Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PROYEK WATER RESERVOIR


RANCANGAN LISTRIK KENDALI INDUSTRI

Dosen Pengampu: Bapak Djodi Antono, B.Tech, M.Eng.

Disusun Oleh :
Prima Dimas Harkista

3.39.18.0.17

LT-2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020
DAFTAR ISI

JUDUL LAPORAN ..............................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

6.1 Pendahuluan .............................................................................................. 1

6.2 Dasar Teori................................................................................................ 1

6.3 Gambar Rangkaian .................................................................................. 13

6.4 Hasil Percobaan ....................................................................................... 14

6.5 Pembahasan............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii
JOB 06
WATER RESERVOIR
6.1 Pendahuluan
Banyaknya ditemui kelalaian dalam mematikan pompa air ketika air yang ada dalam
tampungan atau wadah telah penuh. Maka kami berfikiran membuat sebuah alat yang
menggunakan sensor air untuk mengetahui keadaan air di dalam tampungan atau
wadah tersebut dengan tiga lampu indikator.Lampu indikator pertama saat posisi air
berada pada keadaan low atau pada dasar permukaan tampungan atau wadah. Lampu
indikator kedua saat posisi air berada pada keadaan setengah dari dari tampungan atau
wadah. Lampu indikator ketiga saat posisi air berada pada keadaan penuh dalam
tampungan atau wadah.Sehingga alat ini dapat memudahkan manusia untuk lebih
menghemat air dan lebih praktis ketika sedang melakukan berpergian jauh bahkan
sedang sibuk dengan urusan pribadi.Dunia industri terus berkembang dengan sistem-
sistem yang baru dalam bidangmanufaktur maupun energi, khususnya sistem kontrol.
Saat ini banyak sekali ditawarkansuatu metode kontrol yang efektif dan mudah untuk
diimplementasikan, salah satunyakontrol dengan sistem WLC (Water Level
Control)Kontrol level air merupakan salah satu dari sekian banyak sistem yang ada
dalamdunia industri. Selain sederhana, sistem tersebut banyak sekali digunakan dalam
duniaindustri, misalnya: industry kimia, proses produksi minyak dan gas, dan lain-
lain.
Pada project ini dilakukan proses kontrol level air dari suatu prototype Water
LevelControl.

6.2 Dasar Teori


6.2.1. WLC (Water Level Control)
Rangkaian Water Level Control atau yang sering disingkat dengan WLC atau
rangkaian kontrol level air merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian
konvensional dalam bidang tenaga listrik yang diaplikasikan pada motor listrik
khususnya motor induksi untuk pompa air. Fungsi dari rangkaian ini adalah
untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki penampungan yang banyak
dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah industri di mana pada level
tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada level tertentu
juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol level air dalam tangki

1
penampungan dapat menggunakan dua buah pelampung yang mana masing-
masing dari pelampung tersebut menentukan batas atas dan batas dari level air.
Jadi pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan
rangkaian Water Level Control pada pompa air yang anda gunakan, anda tidak
perlu menunggu hanya untuk mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air
penuh karena apabila air dalam tangki sudah penuh maka pompa akan padam
dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol stop. Demikian juga apa bila air
dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan batas yang telah
ditentukan maka pompa akan jalan dengan sendirinya.
Dalam pengoperasian WLC dapat dioperasikan secara manual dan otomatis.
Pastikan sumur terisi sampai menyentuh sensor WLC pada level high.

Gb. 5.2.1.1 Skema pengoperasian WLC


A. Pengoperasian Manual
Setelah sumur sudah terisi, maka selector switch diatur pada pengendalian
manual. Tiap motor dikendalikan oleh saklar tunggal. Motor I, dikendalikan
oleh saklar S1. Motor II dikendalikan oleh S2. Dan motor III, dikendalikan
oleh S3. Ketiga motorpun dapat bekerja secara bersama. Pengoperasian
secara manual tidak dipengaruhi oleh WLC.
B. Pengoperasian Otomatis
Pompa DWP P3
1. Air di sumur dalam pada level maks pompa P3 siap beroperasi
2. Air di grand reservoir pada level medium atau lebih rendah pompa
P3 running,

