Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh
semua Negara, terutama Negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Permasalahan yang ada bukan hanya menyangkut transportasi
darat, tetapi juga transportasi laut.
Apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka
kebutuhan manusia juga ikut meningkat. Akan tetapi, kebutuhan yang
ada dalam satu wilayah atau suatu Negara tidak semuanya dapat
tersedia. Dengan adanya transportasi laut ini maka jarak tempuh yang
dibutuhkan akan terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan
ekonomi suatu daerah dimana pusat produksi barang konsumen dapat
dipasarkan dengan cepat dan lancar. Selain itu kebutuhan bagi bidang
ekonomi, pelabuhan yang membawa dampak positif bagi perkembangan
suatu daerah yang terisolisir terutama daerah yang berupa perairan
sehingga hubungan darat sulit dilakukan dengan baik.

Sehingga sebagai mahasiswa Teknik Sipil, kita dituntut untuk dapat


merencanakan pelabuhan. Dimana, untuk dapat merencanakan suatu
pelabuhan yang baik, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa-apa saja
yang harus diperhatikan sebelum merencanakannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Mahasiswa Teknik Sipil khususnya Universitas Muhammadiyah Parepare
dituntut untuk dapat merencanakan pelabuhan.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari penulisan tugas ini adalah agar mahasiswa Teknik
Sipil dapat mengerti dan memahami dasar-dasar perencanaan dari suatu
pelabuhan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERENCANAAN PELABUHAN


Rencanakan pelabuhan laut yang terletak dilokasi sesuai peta.
I. PENENTUAN LOKASI PELABUHAN
Ditetapkan dengan memperhatikan :
a. Arah Angin
b. Keadaan Tinggi Gelombang
c. Perbedaan Pasang Surut
d. Kemungkinan Perluasan
e. Luas Daerah Didepannya Untuk Memutar Kapal
f. Keamanan Terhadap Kebakaran
g. Strategi

a. Arah Angin .
Dalam perencanaan ini diasumsikan angin bersesuaian dengan
Skala Banford tingkat 8 ( hal 25 PELABUHAN oleh Abdul Mutalib )
dengan : - arah Angin: 35˚
- durasi : 1.5 jam
- Kecepatan : 18 m/s = 35 Knots

b. Keadaan Tinggi Gelombang.


Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan
kapal tidak melakukan bongkar muat.
Gelombang dapat terjadi karena perimbangan air yang berubah
disebabkan karena antara lain :
- Gerakan Kapal
- Gempa Bumi
- Letusan Gunung Berapi
- Tiupan Angin

2
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting
untuk diketahui agar dalam kolam pelabuhan dapat diusahakan air
berada dalam kondisi tenang.Tinggi gelombang yang terjadi dalam
kolam diisyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal yang
berlabuh.Berikut ini adalah table kriteria besar gelombang yang
cukup agar suatu jenis kapal dapat melakukan bongkar muat
dengan aman.
Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang
1000 DWT Maks 0,2 m

1000 – 3000 DWT Maks 0,6 m

3000 – 15000 DWT Maks 0,8 m

Kapal 120/120 (Roll On Roll Off) Maks 0,2 m


Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik K dalam kolam
pelabuhan dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
b b
Hk = H [  0,027 4 D (1  )]
B B
(Pers 2.1 Hal 41 “ Pelabuhan “ Dr. Ir. Bambang Triatmojo)
Dimana : Hk = Tinggi Gelombang pada setiap titik K dalam kolam
pelabuhan (m)
H= Tinggi gelombang pada suatu pintu masuk (m)
b = lebar pintu masuk (m)
B = lebar kolam pada titik K dalam pelabuhan (m)
D = Jarak dari pintu masuk sampai ke titik K (m)
Bila ternyata dalam perhitungan Hk > Hijin = 0,2 m, maka perlu
dipasang “Break Water” agar air dalam kolam pelabuhan lebih
tenang. Break Water dipengaruhi oleh ombak, berupa :
o Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik
dan turunnya ombak.
o Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya
ombak.

