Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENOPAUSE
(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Maternitas)

Oleh:
Dolfina Alberthus (1490119006)
Junimartiswan Telaumbanua (1490119051)
Elda Janty Raatburu (1490119033)
Elisabet (1490119029)
Eva Farida (1490119059)
Lidya Seny Pattipeilohy (1490119022)
Margie Grace Kelly Tarehy (1490119032)
Meisalmasancu (1490119035)
Mince Buabangga (1490119037)
Pinkan Tumambo (1490119044)
Rahayu Ratna Ningsih Boro (1490119005)
Witna Widyani (1490119007)
Yohana Dhey (1490119030)
Yunita Yuliana Maahury (1490119038)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXII


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2019
Hari/ Tanggal : Jumat, 01 November 2019
Waktu : 30 menit
Topik : Kesehatan Reproduksi
Sub Topik : Menopause
Sasaran Utama : Wanita lanjut usia
Tempat :

A. TUJUAN
1. Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien mengetahui dan
mengerti tentang menopause.
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan klien mampu :
a. Mengetahui pengertian dan memahami mengenai menopause
b. Mengetahui perubahan yang terjadi pada fisik dan psikologis
c. Mengetahui bagaimana cara menghadapi menopause dengan benar

B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Menopause
2. Batasan Usia Menopause
3. Fase Klimakterium
4. Etiologi Menopause
5. Tanda dan Gejala Menopause
6. Perubahan Pada Saat Menopause

7. Jenis-Jenis Menopause
8. Penatalaksanaan pada wanita menopause
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Alokasi Kegiatan penyuluh Kegiatan sasaran
waktu
Pembukaan 5 menit Pembukaan: a. Menjawab salam.
b. Mendengarkan dan
a. Memberi salam. memperhatikan.
b. Menjelaskan tujuan
pembelajaran.
c. Menyebutkan materi/
pokok bahasan yang
akan disampaikan.
Isi 15 menit Pelaksanaan: Menyimak dan memperhatikan.
penyuluhan
Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi:
a. Pengertian Menopause
b. Batasan Usia Menopause
c. Fase Klimakterium
d. Etiologi Menopause
e. Tanda dan Gejala
Menopause
f. Perubahan Pada Saat
Menopause

g. Jenis-Jenis Menopause
h. Penatalaksanaan pada
wanita menopause
5 menit Evauasi: Bertanya dan menjawab
pertanyaan.
Meminta menjelaskan atau
menyebutkan kembali:
Pengertian Menopause, batasan
Usia Menopause, Fase
Klimakterium, Etiologi
Menopause, Tanda dan Gejala
Menopause, Perubahan Pada
Saat Menopause, Jenis-Jenis
Menopause, dan
Penatalaksanaan pada wanita
menopause

Memberikan penguatan atau


reinsforcement terhadap
jawaban.

Penutup 5 menit Menyampaikan simpulan Menjawab salam


kegiatan, mengucapkan terima
kasih dan mengucapkan salam.
D. METODE DAN MEDIA
Metode : Diskusi dan Tanya jawab
Media : Leaflet
Power point
Moderator : Junimartiswan Telaumbaua
Pemateri : Eva Farida
Fasilitator : Elda Janty Raatburu
Margie Grace Kelly Tarehy
Witna Widyani
Observer : Yohana Dhea
Elisabet
Rahayu Ratna Ningsih Boro
Dokumentasi : Mince Buabangga
Dolfina Alberthus

E. EVALUASI
Prosedur : Post test
Jenis : Lisan
Bentuk : Menjawab pertanyaan
Butir – butir pertanyaan
1. Menyebutkan pengertian menopause dengan benar?
2. Menyebutkan batasan usia menopause dengan benar?
3. Menyebutkan fase flimakterium (minimal 2 indikator)
4. Menyebutkan etiologi menopause (minimal 3 indikator)
5. Menyebutkan tanda dan gejala menopause (minimal 3 indikator)
6. Menyebutkan perubahan pada saat menopause (minimal 2 indikator)

