Ansietas
Ansietas
DISUSUN
OLEH
(KELOMPOK 1)
1. A. HASRIANI (17.032)
2. FATMAWATI POLILI (17.040)
3. NOVITA KASIM (17.048)
4. RESKY MARDANA (17.053)
5. SYAIDA ALVI KHAIRIYYA BIKI (17.060)
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Gejala Umum Ansietas (Kecemasan)
C. Tingkatan Ansietas (Kecemasan)
D. Asuhan Keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunya kesehatan
mental ini ternyata terjadi hamper di seluruh negara dunia. WHO (World
Health Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah
kesehatan dunia, memandang serius masalah kesehatan mental dengan
menjadikan isu global WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan
jiwa seperti Scizoprenia, Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan
ketergantungan alcohol sebagai isu yang perlu mendapatkan perhatian.
Di Indonesia jumlah penderita penyakit jiwa berat sudah cukup
memprihatinkan, yakni mencapai 6 juta orang atau sekitar 2,5%, dari total
penduduk. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Rumah Tnagga
(SKMRT) pada tahun 1985 yang dilakukan terhadap penduduk di 11
kotamadya oleh Jaringan Epidemiologi Psikiatri Indonesia, ditentukan 185
per 1.000 penduduk rumah tangga dewasa menunjukkan adanya gejala
gangguan kesehatan jiwa baik yang ringan maupun berat. Dengan analogi
lain bahwa satu dari lima penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa
dan mental. Sebuah fenomena angka yang sangat menghawatirkan bagi
sebuah bangsa.
B. Tujuan
Tujuan disusunya makalah yaitu:
1. Membedakan anatara ansietas normal dengan ansietas yang dialami
pada gangguan ansietas
2. Membedakan antara ansietas, takut, dan sters
3. Mengetahui tingkat ansietas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
a. Teori Psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian,
ID dan superego. ID mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan
oleh norma- norma budaya seseorang. Ego atau Aku, berfungsi menengahi
hambatan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Teori Interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dari
hubungan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan,
trauma seperti perpisahan dan kehilangan sehingga menimbulkan kelemahan
spesifik. Orang dengan harga diri rendah mudah mengalami perkembangan
ansietas yang berat.
c. Teori Perilaku.
d. Kajian Keluarga.
e. Kajian Biologis.
2. Faktor Presipitasi.
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut ”gila”,
takut kehilangan kontrol dan sebagainya.
2. Gejala fisik:
Seperti gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala, ketegangan otot,
napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas autonomik seperti
wajah merah dan pucat, berkeringat, tangan rasa dingin, diare, mulut kering,
sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun, rasa
mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya.
Gejala utama dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta
menurunnya aktivitas.
1. Ansietas ringan.
2. Ansietas sedang.
3.Ansietas berat.
A. PENGKAJIAN.
Pengkajian ditunjukkan pada fungsi fisiologis dan perubahan perilaku melalui
gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan.
b. Kaji Perilaku
- Respon fisiologis
Mengaktifkan sistem saraf otonomi
- Respon psikologis
Kecemasan dapat mempengaruhi aspek entrapersonal maupun personal
- Respon kognitif
Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berpikir baik proses piker
maupun isis pikir, diantaranya adalah mampu memperhatikan, kosentrasi
menurun, mudah lupa, menurunnya lapangan persepsi, bingung.
- Respon afektif
Klien akan mengekspresikkan dalam bentuk kebingungan dan curiga
berlebihan sebagai reaksi emosi terhadap kecemasan.
Perilaku.
Kardiovaskuler • Palpitasi.
• Jantung berdebar.
• Pernapasan dangkal.
• Rasa tercekik.
• Terengah-engah.
• Reaksi kejutan.
• Insomnia.
• Ketakutan.
• Gelisah.
• Wajah tegang.
• Gerakan lambat.
• Menolak makan.
• Perasaan dangkal.
• Nausea.
• Diare.
• Sering kencing.
• Gatal-gatal.
• Perasaan panas atau dingin pada kulit.
Sistem Respons
Perilaku • Gelisah.
• Ketegangan fisik.
• Tremor.
• Gugup.
• Bicara cepat.
• Menarik diri.
• Menghindar.
• Konsentrasi hilang.
• Pelupa.
• Salah tafsir.
• Tidak sabar.
• Gelisah.
• Tegang.
• Nerveus.
• Ketakutan.
• Alarm.
• Tremor.
• Gugup.
• Gelisah.
4. Sumber Koping.
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realitis tuntutan
situasi stress.
3) Perilaku kompromi.
Digunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan dilakukan
atau mmengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
1) Kompensasi.
Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang
dimilikinya.
2) Penyangkalan (Denial).
3) Pemindahan (Displacemen).
4) Disosiasi.
Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran
atau identitasnya.
5) Identifikasi (Identification).
7) Introjeksi (Intrijection).
8) Fiksasi.
9) Proyeksi.
Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang
lain terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak
dapat ditoleransi.
10) Rasionalisasi.
Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.
12) Regressi.
13) Represi.
Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan
yang menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego
yang primer yang cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang
lainnya.
15) Sublimasi.
Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
16) Supresi.
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan
tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang
disadari;pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari
kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat mengarah pada represif
berikutnya.
17) Undoing.
Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian
dari tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan
mekanisme pertahanan primitif.
DIAGNOSA.
1. Penyelesaian kerusakan.
2. Kecemasan.
5. Diam.
6. Gangguan pembagian bidang energi.
7. Ketakutan.
8. Inkontinensial.
9. Stres.
13. Ketidakberdayaan.
C. INTERVENSI.
Tujuan khusus :
1. Ansietas Ringan.
perhatian. e) Dorong
h) Peningkatan pemecahan masalah.
h) Bantu dalam
mengidentifikasi
keterampilan koping
yang berhasil.
i) Pertahankan cara
yang tenang dan
tidak terburu.
j) Ajarkan latihan
dan tehnik relaksasi.
Ansietas Sedang.
i) Bantu pasien
mengenali dan
menamai
ansietasnya
Ansietas Berat.
s) Berkurangnya jarak
persepsi secara berat.
t) Ketidakmampuan
untuk berkonsentrasi.
u) Rasa terbakar.
v) Kesulitan dan
ketidaktepatan
pengungkapan.
x) Bermusuhan.
Panik.
A. Kesimpulan
Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi
gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon
perilaku, emosional dan fisiologis.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat
mengetahui Mengenai bagaimana itu Ansietas serta dapat
menjauhi hal yang dapat menyebabkan hal tersebut dan dapat
melaksanakan asuhan keperawatan dengan professional.
DAFTAR PUSTAKA
Mallapiang.2003.keperawatan jiwa.Jakarta:EGC.
Lynda juall carpenito dan moyet.2007.Buku saku diagnosis
keperawatan.jakarta:EGC.