3
c. Perbedaan Pasang Surut.
Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan
deklinasi dari benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya.
Akibat terjadinya pasang surut ini, terjadi ketidak-tetapan ketinggian
muka air terhadap suatu posisi di daratan. Dalam menentukan
lokasi perlabuhan perlu diperhatikan pasang surutnya karena dapat
merusak break water.

d. Kemungkinan Perluasan Pelabuhan.


Dalam merencanakan suatu pelabuhan, maka kemungkinan
perluasan pelabuhan perlu dipikirkan untuk rencana jangka
panjang, apalagi kalau yang direncanakan adalah pelabuhan
umum.
Perlu diperhatikan tersedianya ruang untuk :
- Perencanaan Dermaga
- Penambahan Bangunan-Bangunan Kecil
- Perluasan Pelabuhan
- Kemungkinan Pembangunan Dock untuk Perbaikan,
Perawatan untuk Pembuatan Kapal
- dll.

e. Luas Daerah Perairan ( Di muka ) Untuk Memutar Kapal.


Diperlukan areal dengan jari-jari minimum R = 1.5 L dimana L =
panjang kapal. Misalnya dalam perencanaan tugas ini, dipakai
ukuran kapal yang terbesar, yaitu 30.000 DWT, dimana L = 237 m
(Tabel Karakteristik Kapal Hal 21 “Pelabuhan”, Ir Bambang
Triatmojo).

f. Keamanan Terhadap Kebakaran.


Dalam perencanaan pelabuhan, kemungkinan kebakaran harus
dihindari antara lain dengan menempatkan unit-unit kebakaran pada
tempat tempat yang diperkirakan mudah terbakar.

4
g. Strategi.
Pada perencanan pelabuhan, tidak hanya diperlukan strategi
ekonomi, tapi perlu pula strategi pertahanan dan keamanan .
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat
membuat beberapa sketsa rencana penempatan pelabuhan yang
tepat dan mendekati sempurna. Perlu pula diperhatikan jaringan
lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.

h. Pemeriksaan Keadaan Tanah


Pemeriksaan keadaan tanah sangat penting, terutama untuk
keperluan :
o Perencanaan konstruksi pondasi
o Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai
Cara-cara yang digunakan untuk pemeriksaan keadaan tanah
antara lain dengan pengeboran (Boring) atau pun Sondir yang
dilakukan pada tempat -tempat tertentu. Dengan demikian dapat
diketahui keadaan tanah dasar termasuk jenis tanah serta sifat
tanah dan lapisan - lapisannya.

II. PERHITUNGAN GELOMBANG


Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak
diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung “fetch efektif” guna
memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin
sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat
diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan
menggunakan grafik (dilampirkan).
Cara perhitungan fetch efektif yaitu :
a) Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik
garis lurus yang sejajar arah angin yang ada.
b) Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
o Garis tersebut akan mengenai daratan
o Garis tersebut tidak akan mengenai daratan

5
c) Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan
garis sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan.
d) Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen
yang sudutnya 5˚ sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e) Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung
seberang yang berpotongan tegak lurus dari arah angin.
f) Hitung cosinus sudut tersebut.
g) Buat dalam bentuk table.

Catatan :
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena
daratan maka arah angin akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak
mengena daratan maka arah angin akan terus.

