I. Dasar Teori
Lemak dan minyak merupakan yang termasuk dalam
golongan lipid lemak merupakan penghasil energi terbesar. Dalam
setiap 1gram lemak yang dioksidasi akan menghasilkan kurang
lebih 9,3 kalori. Fungsi lemak yang lain adalah sebagai pelarut
vitamin, pelindung alat-alat tubuh, penahan rasa lapar karena
lemak membutuhkan waktu yang lama untuk dicerna dan sebagai
penyedap makanan. Seperti halnya karbohidrat lemak tersusun
atas unsur karbon C, hidrogen (H), oksigen (O) dan kadangkala
ditambah fosfor (P) serta nitrogen (N). Tidak seperti karbohidrat
dan protein, lemak tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut
organik (Girinda, 1986).
Menurut Lehninger (1982), lemak merupakan bagian dari
lipid yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat. Lemak
dapat larut dalam pelarut tersebut karena lemak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelarut. Lemak merupakan salah satu
sumber utama energi dan mengandung lemak esensial.
Asam lemak juga dapat dibedakan berdasarkan ikatan atom
C penyusunnya. Berdasarkan ikatan atom C penyusunnya pada
asam lemaknya terdapat asam lemak jenuh dan asam lemak tidak
jenuh. Didalam tubuh lemak mengalami metabolisme. Lemak akan
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan
enzim lipase. Jika dipecah (hidrolisis) lemak akan menghasilkan 3
molekul dan satu molekul gliserol, sehingga lemak juga dikenal
sebagai trigliserida (purnomo, 2003).
Minyak merupakan salah satu zat makanan yang penting
bagi kebutuhan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan
sumber energi dimana satu gram minyak dapat menghasilkan 9
kkal (Winarno, 2002).
Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas,
penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan.
Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya yaitu suhu
pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.
Hidrasi gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein
tersebut. Makin tinggi titik asap makin baik minyak goreng itu. Titik
asap suatu minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas.
Minyak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan
turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak. Karena itu
untuk menekan terjadinya hidrolisis, pemanasan minyak sebaiknya
dilakukan pada suhu yang tidak terlalu tinggi (suhu penggorengan
1770C - 2210C). Minyak dan lemak yang dapat dimakan (edible
fat), dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan nabati
atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak berfungsi
sebagai sumber cadangan energi (Winarno, 2002).
Bilangan asam menunjukkan banyaknya asam lemak bebas
dalam minyak dan dinyatakan dengan mg basa per 1 gram minyak.
Bilangan asam juga merupakan parameter penting dalam
penentuan kualitas minyak. Bilangan ini menunjukkan banyaknya
asam lemak bebas yang ada dalam minyak akibat terjadi reaksi
hidrolisis pada minyak terutama pada saat pengolahan. Asam
lemak merupakan struktur kerangka dasar untuk kebanyakan
bahan lipid (Agoes, 2008).
Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH
0,1 N yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas yang
terdapat dalam satu gram minyak atau lemak (Ketaren, 2002).
Angka asam besar menunjukan asam lemak bebas yang
besar yang berasal dari hidrolisis minyak atupun karena proses
pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin
rendah kualitasnya. Sedangkan dengan metode Mojonnier, hasil
ekstraksi kemudian diuapkan pelarutnya dan dikeringkan dalam
oven sampai diperoleh berat konstan, berat residu dinyatakan
sebagai berat lemak atau minyak dalam bahan, Minyak yang
disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai
berat molekul relatif kecil (Andry, 2008).
Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas
yang besar pula, yang berasal dari hidrolisa minyak atau lemak,
ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi
bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya (Sudarmadji,
2003).
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Gelas kimia 25 ml
2. Pipet tetes
3. Hotplate
4. Erlenmayer
5. Penangas air
6. Buret
7. Statif dan Klem
Bahan yang diperlukan :
1. Sampel minyak
2. Alkohol 95%
3. Indikator PP
4. KOH 0,1 N
V. Analisis Data
VI. Kesimpulan
Hasil dari parktikum yang dilakukan untuk mengetahui bilangan
asam pada sampel yaitu minyak goreng merk rose brand didapatkan
hasil yaitu sebesar 3% yang menandakan bahwa minyak goreng merk
rose brand memiliki kandungan asam yang cukup tinggi.
Daftar Pustaka
Agoes, G., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi Edisi Revisi dan Perluasan,
Penerbit ITB, Bandung
Diketahui :