7. Menyebutkan jenis-jenis menopause ( minimal 2 indikator)


8. Menyebutkan penatalaksanaan pada wanita menopause (minimal 3 indikator)
MATERI PENYULUHAN
MENOPAUSE

1. Definisi
Menoupase didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi secara permanen
akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12 bulan amenorea berturut-turut,
periode menstruasi terakhir secara retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara,
2010). Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang berkaitan
dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah
sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan
menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu (Wijayanti, 2012).
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya
menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi, namun seorang wanita dikatakan telah
mengalami menopause setelah dia tidak mengalami menstruasi minimal selama 12 bulan.
Semakin sedikit folikel berkembang, semakin kurang pembentukan hormon di ovarium, yaitu
hormon progesteron dan estrogen. Haid akan menjadi tidak teratur hingga akhirnya
endometrium akan kehilangan rangsangan hormon estrogen. Lambat laun haid pun berhenti
yang disebut proses menopause (Kasdu, 2012).
Menurut Prawirohardjo (2009), menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari
siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan hormon estrogen yang dihasilkan ovarium.
Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun.
Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause
dibuat setelah terdapat amenorea sekurangkurangnya satu tahun.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan
berhentinya menstruasi yang permanen, setelah dia tidak mengalami menstruasi minimal
selama 12 bulan.
2. Batasan Usia Menopause
Menurut Prawirohardjo (2009), menopause mulai pada umur 50-51 tahun dengan usia
menopause yang relatif sama antara di Indonesia maupun negara-negara Barat dan Asia yaitu
sekitar 50 tahun. Perempuan biasanya mengalami menopause pada usia 40-58 tahun, dengan
usia rata-rata menjadi 51 tahun (Kasdu, 2012). Sehingga dapat disimpulkan bahwa usia rata-
rata menopause adalah 50 tahun.

3. Fase Klimakterium
Menurut Sastrawinata (2010), klimakterium merupakan masa peralihan antara masa
reproduksi dan masa senium. Bagian klimakterium sebelum menopause disebut
pramenopause dan bagian sesudah menopause disebut pascamenopause. Klimakterium bukan
suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal. Fase Klimakterium
terbagi dalam beberapa fase:
a. Pramenopause
Merupakan masa 4-5 tahun sebelum menopause, sekitar usia 40 tahun dengan
dimulainya siklus haid yang tidak teratur, memanjang, sedikit, atau banyak, yang kadang-
kadang disertai dengan rasa 15 nyeri. Pada wanita tertentu telah muncul keluhan
vasomotorik atau keluhan sindroma prahaid. Dari hasil analisis hormonal dapat
ditemukan kadar FSH dan estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi
dapat mengakibatkan terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga kadang-
kadang dijumpai kadar estrogen yang sangat tinggi. Keluhan yang muncul pada fase
pramenopause ini ternyata dapat terjadi baik pada keadaan sistem hormon yang normal
maupun tinggi.

b. Menopause
Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>35
mIU/ml). Pada awal menopause kadang-kadang kadar estrogen rendah. Pada wanita
gemuk, kadar estrogen biasanya tinggi. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan
dan dijumpai kadar FSH >35 mIU/ml dan kadar estradiol 35 mIU/ml) dan kadar estrodiol
yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi sehingga haid tidak mungkin
terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk masih dapat ditemukan kadar estradiol
yang tinggi. Hampir semua wanita 16 pasca menopause umumnya telah mengalami
berbagai macam keluhan yang diakibatkan oleh rendahnya kadar estrogen

c. Senium
Merupakan masa sesudah pascamenopause, ketika telah tercapai keseimbangan baru
dalam kehidupan wanita, sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis.
Perubahan hormon pada fase klimakterium (Sastrawinata, 2010).

4. Etiologi Menopause
Pada usia 40-50 tahun, siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan ovulasi sering
tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun, siklus terhenti sama sekali.
Periode ketika siklus terhenti dan hormon-hormon kelamin wanita menghilang dengan cepat
sampai hampir tidak ada disebut sebagai menopause.
Penyebab menopause adalah “matinya” (burning out) ovarium. Sepanjang kehidupan
seksual seorang wanita, kira-kira 400 folikel 17 primordial tumbuh menjadi folikel matang
dan berovulasi, dan beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,
hanya tinggal beberapa folikel-folikel primordial yang akan dirangsang oleh FSH dan LH,
dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah folikel primordial mencapai
nol. Ketika produksi estrogen turun di bawah nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat
produksi gonadotropin FSH dan LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH)
diproduksi sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel
primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium turun secara nyata
menjadi nol (Guyton, 2012).
Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif
stabil atau bahkan meningkat di masa pramenopause. Kadar itu tidak berkurang selama
kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen
utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun selama masa
pramenopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang
berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak
tubuh. Kadar testosteron biasanya tidak turun secara nyata selama pramenopause.
Kenyataannya, indung telur pascamenopause dari kebanyakan wanita mengeluarkan
testosteron lebih banyak daripada indung telur pramenopause. (Wijayanti, 2012). Kadar
estradiol serum pada wanita pasca menopause sekitar 10-20pg/mL dan sebagian besar
merupakan hasil konversi estron, yang diperoleh dari konversi perifer androstenedion. Kadar
estrogen pada wanita menopause sangat bergantung dari konversi androstenedion dan
testosteron menjadi estrogen.