2
3. Air di grand reservoir pada level maks pompa P3 OFF,
4. Pompa diamankan terhadap beban lebih,
5. Pompa P3 terinterlok pada level minimum di sumur dalam.
Pompa distribusi P1 dan P2
1. Air di grand reservoir pada level medium pompa P1 dan P2 ready,
2. On/off pompa bergantung pada level air di menara air
air di menara pada level low kedua pompa P1 dan P2 beroperasi semua
(rancangan tidak boleh start bersama-sama)air di menara pada level
medium satu pompa bekerja, salah satu pompa terus bekerja (missal
P1) melayani kebutuhan air bagi pemakai, sedangkan pompa lain (P2)
pada posisi standby,air di menara pada level high semua pomp off,jika
air kembali pada level medium salah satu pompa kembali bekerja,
namun yang bekerja berganti P2 sedangkan P1 ganti pada posisi
standby, jadi pada setiap level ini tercapai pompa P1 dan P2 bekerja
bergantian,
3. Setiap pompa diamankan terhadap beban lebih
4. Semua pompa P1 dan P2 terinterlok pada level minimum di grand
reservoir.
Catatan tambahan sebagai panduan dalam rancangan:
1. Setiap pompa disediakan indicator yang mengindikasikan keadaannya
(ready, running, dan overload)
2. Pada posisi otomatis setiap terjadi gangguan karena tidak tersedia air
di setiap gugus, maka disediakan indicator berupa lampu tanda dan
perangkat tanda bahaya (alarm),
3. Catu daya 3x380/220 Volt, 50 Hz dipasang di ruang kendali,
4. Jarak panjang pompa P3 dan ruang kendali ±300meter, rugi tegangan
yang diijinkan maksimum 5%
5. Sensor dan tranduser level air (WLC) dapat dipasang sesuai
ketentuan.
6.2.2. Kontaktor
Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang
mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang
akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet yang timbul tadi. Kontak

3
Bantu NO (Normally Open) akan menutup dan kontak Bantu NC (Normally
Close) akan membuka.

Gb.5.2.2.1 Kontaktor Magnetik


Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak Bantu. Kontak
utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak Bantu digunakan
untuk rangkaian kontrol. Didalam suatu kontaktor elektromagnetik terdapat
kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat
berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat. Apabila
kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi
yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan
kontak utama dan kontak bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan
mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi
normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama
kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya
akan tetap pada posisi operasinya. Apabila pada kumparan kontaktor diberi
tegangan yang terlalu tinggi maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau
merusak kumparan kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan
terlalu rendah maka akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari
kontaktor menjadi berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada

4
permukaannya serta dapat merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi
tegangan untuk kumparan kontaktor adalah berkisar 85% - 110% dari tegangan
kerja kontaktor. Komponen penting pada kontaktor (Magnetic Contactor) adalah
kumparan magnit (coil) dengan simbol A1 – A2 yang akan bekerja bila
mendapat sumber tegangan listrik, kontak utama terdiri dari simbol angka
1,2,3,4,5, dan 6 dan kontak bantu biasanya tediri dari simbol angka 11,12,13,
14, ataupun angka 21,22,23,24 dan juga angka depan seterusnya tetapi angka
belakang tetap dari 1 sampai 4. Prinsip Kerja Magnetic contactor adalahpada
saat salah satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor
bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika
dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja
kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan
akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi
perubahan atau bekerja. Kontaktor yang dioperasikan secara elektromagnetis
adalah salah satu mekanisme yang paling bermanfaat yang pernah dirancang
untuk penutupan dan pembukaan rangkaian listrik.