Data Kapal
Passenger 30000 GT L=230m
Cargo 30000 DWT L=186m
Container 30000 DWT L=237m
R = 1,5 l (diambil L terbesar)
= 1,5 x 237m
= 355.5 m
D = 2R = 2 x 355.5 =711 m

Perhitungan Tinggi Gelombang (Ho)

Tabel Menghitung Fetch Efektif

Ri
No Sudut Cosα Ri Cos α (cm)
(cm)
1 45 0.70710678 16.7 11.80868325
2 40 0.76604444 17.6 13.4823822
3 35 0.81915204 19.2 15.72771925
4 30 0.8660254 21 18.18653348

6
5 25 0.90630779 23.2 21.02634066
6 20 0.93969262 23.4 21.98880733
7 15 0.96592583 22 21.25036818
8 10 0.98480775 21.2 20.87792436
9 5 0.9961947 20.6 20.52161078
10 0 1 20 20
11 5 0.9961947 19.8 19.72465502
12 10 0.98480775 19.6 19.30223196
13 15 0.96592583 19.7 19.02873878
14 20 0.93969262 19.9 18.69988315
15 25 0.90630779 20.3 18.39804808
16 30 0.8660254 20.8 18.0133284
17 35 0.81915204 21.6 17.69368416
18 40 0.76604444 22.7 17.38920886
19 45 0.70710678 14.7 10.39446968 Fetch Effektif =
16.9025147 343.5146176  R1.Cos =
 Cos
343.514
= 20.32 cm
16,90
Fetch Effektif = 20.32 x skala peta
= 20.32 x 11000
= 223520 cm
= 2.352 Km

UL = 18 m
s

UA = 0,71 Uw1,23 (Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo


pers.3.30, Hal 99)

UW
RL = (Sumber :“Pelabuhan” Bambang Triatmojo,
UL

Hal 100)

7
Dari Gambar 3.25 (“Pelabuhan” Bambang Triatmojo Hal 100) diperoleh :
UW
Untuk UL = 18 m maka RL = = 0.94
s UL

UW = RL * UL

= 0.94 * 18 = 16.92 m
s

UA = 0,71 Uw1,23 = 0,71 (16.92)1,23= 23.02 m


s

Ket : UL :kecepatan angin di darat (m/s)


UA :faktor tegangan angin
UW :kecepatan angin di laut (m/s)
RL :perbandingan antara kecepatan angin di laut dan di darat

Berdasarkan UA dan Fetch Efektif ,perhitungan Ho dan T berdasarkan


data UAdan fetch efektif dapat dihitung dengan menggunakan grafik
peramalan gelombang (Gambar 3.27 “Pelabuhan” Ir. Bambang Triatmojo
Hal 102) yaitu :

Untuk UA =23.02 m dan Fetch Efektif = 2.352 Km, diperoleh :


s
 Tinggi Gelombang (Ho) = 0.55 m
 Periode (T) = 2.55 second
Berdasarkan UA dan Durasi, perhitungan Ho dan T bisa juga berdasarkan
data UA dan durasi dengan menggunakan grafik yang sama, yaitu :

Untuk UA =23.02 m dan durasi 1.5 jam, diperoleh :


s
 Tinggi Gelombang (Ho) = 1.2 m
 Periode (T) = 3.85 second
Dari data diatas diambil nilai terkecil namun dalam hitungan digunakan
data yang didapat berdasarkan UA dan Durasi,yaitu :
 Tinggi Gelombang (Ho) = 1.2 m
 Periode (T) = 3.85 second

8
Dalam perencanaan pelabuhan, kapal yang di gunakan adalah
KONTAINER, yaitu 30.000 DWT. Dari Tabel 7.1 ( “Pelabuhan” Soedjono
Kramadibrata, Hal 131 ), Untuk ukuran kapal 30.000 DWT, tinggi
gelombang maksimum (H ijin) = 0.8 m.

