1. UMUM
1.1. PENGESAHAN
01 00 Kepala Puskesmas
1
1.4. DAFTAR ISI
Halaman
1. UMUM 1
1.1. PENGESAHAN 1
1.2. DAFTAR PERUBAHAN 1
1.3. DAFTAR PENERIMA 1
1.4. DAFTAR ISI 2
2. PENDAHULUAN 5
2.1. PROFIL PUSKESMAS KARANG PULE TAHUN 2018 5
2.2. VISI DAN MISI PUSKESMAS KARANG PULE 6
2.3. MOTO PELAYANAN 6
2.4. TATA NILAI DAN BUDAYA PUSKESMAS KARANG PULE 7
2.5. KEBIJAKAN MUTU – KOMITMEN 7
2.6. SASARAN KINERJA PUSKESMAS KARANG PULE TAHUN 2018 7
2.7. STRUKTUR ORGANISASI 9
2.8. RUANG LINGKUP 9
2.9. TUJUAN 9
2.10. PROSES PELAYANAN 9
2.11. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT 10
2.12. ISTILAH DAN DEFINISI 11
3. SISTEM MANAJEMEN MUTU 12
3.1. PERSYARATAN UMUM 12
3.2. PERSYARATAN DOKUMEN 13
3.2.1. Umum 13
3.2.2. Pedoman / Manual Mutu 13
3.2.3. Sistem Pengendalian Dokumen 13
4. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 13
4.1. KOMITMEN MANAJEMEN 13
4.2. FOKUS PELANGGAN 14
4.3. KEBIJAKAN MUTU 13
4.4. PERENCANAAN 15
4.4.1. Sasaran Mutu 15
4.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu 15
4.5. TUGAS, TANGGUNG JAWAB, DAN WEWENANG 15
4.5.1. Tanggung Jawab dan Wewenang 16
4.5.2. Penanggung Jawab Manajemen Mutu dan Kinerja 16
4.5.3. Komunikasi Internal
2
4.6. TINJAUAN MANAJEMEN 17
4.6.1. Umum 17
4.6.2. Masukan Tinjauan Manajemen 17
4.6.3. Luaran Tinjauan Manajemen 18
5. MANAJEMEN SUMBER DAYA 18
5.1. PENYEDIAAN SUMBER DAYA 18
5.2. SUMBER DAYA MANUSIA 18
5.3. SARANA KERJA 19
5.4. LINGKUNGAN KERJA 19
6. PENYELENGGARAAN PELAYANAN 20
6.1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) 20
6.1.1 Perencanaan UKM, akses, dan pengukuran kinerja 20
6.1.2 Proses yang berhubungan dengan sasaran 27
a. Penetapan persyaratan sasaran 27
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran 28
c. Komunikasi dengan sasaran 28
6.1.3 Pembelian 28
6.1.4 Penyelenggaraan UKM 28
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya 28
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya 29
c. Identifikasi dan mampu telusur 29
d. Hak dan kewajiban sasaran 29
e. Manajemen resiko dan keselamatan 29
6.1.5 Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM 30
a. Umum 30
b. Pemantauan dan Pengukuran 30
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai 31
d. Analisis data 31
e. Peningkatan berkelanjutan 32
f. Tindakan korektif dan preventif 32
6.2. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)/PELAYANAN KLINIS 33
6.2.1. Perencanaan UKP/Pelayanan Klinis 33
6.2.2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan 33
a. Penetapan persyaratan sasaran 33
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran 34
c. Komunikasi dengan sasaran 34
3
6.2.3. Pembelian/pengadaan barang terkait pelayanan klinis 34
a. Proses pembelian 34
b. Verifikasi barang yang dibeli 34
6.2.4. Penyelenggaraan pelayanan klinis 35
a. Pengendalian proses pelayanan klinis 35
b. Validasi proses pelayanan 35
c. Identifikasi dan ketelusuran 35
d. Hak dan kewajiban pasien 35
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan 36
f. Manajemen resiko dan keselamatan pasien 36
6.2.5. Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien 37
a. Penilaian indikator kinerja klinis 37
b. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien 38
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien 38
d. Analisis dan tindak lanjut 39
e. Penerapan manajemen resiko 39
f. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan 39
Umum 39
Pemantauan dan Pengukuran 39
Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai 40
Analisis data 41
Peningkatan berkelanjutan 41
Tindakan korektif dan 41
7. PENUTUP 42
4
2. PENDAHULUAN
Pedoman ini menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu
Puskesmas Karang Pule. Semua ketentuan / persyaratan serta kebijakan yang
tertuang dalam pedoman ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan
operasional Puskesmas.