Gb.5.2.2.2 Sakelar Magnetik Kontaktor Dengan 3 Kontak Utama Dan 2 Kontak


Bantu (NO / NC)
Fungsi dari kontak-kontak dibuat untuk kontak utama dan kontak bantu. Kontak
utama tendiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dan kontak NO dan NC.
Konstruksi dari kontak utama berbeda dengan kontak bantu, yang kontak
utamanya mempunyai luas permukaan yang luas dan tebal. Kontak bantu luas
permukaannya kecil dan tipis.Kontaktor pada umumnya memiliki kontak utama
untuk aliran 3 fasa. Dan juga memiliki beberapa kontak bantu untuk berbagai
keperluan. Kontak utama digunakan untuk mengalirkan arus utama, yaitu arus
yang diperlukan untuk beban, misalnya motor listrik, pesawat pemanas dan
sebagainya. Sedangkan kontak bantu digunakan untuk mengalirkan arus bantu

5
yaitu arus yang diperlukan untuk kumparan magnet, alat bantu rangkaian, lampu
-lampu indikator, dan lain-lain. Notasi dan penomoran kontak-kontak kontaktor
sebagai berikut:

Gb. 5.2.2.3 Notasi dan Penomoran Kontaktor

6.2.3. Motor Listrik 3 Fasa


Motor induksi tiga fase atau yang sering disebut (asynchronous motor)
merupakan motor listrik medan magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan
tiga fase yang seimbang. Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor,
jaringan listrik, dan grinder. Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan HP.
Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat disesuaikan pada berbagai
aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis. Ini sangat
menguntungkan sebagai solusi pengendali motor induksi pada sisi harga dan
kualitas. Karakteristik motor induksi tiga-fasa adalah arus bebannya tinggi pada
sumber tegangan dengan pengasutan langsung. Menghasilkan arus start dan
lonjakan yang tinggi jika diaplikasikan pada tegangan penuh, akan
mengakibatkan penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada
sistem mekanik. Motor AC 3 fasa bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1

6
fasa untuk menghasilkan beda fasa diperlukan penambahan komponen
Kapasitor. Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator
dan rotor, bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang
sempit (air gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor
induksi tiga fasa berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu
rotor belitan (wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor
terbuat dari lilitan yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai
(Squirrel-cage rotor) yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun
oleh beberapa batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada
pada rotor motor induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin
sehingga membuat batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam
yang lain. Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan
timbul medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
keterangan:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya
(F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar
searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi
tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr). Perbedaan kecepatan
antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel.

7
6.2.4. Thermal Overload Relay
Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang
terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang
berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.

Gb. 5.2.4.1 Thermal Overload Relay

Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan mengalir
pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya
belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih
pada alat pengontrol. Prinsip kerja thermal beban lebih berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen
pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang
ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka).

Gb. 5.2.4.2 Rangkaian kerja Thermal Overload Relay

TOLR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila benda
terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan melengkung
dan memutuskan arus. Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat

8
melewati TOLR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan
menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.

Gb. 5.2.4.3 Pengaturan Arus Thermal Overload Relay

Gangguan – gangguan overload yang biasa terjadi antara lain disebabkan oleh
arus start yang terlalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak,
terjadinya hubung singkat (short circuit), terbukanya salah satu fasa dari motor
listrik 3 fasa serta pembebanan yang berlebihan pada jaringan.

6.2.5. Circuit Breaker

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20


disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT)
merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu menutup,
mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta mampu
menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus arus beban
dalam spesifik kondisi abnormal / gangguan seperti kondisi short circuit /
hubung singkat. Switchgear adalah peralatan pemutus tenaga listrik atau lebih
dikenal yaitu disebut Circuit Breaker ,berfungsi untuk menghubungkan dan
melepas beban di jaringan listrik serta mengamankan atau melindungi peralatan
yang terhubung di rangkaian beban bila terjadi gangguan pada sistem yang
dilayani. Dengan demikian maka suatu switchgear harus dilengkapi dengan

9
peralatan rele proteksi dan sistem interlock yang bisa membuka secara otomatis
saat terjadi gangguan sehingga kerusakan lebih lanjut dapat dihindari

