BAB I
PENDAHULUAN
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputarm dan
igo yang berarti kondisi. Vertigo diartikan sebagai perasaan atau sensasi tubuh
berupa rasa didorong atau ditarik menjauhi bidang vertikal (vertigo linier)(1).
terjadi pada sekitar 32- 56,4% pada populasi oarng tua. Sementara itu, angka
kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui, tetapi dari studi yang lebih baru pada
populasi anak sekolah di Skotlandia, dilaporkan sekitar 15% anak paling tidak
pernah merasakan sekali serangan pusing dalam periode satu tahun. Kejadian vertigo
ataupun gangguan pada sistem saraf pusat. Selain itu, vertigo dapat pula terjadi
akibat gangguan pada alat keseimbangan tubuh lain yang terdiri dari reseptor pada
Tingkat rekurensi kejadian vertigo cukup tinggi yaitu sekitar 88% dari
seluruh kasus, hal ini sangat menganggu kualitas hidup penderita tak jarang
sampai mempengaruhi kesehatan mental penderita Oleh karena itu pada setiap
2
penderita vertigo harus dilakukan anamnesis dan pemeriksaan yang cermat dan
terarah untuk menentukan bentuk vertigo, letak lesi dan penyebabnya sehinnga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Labirin terletak dalam pars petrosa os temporalis dan dibagi atas koklea (alat
Aparatus vestibularisterdiri atas dua organ otolit (sakulus dan utrikulus) dan
Organ otolit memberi informasi kepala relatif terhadap gravitas (yaitu, kepala
miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan gerakan lurus (bergerak
K+ dan rendah Na+ yang disekresi oleh sel epitel. Serupa dengan organ Corti,
Kedua organ otolit, utrikulus dan sakulus, tersusun untuk menginderai gaya linear.
Struktur sensorik kedua organ, disebut makula, terdiri dari sel rambut, massa
gelatinosa yang disebur membran otolit dan kalsium karbonat dan protein yang
disebut otolit.
Silia sel rambut terbenam dalam membran otolit dan otolit terikat pada
gelatinosa juga ikut bergeser, menekuk silia sel rambut dan membentuk sinyal.
kepala tegak yang membuat manusia peka terhadap gaya vertikal seperti turun
dalam elevator.
berorientasi vertikal dan rambut sakulus berjajar horizontal. Pada organ otolit
utrikulus, rambut utrikulus akan bergerak oleh setiap perubahan pada gerak linear
belakang endolimfe dan sel rambut menekuk ke belakang, dalam arah berlawanan
lapisan gelatinosa tersebut segera menyamai dan bergerak dengan kecepatan yang
sama dengan kepala sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ketika langkah berhenti,
membran otolit tetap bergerak maju sesaar sewaktu kepala kecepatan melambat
(misalnya bagun dari tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi linier
Gerakan membran otolit ini akan menyebakan gerakan sel rambut sehingga
semisirkularis yang tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak lurus satu
sama lain. Kanalis horizontal memantau rotasi yang dikaitkan dengan perputaran,
“tidak”. Kanalis posterior memantau rotasi ke kiri dan kanan, seperti perputaran
yang terjadi bila memiringkan kepala ke arah bahu. Sementara kanalis superior
Di salah satu ujung tiap kanalis terdapat ruang yang membesar, yaitu
ampula, yang mengandung bangunan sensorik yang dikenal sebagai krista. Krista
terdiri dari sel rambut dan massa gelatinosa yaitu kupula, yang merentang dari
semisirkularis. Pada awalnya cairan di dalam kanalis tidak bergerak searah dengan
rotasi tetapi tertinggal di belakang akibat gaya inersia. Ketika endolimfe tertinggal
di belakang sewaktu kepala mulai bergerak, cairan dalam kanalis bergerak dengan
arah yang berlawanan dengan gerak kepala. Gerakan endolimfe ini akan
9
menyebabkan kupula miring dalam arah yang berlawanan dengan gerak kepala,
Jika gerakan kepala berlanjut dengan kecepatan dan arah yang sama, maka
gerakan endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan arah gerak
melengkung. Ketika gerak kepala melambat dan berhenti, terjadi situasu yang
badan sel saraf di batang otak, dan ke serebelum, yang merupakan tempat primer
dengan masukan dari permukaan kulit, mata, sendi dan otot untuk (1)
mata eksternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala bergerak;
2.2. Vertigo
2.2.1. Definisi
Vertigo adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin, vertere, yang
berarti berputar, dan igo yang berarti kondisi. Secara definitif vertigo merupakan
ilusi gerakan, yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh yang berputar
perpindahan linear atau miring, tetapi gejala seperti ini lebih jarang dirasakan(1).
