan oleh
gabungan The International Agency for Research on Cancer (IARC) dan The American
Joint Committee on Cancer (AJCC).
Subklas Klasifikasi
Subklas T (tumor) Tx – Tumor tidak dapat dikaji secara adekuat
T0 – tidak ada bukti tentang tumor primer
Tis – karsinoma in situ
T1 – tumor dengan f maksimal < 2 cm
T2 – tumor dengan f maksimal 2-5 cm
T3 – tumor dengan f maksimal > 5 cm
T4 – tumor invasi keluar organ
Subklas N (nodus) Nx – nodus limfe regional tidak dapat dikaji secara
klinis
N0 – nodus limfe regional menunjukkan normal
N1– nodus regional positif, mobile (belum ada
perlekatan)
N2– nodus regional positif, sudah ada perlekatan
N3– nodus regional atau bilateral
Subklas M (metastase) Mx – tidak dapat dikaji
M0 – tidak diketahui adanya metastasis jauh
M1 – ada metastasis jauh
Setelah menentukan T, N, M dari tumor padat tersebut sesuai ketentuan yang ada, dan
selanjutnya dikelompokkan dalam stadium tertentu yang dinyatakan dalam angka romawi ( I –
IV ) dan angka arab ( khusus untuk stadium 0 ). Lebih mudahnya, sebagai contoh dapat dilihat
staging kanker payudara menurut AJCC pada table berikut (Pentahapan Karsinoma Payudara
Menurut AJCC Edisi 6 Tahun 2002):

Stadium Deskripsi TNM

Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
T0 N1 M0
Stadium II A T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
Stadium II B
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium III A
T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
Stadium III B
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium III C Sembarang T N3 M0
Stadium IV Sembarang T Sembarang N M1

G. TANDA DAN GEJALA


Kanker dapapt didiagnosis dalam pemeriksaan rutin sebelum muncul gambaran
klinis. Ketika muncul, gambaran klinis biasanya spesifik untuk tumor dan letaknya. Beberapa
gejala klinis umum yang biasanya diperlihatkan oleh sebagian besar pengidap kanker adalah :
1. Kakesia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan secara umum lemak
dan protein yang sering dijumpai pada pasien kanker. Penurunan berat badan menyertai
kakesia lazim dialami penderita kanker. Kakesia tampaknya disebabkan oleh beragam hal
seperti hilangnya nafsu makan, pencernaan yang terganggu dan peningkatan laju
metabolisme sel-sel kanker yang terus menerus masuk ke siklus sel dan bereproduksi
secara berlebihan. Sel kanker membutuhkan energy yang tinggi dan mengambil nutrient
yang diperlukan oleh sel lain untuk hidup. Metabolisme bahan makanan misalnya
glukosa dan asam amino sapat terganggu, terutama apabila kanker mengenai hati.
Kakesia juga diketahui dapat disebabkan oleh adanya sitokinin tertentu yang dihasilkan
oleh sistem imun untuk melawan kanker, termasuk faktor nekrosis tumor.
2. Anemia terjadi akibat beragam faktor dan berbagai jenis kanker. Sebagian besar orang
yang mengalami kanker metastatic menderita anemia. Anemia terjadi dini pada mereka
yang mengderita kanker sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang. Kanker yang
menyebabkan perdarahan kronik (kolorektum atau uterus) juga dapat menyebabkan
anemia. Kelainan trombosit juga dapat memperberat kehilangan darah. Sebagian
kemoterapi dan terapi radiasi dapat menekan sumsum tulang belakang dan menyebabkan
anemia bahkan pasien yang sebelumnya tidak mengalami perdarahan atau kelainan
sumsum tulang belakang.
Keletihan sering terjadi akibat nutria yang buruk, malnutrisi protein dan gangguan
oksigenasi jaringan akibat anemia.sitokinin tertentu yang digunakan untuk menunjang
respon imun terhadap kaker yang juga diketahui menyebabkan keletihan. Tumor yang
tumbuh menghambat suplai darah ke sel normal sambil merangsang suplai darah baginya.
Tumor tersebut mengambil alih nutrien dan suplai oksigen dari sel normal yang
menyebabkan keletihan ekstrem.
H. PEMERIKSAAN
Beberapa prosedur diagnostik yang digunakan dalam mengevaluasi malignansi adalah
sebagai berikut :
Prosedur Deskripsi Penggunaan Utama
Marker tumor Substansi yang ditemukan dalam Kanker payudara,
darah atau cairan tubuh lain yang paru, ovarium, testis
dibentuk oleh tumor atau oleh tubuh
dalam berespon terhadap tumor
MRI Penggunaan medan magnet dan sinyal Kanker neurologik,
frekuensi radio untuk menghasilkan pelvik, abdomen,
gambaran berbagai struktur tubuh torakik
CT Scan Menggunakan pancaran sempit sinar- Kanker neurologik,
X untuk memindai susunan lapisan pelvik, skeletal,
jaringan untuk memberikan abdomen, torakik
pandangan masing-masing potongan
melintang
Fluoroskopi Menggunakan sinar X yang Kanker skeletal,
memperlihatkan perbedaan ketebalan paru, gastrointestinal
antara jaringan, dapat mencakup
penggunaan bahan kontras
Ultrasound Echo dari gelombang bunyi Kanker abdomen dan
berfrekuensi tinggi direkam pada layar pelvik
penerima, digunakan untuk mengkaji
jaringan yang ada di dalam tubuh
Endoskopi Memvisualisasikan langsung rongga Kanker bronchial,
tubuh atau saluran dengan gastro intestinal
memasukkan suatu endoskopi ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh
memungkinkan dilakukannya biopsi
jaringan, aspirasidan eksisi tumor
yang kecil.
Pencitraan Menggunakan suntikan intravena atau Kanker tulang, hepar,
kedokteran menelan bahan radioisotope yang ginjal, limpa, otak,
nuklir diikuti dengan pencitraan jaringan tiroid
yang menjadi tempat berkumpulnya
radioisotop