Pada umumnya switchgear di Unit Pembakit Listrik / Power Station adalah tipe
busbar tunggal / single busbar type atau metal clad dimana circuit breaker
ditempatkan dalam bilik tertutup yang dinamakan Cubicle.Circuit Breaker yang
berada di dalam cubicle harus dapat dikeluarkan ( rack out ) dan dimasukkan
kembali ( rack in ) terutama untuk keperluan pemeliharaan. Tegangan kerja dari
switchgear tergantung dari kapasitas Unit Pembangkit dan tegangan kerja
peralatan bantunya, pada umumnya tegangan kerja yang digunakan antara
3.3kV sampai 11kV Dari uraian tersebut diatas maka switchgear berfungsi
sebagai berikut :

A. Saat kondisi normal

1. Menghubungkan rangkaian listrik

2. Membaca parameter listrik

3. Mengatur penyaluran listrik

4. Mendeteksi parameter listrik

B. Saat kondisi gangguan

1. Memutus rangkaian listrik

2. Membaca parameter listrik

3. Mengamankan komponen rangkaian listrik

Circuit Breaker (CB) merupakan suatu alat listrik yang berfungsi untuk
melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi kesalahan atau gangguan pada
sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem akan menimbulkan berbagai
efek seperti efek termis, efek magnetis dan dinamis stability.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu rangkaian
listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat terjadi
arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Circuit Breaker (CB) agar dapat
melakukan hal-hal diatas, adalah sebagai berikut :

10
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun


terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu
sendiri.

3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, sehingga tidak
membuat sistem kehilangan kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu
sendiri

Setiap Circuit Breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu CB, yaitu :

1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya
itu akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral
sistem.

2. Arus maksimum continue yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai
arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal
beban dimana pemutus daya tersebut terpasang.

3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya


tersebut.

4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.

5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.

6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.

7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.

8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

6.2.6. Push button


Saklar merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan dua titik atau lebih dalam suatu rangkaian elektronika. Salah
satu jenis saklar adalah saklar Push buttonyaitu saklar yang hanya akan

11
menghubungkan dua titik atau lebih pada saat tombolnya ditekan dan pada saat
tombolnya tidak ditekan maka akan memutuskan dua titik atau lebih dalam
suatu rangkaian elektronika.

Gb. 5.2.6.1Sakelar Push button


Wiring dan bentuk saklar Push buttonditunjukan pada gambar berikut. Saklar
push buttondapat berbentuk berbagai macam, ada yang menggunakan tuas dan
ada yang tanpa tuas. Saklar push buttonsering diaplikasikan pada tombol-tombol
perangkat elektronik digital. Salah satu contoh penggunaan saklar push ON
adalah pada keyboard komputer, keypad printer, matrik keypad, tombol kontrol
pada DVD player dan lain sebagainya.

Gb. 5.2.6.2Cara kerja push button

12
6.3 Gambar Rangkaian
6.3.1 Latihan 1 : Pengawatan Water Level Control

Gb. 6.3.1.1 Rangkaian pengoperasian WLC

6.4 Hasil Percobaan


6.4.1. Hasil dari pemasangan minggu ini adalah memasang seluruh rangkaian kontrol
dan daya pada proyek WLC.

Gb. 6.4.1.1 Rangkaian kontrol pada panel

13
6.5 Pembahasan
Pada minggu ini, kami sudah menyelesaikan rangkaian kontrol dan rangkaian daya.
Setelah selesai kami melakukan percobaan sendiri. Dari percobaan yang kami telah
lakukan, proyek WLC bekerja sesuai tujuan yang diminta. Proyek ini sudah siap
untuk commissioning. Pada WLC ini terdapat dua mode yaitu:
1. Sistem Automatis

