KAJIAN TEORI
Suatu kegiatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat KBM berarti harus
memperhatikan potensi siswa (seperti tingkat perkembangna fisik, psykhis, tingkat
perkembangan belajar, pengalaman belajar, latar belakang social budaya, bakat dan minat), dan
juga memperhatikan kebutuhan siswa dalam merancang strategi pembelajaran.
Sedangkan makna demokratisasi dalam KBM berarti siswa itu diperlakukan secara manusiawi,
sewajarnya dan siswa dipahami sebagai subyek dalam pembelajaran yang berarti memiliki
kebutuhan, keinginan dan tujuan hidup, dan sekaligus sebagai obyek pembelajaran juga berarti
siswa itu memiliki potensi yang perlu dibina, diarahkan dan dituntut kearah yang tepat dengan
penerapan prinsip Tut Wuri Handayani.
Selama ini proses pembelajaran lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi
pelajaran dan siswa mendengarkan secara pasif. Namun telah banyak ditemukan bahwa kualitas
pembelajaran akan meningkat jika para siswa peserta proses pembelajaran memperoleh
kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan
baru yang diperoleh. Dengan cara ini diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung
untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik.
Banyak cara, metode atau teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Kelompok
pembelajaran aktif cenderung membuat siswa mengingat (retention rate of knowledge) materi
pelajaran. Selain itu juga konsep yang diinformasikan melalui lambang verbal mempunyai daya
serap paling rendah dibandingkan apabila disampaikan dengan lambang visual, film dan
sebagainya. Media yang terletak pada alas kerucut menunjukkan tingkat keefektifan tertinggi.
Makin menuju kepuncak makin kerucut makin berkurang keefektifannya.
Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan
respon siswa dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang
menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi
pembelajaran aktif pada siswa dapat membantu ingatan (memory) mereka, sehingga mereka
dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.
3) Encouragement
Dorongan menolong siswa-siswa untuk keyakinan dan memiliki perasaan yang baik akan diri
mereka sendiri. Ini juga akan menolong murid untuk mencoba suatu aktivitas baru. Anak-anak
perlu untuk tahu bahwa mereka diterima dan dikasihi oleh guru-guru mereka. Guru-guru perlu
mendorong siswa-siswa untuk belajar dari kesalahan.
5) Demonstrations
Pengajaran langsung adalah praktek yang terkenal, yang mana guru-guru dapat memusatkan
kelas atau kelompok melalui ceramah, membaca, dan memimpin daripada mendemostrasikan
suatu keterampilan atau tekhnik¬tekhnik baru. Guru dapat menuntun pikiran siswa dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan contoh-contoh. Di dalam suatu pembacaan kelas,
sebagai contoh, guru dapat membacakan suatu teks baru, kemudian memulai diskusi dengan
petanyaan-pertanyaan terbuka yang mendorong siswa-siswa untuk berpikir tentang tesk tersebut.
6) Independent Learning
Siswa- siswa lebih dapat mengerjakan dan belajar dengan tidak bergantung kepada guru. Ini
berarti bahwa mereka dimotivasi untuk belajar, dapat focus kepada tugas-tugas yang spesifik,
dan memiliki keterampilan. Ini dapat berarti siswa-siswa dapat memecahkan persoalan
matematika atau konsentrasi pada contoh-contoh soal matematika. Dapat juga berarti siswa-
siswa melakukan penelitian atau eksperimen atau menulis suatu laporan mengatasi suatu topik
pengetahuan. Semua dari cirri-ciri ini pada akhirnya menuju pada satu cirri utama yaitu : Most
Children Learn Best When They Learn Through Action.