Penerapan sistem manajemen mutu dimaksudkan untuk menjadikan gambaran
secara umum sistem manajemen mutu dalam mencapai komitmen mutu, sasaran
mutu, serta kepuasan pelanggan sehingga tujuan Puskesmas Karang Pule secara
keseluruhan dalam aspek mutu dapat tercapai.
Gambaran Umum
Puskesmas Karang Pule terletak di pinggir jalan raya antar dua kota (Mataram
dan Gerung Lombok Barat) menuju Bandara Internasional Lombok (BIL). dengan
lokasi yang relatif strategis, letaknya tepat di pinggir jalan besar/utama yang
berdekatan dengan area perkantoran pemerintahan dan perguruan tinggi dan
sehingga memungkinkan kemudahan masyarakat untuk datang dan mendapatkan
pelayanan kesehatan. Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat meliputi pelayanan promotif, preventif, dan kuratif.
5
2.2 VISI DAN MISI PUSKESMAS KARANG PULE
VISI
Terwujudnya Masyarakat mandiri dalam bidang kesehatan di wilayah keja
Puskesmas Karang Pule menuju Mataram sehat tahun 2020.
MISI
1. Menigkatkan kerjasama dalam bidang kesehatan pada upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan kerjasama dalam bidang kesehatan melalui upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat dan ber PHBS
4. Meningkatkan Kerjasama dengan lintas sektoral dan organisasi kemasyarakatan di
bidang kesehatan
5. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk mengikuti Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)
6
Adapun 7 budaya malu yang ada di Puskesmas Karang Pule :
1. Malu datang terlambat, pulang cepat dan tidak disiplin
2. Malu memberikan pelayanan yang tidak ramah kepada pasien
3. Malu tidak berkerja sesuai standar
4. Malu bertutur kata dan berperilaku tidak beretika di masyarakat
5. Malu tidak memelihara kenyamanan lingkungan kerja
6. Malu berpakaian tidak rapih sesuai aturan
7. Malu merokok di Kawasan Tanpa Rokok
7
C.9. Kepatuhan terhadap standar ANC >90%
C.10. Kepatuhan terhadap standar persalinan >90%
C.11. Kepatuhan terhadap standar kunjungan neonates >90%
C.12. Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru / SPS >90%
C.13. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan PKM > 95%
C.14. Kepatuhan terhadap standar imunisasi >95%
C.15. Drop Out DP3 – Campak ≤ 3%
C.16. Drop Out TTH1 – TTH2 ≤ 3%
C.17. Drop Out DPT 1 – DPT 3 ≤ 3%
C.18. Balita Bawah Garis Merah (BGM/D) 5%
C.19. Penanganan gizi buruk sesuai protap (90 hari) 100%
C.20. Jumlah kasus gizi buruk 90 hari/total gizi buruk/100% yaitu 100%
C.21. Cakupan rumah tangga sehat ≥ 85 %
C.22. Sarana TPM memenuhi syarat ≥ 90 %
C.23. Strata desa siaga mandiri 100 %
C.24. Sarana TTU memenuhi syarat ≥ 90 %
C.25. Sarana TPS memenuhi syarat ≥ 80 %
C.26. Sarana TP pestisida memenuhi syarat ≥ 80 %
8
2.7 STRUKTUR ORGANISASI
Dalam menerapkan sistem manajemen mutu di Puskesmas Karang Pule maka
ditetapkan struktur organisasi sebagai berikut :
Kepala Puskesmas /
Manajemen Puncak
Penanggung Jawab
Manajemen Mutu dan Kinerja
Sekretaris
2.9 TUJUAN
Pedoman peningkatan mutu dan kinerja ini disusun sebagai acuan bagi
Puskesmas dalam membangun system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat maupun untuk penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan / pelayanan klinis.
