Usulan Penelitian
Diajukan guna menyusun skripsi untuk memenuhi
sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Oleh
Utami Setyaningsih
1610912120032
2
Usulan penelitian/proposal skripsi oleh Utami Setyaningsih
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal 2 April 2019
Dewan Penguji
Anggota
Anggota
3
DAFTAR ISI
Halaman
A........................................................................Hipertensi
........................................................................................12
1..............................................Hipertensi pada Remaja
...................................................................................13
4
2..................................................Klasifikasi Hipertensi
...................................................................................13
3.................................................Manifestasi Hipertensi
...................................................................................14
4...............................................Patofisiologi Hipertensi
...................................................................................15
B..........................................................Dampak Hipertensi
16
C.................................................Faktor Risiko Hipertensi
18
BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A................................................................Landasan Teori
........................................................................................27
B................................................................Kerangka Teori
........................................................................................29
C............................................................Kerangka Konsep
........................................................................................30
D..........................................................................Hipotesis
........................................................................................30
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A......................................................Rancangan Penelitian
.......................................................................................32
B......................................................Populasi dan Sampel
.......................................................................................32
C......................................................Instrumen Penelitian
.......................................................................................35
D..........................................................Variabel Penelitian
.......................................................................................41
E.......................................................Definisi Operasional
.......................................................................................42
F..........................................................Prosedur Penelitian
.......................................................................................44
5
G...................Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
.......................................................................................47
H..........................................................Cara Analisis Data
.......................................................................................48
I...........................................Tempat dan Waktu Penelitian
.......................................................................................49
J...............................................................Biaya Penelitian
.......................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
..........................................................................................................
..........................................................................................................
14
7
..........................................................................................................
..........................................................................................................
49
8
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
9. Kuesioner Penelitian
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan
darah di atas normal. Hal ini ditunjukkan oleh angka systolic dan angka diastolic
pada pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat pengukur yang berupa cuff air
darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktivitas normal
dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg (1). Salah satu gangguan
hipertensi. Hipertensi tidak hanya terjadi pada orang dewasa atau usia lanjut, tapi
juga dapat terjadi pada remaja (2). Hal ini dikarenakan adanya pengaruh pola
makan dan gaya hidup yang tidak sehat pada remaja khususnya remaja awal (3).
Menurut Depkes RI tahun 2009 usia remaja dibagi menjadi dua yaitu remaja
awal (12-16 tahun) dan remaja akhir (17-25 tahun) (4). Usia mahasiswa untuk
strata 1 (S1) umumnya sekitar 18-24 tahun. Mereka berada pada masa remaja
akhir dan dewasa awal, atau berada di antara keduanya yakni masa transisi dari
kematian terjadi karena penyakit tidak menular (6). Sementara itu prevalensi
1
2
Riskesdas tahun 2013, prevalensi kelompok umur 15-24 tahun sebesar 8,7%
sedangkan tahun 2018 prevalensi kejadian hipertensi kelompok umur 18-24 tahun
prevalensi tersebut mengalami kenaikan sebesar 13,33% dari tahun 2013 (10).
15-44 tahun sebanyak 10.087 orang, tahun 2018 penyakit hipertensi kelompok
umur 15-44 tahun sebanyak 9252 orang itu berarti penyakit hipertensi mengalami
15-44 tahun pada tahun 2018 sebesar 2,68%. Hal ini dapat di asumsikan bahwa di
hipertensi paling banyak dialami oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang setiap tahun jumlah penderita hipertensi meningkat dari 2016-2018 yaitu 37
Kampus II Banjarmasin. Salah satu faktor risiko dari hipertensi bahkan dialami
3
oleh mahasiswa adalah stres. Tingkat stres pada mahasiswa cenderung tinggi, hal
ini sangat memungkin bahwa tingkat stres mahasiswa Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan juga tinggi (13). Stres yang paling umum dialami oleh
mahasiswa adalah stres akademik (14). Menurut Davidson dan Womble (2001)
dalam Mahmud (2016) sumber stress akademik adalah situasi yang monoton,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yaitu fast food, yang merupakan
penyebab penting dari obesitas. Penelitian Pemayun dkk (2015) dalam Yudha
(2017), fast food menjadi makanan pilihan mahasiswa yang hidup merantau.