I. KOMPLIKASI
1. Infeksi terjadi akibat malnutrisi protein, defisiensi gizi dan supresi imun.
2. Nyeri dapat terjadi akibat tumor meluas menekan saraf atau pembuluh darah di area
tersebut. Penekanan pembuluh darah dapat menyebabkan hipoksia jaringan,
penimbunan asam laktat atau kematian sel. Nyeri juga timbul karena sel-sel kanker
mengeluarkan enzim-enzim lisis/pencerna yang secara langsung merusak sel. Nyeri
terjadi sebagian dari reaksi imun dan inflamasi terhadap kanker yang sedang tumbuh.
J. PENATALAKSANAAN
Terapi kanker tergantung pada jenis kanker, stadium kanker, usia, status kesehatan, dan
karakteristik pribadi tambahan. Tidak ada pengobatan tunggal untuk kanker dan pasien
sering menerima kombinasi terapi dan perawatan paliatif. Perawatan biasanya termasuk
dalam salah satu kategori seperti operasi, radiasi, kemoterapi, imunoterapi, terapi
hormon, atau terapi gen. Prinsip kerja pengobatan ini adalah dengan membunuh sel-sel
kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar
tidak menyebar dan mengurangi gejala gejala yang disebabkan oleh kanker (Crosta,
2010).
a. Pembedahan
Pembedahan merupakan pengobatan tertua untuk kanker. Jika kanker belum
bermetastasis, kemungkinan besar pasien dapat disembuhkan sepenuhnya hanya dengan
menyingkirkan tumor dengan operasi. Hal ini sering terlihat pada penyingkiran prostat,
payudara atau testis. Setelah penyakit ini telah menyebar, tidak mungkin dapat
menyingkirkan semua sel kanker. Operasi juga dapat berperan besar dalam membantu
untuk mengontrol gejala seperti gangguan pencernaan atau kompresi sumsum tulang
belakang (Crosta, 2010).
b. Radioterapi
Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif.
Sinar X, elektron, dan sinar γ (gamma) banyak digunakan dalam pengobatan kanker
disamping partikel lain. Pada prinsipnya, apabila berkas sinar radioaktif atau partikel
dipaparkan ke jaringan, maka akan terjadi berbagai peristiwa, antara lain peristiwa
ionisasi molekul air yang mengakibatkan terbentuknya radikal bebas di dalam sel yang
pada gilirannya akan menyebabkan kematian sel. Lintasan sinar juga menimbulkan
kerusakan akibat tertumbuknya DNA yang dapat diikuti kematian sel. Radioterapi
digunakan sebagai pengobatan mandiri untuk mengecilkan tumor atau menghancurkan
sel-sel kanker termasuk yang berkaitan dengan leukemia dan limfoma, serta dapat
digunakan dalam kombinasi dengan pengobatan kanker lain.
c. Kemoterapi
Kemoterapi terkadang merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker.
Kemoterapi bersifat sistematik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat
setempat, karenanya kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin sudah
menjalar dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penggunaan kemoterapi berbeda-
beda pada setiap pasien, kadang-kadang sebagai pengobatan utama, pada kasus lain
dilakukan sebelum atau setelah operasi dan radiasi. Tingkat keberhasilan kemoterapi
juga berbeda-beda tergantung jenis kankernya. Kemoterapi biasa dilakukan di rumah
sakit, klinik swasta, tempat praktek dokter, ruang operasi dan juga di rumah (Crosta,
2010).
d. Imunoterapi
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor bisa
menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel kekebalan (limfosit T). Walaupun
mekanisme tepat pada tindakan tidak benar-benar jelas, interferon memiliki tugas di
dalam pengobatan beberapa kanker (Indonesian Pharmacist Update, 2009).
e. Terapi Hormon
Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya kanker payudara
dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk mengubah produksi hormon dalam
tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti berkembang atau dibunuh sepenuhnya. Terapi
hormon kanker payudara sering fokus pada pengurangan kadar estrogen (obat umum
untuk ini adalah tamoxifen) dan hormon terapi kanker prostat sering fokus pada
pengurangan kadar testosteron. Selain itu, beberapa kasus leukemia dan limfoma dapat
diobati dengan hormon kortison (Crosta, 2010).
KEMOTERAPI
A. DEFINISI
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan
zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat proliferasi sel-
sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat
kerja sel. Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal
penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya
kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam
usaha untuk mendapatkan khasiat lebih besar.
B. TUJUAN
Tujuan dalam kemoterapi adalah:
1. Mencapai kesembuhan
2. Mencapai masa bebas penyakit yang lama
3. Memperkuat efek pengobatan lain mis : operasi atau radioterapi
4. Mengecilkan tumor sebelum pembedahan atau radioterapi
C. PRINSIP KERJA OBAT KEMOTERAPI TERHADAP KANKER
Menurut mekanisme kerjanya,maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Alkylating Agent
Obat ini bekerja dengan cara:
a. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA.
b. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino,
karboksil, sulfhidril, atau fosfat.
c. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik.
Yang termasuk golongan ini adalah:
- Amsacrine - Cyclophospamid
- Cisplatin - Procarbazin.
- Busulfan - Ifosphamid
- Carboplatin - Streptozocin.
- Chlorambucil - Thiotepa
- Dacarbazine - Mephalan
