Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 1

Skenario
Seorang anak 3 tahun diantar ibunya ke RS dengan
demam yang tinggi dan anaknya rewel dan tak pernah tidur
sejak semalam. Menurut ibunya dalam 3 bulan terakhir ini
sudah berkali-kali ia membawa anaknya ke dokter dengan
keluhan beringus dan batuk yang hilang timbul, terutama
malam hari dan hampir 1 bulan terakhir ini batuk dan
beringus anaknya tidak berhenti yang kadang disertai
sesak. Pada saat penimbangan di posyandu bulan lalu BB
anaknya 10 kg. Anaknya ini adalah anaknya yang ke-3,
kedua kakaknya juga sering mengalami keluhan yang
sama, hanya saja tidak separah anaknya yang ke-3.
Pertanyaan
1. Aspek biomedik respirasi pada anak?
2. Bagaimana interpretasi BB anak dan bagaimana
hubungannya dengan gejala yang dialami anak tersebut?
3. Patomekanisme batuk dan mengapa batuk hilang timbul
terutama pada malam hari?
4. Patomekanisme demam tinggi?
5. Patomekanisme sesak dan mengapa hanya kadang-
kadang?
6. Bagaimana hubungan riwayat keluarga dengan gejala yng
dialami anak tersebut?
7. Penatalaksanaan awal pada anak tersebut?
8. DD?
Aspek Biomedik
Fisiologi
Interpretasi BB Anak

Berat badan anak tersebut adalah 10 kg dengan umur 3


tahun. Berdasarkan z-score maka grafik anak tersebut
dibawah -3 maka interpretasi gizi anak tersebut adalah
status gizi kurang.

Pada keadaan malnutrisi, system imun terganggu


sehingga pasien akan mudah terserang infeksi.
Patomekanisme Batuk
4 fase batuk antara lain:
• Fase iritasi
• Fase inspirasi dalam
• fase kompresi,
• Fase ekspirasi.
Patomekanisme Demam
Demam terjadi karena adanya infeksi atau proses inflamasi
dan sebagai reaksi dari fase akut. Ketika patogen seperti
bakteri dan virus masuk kedalam tubuh, maka akan
mengeluarkan zat berupa pirogen eksogen, yang paling
efektif diantaranya adalah kompleks lipopolisakarida (LPS)
dari bakteri gram negative. Yang akan menginflamsi sel-sel
di dalam tubuh. Selanjutnya LPS akan mengalami proses
fosfolipase dimana nanti akan dipecah, sehinga asam
arachidonat yang akan keluar dan bereaksi bersama
dengan enzim cyclooksigenase (COX) dan menghasilkan
prostaglandin PGE2. Kemudian PGE2 akan meningkatkan
pengaturan thermostat di hipotalamus yang menyebabkan
peningkatan konsentrasi dan produksi panas yang
menyebabkan demam.
Patomekanisme Sesak Nafas
1. Oksigenasi jaringan menurun.
2. Kebutuhan oksigen meningkat.
3. Kerja pernapasan meningkat.
Hubungan Riwayat Keluarga
Factor predisposisi
• kelainan congenital (contoh fistula trakeoeosofagus,
penyakit jantung bawaan),
• gangguan fungsi imun (penggunaan sitostatika dan
steroid jangka panjang, gangguan system imun berkaitan
penyakit tertentu seperti HIV),
• campak, pertusis, gangguan neuromuscular, kontaminasi
perinatal dan gangguan kliriens mucus/ sekresi seperti
fibrosis kistik, aspirasi benda asing atau disfungsi silier.
Selain itu, beberapa keadaan lain seperti
• gangguan nutrisi (malnutrisi)
Penatalakasanaan Awal
1. Anak cukup rawat jalan.
2. Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk dengan obat
yang aman,
3. seperti minuman hangat manis.
4. Redakan demam yang tinggi (≥ 390 C) dengan parasetamol,
apabila
5. demam menyebabkan distres pada anak.
6. Bersihkan sekret/lendir hidung anak dengan lap basah yang
dipelintir
7. menyerupai sumbu, sebelum memberi makan.
8. Jangan memberi:
 Antibiotik (tidak efektif dan tidak mencegah pneumonia)
 Obat yang mengandung atropin, kodein atau derivatnya, atau
alkohol (obat ini mungkin membahayakan)
 Obat tetes hidung.
PNEUMONIA
Definisi
Pneumoni adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstitial.
Etiologi
• virus, lebih sering ditemukan pada anak kurang dari 5
tahun. Respiratory Syncytial Virus (RSV) merupakan
virus penyebab tersering pada anak kurang dari 3 tahun.
• jamur, Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia
pneumoniae, lebih sering ditemukan pada anak-anak, dan
biasanya merupakan penyebab tersering yang ditemukan
pada anak lebih dari 10 tahun
• bakteri. S. pneumonia merupakan penyebaab tersering
pneumonia bacterial pada semua kelompok umur.

