Anda di halaman 1dari 16

PENGATURAN NUTRISI PADA ANAK USIA REMAJA

DI SUSUN OLEH:

IHSAN MUHAMMAD ADHA(1814401137)

ASTIA NINGSIH(1814401109)

INKA SONYA F(1814401149)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya penyusun tidak akan sangup menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Pengaturan Nutrisi pada Remaja” ini dengan baik. Selawat beserta salam semoga tetap
tercurahlimpahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusum berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini mampu berguna dan
bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait Pengaturan Nutrisi
pada Remaja. Agar menambah wawasan yang ada pada teori kesehatan,semoga bermanfaat.
Kami berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca.

Selain itu, penyusun sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat direvisi dan tulis di masa yang selanjutnya, sebab
sekali lagi penyusun menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran
yang konstruktif.

Bandar Lampung, 22 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar
Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Makalah..............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Nutrisi........................................................................................................3-
4
B. Kebutuhan Nutrisi pada Remaja..................................................................................4-
8
C. Pengaturan Nutrisi pada Remaja...............................................................................8-11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fenomena pertumbuhan pada masa remaja menuntut kebutuhan nutrisi yang
tinggi agar tercapai potensi pertumbuhan secara maksimal karena nutrisi dan
pertumbuhan merupakan hubungan integral. Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi
pada masa ini dapat berakibat terlambatnya pematangan seksual dan hambatan
pertumbuhan linear. Pada masa ini pula nutrisi penting untuk mencegah terjadinya
penyakit kronik yang terkait nutrisi pada masa dewasa kelak, seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, kanker dan osteoporosis.
Sebelum masa remaja, kebutuhan nutrisi anak lelaki dan anak perempuan
tidak dibedakan, tetapi pada masa remaja terjadi perubahan biologik dan fisiologik
tubuh yang spesifik sesuai gender (gender specific) sehingga kebutuhan nutrienpun
menjadi berlainan. Sebagai contoh, remaja perempuan membutuhkan zat besi lebih
banyak karena mengalami menstruasi setiap bulan.
Selain perubahan biologik dan fisiologik, remaja juga mengalami perubahan
psikologik dan sosial. Terdapat variasi waktu dan lamanya berlangsung masa transisi
dari anak menjadi manusia dewasa yang dipengaruhi oleh faktor sosio-kultural dan
ekonomi. Selain itu, remaja bukanlah kelompok yang homogen walaupun berada
dalam lingkungan sosio-kultural yang sama dengan variasi lebar dalam hal
perkembangan, maturitas dan gaya hidup. Penelitian Blum (1991) pada remaja 15-18
tahun, didapatkan bahwa remaja lelaki lebih percaya diri, merasa lebih bahagia dan
sehat serta lebih tidak rentan dibandingkan remaja perempuan yang cenderung merasa
kurang puas akan keadaan tubuhnya, kepribadian serta kesehatannya.
Masalah nutrisi utama pada remaja adalah defisiensi mikronutrien, khususnya
anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan
pendek maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya
seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan nutrisi?
2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada remaja?
3. Bagaimana pengaturan nutrisi pada remaja?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi nutrisi.
2. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pada remaja.
3. Untuk mengetahui pengaturan nutrisi pada remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di
bidang nutrisi mempelajari hubungan
antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam
menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya
terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan kebutuhan dasar
(standar) nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini
dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular,
bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi
optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti
medis menunjukkan bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres
oksidatif yang disebabkan oleh berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan
nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA),
terbukti dapat mencegah dan menangani stres oksidatif sehingga membantu
pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan
komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit, penggunaan
nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan
dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu,
nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan
kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan
makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami
penyakit gangguan gizi, di mana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang
diakibatkan oleh karangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh
kita mengalami gangguan gizi.
Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada
tahun 1497 atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu

3
itu Vasco da Gama dalam pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih dari
separuh anak buahnya yang meninggal akibat penyakit ini. Baru pada permulaan abad
XX para ahli kedokteran dapat memastikan bahwa penyakit ini diakibatkan karena
kekurangan vitamin C.
B. Kebutuhan Nutrisi pada Remaja
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa tubuh serta
komposisi tubuh sebagai berikut:
1. Tinggi badan
Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja. Percepatan
tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak percepatan lebih
tinggi dibanding anak perempuan. Pertumbuhan linear dapat melambat atau
terhambat bila kecukupan makanan / energi sangat kurang atau energy
expenditure meningkat misal pada atlet.
2. Berat badan
Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa
remaja.Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi asupan makanan atau energi dan energy expenditure.
3. Komposisi tubuh
Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa
ytubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan sama.
Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih
banyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula massa
tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan. Jumlah jaringan lemak tubuh
pada orang dewasa normal adalah 23% pada perempuan dan 15% pada lelaki.
Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada akhir
dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai. Terjadi kegagalan
penambahan massa tulang pada perempuan dengan pubertas terlambat
sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa dewasa. Nutrisi merupakan
salah satu faktor lingkungan yang turut menentukan awitan pubertas.
Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks TB/U,
BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus IMT =
BB/TB.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal di bawah ini:

4
1. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular,
diabetes, osteoporosis dan kanker.
4. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta


perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal
yang mutlak dan hakiki. Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini
dapat berdampak negatif yang dapat melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi
remaja dibahas berikut ini:
1. Energi
Kebutuhan energi remaja dipengaruhi oleh aktivitas,
metabolisme basal dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang
percepatan tumbuh-kembang masa remaja. Metabolisme basal (MB)
sangat berhubungan erat dengan jumlah massa tubuh tanpa lemak (lean
body mass) sehingga MB pada lelaki lebih tinggi daripada perempuan
yang komposisi tubuhnya mengandung lemak lebih banyak. Karena
usia saat terjadinya percepatan tumbuh sangat bervariasi, maka
perhitungan kebutuhan energi berdasarkan tinggi badan (TB) akan
lebih sesuai. Percepatan tumbuh pada remaja sangat rentan terhadap
kekurangan energi dan nutrien sehingga kekurangan energi dan nutrien
kronik pada masa ini dapat berakibat terjadinya keterlambatan pubertas
dan atau hambatan pertumbuhan.
2. Protein
Kebutuhan protein pada remaja ditentukan oleh jumlah protein
untuk rumatan masa tubuh tanpa lemak dan jumlah protein yang
dibutuhkan untuk peningkatan massa tubuh tanpa lemak selama
percepatan tumbuh. Kebutuhan protein tertinggi pada saat puncak
percepatan tinggi terjadi (perempuan 11-14 tahun, lelaki 15-18 tahun)
dan kekurangan asupan protein secara konsisten pada masa ini dapat
berakibat pertumbuhan linear berkurang, keterlambatan maturasi
seksual serta berkurangnya akumulasi massa tubuh tanpa lemak.

5
3. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam makanan,
selain juga sebagai sumber serat makanan. Jumlah yang dianjurkan
adalah 50% atau lebih dari energi total serta tidak lebih dari 10-25%
berasal dari karbohidrat sederhana seperti sukrosa atau fruktosa. Di
Amerika Serikat, konsumsi minuman ringan (soft drinks) memasok
lebih dari 12% kalori yang berasal dari karbohidrat dan konsumsinya
meningkat 3 kali lipat pada dua dekade terakhir ini. Penelitian Josep di
Jakarta (2010) pada remaja siswa SMP didapatkan bahwa siswa yang
mengonsumsi minuman bersoda 3-4 kali per minggu berisiko untuk
terjadi gizi lebih.
4. Lemak
Tubuh manusia memerlukan lemak dan asam lemak esensial
untuk pertumbuhan dan perkembangan normal. Pedoman makanan di
berbagai negara termasuk Indonesia (gizi seimbang), menganjurkan
konsumsi lemak tidak lebih dari 30% dari energi total dan tidak lebih
dari 10% berasal dari lemak jenuh. Sumber utama lemak dan lemak
jenuh adalah susu, daging (berlemak), keju, mentega / margarin, dan
makanan seperti cake, donat, kue sejenis dan es krim, dan lain-lain.
5. Mineral
Kalsium (Ca). Kebutuhan kalsium pada masa remaja
merupakan yang tertinggi dalam kurun waktu kehidupan karena remaja
mengalami pertumbuhan skeletal yang dramatis. Sekitar 45% dari
puncak pembentukan massa tulang berlangsung pada masa remaja,
sehingga kecukupan asupan kalsium menjadi sangat penting untuk
kepadatan masa tulang serta mencegah risiko fraktur dan osteoporosis.
Pada usia 17 tahun, remaja telah mencapai hampir 90% dari masa
tulang dewasa, sehingga masa remaja merupakan peluang (window of
opportunity) untuk perkembangan optimal tulang dan kesehatan masa
depan.
Angka kecukupan asupan kalsium yang dianjurkan untuk kelompok
remaja adalah 1.300 mg per hari. Susu merupakan sumber kalsium
terbaik, disusul keju, es krim, yogurt. Kini banyak makanan dan
minuman yang difortifikasi dengan kalsium yang setara dengan