2. Antibiotik
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan oleh suatu
mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik, terutama berguna untuk tumor
yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA
dan RNA. Yang termasuk golongan ini:
- Actinomicin D - Mitoxantron.
- Mithramicin. - Doxorubicin
- Bleomicin - Epirubicin
- Mitomicyn. - Idarubicin.
- Daunorubicin
3. Antimetabolit
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat.Beberapa antimetabolit memiliki struktur
analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, beberapa yang
lain menghambat enzym yang penting untuk pembelahan.Secara umum aktifitasnya
meningkat pada sel yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini:
- Azacytidine
- Cytarabin
- Capecitabine
- Fludarabin
- Mercaptopurin
- Fluorouracil
- Metotrexate
- Luekovorin
- Mitoguazon
- Capecitabine
- Pentostatin
- Gemcitabine
- Cladribin
- Hydroxyurea
- Mercaptopurin
- Thioguanin
- Metothrexate
- Pentostatin
- Mitoguazone
4. Mitotic Spindle
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga menyebabkan
disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara lain:
- Plakitaxel (Taxol)
- Vinorelbin
- Docetaxel
- Vindesine
- Vinblastine
- Vincristin
5. Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat proses
transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain:
- Irinotecan
- Topotecan
- Etoposit
6. Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
- Adrenokortikosteroid (Prednison,Metilprednisolon,Dexametason)
- Adrenal inhibitor(Aminoglutethimide,Anastrozole,Letrozole,Mitotane)
- Androgen
- Antiandrogen
- LHRH
- Progestin
7. Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain:
- Amifostin
- Dexrazoxan
8. Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif
rendah.Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula
digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Macam-macamnya
antara lain:
- Rituximab
- Trastuzumab
9. Hematopoietic Growth Factors
Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun yang
menunjukan peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya antara lain:
- Eritropoitin
- Coloni stimulating factors (CSFs)
- Platelet growth Factors
D. METODE PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI
Dikenal ada empat metode pemberian kemoterapi:
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker,
contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada
keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan
penyelamatan.
2. Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi,
tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau
metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3. Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker
yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain
misalnya bedah atau radiasi.
4. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan/tindakan yang lain seperti pembedahan
atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah
untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih
berhasil guna.
Pemberian kemoterapi dapat bermacam-macam:
1. Intravena
Pemberian intravena untuk terapi sistemik, dimana obat setelah melalui jantung dan
hati baru sampai ke tumor primer. Cara intravena ini yang paling banyak digunakan
untuk kemoterapi. Dalam pemberian intravena usahakan jangan ada ekstravasasi obat.
2. Intra arteri
Pemberian intra arteri adalah terapi regional melalui arteri yang memasok darah ke
daerah tumor dengan menggunakan catheter dan pompa arteri. Infus intra arteri itu
untuk memberikan obat selama beberapa jam atau hari. Setelah melalui tumor obat
keluar melalui vena ke sirkulasi umum. Pemberian intra arteri dapat:
a. Menaikkan dosis obat langsung ke dalam tumor.
b. Menaikkan efek obat yang kurang stabil karena secara cepat dan langsung masuk
ke dalam tumor.
c. Mengurangi toksisitas.
3. Perfusi regional
Perfusi regional adalah cara untuk memberikan obat dengan dosis tinggi langsung ke
daerah tumor tanpa menimbulkan toksisitas pada sirkulasi umum dengan cara
sirkulasi ekstra korporal menggunakan mesin jantung-paru.
Dosis kemoterapi untuk perfusi regional
No. Obat Dosis Tunggal Dosis Lengan
1. Chlormetine 0,8 mg/kg BB 0,4 mg/kg BB
2. Melphalan 1,5 mg/kg BB 1,0 mg/kg BB
3. Tiothepa 0,8 mg/kg BB 1,0 mg/kg BB
4. Dactinomycin 0,05 mg/kg BB 0,035 mg/kg BB
5. Fluorouracil 20,0 mg/kg BB 15,0 mg/kg BB
4. Intra tumoral
Obat langsung disuntikkan ke dalam tumor. Cara ini tidak dianjurkan karena dapat
melepaskan sel kanker dan tumor induknya dan ada cara lain yang lebih efektif, yaitu
operasi (eksisi, debulking, elektrokoagulasi), atau radioterapi.
5. Intra cavitair
Obat disuntikkan atau di instalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra: pleura,
peritoneum, pericardial, vesikal atau tekal. Contoh: instalasi bleomycin, fluorouracil,
chlormetine, terramycin, dsb. intra pleura untuk efusi maligna.
6. Topikal
Pemberian salep Fluorouracil pada kanker kulit
E. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi pengobatan dengan kemoterapi adalah untuk:
1. Menyembuhkan dan menghilangkan kanker
2. Memperpanjang hidup
3. Memperpanjang interval bebas kanker
4. Menghentikan progresifitas kanker
5. Mengecilkan volume kanker
6. Terapi paliatif