Selain mudah, biaya fast food tergolong murah. Beberapa fast food bahkan
Selain itu hipertensi dapat menyebabkan masalah psikologis bagi mahasiswa yang
jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik, dan stres. Terjadinya
hipertensi dapat disebabkan oleh jenis kelamin. Pria mempunyai risiko sekitar 2,3
meningkatkan tekanan darah (20). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumya
diderita oleh pria (p=0,001) (21). Penelitian juga didukung peneliti lainnya pada
risiko hipertensi (20). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada
dan indeks massa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah sistolik
(20). Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya pada mahasiswa di Universitas
badan dengan kejadian hipertensi (18). Penelitian juga didukung oleh peneliti lain
melakukan olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah (20). Hal ini sejalan
dengan kejadian hipertensi (p<0,01) (23). Penelitian juga didukung peneliti lain
jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan darah meningkat (20).
adanya hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi (p<0,05) (23). Penelitian
juga dilakukan peneliti lain didapatkan bahwa adanya hubungan antara stres
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka rumusan masalah pada
rancangan penelitian ini adalah apa saja faktor yang berhubungan dengan kejadian
Lambung Mangkurat?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
6
Lambung Mangkurat.
b. Menganalisis hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian
Mangkurat.
d. Menganalisis hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi
Lambung Mangkurat.
e. Menganalisis hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi pada
Mangkurat.
D. Manfaat Penelitian
1. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
Sebagai bantuan pemikiran, informasi, dan tenaga serta dapat digunakan
tidak hanya terjadi pada usia dewasa akan tetapi juga usia remaja sehingga dapat
penyebabnya pada mahasiswa. Selain itu, menjadi acuan dalam pelaksanaan Tri
stakeholder terkait.
hipertensi dan penyebabnya karena hipertensi tidak menyerang usia lansia saja
saat ini, remaja pun bisa terserang penyakit hipertensi maka dari itu pihak fakultas
obesitas, aktivitas fisik dan stres dengan penyakit hipertensi pada mahasiswa
E. Keaslian Peneitian
Berdasarkan keterkaitan calon peneliti untuk meneliti hubungan antara jenis
kelamin, riwayat keluarga, aktivitas fisik dan stres dengan penyakit hipertensi
terdahulu yang menjadi pertimbangan dalam melakukan penelitian ini antara lain
sebagai berikut:
1. Alhawari et.al tahun 2018 yang berjudul Blood Pressure and Its
Association with Gender, Body Mass Index, Smoking, and Family History
jenis kelamin, dan keturunan dan BMI (Body Mass Index) dan uji statistic
yang digunakan adalah uji chi square. Selain itu ada perbedaan pada kedua
penelitian ini yaitu variabel bebasnya adalah merokok dan uji statistic untuk
BMI menggunakan one way Annova, sedangkan untuk penelitian ini semua
2. Cheah et.al tahun 2018 yang berjudul Hypertension and its association
uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Adapun perbedaan pada
kedua penelitian ini yaitu metode sampling yang digunakan adalah multistage
(22).
3. Penelitian yang dilakukan oleh Moussa M.M.M, Reda I.E, Hanan H.E.
dan stres, jenis penelitian menggunakan desain cross sectional, dan uji
statistik yang digunakan adalah uji chi square. Adapun perbedaan pada kedua
penelitian ini yaitu variabel bebasnya lebih banyak daripada calon peneliti
yaitu ada umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, gizi, dan riwayat keluarga
1. Penelitian ini jika dilihat dari segi tahun penelitian lebih unggul dan
yang telah ada di Universitas sedangkan penelitian lainnya tidak ada hanya
spesifik. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Hipertensi pada remaja
Hipertensi pada remaja merupakan masalah yang sangat penting dalam
peningkatan (25). Menurut Depkes RI tahun 2009 usia remaja dibagi menjadi dua
yaitu remaja awal (12-16 tahun) dan remaja akhir (17-25 tahun) (4).