9
Pelayanan Gizi
Pelayanan Pengendalian Pencegahan Penyakit (TB Paru, DBD, ISPA,
Daire, HIV-AIDS, IMS, IVA, Imunisasi, Kusta, Posbindu PTM,)
Pelayanan Kesehatan Posyandu
Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat(Perkesmas)
Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan Kesehatan Remaja
Pelayanan Kesehatan Haji
Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/UKGS
Pelayanan Kesehatan Olah raga
B. Penyelenggaran upaya kesehatan perorangan/pelayanan klinis, yang meliputi
upaya :
Pelayanan Rekam Medis
Pelayanan Kesehatan Umum
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan Kesehatan Anak Balita (0-5 tahun)
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan Keluarga Berencana
Pelayanan Gizi (Konseling, Pemberian PMT Pemulihan)
Pelayanan Gawat Darurat (UGD)
Pelayanan Persalinan
Pelayanan Kefarmasian (Obat/Apotik)
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan LKB – IMS
10
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat
g. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
741/Menkes/SK/II/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota.
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
11
k. Prasarana
Barang atau benda tidak bergerak yang dapat menunjang atau mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
l. Proses
Serangkaian langkah sistematis atau tahapan yang jelas yang dapat ditempuh
berulangkali untuk mencapai hasil yang diharapkan.
m. Rekaman
Bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa suatu kegiatan sudah
dilaksanakan.
n. Sarana
Barang atau benda bergerak yang dapat digunakan sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas atau fungsi unit kerja.
o. Sasaran mutu
Tujuan yang akan dicapai dalam melaksanakan proses.
p. Tindakan korektif
Tindakan yang dilakukan setelah terjadi suatu kegiatan.
q. Tindakan preventif
Tindakan yang dilakukan sebelum menculnya suatu kegiatan
12
3.2. PERSYARATAN DOKUMEN
3.2.1. Umum
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi Dokumen level 1 : Kebijakan, Dokumen level 2 : Pedoman /
Manual Mutu, Dokumen level 3 : Standar Prosedur Operasional, dan Dokumen
Level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan atas akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan standar prosedur.
13
c. Mensosialisasikan kebijakan mutu dan sasaran mutu kinerja yang ingin
dicapai,
d. Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu,
dengan dilaksanakannya rapat tinjauan manajemen yang dilakukan setiap 6
(enam) bulan,
e. Memastikan tersedianya sumber daya untuk mendukung pelaksanaan
sistem,
f. Memastikan perbaikan terus-menerus dilakukan pada semua aspek
kegiatan / pelayanan.
Dokumen Terkait :
1.SK Kebijakan Mutu Puskesmas
2.SK Penetapan Indikator Mutu dan Kinerja Puskesmas
14
4.4. PERENCANAAN
4.4.1. Sasaran Mutu
Setiap unit program pelayanan menetapkan sasaran – sasaran kinerja
secara spesifik dan terukur yang disesuaikan dengan penetapan sasaran dan
indikator kinerja oleh dinas kesehatan kota Mataram. Masing-masing
penanggung jawab program bertanggung jawab memastikan sub unit yang
dipimpinnya membuat perencanaan kerja sehingga sasaran-sasaran sub unit
kerjanya dapat tercapai. Dan semua sasaran mutu kinerja setiap sub unit
dipastikan terdokumentasi dengan baik.
15
d. Dokumen uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang harus
dikendalikan, isinya diperbaharui bila terjadi perubahan atau penambahan
pekerjaan,
e. Uraian tugas, tanggung jawab, dan wewenang dibuat berdasarkan nama
posisi yang ada dalam sruktur organisasi pada masing-masing unit.