Kontra indikasi kemoterapi:


1. Kontra indikasi absolut
a. Penyakit stadium terminal
b. Hamil trimester pertama,kecuali akan digugurkan
c. Septikemia
d. Koma
2. Kontra indikasi relatif
a. Usia lanjut
b. Keadaan umum yang sangat jelek
c. Ada gangguan fungsi organ vital
d. Demensia
e. Penderita tidak dapat mengunjungi klinik secara teratur.
f. Tumor resisten terhadap obat,tidak ada fasilitas penunjang.
F. EFEK SAMPING PEMBERIAN KEMOTERAPI
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu
setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
a. Lemas. Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung
hingga akhir pengobatan.
b. Mual dan Muntah. Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan
muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan
muntah.
c. Gangguan pencernaan. Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada
yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang
bisa terjadi.
d. Sariawan. Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa
tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
e. Rambut Rontok. Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau
tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah
di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
f. Otot dan Saraf. Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa
pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi
sakit pada otot.
g. Efek pada darah. Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja
sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel
darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit).
Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan
dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah
telah kembali normal.
Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
1) Mudah terkena infeksi. Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun,
karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap
infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
2) Perdarahan. Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam,
bercak merah di kulit.
3) Anemia. Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak
pucat.
G. KOMPLIKASI PEMBERIAN KEMOTERAPI
1. Segera
- Shock
- Nyeri pada tempat suntikan.
Iritan adalah obat kemoterapi yg menyebabkan rasa sakit pada lokasi penusukan
sepanjang vena dg atau tanpa inflamasi. Misalnya obat etoposide, carmustine,
plicamycin
- Arrhythmia
- Ekstravasasi
Ekstravasasi adalah terjadinya infiltrasi obat kemoterapi yang vesikan atau iritan
dari vena ke jaringan sekitarnya. Vesikan adalah obat kemoterapi yang
mengakibatkan kerusakan jaringan. Misalnya obat daunorubicin, doxorubicin,
epirubicin,vincristin, vinblastin, dacarbazine,dactinomysin.
Pencegahan ekstravasasi
a. Oplos obat dengan jumlah pelarut yang sesuai
b. Gunakan vena yang tepat (lurus, lembut, tidak pada daerah pergelangan, fossa
antekubiti)
c. Hindari penusukan kanul berulang pada tempat yang sama
d. Gunakan penutup area penusukan kanul yang mudah terlihat
e. Cek kepatenan vena dengan cairan fisiologis sebelum pemberian obat
f. Observasi daerah yang diinfus selama pemberian obat
g. Komunikasi selama pemberian terutama via bolus
h. Lakukan pembilasan setiap pemberian obat.
Penanganan ekstravasasi
a. Stop infus kanul jangan dicabut
b. Aspirasi darah dari kanul
