Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN TB PADA TINGKAT KELUARGA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penanganan TB dan DOTS

Dosen pengampu : Nurhayati, S.ST,.M.Pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4

1. Amalia Rosida
2. Erwin Hidayat
3. Hary Handika Pratama
4. Kevin Yogi Bhaskara
5. Novia Kartika Sari
6. Ratu Alkhar Sabhana Putri
7. Sulistiyawati

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN

KELAS BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN TB PADA KELUARGA. Meskipun masih
banyak kekurangan didalamnya.

Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan memberi
tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian, struktur, ciri-ciri
kepribadian dan perilaku manusia dan beberapa hal yang bersangkutan dengan materi
tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Balikpapan, 20 Januari 2019

Kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang........................................................................................... 3
B. Tujuan ........................................................................................................ 3
C. Sistematika Penulisan ................................................................................ 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 5
A. Konsep Dasar Keluarga ............................................................................. 5
B. Konsep Dasar Penyakit............................................................................ 10
1. Pengertian .......................................................................................................... 10
2. Etiologi................................................................................................................ 10
3. Manifestasi Klinis................................................................................................ 11
4. Patofisiologi ........................................................................................................ 12
5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis ................................................................ 13
6. Penatalaksanaan /Pengobatan .......................................................................... 14
C. ASUHAN KEPERAWATAN TB PADA KELUARGA ........................ 15
1. PENGKAJIAN ....................................................................................................... 16
2. DIAGNOSA .......................................................................................................... 29
3. PERENCANAAN ................................................................................................... 30
4. IMPLEMENTASI................................................................................................... 32
5. EVALUASI ............................................................................................................ 33
BAB III ........................................................................................................................................... 35
PENUTUP ...................................................................................................................................... 35
A. Kesimpulan .............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 36

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Somantri, 2008). Sejak tahun
2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa tuberculosis adalah
remerging disease, karena angka kejadian penyakit tuberculosis pada tahun 1990an
yang telah menurun kembali meningkat. Di Indonesia angka kejadian tuberculosis
cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Muttaqin, 2008). Berdasarkan hasil
penelitian pada tahun 2010, 289 dari 100.000 jiwa meninggal karena penyakit
menular tersebut (Depkes, 2010). Dari bulan Januari – Maret 2015 data dari
Puskesmas Gatak ditemukan ada tiga warga kecamatan Gatak yang menderita
tuberkulosis. Sebagian besar tuberkulosis diderita oleh warga menengah kebawah.
Tuberkulosis biasanya menyerang penduduk yng berusia produktif yaitu mulai umur
16 sampai 60 tahun, hal tersebut menyebabkan produktifitas penduduk menurun
sehingga angka ketergantungan ekonomi meningkat (Depkes, 2010). Oleh sebab itu,
penulis tertarik untuk menjadikan kasus tersebut sebagai tugas akhir dalam
pembuatan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada keluarga
Tn. S dengan masalah utama Tuberculosis Paru pada Ny. R di desa Sanggrahan,
Krajan, Gatak, Sukoharjo”.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah tuberculosis paru.
Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada masalah tuberkulosis
paru.
b. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada kasus tuberkulosis paru.

3
c. Menganalisa intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
dan keluarga mengenai masalah kesehatan tuberkulosis paru.
d. Menerapkan implementasi tindakan keperawatan keluarga mengenai
masalah kesehatan tuberkulosis paru.
e. Melaksananakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
mengenai masalah tuberkulosis paru.

C. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Makalah ini, yaitu :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, tujuan penulisan serta
sistematika
Bab II : Tinjauan teori terdiri dari pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
patofisiologi, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan, pengkajian,
diagnose,perencanaan,I implementasi, evaluasi.
Bab III : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan keluarga oleh ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari keluarga. (Friedman, Marylin. M. 1998 : 12 )
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan (Bailon
dan Maglaya, 1989. dalam Dasar-dasar keperawatan kesehatan Masyarakat.1998
:32-33)
Dari kedua pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah
dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan perkawinan atau emosional yang
saling berinteraksi dan mengidentifikasi dirinya sebagai keluarga.

2. Tipe/ bentuk keluarga


Tipe / bentuk keluarga menurut Nasrul Effendy (1998 : 33)
a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak
b. Keluarga Besar (Exstended Family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya kakek, nenek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dan sebagainya
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti
d. Keluarga duda/janda (single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian
e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama

5
f. Keluarga kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa ikatan
pernikahan

3. Tahap perkembangan keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall, adalah :
a. Tahap I ( keluarga pemula )
Perkawinan menandai bermulanya sebuah keluarga, keluarga yang
menikah dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan
baru yang intim. Tugas perkembangan pada tahap ini adalah
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3) Keluarga berencana : Keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua.

b. Tahap II ( keluarga sedang mengasuh anak )


Tahap ini mulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30
bulan. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orang tua dan kakek nenek.

c. Tahap III ( Keluarga dengan anak prasekolah )