Dokumen Terkait :
1. Struktur Organisasi Puskesmas
2. Uraian Tugas dan Wewenang Pegawai Puskesmas
16
4.6. TINJAUAN MANAJEMEN
4.6.1. Umum
Tinjauan manajemen adalah bentuk evaluasi yang merupakan salah satu
kegiatan manajemen yang sangat penting dalam rangka pengendalian suatu
pelayanan termasuk evaluasi dalam implementasi sistem manajemen mutu,
oleh karenanya tinjauan manajemen ini dilaksanakan minimal 2 kali dalam
setahun, yaitu setiap 6 bulan sekali.
17
Dokumen Terkait :
1. SOP Pemeliharaan, penyediaan prasarana, dan lingkungan kerja
2. Daftar Penerimaan dan Pembelian Sarana Puskesmas
3. Daftar Inventaris Barang
18
5.4. LINGKUNGAN KERJA
Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja
senantiasa dalam keadaan aman, nyaman, indah, dan berseri. Segenap pegawai
dan pimpinan Puskesmas Karang Pule berkewajiban mengupayakan dan
menjamin agar lingkungan kerjanya terkendali. Pengendalian lingkungan kerja
juga dimaksudkan untuk mendukung komitmen mutu dan kepuasan pelanggan
dan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat disebutkan mengenai persyaratan
prasarana Puskesmas, yaitu :
a. Ventilasi
Ventilasi alami pada ruangan tidak kurang dari 15 % terhadap luas lantai
ruangan yang membutuhkan ventilasi.
b. Pencahayaan
Pencahayaan harus terdistibusikan merata dalam ruangan, dengan lampu
yang digunakan diusahakan dari jenis hemat energi.
c. Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi terdiri dari sistem air bersih, system pembuangan air kotor
dan/atau air limbah infeksius dan non infeksius, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
d. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah, dioperasikan, diamati,
dipelihara, tidak membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lainnya. Sumber daya listrik darurat adalah 75% dari
sumber daya listrik normal.
e. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup dan keluar
Puskesmas.
f. Sistem Gas
Gas medik yang digunakan dio Puskemas adalah Oksigen (O 2). Sistem gas
medik harus direncanakan dan diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat
keselamatan bagi penggunanya.
g. Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan
Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta
peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya sambaran petir.
19
h. Sistem Proteksi Kebakaran
Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam kebakaran untuk memproteksi
kemungkinan terjadinya kebakaran.
i. Sistem Pengendalian Kebisisngan
Sumber suara dental kompresor dan genset dikendalikan dengan meredam
dan membuat sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu lintas dikurangi
dengan cara penanaman pohon ataupun cara lainnya.
j. Sistem Transportasi Vertikal dalam Puskesmas
Puskesmas yang bertingkat harus menyediakan sarana hubungan vertikal
yang memadai berupa tangga dan ram, yang sesuai dengan persyaratan.
6. PENYELENGGARAAN PELAYANAN
6.1. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
6.1.1 Perencanaan UKM, akses, dan pengukuran kinerja
Perencanaan UKM untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (masyarakat)
mengacu pada Permenkes RI No.44 tahun 2016 tentang pedoman manajemen
Puskesmas, dengan memperhatikan hasil survey masyarakat dan dibahas
dalam mini lokakarya rutin Puskesmas yang dilakukan oleh tim mutu. Untuk
jenis pelayanan baru mekanisme diawali dengan permintaan / kebutuhan
pelanggan dan / atau Dinas Kesehatan. Kepala Puskesmas menunjuk
penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan penanggung jawab
pelayanan klinis beserta dengan koordinator sub unitnya dalam bentuk SK,
yang kemudian bersama-sama membuat POA pelayanan. Proses perencanaan
mencakup perencanaan jumlah, jenis pelayanan, persyaratan sarana-prasarana,
kebutuhan sarana/prasarana, pengalokasian fasilitas pelayanan dan pengaturan
waktu serta urutan prioritas penyelesaian pelayanan. Berdasarkan POA yang
telah disusun, tim perencana melakukan koordinasi dan persiapan untuk
merealisasikan proses pelayanan.