c. Aspirasi jaringan subcutan apabila memungkinkan
d. Beri antidote sesuai obat sitostatika secara iv
NO NAMA OBAT ANTIDOTE
1 ALKYLATING AGENT • Larutkn 1,6 cc thiosulfat 25 % dg
Chlorambucil 8,4 cc aquadest steril, suntikan 1 - 4
melphalan cc scr IV & SC ke area
busulfan ekstravasasi
cyclop • Beri kompres dingin
ifosfamide
2 ANTIBIOTICS • Hidrokortison 100mg/cc disuntikan
• dacarbazine 0,5 cc scr IV & 0,5 cc SC & beri
• daunorubicin kompres dingin
• doxorubicin • Dexametason 4mg/cc disuntikan
• epirubicin 0,5c IV & 0,5 cc SC, beri kompres
• idarubicin dingin
• mitomycin • Topical DMSO 1-2ml dr 1mmol
DMSO 50%-100%
3 VINCA ALKALOID • Hyaluroidase(wydase)
• vinblastin 150 u/cc + 1cc nacl, suntikan 1-
• vincristin 6cc SC & beri kompres hangat
4 LOKAL ANTIDOTE • Pendinginan topikal: ice packs
• Daunorubicin • Pendinginan dengan air mengalir:
• Doxorubicin cryogel packs
• Mitomycin • Toleransi ps thd pendinginan
selama 24 jam & istirahatkan
ekstremitas 24-48 jam
e. Cabut canul
f. Beri antidote sesuai dengan obat sitostatika secara subcutan dengan jarum 1ml
searah jarum jam.
g. Hindari perabaan pada area ekstravasasi
h. Lakukan pemotretan untuk dokumentasi
i. Berikan kompres dingin, kecuali vincristin kompres hangat
j. Istirahatkan ekstremitas dan tinggikan selama 48 jam
k. Observasi secara teratur terhadap rasa nyeri, bengkak, kemerahan, keras atau
nekrosis
l. Beri terapi anti nyeri
m. Lakukan dokumentasi : tgl, waktu, jenis vena, ukuran kateter, berapa kali
penusukan, urutan pemberian obat, jumlah, keluhan pasien, tindakan yang
dilakukan, keadaan area ekstravasasi , lapor dokter, nama jelas
- Plebitis
Plebitis merupakan suatu peradangan pada pembuluh darah (vena) yang dapat
terjadi karena adanya injury misalnya oleh faktor (trauma) mekanik dan faktor
kimiawi, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada endotelium dinding
pembuluh darah khususnya vena. Plebitis dikarakteristikkan dengan adanya dua
atau lebih tanda nyeri, kemerahan, bengkak, indurasi dan serta mengeras di bagian
vena yang terpasang kateter intravena
2. Dini
- Mual/Muntah
- Panas
3. Lambat ( beberapa hari )
- Stomatitis
- Nephrotoksis
- Diarrhoea
- Neuropathi
- Alopecia
- Depresi sumsum tulang , dapat terjadi :
o Setelah 1-3 minggu: sebagian besar obat anti kanker
o Setelah 4-6 minggu: nitrosourea
4. Lambat ( beberapa bulan )
- Hiperpigmentasi kulit
- Lesi organ:
o Adriamycin: hati
o Bleomycin, Busulfan: paru
o Methotrexate: hati
- Gangguan kapasitas reproduksi:
o Amenorreae
o Penurunan konsentrasi sperma
- Gangguan endokrine:
RENCANA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 Ansietas Anxiety Level Anxiety Reduction
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1 x Aktivitas :
30 menit klien menunjukkan penurunan tingkat a. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
ansietas yang ditandai dengan indikator : b. Jelaskan seluruh prosedur termasuk sensasi yang
No Indikator Target dapat dialami selama prosedur
1 Ungkapan verbal 5 c. Dukung keluarga untuk menemani klien
2 Peningkatan pernapasan 5 d. Identifikasi perubahan tingkat cemas
3 Peningkatan nadi 5 e. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang menjadi
4 Tangan gemetaran 5 faktor presipitasi cemas
5 Wajah tegang 5 f. Instruksikan klien menggunakan teknik relaksasi