Di samping karakteristik dia atas, secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan
diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya
dapat diperoleh secara bersama¬sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap
individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan
penilaian untuk setiap mahasiswa sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses
pembelajaran aktif ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang
tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Menurut W. Gulo (2004 : 142) menyebutkan bahwa disebut ceramah bervariasi karena dalam
strategi ini terdapat beberapa komponen atau unsur yang masing-masing bervariasi. Komponen-
komponen tersebut adalah :
1) Variasi Metode
Ceramah murni hanya efektif untuk sekitar 15 menit yang pertama. Menit¬menit berikutnya,
daya serap siswa terhadap ceramah mulai menurun. Oleh karena itu, supaya keefektifan belajar
tetap tinggi, ceramah sebagai metode pengajaran yang pokok hanya dapat digunakan pada sekitar
15 menit yang pertama. Sesudah itu metode ceramah harus diganti dengan metode lain. Dengan
demikian, interaksi pembelajaran menjadi variasi.
2) Variasi Media
Alat indera siswa dilibatkan sebanyak mungkin dalam proses pembelajaran. Untuk maksud
tersebut media pembelajaran divariasikan, sehingga fungsi melihat (visual), fugsi mendengar
(audio), dan fungsi meraba atau mencium diaktifkan pada hal-hal tertentu misalnya media audio
divariasikan dengan media visual.
3) Variasi Penampilan
Dalam variasi penampilan dibagi ke dalam beberapa variasi yaitu :
a) Variasi gerak
b) Variasi isyarat/mimik
c) Variasi suara
d) Selingan diam
e) Kontak pandang
f) Pemusatan perhatian
4) Variasi Bahan Sajian
Dalam menyampaikan materi atau bahan sajian seorang guru, tidak monoton materi saja. Mereka
harus menyajikan contoh-contoh yang kongret dan relevan misalnya dengan disertai gambar-
gambar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktikkan suatu proses
tersebut, setelah melihat atau mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang
demonstrator. Eksperimen juga dapat dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu,
misalnya menguji sebuah hipotesis. Dalam pelaksanaannya, metode demontrasi dan eksperimen
dapat digabungkan, artinya setelah dilakukan demonstrasi kemudian diikuti oleh eksperimen
dengan disertai penjelasan secara lisan (ceramah).
Dalam konteks pembelajaran, media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk merangsang perhatian, minat, pikiran dan kemajuan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa (Y. Miarso dalam Hujair, 2009 : 24). Maka
secara umum media adalah alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana pendidikan
yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk merangsang perhatian,
minat, dan pikiran siswa sehingga dapat mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada
anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat
dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah mencerna bahan
daripada tanpa bantuan media.
2.3.2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sadiman dkk (2008 : 17) media mempunyai beberapa fungsi dalam proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut :
Jika obyek terlalu besar maka bias digantikan dengan gambar, film bingkai, film atau model
yang lebih kecil.
Jika obyek kecil, maka dapat diperbesar dengan bantuan proyektor, film bingkai atau gambar.
Gerak yang terlalu lambat dapat dipercepat dengan dengan teknik timelapse, sedang gerak yang
terlalu cepat dapat diperlambat dengan teknik highspeed photography untuk kemudian diputar
secara lambat (slow metion).
Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto, atau diceritakan secara verbal.
Obyek yang terlalu komplek dapat disajikan dengan model, diagram, dll. Konsep yang terlalu
luas dapat divisualkan dalam bentuk dalam bentuk film, film bingkai, gambar dll.
-Audiovisual Gerak media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak
seperti film suara, video.
Pembagian lain dari media ini adalah :
-Audiovisual Murni baik unsur suara maupun unsure gambar berasal dari satu sumber film
Video cassette.
- Audiovisual tidak Murni yang unsure suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda.
Misalnya : Film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur
suaranya bersumber dari tape recorder.
b) Dilihat dari Daya Liputnya , Media dapat Dibagai ke Dalam:
Media dengan Daya Liput Luas dan Serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak
didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh : Radio dan Televisi
Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Waktu
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus.
Contoh : Film, Sound Slide.
Media Untuk Pengajaran Individual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media
ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Maka, untuk menggunakan media
secara baik, efektif, dan efisien dalam proses pembelajaran diperlukan kemampuan, pengetahuan
dalam memilih, menggunakan dan kemampuan untuk mendesain serta membuat suatu media
pembelajaran tersebut.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah keterkaitan media dengan tujuan pembelajaran, metode,
materi pembelajaran, dan kondisi siswa. Selain itu pengembangan dan penggunaan media
pembelajaran, sangat tergantung pada kreasi dan inisiatif guru itu sendiri. Sebab kemampuan,
kreasi dan inisiatif guru dalam mendesain, membuat, dan mengembangkan media pembelajaran
merupakan hal yang mutlak dan tidak boleh diabaikan.
