Anda di halaman 1dari 7

SISTEM RESPIRASI PADA MANUSIA

4.bp.blogspot.com
Energi kimia dalam makanan dapat digunakan setelah dioksidasi di dalam tubuhnya.
Proses menghasilkan energi melalui oksidasi bahan maka
nan di dalam sel-sel tubuh diseput Respirasi Sel. Respirasi bertujuan untuk
menghasilkan energi.
1. Alat –alat respirasi pada manusia.
Alat respirasi pada manusia adalah hidung, faring, Laring, batang tenggorok
(Trakea), cabang batang tenggorok (Bronkus), paru-paru. Berikut uraiannya:
a. Hidung

Hidung merupakan tempat pertama kali masuknya udara dari luar. Di dalam hidung
terdapat rambut-rambut halus dan selaput lendir. Gunanya untuk menyaring udara,
menghangatkan
udara yang masuk ke dalam paru-paru. Karena udara yang masuk ke dalam paru-paru
tidak boleh terlalu dingin.
b. Faring
Faring(Tekak) merupakan daerah pertemuan saluran respirasi. Pada faring terdapat
katup penutup rongga hidung yang disebut uvula atau anak tekak.
c. Laring
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun atas
tulang lidah, katup ttulang rawan. Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal
tenggorok (epiglotis).
d. Batang tenggorok (trakea)
Batang tenggorok terletak di daerah leher, dibagian depan kerongkongan. Didalammya
dilapisi selaput lendir, yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi
untuk menolak debu atau benda-benda asing.
e. Bronkus
Bronkus bercang menjadi dua, yaitu bronkus sebelah kiri dan sebelah kanan. Kedua
cabang tersebut menuju ke paru-paru.
f. Paru-paru
Paru-paru dibungkus oleh selaput yang disebut pleura. Pleura terdiri atas selaput dalam
(Pleura viseralis) dan selaput luar ( pleura parietalis). Pada paru-paru kanan terdapat
tiga lobus, sedangkan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus terbagi atas lobulus-
lobulus dan masing-masing lobulus memiliki bronkiolus dengan sejumlah alveolus.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Oksigen yang terdapat di dalam alveolus
berdifusi menembus dinding alveolus, mengelilingi alveolus.

2.bp.blogspot.com

2. Mekanisme Pernapasan
Proses pernapasan pada manusian dapat dibedakan menjadi inspirasi dan Ekspirasi.
Inspirasi adalah pemasukan udara luar ke paru-paru atau bisa disebut menghirup napas
. Ekspirasi adalah pengeluaran udara dari paru-paru ke lingkungan luar atau disenut
menghembuskan nafas.
mrsigitblog.files.wordpress.com
a. Pernapasan Dada
Pada saat inspirasi, otot antartulang rusuk bagian luar berkontraksi sehingga tulang
rusuk terangkat dan volume rongga dada membesaar. Tekanan udara di dalam rongga
dada menjadi lebih kecil dibandingkan udara luar sehingga uadara dari luar masuk ke
dalam ruang alveoli.
Pada saat ekspirasi, otot antar tulang rusuk bagian dalam kembali relaksasi sehingga
tulang-tulang rusuk sedikit turun. Akibatnya, rongga dada menyempit sehingga udara
terdorong keluar.
b. Pernapasan Perut (Diafragma)
Pada saat inspirasi, otot diafargma berkontraksi sehingga diafragma mendatar dan
volume rongga dada menjadi kecil sehingga udara dari luar masuk ke paru-paru.
Pada saat ekspirasi, otot dinding rongga perut berkontraksi, sedangkan diafragma
relaksasi. Akibatnya alat-alat dalam rongga perut terdorong ke atas diafragma naik.
Volume rongga dada menjadi kecil dan tekanan udara menjadi besar sehingga udara
terdorong ke luar.

3. Volume Udara Pernapasan


Pada pernapasan biasa orang dewasa, udara yang masuk dan keluar adalag 0,5
liter. Uadara sebanyak itu disebut udara pernapasan atau udara tidal (UT).
Setelah kita menarik napas biasa, kita masih bisa menarik napas sealam-
dalamnya. Uadara yang dapat masuk ke dalam paru-paru disebut udara
komplementer (UK). Kemudian setelah mengeluarkan napas biasa, dan kita
menghembuskan napas sekuat-kuatnya. Uadara yang masih dapat kita keluarkan
disebut udara suplementer atau udara cadangan (UC). Udara yang tidak bisa
keluar dari paru-paru setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya disebut
udara residu (UR). Jika kita menarik napas sekuat-kuatnya, volume yang masuk
dan keluar kurang lebih 4,8 liter. Volume udara tersebut disebut kapasitas vital
paru-paru (KV). Volume udara yang tersedia dalam paru-paru sebanyak lebih
kurang 5,6 liter disebut sebagai kapasitas total paru-paru (KT).