6 Berkeringat 5 g. Kaji tanda kecemsan verbal dan non verbal

Keterangan :
1. Buruk
2. Substansial
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Pre-Procedure Readiness
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1 x
NO DIAGNOSA NOC NIC
30 menit klien menunjukkan kesiapan terhadap
keamanan prosedur dengan sedasi yang ditandai
dengan indikator :

No Indikator Target
1 Pengetahuan mengenai prosedur 5
2 Persiapan status bowel 5
3 Persiapan status hidrasi 5
4 Patrisipasi dalam checklist 3
sebelum prosedur
Keterangan :
1. Tidak adekuat
2. Sedikit adekuat
3. Cukup adekuat
4. Subtansial adkuat
5. Adekuat penuh
2 Nyeri akut Pain Level Pain Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1 x a. Kaji tingkat nyeri,meliputi : lokasi,karakteristik,dan
30 menit klien menunjukkan tingkat nyeri berkurang onset,durasi,frekuensi,kualitas, intensitas/beratnya
yang ditandai dengan indikator : nyeri, faktor-faktor presipitasi
NO DIAGNOSA NOC NIC
No Indikator Target b.Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
1 Frekuensi nyeri 5 mempengaruhi respon pasien terhadap
2 Ekspresi akibat nyeri 5 ketidaknyamanan
c. Berikan informasi tentang nyeri
d.Ajarkan teknik relaksasi
e. Turunkan dan hilangkan faktor yang dapat
meningkatkan nyeri
f. Lakukan teknik variasi untuk mengurangi nyeri
3 Nausea Discomfot Level Nausea Management
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1 x Aktivitas :
60 menit klien menunjukkan tingkat kenyamanan a. Dukung klien untuk memantau pengalaman mualnya
yang ditandai dengan indikator : b.Dukung klien mengontrol mualnya
No Indikator Target c. Evaluasi pengalaman mual klien di masa lalu
1 Nausea 4 d.Dukung makan dalam jumlah kecil namun dengan
2 Kehilangan nafsu makan 4 frekuensi yang sering
Keterangan : e. Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat
1 : berat f. Yakinkan penggunaan anti emetik untuk mencegah
2 : substansial mual jika memungkinkan
3 : sedang g.Monitor efek manajemen mual
4 : ringan
NO DIAGNOSA NOC NIC
5 : tidak ada
4 Risiko infeksi Risk Control : Infectious Process Infection Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x 4 Aktivitas :
jam klien menunjukkan aksi personal untuk a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
mengontrol resiko infeksi yang ditandai dengan b. Monitor nilai WBC, granulosit dan hasil lainnya
indikator : c. Pertahankan teknik aseptic
No Indikator Target d. Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap
1 Mempertahankan lingkungan 3 adanya kemerahan, panas ekstrim dan drainase
yang bersih e. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi antibiotik
2 Menggunakan universal 3 yang diresepkan
precaution f. Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda dan
3 Mempraktekan cuci tangan 3 gejala infeksi
4 Monitor faktor lingkungan yang 3 g. Ajarkan klien dan keluarga mengenai cara untuk
berhubungan dengan resiko menghindari infeksi
infeksi h. Pastikan perawatan aseptic untuk semua jalur IV
5 Mengembangkan strategi yang 3
efektif untuk mengontrol infeksi
Keterangan :
1 : tidak ditunjukkan
2 : jarang ditunjukkan
NO DIAGNOSA NOC NIC
3 : kadang-kadang ditunjukkan
4: sering ditunjukkan
5 : terus menerus dtunjukkan