Ho = 1.2 m < HIZIN = 0.8 m

Maka lokasi pelabuhan memerlukan pemasangan Break Water

Tinggi Gelombang Pecah


Ho = 1.2 m
T = 3.85 second
gT 2 9,81x(3.85) 2
Panjang Gelombang (Lo) = = = 23.15 m
2 2 x(3,14)
Kelandaian (m) =Kedalaman Laut pada Kontur terluar dan Pantai
Jarak Kontur dari Darat

Dari data diperoleh : Kedalaman Laut = 20 m


Jarak Kontur dari darat = 711 m
20
Maka : m = = 0,028 ≈ 0,03
711
Ho 1.2
2
= = 0,00825
gT 9.81x3.85 2

Ho 1.2
Dari grafik diperoleh : 2
= = 0,00825
gT 9.81x3.85 2

HB
= 1.02
Ho
H B = Ho x (1.02) = 1.224 m
Jadi, tinggi gelombang pecah = 1.224 m
HB 1.224
2
= = 0,008417
gT 9.81x(3.85) 2

HB
Dari Grafik diperoleh : untuk = 0,008417 dan m = 0,03
gT 2

9
db
Maka : = 1.2 db = Hb .(1.2) = 1.224. (1.2)
Hb
= 1.4688 m (kedalaman
gel.pecah)
Energi Gelombang
 .g .Ho 2 Dimana :
E =
8 E = Energi rata-rata ( Kg )
det 2
(1000).(9.81).(1.2) 2 Ρ = kerapatanmassa ( Kg ) – air laut
= m3
8
g = percepatan gravitasi ( m )
det 2
E = 1765.8 Kg Ho = Tinggi Gelombang (m)
det 2

Perencanaan Break Water

 Pengertian Break Water


Break Water adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi
daerah perairan pelabuhan dari gangguan gelombang.
 Macam dan Tipe Break Water
 Break water yang dihubungan dengan pantai
 Break water lepas pantai
Pemecah gelombang terdiri atas tiga tipe, yaitu :
a. Pemecah gelombang sisi miring
b. Pemecah gelombang sisi tegak
c. Pemecah gelombang campuran

Perencanaan break water sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu
alam yang dilindungi oleh lapisan pelindung (armour) berupa batu besar
atau beton dengan bentuk tertentu. Beton dan batu buatan terdiri dari :
a. Tetrapod, mempunyai empat kaki yang berbentuk kerucut
terpancung
b. Tribar, mempunyai tiga kaki yang saling dihubungkan dengan
lengan.

10
c. Ouddripod, mempunyai bentuk mirip tetrapod tetapi sumbu-sumbu
dari ketiga kakinya berada pada bidang datar.
d. Dolos, terdiri dari dua kaki saling silang menyilang dan
dihubungkan dengan lengan.

Perancanaan break water dengan sisi miring mempunyai keuntungan :


a. Elevasi puncak bangunan rendah
b. Gelombang refleksi kecil
c. Kerusakan berangsur-angsur
d. Perbaikan murah
e. Harga murah

Dalam perencanaan break water, dipilih model “Rubber Mound”

LWSmax

Tetrapods Batu Alam LWSmin

Batu Alam

Batu Alam

Pemecah gelombang sisi miring biasanya dibuat dari tumpukan batu alam
yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu besar atau batu dengan
bentuk tertentu.
Beton atau batu buatan ini berupa tetrapod, tribar, heksapod, dolor, dsb.

o Penentuan Elevasi Puncak


o Ho = 1.2 m
o T = 3.85 secon

11
gT 2 9,81x(3.85) 2
o Panjang Gelombang (Lo) = = = 23.15 m
2 2 x(3,14)
Tg Tg 33.69
o Bilangan Irribaren =   2.928m
H / Lo 0.5
1.2 / 23.150.5
o Plot ke grafik

Ru
o Plot ke grafik didapatkan nilai  0.85
H
o Nilai runup = Ru = 0.85 x H = 0.85 x 1.2 = 1.02

Elevasi Break Water dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0.5 m =


HWL + Ru+ Tinggi Kebebasan = 3.97 + 1.02 + 0.5 =5.49 m
Free Board (Jagaan ) = ½ x Tinggi Gelombang = ½ x 1.2 = 0.6 m
Elevasi crest sesudah ditambah freeboard = 5.49 + 0.6 = 6.09 m
Kedalaman breakwater diambil kedalaman pada ujung kolam pelabuhan
yang direncakan sedalam 20 m
Tinggi Break Water = Kedalaman Break Water + Elevasi Crest = 20 + 6.09
= 26.09 m = 27 m

o Menentukan Berat Dari Unit Armour.