Tahap ini dimulai ketika anak berusia 2 ½ tahun dan berakhir ketika
usia 5 tahun. Tugas perkembangan kleluarga pada tahap ini adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bemain
dan keamanan
2) Mensosialisasikan anak
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak-anak yang lain

6
4) Mempertahankan hubungan yang sehat di dalam dan di luar rumah.

d. Tahap IV ( keluarga denagn anak sekolah )


Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah sampai usia 13 tahun. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah :
1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk peningkatan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja )


Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki usia 13 tahun. Tahap
ini berlangsung selama 6-7 tahun. Tahap ini bisa lebih singkatjika anak
meninggalkan keluarga lebih awal. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini adalah :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
mulai dewasa dan mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi dengan terbuka antara orangtua dan anak-anak.

f. Tahap VI (keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda )


Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah orang tua
dan berakhir saat anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah :
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru
yang didapatkan dari perkawiann anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dari pihak suami atau istri

g. Tahap VII ( Orang tua usia pertengahan )

7
Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
orang tua, lansia dan anak-anak.

h. Tahap VIII ( Keluarga dengan masa pensiun dan lanjut usia )


Tahap ini di mulai saat salah satu atau kedua pasanagn memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lain yang meninggal. Tugas perkembanagan
keluarga pada tahap ini adalah :
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2) Menyesuaikan denagn pendapatan yang mulai menurun
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan dengan kehilangan pasangan
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6) Penelaahan dan integrasi hidup

4. Tingkat Kemandirian Keluarga


Untuk menentukan tingkat kemandirian keluarga, berdasarkan pada pengkajian
data fungsi perawatan kesehatan keluarga.
a. Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria :
1) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah
kesehatan yang ada
2) Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan
3) Keluarga dapat menyebutkan factor yang mempengaruhi masalah
kesehatan
4) Keluarga mempunyai persepsi yang positif terhadap masalah

8
b. Keluarga mau mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan
kriteria :
1) Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
2) Keluarga dapat mengungkapkan / menyebutkan akibat dari masalah
kesehatan keluarga
3) Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan
masalah kesehatan

c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan dengan masalah


kesehatan, dengan kriteria :
1) Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan (sumber daya dapat berupa
pembiayaan, untuk kesehatan, alat P3K, KMS, Dan kartu kesehatan)
2) Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga
(promotif, preventif, kuratif)
3) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

5. Format pengkajian yang bisa digunakan adalah:


Pengkajian keluarga mandiri
Tgl Masalah Masalah Kriteria keluarga mandiri Simpulan
kesehatan keperawatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Untuk menentukan tingkat kemandirian keluarga dibuat berdasarkan


penjumlahan kriteria diatas, setiap kriteria mempunyai nilai 1, dengan
kesimpulan sebagai berikut :
a. Keluarga mandiri 0 :

9
Pada tingkat ini keluarga tidak memiliki kriteria diatas
b. Keluarga mandiri I : Skore 1-4
Pada tingkat ini keluarga hanya mengetahui masalah kesehatan
c. Keluarga mandiri II : Skore 5-7
Keluarga tahu dan mampu mengungkapkan masalah kesehatan dan mau
menentukan tindakan keperawatan
d. Keluarga mandiri III : Skore 8-10
Keluarga tahu dan mampu mengungkapkan masalah kesehatan, mau
menentukan tindakan keperawatan, mampu melakukan tindakan
keperawatan yang dibutuhkan, mampu memodifikasi lingkungan untuk
menangani masalah kesehatan serta menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan

B. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2008).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).
Tuberculosis Paru adalah Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ
tubuh mulai dari paru dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian,
selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra, 2012).

2. Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robet
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa

10
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam
15-20 menit. Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,
sedangkan lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor
terjadinya fibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel (FKUI, 2005).

3. Manifestasi Klinis
a. Demam
Biasanya sub febris menyerupai demam influenza. Tapi kadang-
kadang panas badan mencapai 40ºC-41ºC.

b. Batuk
Batuk terjadi karena adanya iiritasi pada bronkus, batu ini berfungsi
untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus
pada setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni berminggu-
minggu atau berulan-bulan dari peradangan bermula. Sifat batuk dimulai
dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul perandangan
menjadi produktif ( menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah
berupa batuk darah (hemapnoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk berdarah pada tuberculosis terjadi kavitas, tetapi dapat
juga terjadi ulkus dinding bronchus.

c. Sesak
Pada penyakit ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas, akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut. Dimana infiltrasinya sudah
setengah bagian paru.

d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi
radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.

e. Mailase

11
Penyakit tuberculosis bersifat radang yang menahun. Gejala mailase
sering ditemukan berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin
kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam
dan lain-lain. Mailase makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul
secara tidak teratur (Bahar, 1998)

4. Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup
basil Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju
alveoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari
paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah
ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru-
paru (lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons
dengan melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi
fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberkulosis
menghancurkan (melisisikan) basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini
mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan
bronkopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10 minggu
setelah terpapar bakteri. Interaksi antara Mycobacterium tuberculosis dan sistem
kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan baru
yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati
yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah
bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut
disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan bakteri yang
menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang penampakannya
seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya
membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.