Semua kegiatan UKM direncanakan untuk mencakup seluruh lingkungan
di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule, dengan memperhatikan kemudahan
akses bagi masyarakat sebagai sasaran program kegiatan.
20
Indikator kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Karang Pule
adalah sebagai berikut :
Target
Upaya Indikator Sasaran Mutu
2018
- Kaporitisasi
- Penyuluhan
Inspeksi Sanitasi TPM (Tempat
4
Pengolahan Makanan)
Pemeriksaan penyehatan
8 100
lingkungan perumahan
9 Pembinaan TPS/TPA 100
10 Klinik Sanitasi 100
21
Cakupan Komplikasi Kebidanan
3 100
Kesehatan yang ditangani
Ibu dan Cakupan pertolongan persalinan
Anak & oleh tenaga kesehatan yang
4 100
Keluarga mempunyai kompetensi
Berencana kebidanan
Komplikasi neonatal yg
6 100
ditemukan
7 Cakupan BBLR yang ditangani 100
Penanganan komplikasi
8 100
neonatal
9 Kunjungan neonatus (KN1) 100
10 Kunjungan neonatus (KN3) 100
11 Kunjungan bayi 1 100
12 Kunjungan bayi 4 100
13 Kunjungan balita 1 100
14 Kunjungan balita 2 100
15 Akseptor KB aktif di Puskesmas 100
Akseptor aktif MKET di
16 100
Puskesmas
22
Balita yang datang dan akan
7 ditimbang berat badannya 100
(D/S)/Pelayanan Balita
Balita ditimbang dan naik berat
8 100
badannya (N/D-O-B)
Cakupan Desa Mengkonsumsi
9 100
Garam Beryodium
Pengobatan TB Paru (DOTS)
1 100
BTA Positif
Pengobatan Penderita TB Paru
2 (DOTS) BTA Negatif Rontgen 100
Positif
Angka konversi pada penderita
3 100
BTA +
4 Angka Kesembuhan Pasien TB 100
Pemeriksaan Sediaan Darah
5 100
pada penderita malaria klinis
Penderita malaria positif diobati
6 100
sesuai standar
Pencegahan Penderita yang terdeteksi
dan 7 malaria berat di PKM yang 100
Pemberanta dirujuk
san Penemuan tersangka penderita
Penyakit 8 100
Kusta
Menular
9 Pengobatan penderita Kusta 100
Pemeriksaan kontak penderita
10 100
Kusta
RFT (Release From Treatment)
11 100
Kusta
RFC (Release From Case)
12 100
Kusta
13 Imunisasi HB 1 pada bayi 100
14 Imunisasi polio 100
15 Imunisasi BCG 100
16 Imunisasi DPT HB 1 Polio 2 100
17 Imunisasi DPT HB 2 Polio 3 100
23
18 Imunisasi DPT HB 3 Polio 4 100
23 Imunisasi DT 100
24 Imunisasi Campak 100
25 Imunisasi Td 100
26 Kelurahan Universal Child (UCI) 100
Penemuan kasus diare di PKM
27 100
dan kader
Kasus diare ditangani di PKM
28 dan kader dengan oral 100
Rehidrasi
24
39 Jumlah kasus IMS ditemukan 100 100
40 Jumlah kasus IMS diobati 100 100
Jumlah kunjungan HR (horm
41 100 100
reduction) IMS
Jumlah kasus HIV/AIDS yang
42 100 0
ditemukan
Jumlah kasus HIV/AIDS yang
43 100 0
ditangani
25
atau virus polio vaksin positif
26
Kesehatan Penjaringan siswa sekolah
3 100 0
Sekolah lanjutan
Pemberdayaan kelompok
masyarakat khusus dalam upaya
1 100 0
penemuan dini dan rujukan
kasus gangguan jiwa
Penemuan dan penanggulangan
kasus gangguan perilaku,
2 100 100
gangguan jiwa, masalah NAPZA, dll
dari rujukan kader dan masyarakat
Penanganan kasus kesehatan
3 jiwa melalui rujukan ke 100 100
Kesehatan
RS/Spesialis
Jiwa
Deteksi dini penanganan kasus
jiwa (gangguan perilaku, gangguan
4 100 100
jiwa) masalah NAPZA, dll) yang
datang berobat ke Puskesmas
Dokumen Terkait :
1. SK Penetapan Penanggung Jawab Program Puskesmas
2. RUK dan RPK
27
Bila perubahan distujui maka unit-unit yang terkait diberitahukan
mengenai adanya perubahan persyaratan tersebut,
Setiap perubahan mengenai persyaratan pelanggan / pelayanan
dipastikan tercatat.b
6.1.3 Pembelian
Bendaharan material bersama bendahara umum memastikan proses
pembelian dilaksanakan secara terkendali. Unit-unit di Puskesmas yang terkait
dalam pembelian harus memahami prosedur pembelian. Setiap pembelian
dilaksanakan harus mengikuti prosedur pembelian yang telah ditetapkan.