2.3.4. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaaan Media
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, disamping memenuhi prinsip-prinsip pemilihan,
juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Memilih Media Pengajaran
(Djamarah, 2006 : 128) yaitu :
a) Objektivitas
b) Program Pengajaran
c) Sasaran Program
d) Situasi dan Kondisi
e) Kualitas Teknik
f) Keefektifan dan Kefisiensi Penggunaan
2) Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Nana Sudjana dan Ahmat Rivai dalam Djamarah (2006 : 132), dalam memilih media
untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran
b) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran
c) Kemudahan memperoleh media.
d) Ketrampilan guru dalam menggunakannya.
e) Tersedia waktu untuk menggunakannya.
f) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Dengan kreteria pemilihan media tersebut, guru dapat lebih mudah menggunakan media mana
yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya sebagai pengajar.
Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga dapat mempersulit guru,
tapi sebaliknya, yakni mempermudah guru dalam menjelaskan bahan pengajaran.
2.3.5. Media Audiovisual
Menurut Hujair (2009 : 105), media audiovisual adalah seperangkat alat yang memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama
dengan obyek aslinya.
Sedangkan menurut Djamarah (2006 : 124), mengartikan media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Contoh judul ptk pkn sma
Media ini dibagi lagi ke dalam :
- Audiovisual Diam media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara
(sound slides).
- Audiovisual Gerak media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak
seperti film suara, video.
Pembagian lain dari media ini adalah :
- Audiovisual Murni baik unsur suara maupun unsure gambar berasal dari satu sumber film
Video cassette.
- Audiovisual tidak Murni yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang
berbeda.
2.3.6. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan peserta didik agar dapat menjadi warganegara yang baik, yaitu warga negara yang
memahami, menyadari dan mampu menggunakan hak serta menjalankan kewajiban
kenegaraannya secara bertanggungjawab. Untuk maksud tersebut pendidikan kewarganegaraan
minimal harus mencakup :
1) Penanaman ide-ide dan prinsip-prinsip etik dan moral, yang memberi arah, makna, dan tujuan
bagi seluruh bangsa.
2) Penanaman dan pengembangan pengetahuan yang diperlukan untuk berpikir
dan bertindak cerdas dalam menghadapi isu-isu kenegaraan mutakhir.
3) Pengembangan keterampilan, dan teknik-teknik yang diperlukan warganegara
dalam menunaikan tanggungjawab kenegaraannya.
Dalam Negara demokrasi pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dan generasi muda agar mereka mampu dan
bersemangat untuk menjalankan, meningkatkan, dan memperluas kehidupan demokratis. Mereka
harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang demokrasi, keyakinan-keyakinan, dan
kesetiaan pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip demokrasi, keterampilan berpikir kritis dan
keterampilan memecahkan masalah, serta kemampuan untuk menerapkan teknik-teknik yang
diperlukan dalam mewujudkan partisipasi dalam kehidupan demokratis secara cerdas, efektif,
dan menyenangkan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating. Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil
dibandingkan dengan orang yang belajar diluar bakatnya.
5) Minat
Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/ hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Serang siswa yang belajar dengan
minat yang tinggi maka hasil yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang
kurang berminat dalam belajar.
6) Motivasi
Motivasi sebagai factor intern berfungsi menimbulkan, mandasari, mengarahkan perbuatan
belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula
sebaliknya.
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong keadaan siswa untuk elakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaiman cara mengatur agar motivasi dapt ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan
belajar mengajar seorang anak didika akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari
luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan
sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan pada individu. Faktor-faktor ekstern itu antara lain :
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar. Semakin tinggi
pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam
pengembangan prestasi belajar anak.