4. Frekuensi Pernapasan
Pada umumnya orang dewasa setiap menitnya melakuakan pernapasan antara 15-18
kali. Cepat atau lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, bail
dari dalam tubuh atau dari luar tubuh, yaitu sebagai berikut.
1) Umur
2) Jenis kelamin
3) Suhu tubuh
4) Posisi tubuh
5) Kegiatan atau aktivitas tubuh

5. Proses Pertukaran Gas di dalam Tubuh


Secara umum, faktor-faktor yang menentukan difusi gas respirasi melintasi
membran alveolus dan kapiler darah adalah sebagai berikut.
a. Tekanan oarsial gas yang tergantung pada persentasenya dalam seluruh
bagian udara. Semakin tinggi tekanan parsial maka semakin cepat proses
difusi berlangsung.
b. Permeabilitas epitelium membran respirasi, semakin permeabel membran,
semakin cepat proses difusi.
c. Luas permukaan epitelium atau membran respirasi, semakin luas proses
difusi semakin cepat.
d. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru atau insang, semakin cepat
peredaran darah, proses difusi semakin cepat.
e. Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah, semakin cepat
reaksinya, proses difusi semakin cepat.
Dari kapiler darah di jaringan, oksigen masuk ke dalam sel-sel tubuh. Sementara
itu karbondioksida yang merupakan sisa pembakaran di dalam sel masuk ke
dalam kapiler darah di jaringan untuk dibawa ke paru-paru. Di kapiler paru-
paru, kaebon dioksida dimasukan kedalam alveolus untuk dikeluarkan dalam
ekspirasi.
Pertukaran gas-gas yang terjadi antara dinding alveolus dengan kapiler darah
diseput respirasi eksternal, dan yang terjadi antara kapiler dengan sel-sel atau
jaringan disebut respirasi internal. Respirasi internal akan dilanjutkan dengan
pemanfaatan oksigen untuk oksidasi biologi (pembakaran zat makanan dengan
bantuan oksigen).
6. Gangguan Pada Sisten Respirasi
1) Asma atau sesak napas, merupakan suatu penyakit penyumbatan saluran
pernapasan yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu, debu, atau
tekanan psikologis. Penyakit asma bersifat menurun.
2) Tuberkulosis (TBC), merupakan penyakit paru-paru yang sisebabkan oleh
serangan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Jika bagian paru-paru yang
diserang meluas, sel-selnya mati dan pru-paru mengecil. Akibatnya napas
penderita menjadi terengah-engah.
3) Asfiksi, adalah gangguan pernapasan pada waktu pengangkutan dan
penggunaan oksigen oleh jaringan yang disebabkan oleh tenggelam
(Akibatnya alveolus terisi air), pneumonia (akibatnya alveolus terisi lendir
dan cairan limfa), keracuran Co atau HCN, atau gangguan sistem sitokrom
(enzim pernapasan).
4) Asidosis, adalah kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam
darah, sehingga pernapasan terganggu.
5) Difteri, adalah penyumbatan lendir pada rongga faring maupun laring yang
dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.
6) Empisema, adalah penyakit robeknya dinding alveolus sehingga
mengurangi daerah pertukaran gas.
7) Pneumonia, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri
pada alveolus yang menyebabkan terjadinya radang paru-paru.
8) Wajah adenoid (kesan wajah bodoh), disebabkan adanya penyempitan
saluran napas karena pembengkakan kelenjar limfa atau polip, dan
pembengkakan di tekak atau amandel.
9) Bronkitis akut, yaitu infeksi pada daerah bronkus yang biasanya didahului
oleh infeksi saluran respirasi bagian atas oleh virus dan kemudian diikuti
dengan infeksi bakteri.
10) Bronkitis kronis, yaitu gangguan pada paru-paru yang ditandai dengan
rusaknya dinding-dinding alveolus sehingga kemampuan pertukaran udara
menjadi berkurang.

Perbedaan Respirasi Aerob Dan Anaerob

Secara kompleks, respirasi diartikan sebagai sebuah proses pergerakan atau mobilisasi energi

oleh makhluk hidup dengan cara memecah senyawa dengan ebergi tinggi yakni SET yang

akan digunakan sebagai penyokong aktifitas dalam keseharian makhluk hidup tersebur.

Kegiatan respirasi ini berlangsung pada semua makhluk hidup baik itu hewan, tumbuhan

maupun manusia. Secara umum, dalam ilmu biologi dikenal ada dua jenis respirasi.

Pembedaannya didasarkan pada keterlibatan oksigen di dalam proses tersebut. Adapun

yang dimaksud adalah respirasi aerob dan respirasi anaerob.

Respirasi Aerob

Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang

memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen

sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar.

Energi tersebut disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP.

Energi ATP ini akan digunakan oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang
beberapa hal seperti pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya.

Secara sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2 =

6CO2 + 6H20.

Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut mencakup:

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam
piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.
2. Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan oksalosetat dan
juga asam sitrat.
3. Transpor electron, yakni reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul FADH2 yang pada
akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP.

Respirasi Anaerob

Yakni pernapasan yang tidak memerlukan oksigen atau o2. Respirasi yang satu ini terjadi pada

bagian sitoplasma dan tujuannya untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob,

respirasi anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2 ATP. Proses

respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga pernapasan intra-molekul. Jika pada

reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2 juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob

glukosa dipecah secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi

anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni asam piruvat,

asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol. Sementara itu pada respirasi

aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan bergabung bersama dengan 02 dan pada akhirnya

membentuk H2O

Jika didata secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan anaerob bisa dilihat pada list berikut:

1. Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam matriks mitokondria,


respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa organik ke an-organik, menghasilkan energi
dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP.
2. Respirasi Anaerob: tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam prosesnya, berlangsung di
dalam sitoplasma, tujuannya untuk mengurai senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi
tapi dalam jumlah yang sedikit yakni 2 ATP.

Anda mungkin juga menyukai