12
Pathway

5. Pemeriksaan Diagnostik Tuberculosis


Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah (LED normal atau meningkat, limfositosis)
b. Sputum
Pemeriksaan sputum BTA memastikan diagnosis tuberculosis paru.
Disamping itu juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang

13
diberikan. Kadang-kadang tidak mudah untuk mendapatkan sputum terutama
pada penderita yang tidak batuk maupun batuk tetapi non produktif.
Dalam hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum,
penderita dianjurkan minum sebanyak ± 2 liter dan idanjurkan melakukan
batuk efektif. Dapat juga memberikan tambahan obat-obatan mukolitik
ekspektoran atau dengan inhalasi larutan garam hipertonik slama 20-30
menit. Bila masih sulit sputum dapat diperoleh dengan bronchoscopy.
Sputum yang sudah didapat harus mengandung kuman BTA. Criteria sputum
BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman
BTApada sediaan. Dengan kata lain diperlukan 50000 kuman dalam 1 ml
sputum. Pada pemeriksaan dengan biakan, setelah 4-6 minggu penanaman
sputum dalam medium biakan, koloni kuman tuberculosis mulai tampak.
Bila setelah 8 minggu pananaman, kolini tidak tampak, biakan dinyatakan
negatif. Medium biakan yang sering digunakan adalah Lowenstien Jensen
dan ATS.

c. Test Tuberculin
Biasanya memakai cara Mantaux yakni yakni dengan menyuntikan 0,1
cc Tuberculin PPD (Purified Protein Derivate) intra cutan 5 TU(intermediate
strength). Setelah 48-72 jam tuberculin disuntukkan akan timbul reaksi
berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni
persenyawaan antara anti bodi dan antigen tuberculin.

6. Penatalaksanaan /Pengobatan
Tujuan :
a. Menyembuhkan Penderita
b. Mencegah kematian
c. Mencegah kekambuhan
d. Menurunkan tingakat penularan ± 85%
e. Mencegah terjadinya resisten obat (Cermin Dunia Kedokteran, 2006 : 137)
Jenis Obat Dan Dosis Obat (Obat Anti Tuberculosis)

14
a. Isoniasid (H)
Dikenal dengan INH, bersifat bakteriasid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat
efektif dalam keadaan metabolic efektif, yaitu kuman yang sedang
berkembang. Dosis hariannya dianjurkan 5mg/kgBB, sedangkan untuk
pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 10mg/kgBB.
b. Rifamphisin (R)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman semi-dormant (persister)
yang tidak dapat dibunuh oleh INH. Dosis 10mg/kgNN diberikan sama
untuk pengobatan harian maupun intermitten seminggu 3 kali
c. Pirasinamid (Z)
Bersifat bakteriasid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel
dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25 mg/kgBB, sedangkan
untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis
35mg/kgBB.
d. Streptomicin (S)
Bersifat baketriasid, dosis hariannya dianjurkan 15 mg/kgBB
sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali sehari menggunakan dosis
yang sama. Penderita umur 60 tahun dosisnya 0,75gr/hari. Sedangkan diatas
usia 60 tahun diberikan 0,5 gr/hari.
e. Ethambutol (E)
Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis hariannya dianjurkan 15
mg/kgBB sedangkan untuk pengobatan intermitten 3 kali seminggu dosis
30mg/kgBB.

C. ASUHAN KEPERAWATAN TB PADA KELUARGA


Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga,
merencanakan asuhan keperawatan dan melaksanakan intervensi keperawatan
terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu
hasil keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga (Nasrul Effendi 1998 : 46).

15
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya,
bersifat dinamis disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan
dari tahap-tahap yang satu ke tahap yang lain, dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan,
secara keseluruhan pada tahap ini semua data dan informasi klien dibutuhkan,
dikumpulkan untuk menentukan masalah kesehatan dan keperawatan.
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat
untuk mengukur keadaan pasien/keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan system yang terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk mengatasinya. ( Nasrul Effendy 1998 : 46 )
a. Pengkajian keluarga
Data yang dikumpulkan untuk melaksanakan asuhan keperawatan keluarga
dengan TB paru adalah :

1) Data Umum
Nama Puskesmas, Tanggal Pengkajian, Jarak untuk mencapai Puskesmas,
Nama Kepala Keluarga, Umur, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/bangsa,
Alamat.
2) Daftar Anggota Keluarga
Nama anggota keluarga, hubungan keluarga, jenis kelamin, umur,
pendidikan, pekerjaan, agama, keadaan kesehatan, KB dan Immunisasi.
3) Data Khusus Keluarga
a) Type Keluarga
Menjelaskan mengenai type keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan type keluarga tersebut, dimana keluarga
dengan type extended maka akan berpengaruh terhadap cara pengambilan
keputusan untuk mengatasi TB paru pada anggota keluarganya.
b) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