Menurut Irwan (2018) hipertensi adalah suatu kondisi dimana seseorang
normal (1). Menurut JNC-VII (2003) hipertensi adalah suatu kondisi dimana
pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap (20). Hipertensi
terjadi karena memompa darah yang melalui pembuluh darah secara konstan
dengan kekuatan yang berlebih. Tekanan darah sistolik terjadi saat jantung
merupakan salah satu faktor risiko yang berperan terhadap terjadinya penyakit
mengakibatkan suplai oksigen dan zat gizi yang dibawa oleh darah terhambat
buku Triyanto (2014) yaitu hipertensi ≥140/90 mmHg dan tidak hipertensi
yaitu (20):
a) Hipertensi esensial atau primer
Hipertensi esensial atau primer tidak diketahui penyebabnya (90%).
dan sering dikaitkan dengan beberapa faktor lainnya, seperti obesitas dan faktor
genetic. Gen-gen yang berperan dalam mekanisme hipertensi yaitu gen yang
sekunder adalah sebagai hasil dari salah satu atau kombinasi dari hal-hal berikut:
akibat stres yang parah, penyakit atau gangguan ginjal, kehamilan atau
kokain, dan sebagainya, cidera di kepala atau pendarahan di otak yang berat,
Menurut JNC – VII (2003) hipertensi diklasifikasikan untuk umur ≥17 tahun
maksudnya tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa, jika
kelainan arteri tidak diukur, maka hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa. 2) Gejala yang lazim: gejala yang lazim menyertai hipertensi adalah
nyeri kepala, kelelahan. Namun hal ini menjadi gejala yang terlazim pula pada
menurun. Gejala lainnya yang sering ditemukan: marah, telinga berdengung, rasa
dapat diketahui apabila dalam diri seseorang terjadi hal-hal, seperti pusing, mudah
marah, telinga berdengung, mimisan (meski agak jarang), sukar tidur, sesak napas,
4
terasa berat di tengkuk, mudah merasa lelah, dan mata sering berkunang-kunang
(32).
4. Patiosiologi hipertensi
Dalam Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (2000)
vasonator. Bagian medula otak, dari pusat vasomotor inilah bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna,
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Tanda titik ini, neuron pre ganglion
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang. Hal ini
akan diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat yang nantinya akan
5
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, sehingga terjadi
peningkatan volume intra vaskular. Semua faktor ini dapat mencetus terjadinya
hipertensi (32).
B. Dampak Hipertensi
Adapun beberapa dampak dari hipertensi (33):
1. Kerusakan ginjal
Tekanan darah dipengaruhi oleh senyawa kimia yang dihasilkan oleh ginjal
Kerusakan ginjal di tandai oleh beberapa macam gejala berupa keringat berlebih,
kram otot, letih, sering bekemih, serta denyut jantung menjadi cepat dan tidak
teratur.
2. Serangan jantung
Serangan jantung terjadi saat arteri gagal bekerja, sehingga jantung berdetak
agar cepat dapat memompa darah lebih banyak. Namun, arteri tidak dapat diajak
bekerja sama karena rusak atau hilang elastisitasnya. Arteri tersebut gagal
menyuplai darah yang kaya oksigen ke jantung dan otak sehingga memicu
dianggap enteng karena tanpa disadari lonjakan tekanan darah dapat memicu
arteriol kecil ini dapat dipicu oleh hipertensi. Glaukoma dapat dijadikan sebagai
oleh dokter pada pasien yang diduga mengalami hipertensi dapat dilihat dari
berkaitan dengan memori. Tekanan yang tinggi pada reseptor otak akan
6. Masalah psikologis
Selain itu hipertensi dapat menyebabkan masalah psikologis bagi
dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar (20). Menurut Riskesdas 2018 pada
kelompok umur >55 tahun prevalensi hipertensi mencapai >55% (10). Di waktu
7
usia lanjut, hipertensi terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan darah
sistolik. Kejadian ini disebabkan oleh perubahan struktur pada pembuluh darah
(17).