5. Risiko trauma vaskular Risk Control Chemotherapy Management


Setelah dilakukan tindakan keperawatan minimal 1x 4 a. Monitor pemeriksaan dan skrining sebelum
jam klien menunjukkan aksi personal untuk pemberian kemoterapi
mengontrol atau mengurangi ancaman terhadap b. Monitor efek samping dan efwk toksik dari
kesehatan yang ditandai dengan indikator : pengobatan
No Indikator Target c. Ikuti petunjuk pemberian obat anti neoplastik
1 Mengembangkan strategi efektif 3 dengan aman dari persiapan sampai pemberian obat
untuk mengontrol resiko Medication Administration : Intravenous (IV)
2 Menyesuaikan strategi control 3 Aktivitas :
resiko a. Ikuti 5 benar administrasi terapi
Keterangan : b.Atur alat-alat untuk pemberian obat
1 : tidak ditunjukkan c. Verifikasi tempat dan kepatenan kateter IV
2 : jarang ditunjukkan d.Administrasi pengobatan IV dengan tetesan yang
3 : kadang-kadang ditunjukkan tepat
4: sering ditunjukkan e. Bilas akses IV sebelumdan sesudah medikasi dengan
5 : terus menerus dtunjukkan larutan yang tepat
NO DIAGNOSA NOC NIC
f. Pertahankan akses intravena
g.Monitor respon pasien terhadap medikasi
h.Monitor peralatan IV, kecepatan tetesan dan jenis
cairan dengan interval yang teratur
i. Monitor adanya infiltrasi atau phlebitis pada insersi
IV
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, M, T & Arlianti, C. A. 2011. Panduan Lengkap Jamur. Depok: Penebar Swadaya.
Alatas, Z. 2007. Faktor Genetik dalam Karsinogenesis yang Diinduksi oleh Radiasi Pengion.
Depok: Prosiding Seminar Nasional Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan III.
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Jilid 1. Jakarta: EGC .
Bulechek, GM. Butcher, H.K. Dochterman, J.M., dan Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition. Indonesia: Mocomedia
Corwin, E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Crosta P. 2010. What is cancer? Medical News Today. [Cited 2019 November 25] Available
from: http://www.medicalnewstoday.com/info/canceroncology/whatiscancer.php
Doengoes, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Herdman, T.H., dan Kamitsuru, S. 2015. Diagnosis Keperawatan. Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC
Indonesian Pharmacist Update. 2009. Imunoterapi pada Kanker. [Cited 2019 November 25]
Available from: http://farmasiindonesia.com/imunoterapi-padakanker.html
Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. 2007. Buku ajar patologi, 7th ed, Vol. 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapis
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L., dan Swanson, E. 2016. Nursing Oucome
Classification (NOC) 5th Edition. Indonesia: Mocomedia
National Cancer Institute, 2009. What Is Cancer? U.S. National Institutes of Health. [Cited
2019 November 25] Available from: http://www.cancer.gov/cancertopics/what-is-
cancer
Price, S. A & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 Volume 1. Jakarta: EGC.
Price, S.A & Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Jakarta: EGC.
Shierly, E. O. 2001. Oncology Nursing 4th edition. St. Louis: Mosby Company
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol.1. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A. W. 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV-Jilid II. Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI: Jakarta
Susan B. Baird, Ruth McCorkle, Marcia Grant ( 1996 ). Cancer Nursing a comprehensive
textbook. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Sunaryati SS. 2011. 14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Mematikan. Jogjakarta: Flash
Books.

Anda mungkin juga menyukai