16
Tahap perkembangan keluarga ditentukan berdasarkan tingkat
perkembangan anak tertua dari keluarga inti yang dikaji.
c) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Menjelaskan secara singkat mengenai tugas perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi, hal ini perlu dikaji karena keluarga dengan TB paru
biasanya mempunyai beberapa tugas keluarga yang belum terpenuhi.
4) Keadaan Biologis Keluarga
a) Keadaan Kesehatan
Menggambarkan keadaan kesehatan keluarga, selain dari individu
yang menderita TB paru.
b) Kebersihan Keluarga
Mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan
rumah dan sekitarnya, karena data ini sangat mendukung terjadinya
penyakit TB paru pada seluruh anggota.
c) Penyakit yang Sering Diderita
Mengkaji jenis penyakit apa yang biasa diderita oleh seluruh
anggota keluarga, hal ini mengindikasikan adanya pemaparan penyakit
yang sudah lama dan mungkin sudah menginfeksi pada semua anggota
keluarga namun tidak dirasakan oleh keluarga, misalnya sering ditemukan
demam, batuk-batuk, pada beberapa anggota keluarga.
d) Penyakit Kronis/Menular
Penyakit TB paru adalah salah satu penyakit yang penularannya
sangat cepat karena menular melalui udara (droplet), oleh karena itu
sangat perlu dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang menderita
penyakit TB atau penyakit lain yang dapat ditularkan atau yang
diturunkan, karena keadaan kesehatan yang menurun akibat menderita
suatu penyakit tertentu dapat menurunkan daya immunitas seseorang
sehingga mempermudah terjadinya penyakit TB paru.
e) Kecacatan Anggota Keluarga

17
Dikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mengalami kecacatan
fisik atau mentalnya.
f) Pola Makan
Kaji mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi makan
dalam sehari, keseimbangan gizi, cara pengolahan dan penyajian
makannya, hal ini menunjukkan ada tidaknya perhatian keluarga terhadap
anggota keluarga yang menderita TB paru, dimana penderita tersebut
memerlukan pemberian makanan dengan diet Tinggi Kalori Tingggi
Protein (TKTP).
g) Pola Istirahat
Menjelaskan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi
berapa jam keluarga tidur dan adakah kendala yang mempengaruhi pola
istirahat keluarga, karena keluarga dengan anggota keluarga yang
menderita TB paru biasanya tidurnya akan terganggu karena batuk-batuk
dan keringat malam.
h) Reproduksi / Akseptor KB
Menjelaskan mengenai jumlah anak, perencanaan pengaturan anak,
metode KB yang digunakan dan masalah yang terkait dengan kesehatan
reproduksi keluarga.
5) Psikologis Keluarga
a) Keadaan Emosi / Mental
Kecemasan akan timbul pada klien dan keluarga karena ketakutan
penyakit bertambah parah dan menyebabkan kematian.
b) Koping keluarga
Mengkaji cara keluarga menyelesaikan masalah baik yang
berhubungan dengan kesehatan maupun masalah lainnya yang bisa terjadi
dalam suatu rumah tangga terutama dalam menghadapi anggota keluarga
yang sedang menderita TB paru
c) Kebiasaan Buruk

18
Mengkaji kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi
kesehatan anggota keluarga maupun individu yang sakit TB paru seperti
merokok, minum minuman keras, dan kebiasaan buruk lainnya.
d) Rekreasi
Mengkaji bagaimana keluarga meluangkan waktu bersama untuk
melakukan refreshing atau rekreasi baik yang sifatnya rutin maupun tidak
rutin, baik yang bentuknya rekreasi keluar maupun rekreasi yang bisa
dilakukan di dalam rumah.
e) Pola Komunikasi Keluarga
Menjelaskan mengenai cara keluarga berkomunikasi satu dengan
yang lainya di dalam keluarga, terutama cara berkomunikasi anggota
keluarga yang sakit TB paru dengan yang lainnya yang biasanya
mengalami gangguan karena takut tertular.
f) Pengambil Keputusan
Mengkaji siapa yang biasa berperan sebagi pengambil keputusan
dalam keluarga terkait dengan kemampuannya dalam mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku ataukah dilakukan
dengan cara lain, misal musyawarah keluarga. Data perlu dikaji karena
keluarga dengan masalah kesehatan TB paru sangat memerlukan
kerjasama seluruh anggota keluarga dalam mengatasinya terutama para
pengambil keputusan yang ada di keluarga, dimana keberhasilan program
pengobatan sangat tergantung dari kerjasama dan perhatian para
pengambil keputusan di rumah.
g) Peran Informal
Menjelaskan mengenai peran informal dari setiap anggota keluarga,
misalnya penurut, motivator, innovator, dictator, dll. Hal ini perlu dikaji
karena akan menentukan sejauhmana anggota keluarga berinisiatif untuk
menentukan sikapnya dalam menangani masalah TB paru yang terjadi
pada angggota keluarganya.
6) Sosial Ekonomi Keluarga
a) Hubungan Dengan Orang lain