b. Jenis kelamin
Jenis Kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara
biologis sejak seseorang lahir (35). Pria mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih
karena pria diduga memiliki gaya hidup yang cenderung meningkatkan tekanan
lebih tinggi dibanding pria, akibat faktor hormonal. Menurut Riskesdas 2007,
prevalensi hipertensi pada perempuan sedikit lebih tinggi dibanding pria (20).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alhawari et.al (2018)
nilai p=0,001 dimana kejadian tersebut hipertensi banyak diderita oleh pria (21).
Penelitian juga didukung oleh Cheah et.al (2018) pada mahasiswa di Universitas
Malaysia di dapatkan bahwa adanya hubungan antara jenis kelamin pria dengan
hipertensi (22).
c. Keturunan (genetik)
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga
faktor lingkungan lain ikut berperan. Faktor genetik juga berkaitan dengan
metabolisme pengaturan garam dan renin membrane sel. Menurut Davidson bila
kedua orang tuanya menderita hipertensi, maka sekitar 45% akan turun ke anak-
8
anaknya, dan bila salah satu orang tuanya yang menderita hipertensi maka sekitar
(23). Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Aliqoh (2017) pada mahasiswa di
dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) yaitu perbandingan
antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Berat badan dan
indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dnegan tekanan darah, terutama
prevalensi hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita
populasi Asia Pasifik tahun 2000 dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini (20):
Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) Populasi Asia Menurut WHO
Indeks Massa Tubuh (Kg/cm2) Kategori
<18 Berat Badan Kurang
18,50-22,9 Normal
≥30 Berat badan lebih
9
≥23,00-24,9 Berisiko
25,00-29,9 Obesitas derajat 1
≥30 Obesitas derajat 2
Sumber : The Asia Pasicif Perspectif, 2000 dalam Kemenkes 2013
Berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tekanan darah sistolik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bermakna antara berat badan dengan kejadian hipertensi (18). Penelitian juga
kertas (34). Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
dihisap melalui rokok akan memasuki sirkulasi darah dan merusak lapisan endotel
darah (20).
c. Kurang aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah kegiatan rutin yang dilakukan responden yang terdiri
dari; jenis kegiatan durasi dan frekuensi (17). Menurut Almatsier dalam Nugroho
(2016) aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan otot-otot tubuh dan sistem
10
penunjangnya (36). Olah raga teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah
dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Kurangnya aktivitas fisik juga
teratur tekanan darah dapat turun, meskipun berat badan belum turun (20).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
sekurang-kurangnya 30 menit per hari dengan baik dan benar. Salah satu manfaat
dari aktivitas fisik yaitu menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batasan normal.
mmHg (28).
Menurut FAO/WHO/UNU (2001), besarnya aktivitas fisik yang dilakukan
dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) (37). Kuesioner ini paling sering
digunakan karena mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
dan intensitas aktivitas fisik secara tepat (38). Kategori tingkat aktivitas Physical
Activity Level (PAL) dibedakan menjadi tiga , yaitu aktivitas ringan, sedang dan
berat (37):
1. Aktivitas fisik ringan (sedentary lifestyle) memiliki nilai PAL antara 1,40-
hanya untuk kegiatan yang dilakukan hanya dengan duduk dan berdiri,
memerlukan energi yang besar, namun kebutuhan energi pada kegiatan ini
diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian
hipertensi (p<0,01) (23). Penelitian juga didukung oleh Ainun dkk (2014) pada
bentuk garam dapur. Bila asupan natrium meningkat maka ginjal akan merespons
agar ekskresi garam keluar bersama urin ini juga akan meningkat. Tetapi bila
natrium adalah garam dapur, Mono Sodium Glutamat (MSG), kecap, dan
makanan yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum
cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga akan meningkatkan volume dan
tekanan darah. Sekitar 60% kasus hipertensi primer (esensial) terjadi respons
masyarakat, asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan dara rerata lebih tinggi (20).