28
pelayanan sesuai yang direncanakan. Peralatan yang diperlukan untuk
proses pelayanan dipastikan tersedia dan memenuhi persyaratan.
29
6.1.5 Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
Semua sub unit pelayanan / program melakukan pengukuran dan
pemantauan terhadap kegiatannya. Pemantauan dan pengukuran harus
terlebih dahulu direncanakan dengan baik. Data kegiatan / program
pelayanan dikumpulkan untuk kemudian dianalisa.
Metode pengukuran, pemantauan, analisa, dan perbaikan dipastikan
sesuai tujuan. Hasil pengukuran, pemantauan, dan analisa digunakan
untuk:
Membuktikan kesesuaian proses pelayanan
Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu
Melakukan perbaikan secara konsisten dan berkesinambungan
Memastikan tercapainya sasaran mutu
- Audit Internal
Tim audit internal dibentuk oleh Penanggung Jawab Manajemen
Mutu dan disahkan oleh Kepala Puskesmas, serta dibekali pelatihan
yang cukup sebelum melaksanakan audit. Tujuan audit internal adalah
untuk memastikan system manajemen mutu diimplementasikan secara
efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
Program kerja audit internal dirancang oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan unit yang akan diaudit. Audit
harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana, dan
terdokumentasi serta mengedepankan integritas dan indepedensi.
Kriteria audit, lingkup, frekuensi, dan metode yang akan digunakan
harus sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan.
Dokumen Terkait :
30
1. SK Tim Audit Internal
2. SOP Audit Internal
Analisis data
Data proses dan implementasi sistem manajemen mutu harus
dikelola dengan baik. Kebijakan analisa data ini adalah menetapkan,
mengumpulkan, dan menganalisa data untuk menunjukkan kesesuaian
dan keefektifitasan system manajemen mutu Puskesmas serta untuk
31
mengevaluasi dimana peningkatan berkesinambungan terhadap sistem
manajemen mutu.
Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program yang dibantu
oleh tim manajemen mutu. Standar prosedur analisa data dibuat oleh tim
manajemen mutu yang disahkan oleh Kepala Puskesmas, dan menjadi
acuan bagi semua unit terkait. Analisa data antara lain untuk memantau :
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan
Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan, termasuk
peluang untuk tindakan pencegahan
Kinerja pelayanan
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
Peningkatan berkelanjutan
Seluruh pegawai dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara
terus-menerus terhadap efektifitas sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya masing-masing.
Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tidakan
pencegahan, tindakan perbaikan, dan tinjauan manajeemen.
32
Harus ditetapkan prosedur tindakan pencegahan / preventif
terdokumentasi untuk menetapkan persyaratan bagi:
penetapan ketidaksesuaian potensial dan penyebabnya,
penilaian kebutuhan akan tindakan untuk mencegah terjadinya
ketidaksesuaian,
penetapan dan penerapan tindakan yang diperlukan,
rekaman hasil tindakan yang dilakukan, dan
peninjauan efektifitas tindakan preventif yang dilakukan.