Pada saat selector pilih di atur pada mode automatis maka pompa 1 ,
pompa 2 , pompa 3 berkerja secara automatis tergantung pada level setiap tempat
penampungannya . Mula mula pompa 3 akan berkerja apabila air didalam sumur
tersedia . maka pompa 3 siap untuk di operasikan , pompa 3 akan bekerja apa bila
pada ground reservoir tidak terdapat air . kemudiar pompa 3 memompa air dari
sumur menuju ke ground reservoir kemudian apa bila ground reservoir penuh
maka pompa 3 akan secara automatis akan mati, pompa 1 dan pompa 2 akan
berkerja tergantung pada level air yang ada di tandon . apa bila air dalam tandon
menunjukan level minimum maka air dari ground reservoir akan di pompa ke
tandon dengan bantuan pompa 1 dan pompa 2. Apa bila air pada tandon
menunjukan level medium maka salah satu pompa akan mati dan hanya 1 pompa
saja yang akan mensuplai air sampai level high, setelah level air pada tower
maximum maka pompa 2 mati., apa bila air pada tandon turun pada level medium
maka pompa 1 akan menyala dan mengisi air sampai maximum. Sedangkan apa
bila air pada sumur terindikasi pada level low maka semua motor akan mati.

2. Sistem Manual

Pada saat selctor pilih di atur pada mode Manual semua motor di
operasikan secara manual dengan bantuan selector switch . tetapi pada pompa 3
yang berada disumur tidak dapat di operasikan apabila level air pada sumur tidak
mencukupi , setelah air pada sumur mencukupi maka pompa baru dapat
dioperasikan secara normal.

6.6 Analisis Data


1. Sebuah kontaktor terdiri dari koil, kontak Normally Open ( NO ) dan kontak
Normally Close ( NC ). Pada saat kontaktor NO normal akan membuka dan pada
saat kontaktor bekerja NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu
ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan

14
bekerja kontak NC akan membuka. Untuk menghubungkan kontak utama hanya
dengan cara memberikan tegangan pada koil kontaktor magnetik sesuai
spesifikasinya.
2. WLC sebagai alat mengindikasi level air pada suatu bak penampungan
3. Pada rangkaian manual pompa tidak dapat dioperasikan apabila level air pada
sumur pada batas minumum
4. Pada rangkaian automatis pompa tidak dapat dioperasikan apabila level air pada
sumur pada batas minumum
5. Pada rangkaian automatis pompa 2 dan 3 akan bekerja secara automatis
tergantung pada level air pada penampungan

6 Pengunaan TORL sangat dianjurkan karena sebagai pengaman apabila pompa


terjadi overload

6.1 Kesimpulan
1. Water Level Control berfungsi untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki
penampungan yang banyak di jumpai di rumah, dimana pompa air dapat di
operasikan dan di matikan secara otomatis.
2. Pengoperasian WLC dapat dioperasika secara manual dan otomatis.
3. Pengoperasian WLC secara manual tidak dipengaruhi WLC.
4. Pengoperasian secara otomatis dipengaruhi oleh ketinggian air yang menyentuh
elektroda untuk menggerakkan ketiga motor.

15
DAFTAR PUSTAKA

Atmanto, Lukas Joko Dwi. 2008. Rancangan Listrik Kendali Industri. Semarang: Politeknik
Negeri Semarang.

Arinugroho Afif, dkk. 2017. Rancang Bangun Modul Pengasutan DanPengukuran Arus
Starting Motor InduksiTiga Fasa Menggunakan Data Logger Mt4Series. Tugas Akhir.

Herlan, M. “BAB II Tinjauan Pustaka Push


Button”.http://eprints.polsri.ac.id/1779/3/BABII.pdf (diakses tanggal 18/09/2018).

Robith, Muhammad. “Prinsip Kerja Motor Induksi 3 Fasa”.


http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-motor-induksi-3-fasa.pdf(diakses tanggal
28/09/2018)

Pradika, Hendy dan Moediyono. “Thermal Overload Sebagai Pengaman Overload”.


https://ejournal .undip.ac.id/gema_teknologi.pdf (diakses tanggal 29/09/2018)

Anonymous. “pengertian kontaktor magnetic”. https://edoc.site/pengertian-kontaktor-


magnetik-pdf.html (diakses tanggal 18/09/2018).

Anonymous. “Pengasutan motor induksi 3 fasa sistem bintang segitiga”.


https://babagilemu.blogspot.com (diakses tanggal 16/10/2018)

https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-contactor-
mc/

http://www.alatuji.com/article/detail/536/water-level-control-untuk-mengidentifikasikan-
level-air#.WlgtNqiWbIU

16
17

Anda mungkin juga menyukai