e. Dislipdemia
12
diperoleh dari peragian atau fermentasi madu, gula, dari buah atau umbi-umbian.
diserap tubuh melalui selaput lendir (mulut, paru-paru dan saluran pencernaan
tubuh, terutama untuk jaringan yang banyak mengandung air. Hal ini karena
bahwa, efek terhadap tekanan darah baru nampak apabila mengkonsumsi alcohol
khawatir, sedih, dan marah. Stres atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung,
merah, dendam, rasa takut, rasa bersalah dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta
lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat (20). Jika stres berlangsung lama,
atau perubahan patologis (17). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Moussa et.al (2016) hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi (p<0,05) (23). Penelitian lainnya
juga dilakukan oleh Aliqoh (2017) didapatkan bahwa adanya hubungan antara
Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42) merupakan salah satu alat ukur
yang digunakan untuk tingkatan stress. DASS adalah seperangkat skala subjektif
yang dibentuk untuk mengukur status emosional, tetapi untuk proses yang lebih
stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat
(43). Skor dinyatakan stres jika skornya ≥15 dan tidak stres jika skornya <15 (17).
Kuesioner ini sudah teruji valid dalam bahasa Indonesia dan terbukti reliabel
A. Landasan Teori
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak
dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (8). Sedangkan
dampak dari hipertensi ini sendiri terhadap mahasiswa dapat mengakibat penyakit
Selain itu hipertensi dapat menyebabkan masalah psikologis bagi mahasiswa yang
menjadi 2 kelompok, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko
yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat dapat diubah diantaranya adalah
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah
mempunyai risiko sekitar 2,3 kali lebih banyak mengalami peningkatan tekanan
darah sistolik disbanding perempuan, karena pria diduga memiliki gaya hidup
berperan. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolism pengaturan garam dan
indeks massa tubuh yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan
kuadrat dalam meter. Berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) berkorelasi
tekanan darah dan bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Stres dapat
jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Stres
dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memicu
jantung berdenyut lebih cepat serta kuat, sehingga tekanan darah meningkat (20).
B. Kerangka Teori
Adapun kerangka teori berdasarkan landasan teori di atas dapat tergambar
C. Kerangka Konsep
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT
v
Jenis Kelamin
Riwayat Keluarga
Obesitas Kejadian Hipertensi
pada Mahasiswa
Kurang Aktivitas Fisik
Stres
4
D. Hipotesis
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi pada
Mangkurat.
2. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian hipertensi pada
Mangkurat.
3. Ada hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada mahasiswa
Mangkurat.
5. Ada hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi pada mahasiswa
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bersifat studi observasional yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik, dan stres pada
pengumpulan data dilakukan satu titik waktu dan untuk menjelaskan hubungan
(46). Populasi dalam penelitian adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Random Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk populasi yang
(48).