19
Penderita TB paru biasanya menarik diri dan mempunyai perasaan
terkucilkan dari masyarakat jika penyakitnya sudah diketahui dengan
pasti. Jika klien belum mengetahui penyakitnya, respon klien akan
cenderung biasa saja dan cara hidup klien tidak akan berubah sehingga
resiko penularan penyakit pada orang lain besar.
b) Kegiatan Organisasi Sosial
Menjelaskan kegiatan yang diikuti oleh keluarga dalam organisasi
sosial atau perkumpulan sosial, misal kelompok pengajian, karang taruna,
LSM dan sebagainya. Data ini dapat menunjukkan adanya perasaan malu
dalam mengikuti kegiatan tersebut, penderita TB paru yang dulunya aktif
biasanya akan menghindari setiap aktivitas rutinnya.
c) Keadaan Ekonomi
Ditentukan oleh pendapatan keluarga baik yang didapat oleh kepala
keluarga maupun anggota keluarga yang lain. Serta ditentukan juga oleh
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga Penderita TB paru
di Indonesia biasanya memiliki keadaan ekonomi yang relatif menengah
kebawah.
7) Spiritual Kultural Keluarga
a) Keadaan Beribadah
Menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga dalam melakukan
aktivitas ibadah sesuai agama yang dianutnya.
b) Keyakinan Tentang Kesehatan
Dikaji melalui pandangan hidup keluarga terhadap keadaan sehat.
Sehingg dapat menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan
keluarga tentang kesehatan.
c) Nilai dan Norma
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga.
Meliputi sesuatu yang dianggap baik atau buruk oleh keluarga. Dapat
juga dikaji kesesuaian antara nilai dan norma keluarga dengan nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakat, dalam hal ini apakah keluarga

20
mempunyai nilai atau norma yang menganggap bahwa penyakit TB paru
ini adalah suatu hukuman.
d) Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Mengkaji mengenai ada dan tidak adanya adat atau tabu-tabu yang
dianut keluarga dan pengaruhnya terhadap kesehatan.
8) Lingkungan Rumah
a) Kebersihan dan Kerapihan
Kebersihan rumah sangat berpengaruh besar terhadap resiko
penyebaran infeksi dari anggota keluarga yang menderita penyakit TB
paru, sehingga memudahkan terjadinya TB paru pada anggota keluarga
yang lain.
b) Penerangan
Penerangan yang cukup terutama dari sinar matahari sangat berguna
untuk membasmi kuman-kuman TB secara alamiah, oleh karena itu perlu
dikaji keadaan penerangan dari sinar matahari di dalam rumah dan di
seluruh bagian rumah lainnya.
c) Ventilasi
Mengkaji tentang keadekuatan sirkulasi udara di dalam
rumah.termasuk sarana yang memungkinkan sirkulasi udara.
d) Jamban
Kaji letak, kepemilikannya, jumlah, jenis dan kebersihannya.
e) Sumber Air Minum
Menjelaskan mengenai sumber air yang digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari, termasuk jenisnya (PAM, mata air, air sumur, pompa tanah
dll) ketersediaan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga.
f) Pemanfaatan Halaman
Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga memanfaatkan halaman
yang ada seperti digunakan sebagai apotik hidup sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan obat-obatan tradisional.
g) Pembuangan Air Kotor

21
Menjelaskan mengenai cara pembuangan air kotor seperti dialirkan
ke sungai, menggunakan septic tank, termasuk jarak pembuangan dari
sumber air minum.
h) Pembuangan Sampah
Menjelaskan bagaimana cara keluarga mengelola sampah misalkan
dibakar, ditimbun, didaur ulang, dibuang ke sungai, diangkut dan
sebagainya.
i) Sumber Pencemaran
Menjelaskan mengenai apakah terdapat sumber pencemaran didekat
rumah. Terkait dengan jenis pencemaran (polusi), jenis zat pencemar
(polutan), jarak dari rumah, tindakan yang telah dilakukan dalam
menanggulangi masalah tersebut, karena TB paru merupakan penyakit
menular sehingga adanya sumber pencemaran di sekitar rumah dapat
mempercepat proses penularan TB paru.
9) Genogram
Genogram diisi untuk menggambarkan ada tidaknya penyakit yang
diturunkan secara genetic dari generasi-generasi sebelumnya (minimal 3
generasi keatas), dengan ketentuan sebagai berikut :