r. H3
Rumus Hudson : W 
K D Sr  1 .Ctg 
3

12
Dimana : W = Berat Unit Armour
γr = Specific Weight dari Unit Armour
H = Tinggi Gelombang (ft)
KD= Damage Cooficient
Sr = Specific Grafity dari Unit Armour
α = Sudut kemiringan Break Water
γw= Specifik Weight Air laut (Lbs/cuft)

Diketahui : Syarat pembuatan Break Water terpenuhi, yaitu :


Ho > H iijin = 1.2 m > 0.8 m
 γr batu alam = 2.65 ton/m3
 γr tetrapod = 2.4 ton/m3
 γw = 1.03 ton/m3
 Sr = 2.65/1.03 = 2.57 (Batu Pecah), 2.33 (Batu Pecah)
 H = 1.2
 θ = 1,5 dan KA (lapis lindung) = 1,04 (tetrapod) & 1,15
(batu alam)
 KD = 8 (Tetrapod) , 4 (Batu Pecah)

Berat Unit Armour (Lapis Pelindung)


Lapisan I (Tetrapods) :
2.4 x1.2 3
W = = 0.146ton
8 x(2,33  1) 3 x1,5
W1 = 0.146 x Fk = 0.146x 1.5 = 0.2203 ton
W1 = 220.03 Kg
Lapisan I (Batu Pecah) :
2.65 x1.2 3
W = = 0.193 ton
4 x(2,57  1) 3 x1,5
W1 = 0.193 x Fk = 0.193 x 1.5 = 0.2902 ton
W1 = 290.2 Kg
W1 = W1t + W1b = 0.146 + 0.2203 =0.3663 ton

13
Lapisan II
W 1 0.3663
W2 = = =0.03663 ton
10 10
W2 = 36.63 Kg
Lapisan III :
W 1 0.3663
W3 = = = 0.0006105
600 600
W3 = 0.6105 Kg
o Menentukan Lebar Crest.
B = n . KA .( W/ γr ) 1/3
n = jumlah unit armour (diketahui 3 lapis)
Lapis I : B1 = 3 . 1.04 . (0.3663 / 2.4)1/3/2 + 3 .1.15 . (0.3663 /
2.65)1/3/2 = 1.725 = 1.8 m
Lapis II : B2 = 3 . 1.15 . (0.03663/ 2.65)1/3= 0.827 m= 0.9 m
Lapis III : B3 = 3 . 1,15 . (0.0006105 / 2.65)1/3 = 0.211m = 0.3 m
o Menentukan Tebal Lapisan Armour.
T = m . KA ( W/ γr ) 1/3
m = Jumlah armour -1 = n – 1 = 2
Lapis I : T1 =(2 . 1.04 (0.3663/2.4)1/3+2 . 1.15 (0.3663/2.65)1/3)/2 =
1.14 m
Lapis II : T2 = 2 . 1.15 (0.03663/ 2.65)1/3 =0.55198 m
o Menghitung Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Break Water.
1
Cotg θ = 1,5 = 1,5
tg ( )
tg θ = 0,6667 maka θ = 33,69˚
Lebar Dasar Break Water :