1
2
N
n = 1+( N . e2 )
Keterangan :
n = jumlah sampel
n= N/ (1+N (e2)
n= 8.876/ (1+88,76 )
n= 8.876/89,76
n= 98,88
n≈ 99
Berdasarkan hal ini diketahui bahwa jumlah sampel minimal yang diambil
dilakukan penambahan 10% untuk mewakili jumlah populasi yang ada dalam
dibagi sesuai dengan program studi agar penentuan jumlah sampel dalam masing-
masing program studi mempunyai proporsi yang sama. Terdapat 21 program studi
Penentuan jumlah sampel pada setiap prodi ditentukan oleh rumus sebagai
berikut:
3
nx= ( NxN ) x n
Keterangan:
Nx : Populasi prodi
nx : Sampel penelitian
N : Populasi = 8.876 orang (47)
n : Jumlah sampel minimal penelitian = 99 orang
Dari rumus diatas, maka didapatkan sampel pada masing-masing prodi
yaitu:
Tabel 4.1. Proporsi Sampel per Program Studi
No Program Studi Populasi Hasil Sampel
1 Pendidikan Bahasa, Sastra 347 4
Indonesia dan Daerah
2 Pendidikan Bahasa Inggris 494 6
3 Pendidikan Biologi 275 3
4 Pendidikan Ekonomi 356 4
5 Pendidikan Fisika 354 4
6 Pendidikan Geografi 286 4
7 Pendidikan PAUD 805 9
8 Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2006 23
9 Pendidikan Ilmu Komputer 206 3
10 Pendidikan IPA 165 3
11 Pendidikan IPS 168 3
12 Pendidikan Jasmani, Kesehatan 643 8
dan Rekreasi
13 Pendidikan Kimia 268 3
14 Pendidikan Guru Sekolah Luar 473 6
Biasa
No Program Studi Populasi Hasil Sampel
15 Pendidikan Matematika 379 5
16 Pendidikan Pancasila dan 300 4
Kewarganegaraan
17 Pendidikan Sejarah 231 3
18 Pendidikan Sendratasik 260 3
19 Pendidikan Sosiologi dan 387 5
Antropologi
20 Bimbingan Konseling 328 4
21 Teknologi Pendidikan 154 2
Total 8.876 109
4
Dari perhitungan jumlah sampel per program studi didapatkan total sampel
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti
dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (50). Adapun instrumen yang digunakan pada penelitian ini
adalah kuesioner digunakan sebagai alat bantu penelitian yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini
kelamin, tekanan darah, berat badan, tinggi badan, IMT dan pertanyaan terkait
yang digunakan adalah tensi meter, alat yang digunakan untuk mengukur tekanan
darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan
pada manset dengan sistem non invasive, timbangan berat badan injak dan
microtoise.
1. Kuesioner identitas responden
a. Nama
Pengisian identitas responden diawali dengan nama responden yang ditulis
inisial saja, responden dapat mengisinya sendiri pada lembar kuesioner yang di
sudah sediakan.
b. Umur
5
di kartu tanda pengenal atau mahasiswa pada lembar kuesioner yang di sudah
sediakan.
c. Jurusan dan semester
Pengisian identitas responden selanjutnya adalah jurusan/semester,
responden dapat mengisi sendiri sesuai dengan jurusan dan semester yang sedang
dijalaninya.
d. Jenis kelamin
Pengisian jenis kelamin responden dilingkari pada lembar kuesioner
tensi meter yang dilakukan oleh enumerator dari TBM-Cs dari mahasiswa
injak yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu enumerator dari mahasiswa
yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu enumerator dari mahasiswa Program
i. Riwayat keluarga
Pengisian riwayat keluarga responden nantinya diisi sendiri oleh responden
hipertensi.
Fisik ini merupakan modifikasi dari Total Recall 24 hours yang mengacu pada
penelitian yang dilakukan oleh Sabila Rusyadi (2017) (38). Kuesioner tersebut
berisi jenis aktivitas fisik dan kegiatan olahraga beserta rationya. Responden
nantinya mengisi sesuai dengan aktivitas dan kegiatan olahraganya dan berapa
lama waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas dan kegiatan olahraga
Responden diminta untuk mengisi aktivitas fisiknya selama 3 hari yang terbagi
menjadi 2 hari kegiatan kuliah dan 1 hari libur (38). Penilaian aktivitas fisik
paling sering digunakan karena mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya
yang besar. Namun metode subjektif ini memiliki kekurangan dalam menentukan
tiga kategori, yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat: 1=aktivitas fisik ringan
7
dilakukan hanya dengan duduk dan berdiri, dengan sedikit gerakan tubuh.
2=aktivitas fisik sedang (active or moderately active lifestyle) memiliki nilai PAL
energi yang besar, namun kebutuhan energi pada kegiatan ini lebih tinggi daripada
lifestyle) memiliki nilai PAL 2,00-2,40. Aktivitas berat dilakukan oleh seseorang
yang melakukan kerja berat dalam waktu yang lama. Aktivitas responden dinilai
berdasarkan aktivitas 1 hari terakhir agar mendapatkan kondisi yang optimal (51).