Dokumen Terkait :
1. SOP Tindakan Perbaikan / Korektif
2. SOP Tindakan Pencegahan / Preventif
Dokumen Terkait :
1. SK Penetapan Penanggung Jawab Program Puskesmas
2. RUK dan RPK
3. Alur Pelayanan Rawat Jalan
33
Sebelum merealisasikan proses pelayanan, penanggung jawab
upaya kesehatan perorangan / penanggung jawab pelayanan klinis harus
terlebih dahulu :
Memahami secara jelas semua persyaratan yang dibutuhkan
pelanggan,
Melakukan koordinasi dengan sub unit terkait untuk pembahasan
semua persyaratan pelayanan,
Memastikan sumber daya yang diperlukan terpenuhi,
Jika ada perubahan persyaratan pelayanan baik atas permintaan
pelanggan maupun atas inisiatif internal Puskesmas, maka harus
ada persetujuan Kepala Puskesmas dan diketahui oleh
Penanggung Jawab Manajemen Mutu sebelum perubahan
dilaksanakan,
Bila perubahan distujui maka unit-unit yang terkait diberitahukan
mengenai adanya perubahan persyaratan tersebut,
Setiap perubahan mengenai persyaratan pelanggan / pelayanan
dipastikan tercatat.
34
Bendaharan material bersama bendahara umum memastikan proses
pembelian dilaksanakan secara terkendali. Unit-unit di Puskesmas yang
terkait dalam pembelian harus memahami prosedur pembelian. Setiap
pembelian dilaksanakan harus mengikuti prosedur pembelian yang telah
ditetapkan.
35
d. Hak dan kewajiban pasien
Hak pasien :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Puskesmas Karang Pule.
2. Memperoleh layanan manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
3. Memeperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar operasional prosedur.
4. Mendapat informasi yang meliputi diagnose dan tata cara
tindakan, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, resiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan aman dan nyaman yang dilakukan serta perkiraan
biaya.
5. Memilih petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan
kesehatan (jika memungkinkan).
6. Menolak atau tidak melanjutkan pengobatan setelah
mendapatkan informasi yang lengkap dari petugas kesehatan.
7. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Puskesmas Karang Pule.
8. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan/pelayanan
Puskesmas Karang Pule terhadap dirinya melalui kotak saran.
Kewajiban pasien :
1. Membawa kartu pengunjung dan kartu identitas diri
2. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya.
3. Mematuhi nasehat dan petunjuk petugas kesehatan.
4. Mematuhi ketentuan yang belaku di Puskesmas Karang Pule.
5. Membayar biaya retribusi sesuai perda yang berlaku.
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan
Barang milik pelanggan adalah barang-barang milik pasien yang
berada di wilayah tanggung jawab Puskesmas. Yang termasuk barang
milik pelanggan adalah spesimen pasien, catatan medis, dan catatan lain
yang berhubungan dengan pemeriksaan pasien. Semua barang milik
pelanggan tersebut harus ditangani dengan hati-hati untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
36
Semua pihak yang baik secara langsung ataupun tidak langsung
terlibat dengan penggunaan, penyimpanan, dan pemeriksaan barang
milik pelanggan harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan
mengamankan barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan. Jika diketahui terdapat kehilangan, kerusakan, atau
ketidaksesuaian maka harus dipastikan dicatat dan dilaporkan kepada
Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Manajemen Mutu.
37
2 Kepuasaan Pasien 100 90
38
kadang tidak menimbulkan cedera, maka kejadian ini disebut dengan
Kejadian Tidak Cedera (KTC). Kejadian Nyaris Cedera (KNC) terjadi jika
hamper saja dilakukan kesalahan dalam penanganan klinis, tetapi
kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan. Sedangkan, Kejadian Potensi
Cedera (KPC) adalah keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis
yang berpotensi menimbulkan cedera.
Setiap adanya insiden keselamatan pasien harus segera
dilaporkan kepada penanggung jawab UKP/pelayanan klinis.
d. Analisis dan tindak lanjut
Data pengumpulan sasaran keselamayan pasien dianalis untuk
menentukan rencana dan langkah-langkah perbaikan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien.
e. Penerapan manajemen resiko
Puskesmas berkewajiban untuk mengidentifikasi dan
mengendalikan seluruh resiko strategis dan operasional yang penting.