2) Status ekonomi sosial orang tua
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar
harus terpenihi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan
pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga
tergangu.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan di sekolah
Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai tempat yang
strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai
ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan di
rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar anak dapat berkreasi sesuai apa yang
diinginkan. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
4) Media yang dipakai guru
Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung
dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang digunakan dalam pendidikan
yang dirancang. Bervariasi potensi yang tersedia media yang baik dalam pendidikan yang
berlainan untuk tiap sekolah.
5) Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang dilakukannya
terhadap siswa dengan metode atau program tertentu. Metode atau program
disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan
di sekolah tergantung dari baik tidaknya program yang dirancang.
Dari uraian yang telah dijabarkan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar siswa berasal dari dua hal yaitu faktor yangberasal dari dalam
diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar siswa (faktor ekstern).
2.6. Hipotesis
Penggunaan metode ceramah bervariasi dan media audiovisual, dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas X IPA MA MASMUR PEKANBARU... Kota ... pada semester I
tahun ajaran 2019/2020 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
N : jumlah nilai satu kelas
S : banyaknya siswa satu kelas
Hasil perhitungan persentase kemampuan siswa dari ketiga tes tersebut (pra sisklus, siklus I, dan
siklus II) kemudian dibandingkan.
Sedangkan data yang diperoleh melalui non tes yaitu observasi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan hasil dari pengisian angket dari siswa tentang tanggapan
penggunaan metode ceramah bervariasi dan media audiovisual dalam pembelajaran dianalisis
secara deskriptif kualittif. Dari pengambilan data non tes diperoleh gambaran tentang situasi dan
kondisi siswa, keantusiasan, aktivitas, dan kegembiraan selama mengikuti kegiatan pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan, juga hambatan-hambatan yang dihadapi saat mengikuti
pembelajaran tersebut.
3.5. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini, diharapkan pada akhir siklus 2 terjadi
peningkatan hasil belajar siswa setelah guru menerapkan penggunaan metode ceramah bervariasi
dan media audiovisual dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk hasil belajar
diberikan patokan 80 % dari jumlah keseluruhan siswa yang mendapat nilah lebih tinggi atau
sama dengan nilai yang telah distandarkan oleh sekolah yaitu 7,00.
Selain itu juga terjadi peningkatan keaktifan siswa pada pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan, untuk keaktifan siswa diberikan patokan 80 % atau sekitar minimal 24-25
siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Peneliti berdiskusi dengan guru pengampu mata pelajaran PKn untuk merencanakan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Contoh ptk pkn sma doc Rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tersebut didalamnya berisi mengenai metode dan media apa yang akan dipakai atau
digunakan dalam penelitian ini. Rencana metode pembelajaran yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini adalah menggunakan metode ceramah bervariasi, artinya dalam pengunaan metode
ceramah akan dipadukan dengan metode pembelajaran yang lain yaitu metode tanya jawab dan
metode pemberian tugas. Sedangkan media yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemaparan materi dengan menggunakan media audiovisual (LCD), disini materi akan disajikan
dalam bentuk power point yang didalamnya ada tayangan gambar dan suaranya.
c) Peneliti mempersiapkan materi yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu materi
tentang “Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah”.
d) Peneliti mempersiapkan lembar observasi. (terlampir)
b. Siklus II
Untuk tahap-tahapan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan tahap¬tahapan yang
dilakukan pada siklus I dengan berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I.
Secara singkat prosedur pelaksanaan dari penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut :
Berikut kisi-kisi observasi yang akan digunakan :
Tabel Siklus II
Prosentase aktivitas belajar yang dilakukan siswa tersebut memiliki beberapa kategori
kualifikasi, yaitu:
4 = Baik, apabila prosentasenya 78,6% - 100% dengan interval 22 - 28 siswa;
3 = Cukup, apabila prosentasenya 53,6% - 75% dengan interval 15 - 21 siswa;
2 = Kurang, apabila prosentasenya 28,6% - 50% dengan interval 8 - 14 siswa;
1 = Sangat Kurang, apabila prosentasenya 0% - 25% dengan interval 1 - 7 siswa.
DAFTAR PUSTAKA