3. Kuesioner stres
Pengisian kuesioner stres dilakukan oleh responden sendiri, di lembar
kuesioner ini sudah teruji valid dalam bahasa Indonesia dan terbukti reliabel
dalam bahasa Indonesia dengan conbac alpa 0,948 (44). Responden dapat mengisi
dengan mencentang kolom sesuai dengan pengalaman pada pernyataan yang ada
dalam 1 minggu terakhir, 2=sering merasakan 4-5 kali dalam 1 minggu terakhir,
3=sering sekali merasakan lebih dari 5 kali dalam 1 minggu terakhir (17).
4. Tensi meter
Pengukuran tekanan darah akan diukur oleh enumerator dari TBM-Cs dari
sebanyak 6 buah. Mengukur tekanan darah saat istirahat dan dalam keadaan
orang. Cara mengukur berat badan sebagai berikut: responden diminta untuk
timbangan, berdiri tenang, tegak, lengan disamping badan, melihat lurus ke depan
responden diminta untuk melepaskan alas kaki; responden berdiri tegak sejajar
dengan garis lurus microtoise; posisi kepala dan bahu bagian belakang, tangan,
pantat, tumit menempel pada dinding tempat microtoise dipasang tepat pada garis
lurus yang telah dibuat; pandang responden lurus ke depan (bila perlu peganglah
dagunya) dan kedua lengan dalam posisi tergantung bebas. Bagian atas telinga
dan mata berada pada satu garis lurus; menggeser microtoise kebawah sampai
angka (skala) pada garis merah, lurus/bertatap muka dengan responden. Jika
9
pengukur pengukur lebih pendek, menaiki ke atas bangku kecil saat membaca
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat,
karena lokasi fakultas berdekatan dan FISIP menempati urutan kedua terbanyak
valid dalam bahasa Indonesia tetapi populasi yang digunakan berbeda. Batas
jumlah dalam uji validitas antara sedikit dan banyak yang akan mendekati
fenomena ciri atau sifat alami yang sebenarnya adalah 30 orang. Penetapan suatu
harus lebih besar dari r tabel, untuk penetapan suatu data reliabilitas adalah
dengan membandingkan nilai Cronbach’s Alpha yang harus lebih besar konstanta
(52).
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,
Mangkurat.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini dapat dijabarkan dalam tabel 4.2
10
kebelakang
yang terdiri
dari 2 hari
kegiatan
kuliah dan 1
hari libur
(38)
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Melakukan perizinan penelitian dari Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lambung Mangkurat.
13
membuat item pertanyaan tentang hal yang ingin diketahui yang sudah di uji
validitas.
d. Menyusun proposal skripsi, selanjutnya di konsulkan kepada dosen
perbaikan proposal skripsi sesuai dengan saran dan tanggapan penguji dan
mengukur tekanan darah, berat badan dan tinggi badan. Pengukuran tekanan
darah dilakukan enumerator dari dari TBM-Cs dari mahasiswa Program Studi
Pendidikan Dokter sebanyak 6 buah dan untuk berat badan dan tinggi badan
darah dan IMT (berat badan dan tinggi badan) serta variabel bebas penelitian
yang meliputi jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik, dan
stress.
i. Pengajuan ethical clearance ke komisi etik FK ULM.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
14
a. Setelah mendapat izin dari pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang meliputi: Identitas responden yang diisi responden sendiri untuk jenis
kelamin dan riwayat keluarga dilingkari dan tensi darah, berat badan, tinggi
badan dan IMT. Kuesioner aktivitas fisik yang diisi responden sendiri
menggunakan PAR (Physical Activity Ratio) sesuai dengan aktivitas fisik dan
kegiatan olahraga dan disesuaikan dengan waktu. Kuesioner stres yang diisi
kemaknaan 95%.
e. Melakukan penyusunan laporan hasil skripsi, kemudian dikonsulkan
dewan penguji.