14
(2).T .BreakWater
B = + Lebar Crest Lapis I
tg.(33,69) o

( 2) x 27)
= + 1.8 m
tg (33,69) o
= 82.8 m = 83 m

 a = Tinggi Break Water - t1 – t2


= 27 – 1.14 – 0.55198
= 25.3 m
a 25.3
 b= = = 37.95 m
tg ( ) tg (33,69)

 c = (a ) 2  (b) 2 = (25.3) 2  (37.95) 2 = 45.61 m

0.9  0.3
 d= = 0.3 m
2

 e= (d ) 2  (t 2) 2 = (0.3) 2  (0.55198) 2 = 0.628 m

1 .8  0 .9
 f = = 0.45 m
2

 g = ( f ) 2  (t1) 2 (0.45) 2  (1.14) 2 = 1.22 m

(1,5 xH )  ( Elevasicrest  freeboard ) (1.5.x1.2)  (6.09)


 h= = = 14.223 m
sin( 33,69) o sin( 33,69) o

t1 1.14
 i = f + ( ) = 0.45 + = 2.16 m
tg ( ) tg (33.69)
(1,5 xH )  ( Elevasicrest  freeboard )  t1 6.78
 j = o
= = 12.22 m
sin( 33,69) sin( 33.69)
t2 0.55198
 k= d + ( ) = 0.3 + ( ) = 1.127 m
tg ( ) tg (33.69)
B  Lebarcrest Lap.3 83  0.3
 l = ( )–b=( ) – 37.95
2 2
= 3.4 m
( ElevasCrest  Freeboard )  H  t1 6.09  1.2  1.14
 m = =
sin  sin( 33.69)

= 11.08 m

15
( ElevasCrest  Freeboard )  H 6.09  1.2
 n= =
sin  sin( 33.69)
= 13.14 m
TinggiBrea kWater 27
 o= ( )–n =( ) – 13.14
sin 33.69 sin 33.69
= 35.53 m

Gaya-gaya yang bekerja pada break water adalah :


a. Akibat Beban Sendiri Break Water.
Menghitung Berat Sendiri Break Water :
- Lapisan I (Tetrapod + Batu Alam)
Luas = A1 + A2 + A3
A1 = (Lebar Crest Lap 1 + Lebar Crest Lap 2 + 2 x I x t1/2 =
= ( 1.8 + 0.9 + 2 x 2.16 x 1.14/2) = 5.16 m2
A2 = ( A1 ( I x sin 33.69)
= ( 5.16 x 2.16 x Sin 33.69) = 6.18 m2
A3 = m ( I x sin 33.69 )
= 11.08( 2.16 x sin 33.69) = 13.27 m2
Luas Total = 5.16 + 6.18 + 13.27 = 24.61 m2

Berat = 24.61 m² / 2 x (2.4 + 2.65) ton/m³


= 62.14 t/m

- Lapisan II Batu Alam


Luas = B1 + B2 + B3 + B4 + B5
B1 = (Lebar Crest Lap 2 + Lebar Crest Lap 3 + 2 x k x t2/2 =
= ( 0.9 + 0.3 + 2 x 1.127 x 0.55198/2) = 1.822 m2
B2 = ( Elevasi crest + freeboard)-t2-t1+(lebar crest lap 1 x 1/sin
33.69 x e))
= ( 6.09 – 0.55198 – 1.14 +( 1.8/Sin 33.69 x 0.628) = 6.43 m2
B3 = ( 1.157 x (( Elevasi Crest + FreeBoard + H)-(t1+t2))/sin
33.69)
= 1.157 x 10.14 =11.735 m2

16
B4 = ( n + o – h) ( l x sin 33.69)
= (13.14 +35.53 – 14.223 ) x (3.4 x sin 33.69) = 64.96 m2
B5 = ( O x (l x sin 33.69 )
= 35.53x ( 3.4 x sin 33.69) = 67.008 m2
Berat Total = 1.822 + 6.43 + 11.735 + 64.96 + 67.008 = 151.955 m 2
Berat = 151.955m² x (2.65) ton/m³
= 402.68 ton/m3