Menurut Baziad, 2009, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menopause. Saat
masuknya seseorang dalam fase menopause sangat berbeda –beda. Faktor genetik
kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Faktor-faktornya antara lain:
a. Menarche (umur haid pertama kali)

Beberapa penelitian menemukan hubungan antara umur pertama mendapat haid pertama
dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat
haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause.

b. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan

Ada peneliti yang menemukan pada wanita yang tidak menikah dan bekerja, umur
memasuki menopause lebih muda disbanding dengan wanita sebaya yang tidak bekerja
dan menikah.

c. Jumlah anak

Meskipun kenyataan ini masih kontronersial, ada peneliti yang menemukan, semakin
sering melahirkan.makin tua baru memasuki usia menopause. Kelihatanya kenyataan ini
lebih terjadi pada golongan ekonomi berkecukupan dibandingkan pada golongan
masyarakat ekonomi kurang mampu.

d. Penggunaan Obat-obat Keluarga berencana (KB)

Karena obat-obat KB menekan fungsi hormone dari indung telur, kelihatannya wanita
yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur menopause.
e. Merokok

Wanita perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause dibandingkan
dengan wanita yang tidak merokok.

5. Tanda dan Gejala Menopause

Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause menurut (Baziad,
2009 Kasdu, 2012; Wijayanti, 2012) yaitu:
a. Ketidakteraturan Siklus Haid

Setiap wanita akan mulai mengalami siklus haid yang tidak teratur, dapat menjadi lebih
panjang atau lebih pendek sampai akhirnya berhenti. Terdapat perdarahan yang datangnya
tidak teratur dalam rentang beberapa bulan kemudian berhenti sama sekali.

b. Gejolak Rasa Panas (hot flushes)

Terdapat sekitar 40% wanita mengeluh bahwa siklus haidnya tidak teratur. Keadaan ini
meningkat sampai 60% pada waktu 1- 2 tahun menjelang haid berhenti total atau
menopause. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada kulit dan
berkeringat.

c. Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih
tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, liang senggama
kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, menahan kencing terutama pada
saat batuk, bersin, tertawa dan orgasme.

d. Menurunnya gairah seks


Wanita mengalami penurunan dalam kadar testosteron mereka selama pra menopause ini
dapat mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian wanita masalah libido
terkait dengan kurangnya hormon estrogen atau menipisnya jaringan vagina.
e. Berat Badan Bertambah

Sebagian besar wanita mengalami pertambahan berat badan, hal ini di duga ada
hubungannya dengan gangguan pertukaran zat dasar metabolik lemak dan turunnya kadar
hormon estrogen dalam darah menyebabkan lemak yang biasa digunakan untuk
membentuk pantat dan paha menjadi berkurang dan hilang. Akibatnya lemak akan
menumpuk di perut dan pinggul

f. Jantung berdebar-debar

Denyut Jantung Tidak Teratur Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause
yang disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi sistem
kardiovaskuler.

g. Gangguan tidur

Menopause dapat menyebabkan stres pada tubuh, sehingga dapat menyebabkan insomnia
maupun gangguan tidur.

h. Depresi
i. Mudah tersinggung,merasa takut,gelisah dan mudah marah
j. Sering sakit kepala
k. Cepat lelah,sulit berkonsentrasi,mudah lupa
l. Kesemutan
m. Nyeri tulang dan otot