1. Data primer diperoleh dari lembar isian data responden dan lembar isian
kuesioner.
2. Data Sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan
informasi yang dapat digunakan. Ada 4 tahapan dalam pengolahan data yaitu:
1. Editing
Pengeditan data merupakan pemeriksaan atau koreksi data yang telah
(raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Selain itu,
terdapat pada data mentah. Kesalahan data dapat dihilangkan dengan membuang
data yang tidak memenuhi syarat untuk dianalisis. Hal-hal yang harus
pada saat analisis data dan mempercepat pada saat entry data.
3. Processing
Pemprosesan data dilakukan dengan cara memasukan data dari kuisioner ke
yang sudah di entry. Salah satu cara yang dilakukan dengan menilai kelogisannya.
Bila terdapat kesalahan, maka dilakukan pembetulan data. Jika tidak terdapat
16
variabel bebas (jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, aktivitas fisik, dan stres)
dan variabel terikat hipertensi pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
bebas dengan variabel terikat menggunakan uji Chi Square dengan tingkat
2
signifikansi (α) sebesar 5% (derajat kepercayaan 95%). Memilih nilai atau p-
value yang paling sesuai harus berpedoman pada asumsi-asumsi yang terkait
dengan uji 2, yaitu pada tabel lebih dari 2x2 (misalnya 3x2 atau 3x3), apabila nilai
frekuensi harapan (expected) yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20%, maka nilai 2
atau p-value dari Pearson Chi-square atau Likelihood Ratio yang digunakan.
Namun jika tabel 2x2, nilai 2 atau p-value dari Continuity Correction dilaporkan.
Tetapi jika nilai frekuensi harapan kurang dari 5 sebanyak 20% atau lebih, maka
nilai p-value dari Fisher’s Exact Test yang digunakan. Hasilnya berpatokan pada
jika nilai Sig < 0,05 Ho ditolak artinya ada perbedaan proporsi atau ada hubungan
antara kedua variabel dan jika nilai Sig ≥ 0,05 Ho diterima artinya tidak ada
hubungan perbedaan proporsi atau tidak ada hubungan antara kedua variabel (50).
J. Biaya Kegiatan
Adapun biaya kegiatan yang dilakukan terdiri dari transportasi, persiapan
13. Robin GD, I Dewa AID, I Made KD. Prevalensi hipertensi pada
mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. E-Jurnal Medika 2017; 6(2): 1-16.
19. Pitaloka RD, Gamya TU, Riri N. Hubungan kualitas tidur dengan
tekanan darah dan kemampuan konsentrasi belajar mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Riau. JOM 2015, 2(2): 1435-1443.
21. Alhawari et.al. Blood pressure and its association with gender,
body mass index, smoking, and family history among university students.
International Journal of Hypertension 2018; Volume 2018: 1-5.
26. Sriani K.I, Rudi F, Dian R. Hubungan antara perilaku merokok dan
kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44
tahun: Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar
Kecamatan Banjarbaru Selatan. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia 2016; 3(1): 1-6.
27. Kurnianingtyas B.F, Suyatno, Martha I.K. Faktor risiko kejadian
hipertensi pada siswa sma di kota Semarang tahun 2016. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2017; 5(2): 70-77.
31. Rusdi dan Isnawati N. Awas! anda bisa mati cepat akibat hipertensi
dan diabetes. Yogyakarta: Power books (ihdina), 2009.
39. Ainun AS, Arsyad DS, Rismayanti. Hubungan gaya hidup dengan
kejadian hipertensi pada mahasiswa di lingkup kesehatan Universitas
Hasanuddin. Artikel Penelitian. Makassar: Universitas Hasanuddin, 2014.
49. Dewi RA. Analisis faktor risiko hipertensi pada remaja usia 15-17
tahun di Indonesia tahun 2007 (Analisi data Riskesdas 2007). Skripsi. Depok:
Universitas Indonesia, 2012.