22
10) Denah Rumah
Denah rumah dibuat untuk memperlihatkan keadaan rumah, tata letak
rumah sehingga dapat tergambar seperti apa keadaan rumah penderita TB
paru sehingga sampai terjadi penyakit TB paru pada salah seorang anggota
keluarganya

b. Pengkajian Individu
1) Identitas
Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, satus
marital, alamat.
2) Riwayat Kesehatan
a) Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Biasanya didapati keluhan batuk berdahak terus menerus disertai
sesak nafas. Batuk bertambah bila kedinginan dan kelelahan sedangkan
sesak bertambah jika klien melakukan aktifitas dan berkurang bila klien
beristirahat dalam posisi tidur setengah duduk. Selain itu ada demam,
keringat malam, anorexia, BB turun dan kelemahan. Biasanya terdapat
riwayat merokok dan kontak dengan penderita TB paru.
b) Masalah Kesehatan Keluarga (Keturunan)
Biasanya diantara anggota keluarga ada yang mempunyai penyakit
yang sama dengan klien (TB paru) dan terutama yang sering kontak
dengan klien.
3) Kebiasaan Sehari-hari
a) Biologis
(1) Pola Makan
Adanya mual dan anorexia menyebabkan gangguan pola makan
dari individu, ditemukan berat badan yang turun.
(2) Pola Minum
Biasanya tidak ditemukan gangguan pada pola minum.
(3) Pola Tidur

23
Pola tidur klien dengan TB paru akan mengalami gangguan karena
klien sering mengalami batuk pada malam hari sehingga sering
terbangun karena batuknya.
(4) BAB / BAK
Anggota keluarga yang menderita TBC biasanya mengalami
konstipasi, karena klien jarang makan yang diakibatkan adanya
mual dan anoreksia. BAK biasanya dalam batas normal karena
klien tidak kurang dalam intake cairannya.
(5) Aktifitas Sehari-hari
Didapatkan adanya kelemahan fisik dan cepat lelah
(6) Rekreasi
Penderita TB biasanya merasa rendah diri dan enggan untuk
melakukan rekreasi apapun.
b) Psikologis
Keadaan Emosi : Keadaan emosi penderita TB biasanya bervariasi
tergantung koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak labil
karena tidak bisa menerima kenyataan yang menimpanya sehingga
cenderung menarik diri dan mengisolasi diri, tapi ada pula
yang memiliki keadaan emosi yang stabil, dimana ia akan menerima
keadaannnya dengan ikhlas.
c) Sosial
(1) Hubungan Antar Keluarga
Hubungan antar keluarga penderita TB paru biasanya jarang
terganggu, karena keluarga sudah memahami betul kondisi
penderita sehingga lebih bisa menerima klien apa adanya.
(2) Hubungan Dengan Orang Lain
Penderita TB paru biasanya menarik diri dan ada perasaan terisolasi
dari masyarakat jika penyakit sudah diketahui dengan pasti. Jika
penderita tersebut belum mengetahui penyakitnya, responnya akan
biasa saja dan cara hidupnya pun tidak akan berubah sehingga
resiko penularan penyakit pada orang lain semakin besar.

24
d) Spiritual / Kultural
(1) Pelaksanaan Ibadah
Dikaji kebiasaan melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya.
(2) Keyakinan Tentang Kesehatan
Menjelaskan mengenai keyakinan atau kepercayaan terhadap
kesehatan, pandangan hidup tentang keadaan sehat. Biasanya
individu dengan TB paru akan sangat merasakan bahwa sehat itu
sangat berarti.

4) Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik pada penderita TB paru akan ditemukan data-data
sebagai berikut :
a) Tanda-tanda vital :
Keadaan umum : Lemah, lesu, kurus
Kesadaran : Cendrung compos mentis
Tekanan darah : Normal
Suhu : Kadang-kadang tinggi terutama pada fase-fase
awal
Nadi : Cepat dan lemah
Pernafasan : Cepat dan tidak teratur, terlihat sesak dan adanya
tarikan dinding dada
Berat badan : : Biasanya terjadi penurunan berat badan yang
drastis
Tinggi badan : Cendrung tetap

b) Pemeriksaan head to toe


Kepala : Biasanya ditemukan rambut kusam dan kotor
Mata : Konjunngtiva cendrung pucat / anemis, mata
cekung
Telinga : Pendengaran baik, cenderung tanpa keluhan

25
Hidung : Biasanya terdapat secret, kadang terlihat sulit
bernafas, tersengal-sengal atau bernafas dengan
bantuan mulut, tampak PCH ( Pernafasan Cuping
hidung )
Mulut : Cenderung tak ada gangguan
Leher : Terdapat pembesaran kelenjar getah bening tapi
kadang juga tidak
Dada : Ditemukan data adanya tanda-tanda penarikan
dinding dada saat bernafas, suara nafas terdengar
ronkhi, bentuk dada biasanya ditemukan normal
namun bentuk ruas tulang belakang tampak
kiposis
Abdomen : Bising usus biasanya meningkat karena klien
sebenarnya lapar tapi mual sehingga tidak nafsu
makan
Ekstermitas : Klien bisa merasakan kelelahan yang sangat
sehingga tampak malas untuk beraktifitas
Integumen : Turgor kulit jelek, kulit kering bersisik

c. Analisa data
Analisa data merupakan kemampuan dalam mengaitkan data-data focus
secara teori dan prinsip yang relevan untuk mengumpulkan data, menentukan
masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dan keluarga.
Menurut Nasrul effendi, dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu
Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, social anggota keluarga, keadaan
pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga, keadaan status gizi
anggota keluarga, status imunisasi anggota keluarga, kehamilan dan KB
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

