Anda di halaman 1dari 4

BAB I

KONTRASEPSI

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuihnya sel telur oleh sel sperma (Konsepsi) atau pencegahan
menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang di
gunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak satupun yang efektiv secara menyeluruh.
Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektiv di bandingkan metode lainnya. Efektivitas
metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi.
Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak
konsisten)dan penggunaan sempurna mengikuti semua intruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan
efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara satu
metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain.
BAB II

KONTRASEPSI PASCA PERSALINAN

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara,
dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang
mempengaruhi fertilitas. Kontrasepsi pasca persalinan merupakan inisiasi pemakaian metode
kontrasepsi dalam waktu 6 minggu pertama pasca persalinan untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan, khususnya pada 1-2 tahun pertama pasca persalinan. Konseling tentang keluarga
berencana atau metode kontrasepsi sebaiknya diberikan sewaktu asuhan antenatal maupun pasca
persalinan.

Adapun konseling yang dianjurkan pada pasien pasca persalinan yaitu :

 Member ASI ekslusif kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan.
 Sesudah bayi berusia 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI, dengan pemberian ASI
diteruskan sampai anak berusia 2 tahun.
 Tidak menghentikan ASI untuk memulai suatu metode kontrasepsi.
 Metode kontrasepsi pada pasien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan
bayi.

Sebenarnya, pada wanita pasca persalinan kemungkinan untuk hamil kembali akan menjadi lebih kecil
jika mereka terus menyusui setelah melahirkan. Meskipun laktasi dapat membantu mencegah
kehamilan, akan tetapi suatu saat ovulasi tetap akan terjadi. Ovulasi dapat mendahului mensturasi
pertama pasca persalinan dan pembuahan pun akan dapat terjadi. Pemilihan metode kontrasepsi untuk
ibu pasca persalinan perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak menggangu proses laktasi dan
kesehatan bayinya. Selain metode laktasi ada beberapa metode yang bias digunakan yaitu :

a. Kontrasepsi non hormonal


Semua metode kontrasepsi non hormonal dapat digunakan oleh ibu-ibu dalam masa menyusui.
Metode ini menjadi pilihan utama dari berbagai jenis kontrasepsi yang ada karena tidak
mengganggu proses laktasi dan tidak berisiko terhadap tumbuh kembangnya bayi. Metode
kontrasepsi non hormonal yang ada meliputi : metode laktasi amenorrhea (LAM/Lactational
Amenorrhea Method), kondom, spermisida, diafragma, alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD,
pantang berkala, dan kontrasepsi mantap (Tubektomi atau vasektomi).
b. Kontrasepsi Hormonal
Pemakaian kontrasepsi hormonal dipilih yang berisi progestin saja, sehingga dapat digunakan
untuk wanita dalam masa laktasi karena tidak mengganggu produksi ASI serta tumbuh kembang
bayi. Metode ini bekerja dengan menghambat ovulasi, mengentalkan lender serviks sehingga
menghambat penetrasi sperma, menghalangi implantasi ovum pada endometrium dan
menurunkan kecepatan tranportasi ovumdi tuba.
BAB III
KONTRASEPSI DARURAT
Pengertian Kontrasepsi Darurat
Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita yang tidak
hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Indikasi Kontrasepsi Darurat
Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian
kontrasepsi seperti :
1. Kondom Bocor, lepas atau salah menggunakannya.
2. Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.
3. Kegagalan senggama, terputus misalnya ejakulasi di vagina atau pada genetalia eksterna.
4. Salah hitungan masa subur.
5. Lupa minum pil KB
6. Tidak menggunakan kontrasepsi

Kontra indikasi kontrasepsi Darurat

1. Hamil atau diduga hamil

Kelebihan kontrasepsi Darurat

1. Tidak menyebabkan keguguran.


2. Dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3. Mencegah aborsi
4. Tidak menimbulkan cacat bawaan bila diketahui ibu hamil.
5. Efektif bekerja dengan cepat, mudah relative murah untuk pemakaina jangka pendek.

Kekurangan Kontrasepsi Darurat

1. Tidak dapat dipake secara permanen.


2. Tidak efektif setelah 3 x 24 jam

Konseling Kontrasepsi Darurat

1. Dalam 3 minggu belum haid segera tes kehamilan.


2. Ada efek, mual, muntah, pusing, lesu, spoting, bila berlebihan dan sangat mengganggu
segera periksa.
3. Bias minum obat anti muntah sebelum penggunaanya.
4. Tidak untuk digunakan berulang-ulang
5. Jika di muntahkan segera minum pil pengganti

Macam-macam Kontrasepsi Darurat

1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR


a. Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD) Sebagai Kontrasepsi Darurat
Selain dengan menggunakan pil (baik Dedicated pills atau pil KB biasa)
b. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual
terjadi), AKDR mengubah trasportasi tubal dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan
sperma sehingga pembuahan tidak terjadi.
c. Efek samping
Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enak di perut,
perdarahan per vagina atau spotting, dan infeksi.
2.
3.

Anda mungkin juga menyukai