Sap Kespro
Sap Kespro
I. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai “Personal Hygiene,”
remaja diharapkan dapat mengetahui serta memahami mengenai personal
hygiene.
Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan atau sikap remaja mengenai personal hygiene.
2. Meningkatkan perilaku remaja dalam personal hygiene.
3. Meningkatkan status kesehatan remaja.
4. Mengetahui cara menjaga kesehatan organ reproduksi.
II. Metode
Ceramah Tanya Jawab
IV. Sumber
V. Kegiatan
Terlampir
VI. Evaluasi
Terlampir
VII. Materi
Terlampir
LAMPIRAN MATERI
A. Keputihan
1. Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan gejala keluarnya cairan dari vagina
selain darah haid. Cairan yang keluar tersebut harus dibedakan
antara cairan/lendir normal dan cairan/lendir tidak normal
(Kasdu, 2005). Keadaan biasa, cairan tidak sampai keluar namun
belum tentu bersifat patologis (Mansjoer, 2000).
Indikasi adanya masalah kesehatan jika keputihan tersebut
mulai berubah warna, gatal dan mengeluarkan bau yang kurang
enak. Hampir semua perempuan mengalami keputihan minimal satu
atau dua kali seumur hidupnya (Boyke, 2007). Keputihan
merupakan manisfestasi klinis berbagai infeksi keganasan atau
tumor jinak reproduksi. Keluhan keputihan pada wanita harus
dianggap serius karena akibatnya sangat kompleks dan banyak
(Manuaba, 2008).
2. Penyebab Keputihan
Penyebab keputihan dibagi 2 macam yaitu:
a. Penyebab Non Patologis
1) Masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang.
Keadaan ini ditunjang oleh hormone esterogen.
b. Penyebab Patologis
Keputihan bisa karena banyak hal. Benda asing, luka pada
vagina, kotoran dari lingkungan, air tak bersih, pemakaian
tampon atau panty liner berkesinambungan. Semua ini
potensial membawa jamur, bakteri, virus, dan parasit:
1) Jamur Candida warnanya putih susu, kental, berbau agak
keras, disertai rasa gatal pada vagina. Akibatnya, mulut
vagina menjadi kemerahan dan meradang. Biasanya,
kehamilan, penyakit kencing manis, pemakaian pil KB,
dan rendahnya daya tahan tubuh menjadi pemicu. Bayi yang
baru lahir juga bisa tertular keputihan akibat Candida
karena saat persalinan tanpa sengaja menelan cairan
ibunya yang menderita penyakit tersebut.
2) Parasit Trichomonas Vaginalis
Ditularkan lewat hubungan seks, perlengkapan mandi,
atau bibir kloset. Cairan keputihan sangat kental,
berbuih, berwarna kuning atau kehijauan dengan bau
anyir. Keputihan karena parasit tidak menyebabkan
gatal, tapi liang vagina nyeri bila ditekan.
3) Kuman (Bakteri)
Bakteri Gardnella-Infeksi ini menyebabkan rasa gatal
dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair, berbuih,
dan berbau amis. Juga menyebabkan peradangan vagina tak
spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina
berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang
akan diubah Menjadi senyawa amino bau amis, berwarna
keabu-abuan. Beberapa jenis bakteri lain juga memicu
munculnya penyakit kelamin. Gonococcus, atau lebih
dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan, yang
sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah
putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman
ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen,
dan sinar matahari. Cara penularannya melalui hubungan
sex.
4) Keputihan akibat infeksi virus juga sering ditimbulkan
penyakit kelamin, seperti condyloma, herpes, HIV/AIDS.
Condyloma ditandai tumbuhnya kutil-kutil yang sangat
banyak disertai cairan berbau. Ini sering pula
menjangkiti wanita hamil. Sedang virus herpes
ditularkan lewat hubungan sex. Bentuknya seperti luka
melepuh, terdapat di sekeliling liang vagina.
5) Gatal (pruritis) dan cairan vagina. Karakter cairan
vagina seperti keju, lunak berwarna putih susu, mungkin
bergumpal dan berbau. Rasa nyeri pada vagina, sensasi
terbakar pada vulva, dispareuni dan disuria juga dapat
dikeluhkan. (Felix, 2007).
3. Tanda-Tanda Keputihan
Pemeriksaan kasus keputihan dilakukan sebagai konfirmasi
terhadap gejala yang disampaikan klien atau yang timbul
pada waktu anamnesa.
a) Genetalia Luar
Pemeriksaan untuk mengetahui:
- Tanda kemerahan
- Cairan yang keluar dari vagina
- Luka atau rasa nyeri kalau di sentuh
- Kelainan lain
b) Genetalia Dalam
- Tanda peradangan pada selaput lendir vagina atau
servik dan adanya nanah
- Cairan vagina (duh tubuh vagina) (Sofyan, 2006).
4. Cara Pencegahan
Pencegahan adalah mencegah terjadinya penyakit selama
hal ini mungkin dilakukan.
a) Kebersihan Daerah Kemaluan
Kebersihan daerah kemaluan perlu diperhatikan.
Kebiasaan membersihkan daerah kemaluan setelah buang
air kecil atau buang air besar harus benar. Cara cebok
yang aman adalah mengalirkan air dari depan ke
belakang demikian pula saat mengeringkannya, bila
arah ini salah maka kuman dari daerah anus dapat
mencemari sekitar vagina yang lebih sensitif untuk
mengalami infeksi.
b) Dalam keadaan haid atau menggunakan pembalut,
gunakanlah pakaian dalam yang pas sehingga pembalut
tidak bergeser dari belakang ke depan
c) Hati-hati menggunakan kloset umum basah.
d) Jangan gunakan handuk bersama orang lain dan hindari
penggunaan pakaian renang basah bergantian.
e) Selain itu keputihan sering terjadi bersamaan dengan
reaksi alergi pada daerah kemaluan terhadap bahan
sintetis dari pakaian dalam atau pembalut perempuan,
sebaiknya gunakan pakain dalam dari katun.
B. Vulva Hygiene
1. Pengertian Vulva Hygiene
Vulva hygiene adalah tindakan menjaga kebersihan alat
kelamin luar perempuan (Hidayat, 2009) seperti membilas organ
genetalia eksternal dengan air matang dan sabun setelah buang
air kecil atau buang air besar dan perawatan sehari-hari dalam
memelihara organ genetalia. Menurut Ayu (2010) Vulva hygiene
merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ
genetalia eksternal yang dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan dan mencegah infeksi.
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-
organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha
menjaga kesehatan tubuh secara umum. Kebersihan di area vagina
sering diabaikan kaum hawa, padahal jika berlarut-larut akan
lebih rentan terinfeksi virus berbahaya.