26
Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, kontruksi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga, sumber air minum, jamban
keluarga, tempat pembuangan air limbah, pemanfaatan pekarangan
3) Karakteristik keluarga :
Sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga,
interaksi dalam keluarga, kebiasaan dan nilai yang berlaku dalam keluarga.

Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan TB paru


(Marilyn Doengoes, dkk: 240) adalah :
a. Bersihan jalan nafas : tidak efektifnya
b. Pertukaran gas : kerusakan
c. Resiko penularan penyakit
d. Perubahan/ gangguan pemenuhan nutrisi : anorexia, kurang dari
kebutuhan.

d. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga


Data subjekif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi perawatan
keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan ditinjau dari
kemampuan keluarga dalam:
1) Mengenal masalah keperawatan
2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah keperawatan
3) Merawat anggota keluarga termasuk didalamnya kemampuan keluarga
memodifkasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga tidak
mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan mengenai
suatu masalah atau tidak mampu melaksanakan perawatan terhadap anggota
keluarga dengan masalah keperawatan tertentu. Dimana kesimpulan mengenai
fungsi perawatan keluarga ini akan menjadi etiologi pada diagnosa keperawatan
keluarga.

27
e. Menentukan Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah
selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan
keluarga. Untuk menentukan masalah perawat dapat menggunakan skala
prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan keluarga harus
didasarkan kepada beberapa kriteria, yaitu :
1) Sifat masalah,
Dikelompokkan menjadi ancaman kesehatan, tidak / kurang sehat dan
keadaan sejahtera.
2) Kemungkinan masalah dapat diubah
kemungkinan berhasilnya mengurangi masalah atau mencegah masalah bila
dilakukan tindakan keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi
mudah, sebagian dan tidak dapat di ubah.
3) Potensi masalah dapat dicegah
Adalah bagaiamana sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat
dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan kesehatan.
Dikelompokan menjadi tinggi, cukup dan rendah.
4) Masalah yang menonjol
Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya suatu masalah untuk diatasi melalui intervensi keperawatan dan
kesehatan.
SKALA UNTUK MENYUSUN MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
SESUAI DENGAN PRIORITAS
No Kriteria Nilai Bobot
1 2 3 4
1 Sifat masalah 1
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2

28
skala :
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani 2
Ada masalah tapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
1) Tentukan skor untuk tiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 sama dengan
seluruh bobot

2. DIAGNOSA
1) Bersihan jalan nafas : tidak efektif b.d ketidaktahuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2) Pertukaran gas : kerusakan b.d ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
3) Nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan b.d ketidaktahuan keluarga
menganal masalah nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan

29
3. PERENCANAAN
Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan keperawatan
sebagai pedoman untuk memberikan tindakan perawatan pada seseorang
berdasarkan diagnosa perawatan yang muncul.
“Rencana perawatan kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan
dan keperawatan yang telah diidentifikasi” (Bailon, dan Maglaya, 1989 : 72).
Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah TB
paru adalah sebagai berikut :
1) Bersihan jalan nafas : tidak efektif b.d ketidaktahuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
Tujuan Umum: Bersihan jalan nafas efektif.
Tujuan Khusus: Setelah diberikan intervensi selama 15 menit, keluarga mampu
mengenal tentang bersihan jalan nafas : tidak efektif, dengan kriteria
a) Keluarga dapat menjelaskan pengertian tidak efektifnya bersihan jalan nafas.
b) Keluarga dapat menjelaskan penyebab tidak efektifnya bersihan jalan nafas..
c) Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala tidak efektifnya bersihan jalan
nafas.
d) Keluarga dapat menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang
sehat.
Intervensi
1) Berikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala tidak
efektifnya bersihan jalan nafas.
2) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
3) Beri reinforcement bila jawaban benar.
4) Diskusikan dengan keluarga cara membandingkan keadaan fisik penderita
TB paru dengan keadaan fisik yang normal.

2) Pertukaran gas : kerusakan b.d ketidaktahuan keluarga mengenal masalah


kesehatan
Tujuan Umum

30
Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas.

Tujuan Khusus
Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 15 menit, keluarga mampu
mengenal masalah pertukaran gas : kerusakan, dengan criteria:
1) Keluarga dapat menjelaskan pengertian pertukaran gas : kerusakan
2) Keluarga dapat menjelaskan penyebab pertukaran gas : kerusakan.
3) Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala pertukaran gas : kerusakan
4) Keluarga dapat membandingkan keadaan anggota yang menderita pertukaran
gas : kerusakan dengan keadaan yang normal.
5) Keluarga dapat menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat.