6
kandungan kalsium pada susu (300mg per saji). Terdapat pula kalsium
dalam bentuk sediaan farmasi (dalam bentuk karbonat, sitrat, laktat
atau fosfat) dengan absorpsi sekitar 25-35%. Preparat kalsium akan
diabsorpsi lebih efisien bila dikonsumsi bersama makanan dengan
dosis tidak lebih dari 500 mg.

Zat besi (Fe). Seperti halnya kalsium, kebutuhan zat besi pada remaja
baik perempuan maupun lelaki meningkat sejalan dengan cepatnya
pertumbuhan dan bertambahnya massa otot dan volume darah. Pada
remaja perempuan kebutuhan lebih banyak dengan adanya menstruasi.
Kebutuhan pada remaja lelaki 10-12 mg/hari dan perempuan 15
mg/hari. Besi dalam bentuk neme yang
terdapat pada sumber hewani lebih mudah diserap dibanding besi non-
heme yang terdapat pada biji-bijian atau sayuran.
Seng (Zn).Seng berperan sebagai metalo-enzyme pada proses
metabolisme serta penting pada pembentukan protein dan ekspresi gen.
Konsumsi seng yang adekuat penting untuk proses percepatan tumbuh
dan maturasi seksual. Seperti halnya dengan kekurangan energi dan
protein, kekurangan seng dapat mengakibatkan hambatan pada
pertumbuhan dan kematangan seksual. Daging merah, kerang dan biji-
bijian utuh merupakan sumber seng yang baik.
6. Vitamin
Vitamin A. Selain penting untuk fungsi penglihatan, vitamin A
juga diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi dan fungsi
imunologik. Kekurangan vitamin A awal ditandai dengan adanya buta
senja. Sumber vitamin A utama : serealia siap saji, susu, wortel,
margarin dan keju. Sumber β- karoten sebagai pro-vitamin A yang
sering dikonsumsi remaja berupa wortel, tomat, bayam dan sayuran
hijau lain, ubi jalar merah dan susu.
Vitamin E. Vitamin E dikenal sebagai antioksidan yang penting
pada remaja karena pesatnya pertumbuhan. Meningkatnya konsumsi
makanan yang mengandung vitamin E merupakan tantangan karena
makanan sumber vitamin E umumnya mengandung lemak tinggi.