penyakit, tetapi merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terjadi akibat
gangguan keseimbangan. Gejala vertigo harus bisa dibedakan dari gejala dizziness
masalah biasanya terjadi pada sistem vestibuler, sentral atau perifer, sedangkan
2.2.2. Epidemiologi
Dizziness merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada pasien
dengan angka kejadian mencapai 20-30% pada seluruh populasi di dunia. Dari
keempat jenis diziness, vertigo merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan
yaitu sekitar 54%. Vertigo dapat terjadi pada semua kalangan umur, namun
meningkat 3 kali lebih tinggi pada kalangan usia lanjut daripada dewasa muda
selain itu kejadian vertigo lebih banyak dijumpai pada perempuan daripada laki-
laki (2.7:1). Sementara itu, angka kejadian vertigo pada anak-anak tidak diketahui,
12
tetapi dari studi yang lebih baru pada populasi anak sekolah di Skotlandia,
dilaporkan sekitar 15% anak paling tidak pernah merasakan serangan pusing
hidup penderita. Dari studi epidemiologik di Jerman, didaptkan bahwa pada 54-
74% pasien vertigo harus mendapat konsultadi mesis, 15-41% cuti sakit dari
untuk meninggalkan rumah. Selain itu, vertigo dapat menjadi pemicu atau
eksaserbasi masalah psikiatri, yang mana tidak ada hubungannya dengan defisit
pada tes neurotologik. Masalah psikis yang sering terjadi pada pasien vertigo
antara lain panic disorder (18%), generalized anxiety (13%) dan social phobia
(9%). Masalah yang tidak kalah penting akibat dari vertigo adalah jatuh. Dari data
Masalah jatuh ini merupakan masalah serius apabila terjadi pada lansia(9).
sistem visual).
dari otolit yang lepas ke dalam kanalis semisirkularis akibat gerakan kepala
c. Ototoksik
d. Vaskuler: oklusi dari arteri vestibular yang merupakan cabang dari arteri
2.2.4. Patomekanisme
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan
dengan apayang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari
nistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan (gangguan
Teori ini merupakan pengembangan teori konflik sensorik, menurut teori ini
jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai dengan pola
gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf otonom. Jika
15
pola gerakan yang baru tersebut dilakukan berulang -ulang akan terjadi
4. Teori otonomik
Teori ini menekankan perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha
5. Teori Sinap
gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi
Mual/muntah + -
supermarket
Tabel 2.2 Perbedaan klinis vertigo vestibuler tipe perifer dan sentral
GEJALA VERTIGO VERTIGO
VESTIBULER TIPR VESTIBULER
PERIFER TIPE SENTRAL
1. Bangkitan vertigo. Lebih mendadak. Lebih lambat.
neurologis).
17
2.2.6. Diagnosis(1,10)
Vertigo bukanlah merupakan suatu penyakit, melainkan suatu gejala yang
dapat timbul akibat dari suatu penyakit. Banyak penyakit yang dapat
menimbulkan gejala vertigo dan gejala mirip vertigo. Untuk itu, dibutuhkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat untuk membedakan vertigo dan
1) Anamnesis
berputar tujung keliling, seperti naik perahu dan sebagainya), keadaan yang
dan ketegangan), onset timbulnya vertigo (apakah timbulnya akut atau perlahan-
2) Pemeriksaan fisik(2)
Uji romberg.
Tandem gait
arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi
lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus
vertigo dan nistagmus. Uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer
atau sentral. Vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10
detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau
jika tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih
sentral.
20
Tes Kalori,
bergantian dengan air dingin (30°C) dan air hangat (44°C) masing-
sentral.
Elektronistagmogram,
schwabach memendek.
berjalan)
3) Pemeriksaan penunjang
2.2.7. Tatalaksana
1) Tatalaksana non-farmakologi
22
vertigo adalah dengan pemberian terapi manuver reposisi yang dapat secara
mengurangi risiko jatuh pada pasien. Kefektifan dari terapi manuver yang ada
bervariasi mulai 70%-100%. Ada lima manuver yang dapat dilakukan antara lain:
Manuver epley
Manuver semont
Manuver lempert
Brandt-Daroff exercise
2) Tatalaksana Farmakologi(1,11)
vertigo diantaranya :
3) Pembedahana
Terdapat dua pilihan intervensi dengan teknik operasi yang dapat dipilin,
2.2.8. Komplikasi
Pada vertigo vestibular tipe perifer penderita biasnya merasa tidak nyaman,
(tidak seimbang), sehingga mempunyai risiko yang lebih besar untuk jatuh.
dapat timbul selain jatuhad, berupa deficit neurologis yang timbul sesuai dengan
letak lesi. Cedera vaskular dan onfark pada vertigo vestibular tipe sentral dapat
2.2.9. Prognosis
dapat terjadi remisi sempurna. Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung
dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar atau vertebral, misalnya,