6. Perubahan Pada Saat Menopause


Perubahan Organ Reproduksi Saat berhentinya menstruasi mengakibatkan berbagai organ
reproduksi akan mengalami perubahan karena sel telur tidak lagi di produksi, sehingga
berpengaruh terhadap komposisi hormon dalam organ reproduksi. Adapun perubahan organ
reproduksi pada wanita, antara lain :
a. Tuba Fallopi

Saluran tuba mengalami penipisan dan mengkerut, lipatan tuba menjadi lebih pendek,
endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang
b. Uterus (Rahim)

Uterus mengecil disebabkan oleh menciutnya selaput lender, atrofi endometrium juga
disebabkan hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisal.

c. Vagina

Terjadinya atrofi pada epitel vagina hingga hanya tinggal lapisan sel basal, vagina
menjadi kering, dan hal ini yang menyebabkan rasa sakit ketika berhubungan seksual.

d. Serviks

Serviks (mulut rahim) mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, saluran
memendek dan menyempit.

e. Dasar Panggul

Kekuatan serta elastisitas dasar panggul berkurang karena atrofi dan lemahnya daya
sokong.

f. Perinium dan Anus

Lemak subcutan menghilang, atrofi, dan otot sekitarnya menghilang sehingga


menyebabkan tonus spinkter melemah dan menghilang.

g. Kelenjar Payudara

Puting susu mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi
mengendor dan mendatar. Disaat wanita memasuki menopause, turunnya kadar esterogen
ini akan menyebabkan bentuk payudara yang kurang menarik lagi.

h. Kandung Kemih

Aktivitas kendali spinkter dan destrussor menghilang sehingga menyebabkan sering


kencing tanpa disadari (Mulyani, 2013).
7. Jenis-Jenis Menopause
Menopause pada wanita terbagi menjadi 2 jenis, diantaranya :
a. Menopause Premature Menopause premature terjadi pada usia dibawah 40 tahun ditandai
dengan terjadinya penghentian masa menstruasi sebelum tepat pada waktunya, disertai
dengan tanda hot flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin.
b. Menopause Normal Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40
tahun atau diawal 50 tahun.
c. Menopause Terlambat Usia menopause pada umumnya adalah 52 tahun. Seorang wanita
yang masih memiliki siklus menstruasi pada usia 52 tahun diakibatkan karena adanya
faktor konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen.
Wanita dengan karsinoma endometrium sering disebut dengan menopause terlambat
(Mulyani, 2013).

8. Penatalaksanaan pada wanita menopause


a. Mengatasi sensasi rasa panas, berkeringat, dan jatung berdebar. Gejala ini dapat di
tangani dengan mengenakan pakaian tipis dan menghindari faktor pemicu seperti kafein,
minuman panas, makanan pedas, minuman keras, serta stress. Langkah ini juga bergiuna
untuk menangani gejala berkeringat di malam hari.
b. Menerapkan pola makan yang seimbang dan teratur berolahraga. Selain untuk mencegah
kenaikan berat badan yang cenderung mengiringi masa menopause, langkah ini juga
berguna untuk menguatkan tulang agar tidak mudah keropos.
c. Cukup beristirahat. Pastikan untuk tidur yang cukup.
d. Melakukan senam Kegel. Langkah ini berguna untuk menguatkan otot dasar panggul
sehingga mengurangi inkontinensia urin atau sulit menahan urin.
e. Melakukan teknik relaksasi. Misalnya meditasi, mengatur pernapasan, yoga, serta taichi.
Teknik ini dapat membantu untuk mengurangi tingkat stres atau depresi.
f. Jangan merokok. Selain meningkatkan risiko banyak penyakit, merokok juga dapat
memperparah gejala menopause.
g. Ikuti aktifitas organisasi untuk mengurangi kebosanan dirumah (Mulyani, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Baziad A. 2009. Endokrinologi Ginekologi. Edisi ketiga Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo
Guyton, A.C. John, E.H., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:

EGC

Kasdu, P. 2012. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta: Puspa Swara

Kuncara H. 2010. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen Edisi 2.

Jakarta: EGC

Mulyani S. 2013. Menopause Akhir Siklus Menstruasi Pada Wanita di Usia Pertengahan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo. 2009. Menopause dan Andropause. Yayasan Bina Pustaka

Sastrawinata. 2010. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi ; Edisi2. Jakarta: ECG.

Wijayanti D. 2012. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta:


Bookmarks.

Anda mungkin juga menyukai