Di negara berkembang penyebab utama pneumonia pada


balita ialah Streptococcus pneumoniae, Haemophillus
influenzae dan Streptococcus aureus,
Patomekanisme
Penegakkan Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
• Kultur darah
• Pemeriksaan sputum (kultur dan pewarnaan gram)
• Testing For Viral Pathogens
• Pemeriksaan bakteri atipikal
• Pulse Oximetry
• Foto thorax
Penatalaksanaan
Terapi Farmako
Terapi Nutrisi
1. pada anak dengan distress pernapasan berat,
pemberian makanan per oral harus dihindari. Makanan
dapat diberikan lewat NGT atau intravena. Tetapi harus
diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan
pernapasan, khususnya pada bayi/anak dengan ukuran
lubang hidung kecil. Jika memang dibutuhkan,
sebaiknya menggunakan ukuran yang terkecil.
2. Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar
anak tidak mengalami overhidrasi karena pada
pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormone
antidiuretic.
Kriteria Pulang

• Gejala dan tanda pneumonia menghilang


• Asupan per oral adekuat
• Pemberian antibiotic dapat diteruskan di rumah
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana control
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan
di rumah
TB ANAK
Definisi
Adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit
TB yang terjadi pada anak usia 0-14 tahun (juknis
manajemen TB anak 2013)
Epidemiologi

Juknis manajemen TB anak 2013


Patogenesis
Manifestasi Klinis
Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab
yang jelas. Demam umumnya tidak tinggi.
3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak
pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah)
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai
gagal tumbuh (failure to thrive).
5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh
dengan pengobatan baku diare.

Juknis manajemen TB anak 2013


Penegakkan Diagnosis
sko
parameter 0 1 2 3
r

Laporan keluarga,
Kontak TB Tidak jelas - BTA(-)/ BTA tidak BTA (+)
jelas/tidak tahu

Positif (≥10 mm
atau ≥ 5 mm
Uji tuberkulin (mantoux) Negatif - - pada
imunokomproma
is

Klinis gizi buruk atau


BB/TB < 90% atau
Berat badan /keadaan gizi - BB/TB < 70% atau BB/U -
BB/U < 80%
< 60%

Demam yang tidak diketahui


- ≥2 minggu - -
penyebabnya
Batuk kronik - ≥3 minggu - -

Pembesaran kelenjar limfe colli, ≥1 cm, tidak lebih dari


- - -
aksila, inguinal 1 KGB, tidak nyeri

Pembengkakan tulang/sendi panggul,


- Ada pembengkakan - -
lutut, dan falang
Normal/ kelainan tidak
Foto toraks Gambaran sugestif TB - -
jelas
Skor total
Penatalaksanaan
Dosis harian
Dosis maksimal
Nama Obat (mg.kgBB/har Efek samping
(mg/hari)
i)
Hepatitis, neuritis
Paduan OAT untuk anak Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 perifer,
yang digunakan oleh hipersensitivitis
Program Nasional Gangguan GIT, rekasi
Pengendalian kulit, trombositopenia,
Tuberkulosis di Indonesia Rifampisin
15 (10-20) 600
peningkatan enzim

adalah: (R) hati cairan tubuh


berwarna oranye
• Kategori Anak dengan 3
kemerahan,hepatitis
macam obat: 2HRZ/4HR
Toksisitas hepar
• Kategori Anak dengan 4 Piranzinamid
35 (30-40) - artlagia, gangguan
macam obat: (Z)
GIT
2HRZE(S)/4-10HR Neuritis optik,
ketajaman penglihatan
Etambutol (E) 20 (15-25) - berkurang, buta warna
merah hijau,
hipersensitivitas GIT
Streptomisin
Juknis Manajemen TB anak 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik
(S)
2013
BRONKIOLITIS
Definisi

Tata laksana Bronkiolitis. Ilmu Kesehatan Anak XXXV


Epidemiologi
Etiologi
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Pilek yang encer & bersin
• Demam (jarang demam tinggi)
• Nafsu makan berkurang
• Distres nafas  batuk paroksismal, wheesing, sesak
napas
• Napas cuping hidung
• Penggunaan otot bantu napas dan retraksi dinding dada
• Konjungtivitis ringan, otitis media serta faringitis

1. Hayden FG, Ison MG. Respiratory Viral Infections. ACP Medicine. Infectious Disease XXV 2004: 1-16
2. Black CP. Systematic review of Biology and Medical Management of Respiratory Syncytial Virus Infection. Respir
care 2003; 48: 209-30
Diagnosis
Penegakkan Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang
- Pulse Oximetry
- Analisis gas darah
- Foto Thorax
- C-reactive protein (CRP)
- Pemeriksaan Bakteriologi

Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI 2009


Penatalaksanaan
Pencegahan
• Menghindari faktor paparan asap rokok, dan polusi udara
• Membatasi penularan
• Pemberian ASI
• Menghindarkan bayi/anak kecil dari kontak dengan
penderita
• Penggunaan Imunoglobulin (RSV-IG) pada bayi berumur
kurang dari 24 bulan dengan Bronchopulmonary
dysplasia (BPD), bayi prematur (kurang dari 35 minggu)

1. Makmuri MS. Penatalaksanaan Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Simposium Penanganan terpadu penyakit infeksi saluran napas secara
rasional. 1998: 1-12

Anda mungkin juga menyukai