7
Vitamin C . Keterlibatannya dalam pembentukan kolagen dan jaringan
ikat menyebabkan vitamin ini menjadi penting pada masa percepatan
pertumbuhan dan perkembangan. Status vitamin C pada remaja
perokok lebih rendah walaupun telah mengonsumsinya dalam jumlah
cukup dikarenakan stres oksidatif sehingga mereka memerlukan
tambahan vitamin C hingga 35 mg per hari.
Folat. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein sehingga
kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan folat
menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat
pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian
spina bifida pada bayi.
7. Lain-lain
Serat (fiber). Serat makanan penting untuk menjaga fungsi
normal usus dan mungkin berperan dalam pencegahan penyakit kronik
seperti kanker, penyakit jantung koroner dan diabetes mellitus tipe-2.
Asupan serat yang cukup juga diduga dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, menjaga kadar gula darah dan mengurangi risiko
terjadinya obesitas. Kebutuhan serat per hari dapat dihitung dengan
rumus : ( umur + 5 ) gram dengan batas atas sebesar ( umur + 10 )
gram.
C. Pengaturan Nutrisi pada Remaja
Pengaturan nutrisi merupakan suatu cara yang dilakukan individu untuk
memilih, dan mengonsumsi makanan berdasarkan faktor sosial budaya. Pengaturan
nutrisi dapat mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting untuk memenuhi
kebutuhan gizi seimbang. Jika gizi dalam sehari tidak tercukupi, dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan gizi. Hal ini penting untuk diperhatikan khususnya pada
remaja. Pada usia remaja, tubuh sedang mengalami banyak perubahan menuju
pendewasaan. Sehingga kebutuhan gizinya juga meningkat. Untuk kebutuhan gizi
remaja laki laki dengan berat dan tinggi badan sesuai yang tertera pada tabel tersebut,
memiliki kisaran kebutuhan energi sebanyak 2100-2725 kalori. Kebutuhan proteinnya
sebanyak 56-62 gram. Kebuthan karbohidrat sebanyak 289-375 gram. Kebutuhan
serat sebanyak 30-38 gram. Kebutuhan air minum sebanyak 1800-2500 ml.
badan sesuai yang tertera pada tabel tersebut, kisaran kebutuhan energi sekitar
2000-2250 kalori. Kebutuhan proteinnya sebanyak 60-56 gram. Kebutuhan

8
karbohidrat sebanyak 275-309 gram. Kebutuhan serat sebanyak 28-32 gram.
Kebutuhan air minum sebanyak 1800-2300ml.
Kebutuhan protein cenderung mengalami peningkatan pada usia 10-15 tahun
kemudian menurun pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
paling pesat terjadi pada usia tersebut baik pada laki laki maupun perempuan.
Untuk tetap menjaga pemenuhan gizi, kementrian kesehatan telah
menyediakan panduan gizi seimbang. Upaya yang dapat dilakukan untukmenjaga
pemenuhan gizi adalah:
1. Makan sehari 3x
Makan 3x sehari (pagi, siang, malam). Makan yang paling penting
adalah sarapan pagi. Karena sangat penting untuk menyuplai energi yang
akan digunakan untuk belajar.
2. Mengonsumsi protein hewani dan nabati
Protein merupakan zat pembangun tubuh. Maksudnya, protein
digunakan untuk membentuk sel dan metabolisme tubuh. Jika kekurangan
protein maka akan menghambat pertumbuhan tubuh. Protein yang baik
dikonsumsi salah satunya adalah daging ikan karena merupakan sumber
asam lemak tak jenuh. Selain itu, jangan lupakan konsumsi protein nabati
untuk melengkapi kebutuhan protein harian
3. Perbanyak konsumsi buah dan sayur
Masyarakat Indonesia masih kurang dalam konsumsi buah dan
sayur. Padahal, buah dan sayur dapat menjadi sumber vitamin, mineral
juga sebagai sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong sebagai
antioksidan. Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat juga
antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah
Untuk remaja yang sedang bersekolah jangan lupa untuk membawa bekal
Membawa bekal ditujukan untuk mengurangi jajan makanan yang
kurang sehat. Makan dari bekal lebih sehat karena kita sendiri dapat
mengetahui kandungan apa yang terdapat dalam bekal tersebut. Bekal
yang dibawa anak sekolah tidak hanya penting untuk pemenuhan zat gizi
tetapi juga diperlukan sebagai alat pendidikan gizi terutama bagi orang tua
anak-anak tersebut.
Untuk remaja yang sedang kuliah, kurangi makanan tidak sehat dan
makanan cepat saji. Keadaan jauh dari orang tua membuat remaja yang