Hal ini mencakup seluruh area Puskesmas, termasuk seluruh area
pekerjaan, tempat kerja, juga area klinis. Puskesmas memastikan
adanya sistem yang kuat dan menjamin terdapatnya sistem untuk
mengendalikan dan mengurangi resiko klinis.
39
Persepsi pelanggan dan kepuasan terhadap proses pelayanan
yang diberikan Puskesmas harus dipantau secara berkala.
Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja
sistem manajeman mutu serta mengetahui apakah persyaratan
pelanggan telah dipenuhi. Metode untuk memperoleh informasi dan
pemanfaatan informasi yang diperoleh dipastikan tertuang dalam
sebuah standar prosedur
Dokumen Terkait : SOP Survei Kepuasan Pelanggan
Audit Internal
Tim audit internal dibentuk oleh Penanggung Jawab
Manajemen Mutu dan disahkan oleh Kepala Puskesmas, serta
dibekali pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan audit. Tujuan
audit internal adalah untuk memastikan sistem manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang
telah direncanakan.
Program kerja audit internal dirancang oleh ketua tim audit
dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan unit yang akan
diaudit. Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana,
dan terdokumentasi serta mengedepankan integritas dan
indepedensi. Kriteria audit, lingkup, frekuensi, dan metode yang akan
digunakan harus sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan.
Dokumen Terkait :
1. SK Tim Audit Internal
2. SOP Audit Internal
40
Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakukan sesuai
prosedur. Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan
untuk memastikan semua persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
Pengukuran dan pemantauan dilakukan pada tahapan yang telah
ditentukan. Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan
dilaksanakan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yang
tertuang dalam perencanaan pengendalian.
Analisis data
Data proses dan implementasi sistem manajemen mutu harus
dikelola dengan baik. Kebijakan analisa data ini adalah menetapkan,
mengumpulkan, dan menganalisa data untuk menunjukkan
kesesuaian dan keefektifitasan system manajemen mutu Puskesmas
serta untuk mengevaluasi dimana peningkatan berkesinambungan
terhadap sistem manajemen mutu.
Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program yang
dibantu oleh tim manajemen mutu. Standar prosedur analisa data
dibuat oleh tim manajemen mutu yang disahkan oleh Kepala
Puskesmas, dan menjadi acuan bagi semua unit terkait. Analisa data
antara lain untuk memantau :
Kepuasan pelanggan
Kesesuaian terhadap persyaratan proses pelayanan
Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan,
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan
Kinerja pelayanan
Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang
diperlukan
41
Peningkatan berkelanjutan
Seluruh pegawai dan pimpinan wajib melakukan perbaikan
secara terus-menerus terhadap efektifitas sistem manajemen mutu
sesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya masing-
masing. Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang
dalam kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data,
tidakan pencegahan, tindakan perbaikan, dan tinjauan manajemen.
Dokumen Terkait :
1. SOP Tindakan Perbaikan / Korektif
2. SOP Tindakan Pencegahan / Preventif
42
43
7. PENUTUP
Pelayanan kesehatan yang bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan
dan/atau pasien. Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa
layanan kesehatan mauapun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan
pasien merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan dan banyaknya
kunjungan pasien ke Puskesmas Karang Pule tidak lepas dari kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system dan tenaga
pelayanan kesehatan. Namun, ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi
kendala dalam hal jumlah, sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan
karir, serta kesejahteraan tenaga pelaksana pelayanan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas,
karenanya manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam
pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Demikian pedoman peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas Karang Pule ini
dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadika acuan dalam
bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menerapkan sistem manajemen
mutu serta tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang telah diberikan.
Kepala Puskesmas Karang Pule dan seluruh pegawai mendukung
sepenuhnya pelaksanaan system manajemen mutu ini sebagai bentuk komitmen
kerja dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule.
Selamat bekerja kepada seluruh pegawai Puskesmas dan diharapkan
dukungan sepenuhnya dalam pelaksanaanya sesuai dengan komitmen bersama
yang telah disepakati.
44
Sehat Bersama Kr.Pule
45