Intervensi
1) Berikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
2) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
3) Beri reinforcement bila jawaban benar.
4) Diskusikan dengan keluarga cara membandingkan keadaan fisik penderita
TB paru dengan keadaan fisik yang normal.

3) Nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan b.d ketidaktahuan keluarga menganal


masalah nutrisi, perubahan : kurang dari kebutuhan
Tujuan Umum
Tidak terjadi perubahan nutrisi

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 15 menit, keluarga mempu
mengenal masalah nurisi, perubahan : kurang dari kebutuhan, dengan kriteria :
1) Keluarga dapat menjelaskan pengertian nutrisi, perubahan : kurang dari
kebutuhan.
2) Keluarga dapat menjelaskan penyebab nutrisi, perubahan : kurang dari
kebutuhan

31
3) Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala nutrisi, perubahan : kurang dari
kebutuhan.
4) Keluarga dapat membandingkan keadaan anggota yang menderita nutrisi,
perubahan : kurang dari kebutuhan dengan keadaan yang normal
5) Keluarga dapat menerima keadaan anggota keluarga yang sakit/ kurang sehat.

Intervensi
1) Berikan penyuluhan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala nutrisi,
perubahan : kurang dari kebutuhan
2) Kaji ulang pengetahuan keluarga setelah diberikan penyuluhan.
3) Beri reinforcement bila jawaban benar.
4) Diskusikan dengan keluarga cara membandingkan keadaan fisik penderita
TB paru dengan keadaan fisik yang normal.

4. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan salah satu proses keperawatan keluarga
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun, pada tahap ini perawat
berperan dalam melaksanakan perawatan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah ditetapkan dengan mengikutsertakan keluarga.
a. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dalam memecahkan
masalah keluarga disebabkan :
1) Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
2) Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
3) Tidak mau menghadapi sesuatu
4) Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan
a) Adat istiadat yang berlaku
b) Kegagalan dalam mengkaitkan tindakan dengan sasaran
c) Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan
5) Faktor lain yang bersumber dari perawat adalah :

32
a) Menggunakan pola pendekatan yang tetap (kaku, kurang luwes).
b) Kurang memberikan penghargaan dan perhatian terhadap faktor-
faktor sosial budaya.
c) Perawat kurang ahli dalam mengambil tindakan

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan terhadap


keluarga :
1) Sumber daya keluarga, bisa berupa dana dan tenaga
2) Tingkat pendidikan keluarga
3) Adat istiadat yang berlaku
4) Respon dan penerimaan keluarga
5) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

c. Beberapa implementasi keperawatan yang mungkin dilakukan pada


penderita TB paru adalah sebagai berikut :
1) Memberikan penyuluhan tentang konsep penyakit TB paru
2) Memberikan penyuluhan tentang diet TKTP
3) Mendemonstrasikan cara pembuatan sputum pot
4) Mendemonstrasikan cara menyusun menu sehari diet TKTP
5) Mendemonstrasikan cara batuk efektif
6) Mendemonstrasikan cara pembuatan obat pelega tenggorokan

5. EVALUASI
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana
tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi
memungkinkan untuk memeonitor “kealpaan” yang terjadi selama tahap
pengkajian, analisa, perencanaan, dan pelaksanaan. (Ignatavicius & Bayne.
dalam Proses & dokumentasi keperawatan konsep dan praktek.2001: 71).
Dokumentasi dalam evaluasi biasanya dicantumkan dalam 2 jenis evaluasi
a. Proses (formatif)

33
Evaluasi yang dilakukan langsung setelah intervensi keperawatan
dilakukan, hasil evaluasinya dicantumkan dengan metode SOAP (Subjektif,
Objektif, Analisa, Planning)

b. Hasil (sumatif )
Fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku dan status kesehatan
pada akhir tindakan keperawatan. (Nursalam. 2001: 74)
Evaluasi dapat menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak,
sehingga evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan.

34
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan keluarga oleh ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai
bagian dari keluarga. (Friedman, Marylin. M. 1998 : 12 )
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosis
menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Ridwan, 2009).

B. Saran
kepada para pembaca kami ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
perluditingkatkan mutunya oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan.

35
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2010. TBC Masalah Kesehatan Dunia. www.bppsdmk.depkes.go.id.


Tanggal diakses: 20 Maret 2011.

FKUI. 2005. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika.

Friedman, Marilyn, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori dan
Praktik. Jakarta: EGC.

Harmoko. 2012. Asuhan keperawatan keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis. Jilid 2. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. Yogyakarta.

Soemantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Wilkinson, M, Judith dan Ahern, R, Nancy. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan
Edisi 9 Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Wong donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Alih bahasa: Andry
Hartono. Jakarta: EGC.

https://www.academia.edu/29328597/Makalah_Penyakit_TBC

36

Anda mungkin juga menyukai