9
sedang kuliah rentan untuk tergiur makanan cepat saji, padahal sebagian
besar makanan cepat saji adalah makanan yang tinggi gula, garam dan
lemak yang tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu mengonsumsi
makanan cepat saji dan makanan jajanan harus sangat dibatasi. Selain itu,
pangan manis, asin dan berlemak banyak berhubungan dengan penyakit
kronis tidak menular seperti diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan
penyakit jantung.
Pesan khusus untuk remaja putri, sebaiknya tidak perlu terlalu mencemaskan
bentuk tubuh. Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan pola makan, hal ini sering dialami oleh remaja yang ingin selalu tampil
langsing. Ada dua jenis gangguan yang sering terjadi pada gizi remaja putri yakni
anoreksia dan bulimia.
1. Anoreksia Nervosa.
Anoreksia Nervosa yaitu anoreksia yang disebabkan terganggunya
pusat nafsu makan dalam hipotalamus menyebabkan penderita menjadi
kurus kering. Gejala utama penyakit ini adalah usaha yang terlalu keras
untuk menurunkan berat badan. Mereka sengaja membiarkan diri
kelaparan. Walaupun paling sering dialami oleh para wanita , terutama
yang berusia muda, penyakit ini juga dapat ditemukan pada pria dari
berbagai usia. gejala Anoreksia Nervosa di antaranya:
a. Menggolong-golongkan makanan yang baik dan yang jelek bagi
tubuhnya.
b. Menghindari pertemuan yang menyediakan makanan.
c. Pikiran selalu menuju pada makanan, kalori, dan berat badan.
d. Berat badan menurun drastis.
e. Berlatih keras, tidak mengenal lelah.
f. Takut gemuk, denyut nadi lambat dan lemah, sensitif terhadap suhu
dingin,
g. Gugup saat makan, dan mudah menangis.
Seperti halnya anorexia, bulimia juga sering diderita remaja putri hingga
dewasa, biasa berasal dari orang tua yang overweight atau obese.
2. Bulimia Nervosa

10
Bulmia Nervosa adalah perilaku seseorang yang berhubungan dengan
makanan. Adapun tanda-tanda Bulimia Nervosa ditandai dengan cirri-ciri
sebagai berikut:
a. Munculnya perasaan tidak mampu mengontrol perilaku makan
selama makan dengan lahap dan banyak.
b. Memuntahkan kembali makanannya menggunakan obat-obatan
diretikum.

11
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi
mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit,
khususnya dalam menentukan diet yang optimal.

Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan dan
pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), serta massa tubuh. Remaja
harus mengonsumsi makanan yang mengandung energi, mineral, vitamin, kalsium, kalori,
dan lain-lain.

Pengaturan nutrisi merupakan suatu cara yang dilakukan individu untuk memilih, dan
mengonsumsi makanan berdasarkan faktor sosial budaya. Pengaturan nutrisi dapat
mempengaruhi keadaan gizi, dan sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
Jika gizi dalam sehari tidak tercukupi, dapat menimbulkan masalah kesehatan dan gizi.

B. Saran

Dalam makalah ini, penyusun menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang harus
dilengkapi demi perkembangan kemampuan penyusun dan para pembaca. Oleh karena itu,
Segala bentuk masukan atau saran dan usulan yang sifatnya mendukung penyusunan ini,
amat sangat diharapkan bukan semata-mata demi sempurnanya tulisan ini sendiri melainkan
juga demi penghayatan akan dalam kehidupan sehari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita.2007.Penuntun Diet.Jakarta;Gramedia Putaka utama


Lailatul badriah,Dewi.2011.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Bandung;Refika Aditama
Francin Paath,Erna dkk.2004.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Jakarta;EGC
Mansjoer,Arif dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran jilid 1.Jakarta;Media Aesculaplus
Purwitasari,Desi dkk.2009.Gizi dalam Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta;Nuha Medika
Sulistyo,Hariyani.2010.Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak.Yogyakarta;Graha Ilmu
Wiwik sartika,Mitayani.2010.Buku Saku Ilmu Gizi.Jakarta;Trans Info Media

13

Anda mungkin juga menyukai