- Lapisan III Batu Alam


Luas = [ (B-(2xl)+LebarCrest Lap 3 )]x a/2
25.3
= [((83-(2 x 3.4)) + 0.3]x
2
= 967.725 m²
Berat = 967.725 m² x (2.65) ton/m³
= 2564.47 t/m
Jadi, Gaya Akibat Berat Sendiri Break Water :
Σ W = W1 + W2 + W3
= 62.14 t/m + 402.68 t/m + 2564.47 t/m
= 3029.29 t/m
Untuk jalur selebar 1 m , Total Berat Break Water :
Σ W = 3029.29 t

b. Akibat Beban Gempa


Koofisien gempa diambil koofisien terkecil dari koofisien gempa = 0.3
Jadi, Beban gempa = 0.3 x 3029.29 t/m = 908.787 ton/m
Jadi, sepanjang 1 m = 908.757 ton

c. Akibat Angin
Fw = W . A . K
dimana W = tekanan angin = c.v2
c = koef. Angin = 0,00256
v = kec. Angin =18 m/s = 35 Knots

17
A = luas penampang Break Water
K = 1,3 (factor keamanan)
Tekanan Angin (W) = cv² = (0,00256) x (35)² = 3.136

1.8

X1

X2

x1 = (Elevasi Crest + freeboard) – H = 6.09 – 1.2 = 4.89 m


x1 4.89
x2 = = = 7.33 m
tg tg33.69
1
A = (Lebar Crest Lap 1 +( Lebar Crest Lap 1 + 2 x X2))x X1)
2
1
= (1.8 + (1.8 + 2 x x2))x x1
2
1
= (1.8 + (1.8 + 2 . (7.33)) .4.89 = 44.64 m²
2
Fw = 3.136 x 44.64 x 1.5= 210.01 t/m
Jadi,
Total Gaya Vertikal :
ΣV = Akibat Berat Sendiri Break Water
= 3029.29t/m
Total Gaya Horizontal :
ΣH = Akibat Beban Gempa + Beban Angin
= 908.757 ton/m + 210.01 t/m
= 1118.77 t/m
Kontrol Stabilitas Break Water.
a. Terhadap Geser
 V . tan 
Syarat : ≥ 1,5
H

18
3029.29 x tan 33.69
≥ 1,5
1118.77
1.805≥ 1,5 ..... OK !!
b. Terhadap Guling
M lawan guling
Syarat : > 2
M guling

Gaya Gempa + Angin dianggap bekerja pada tengah break water.

M guling = ΣH . (6.09/2)
ΣH = 1118.77 x 3.045
6.09 m = 3406.65 ton m
ΣV
M lawan guling = ΣV . (83/2)
= 3029.29 x 41.5
83 m
= 125715.535 ton
125715.535 m
» = 36.90> 2 . . . . . OK!!
3406.65
c. Terhadap Eksentrisitas
Syarat |e| <ē
ē =1/6 . B = 1/6 . (83) = 13.83 m
|e| =B/2 - x
 M netto M lawan guling  M guling 125715.535  3406.65
x    40.37m
V V 3029.29
83
|e| = ( ) - 40.37 = 1.13 m
2
|e| = 1.13 m <ē = 13.83 m ….. OK!
Kesimpulan :Dari kontrol stabilitas break water terhadap geser ,
guling , eksentrisitas ternyata break water tersebut
cukup aman !!

Perhitungan Difraksi, Refraksi, dan Refleksi


 Refraksi Gelombang
Diketahui - Tinggi gelombang = 1.2 m
- Periode Gelombang = 3.85 detik
- Arah Gelombang = 35˚

19
Arah datang gelombang pada salah satu titik misalnya : 3 m
Lo = 1.56 .(3.85)² = 23.1231 m
Lo 23.1231
Co = = = 6.006 m
T 3.85 s
d 3
= = 0.129
Lo 23.1231
d
Untuk nilai diatas dari table A-1 didapat :
Lo
d 3
= 0.129 L= = 18.101 m
Lo 0.16573
L 18.101
c = = = 4.701 m
T 3.85 s

C1 4.701
sin a1 = ( ) sin ao = x sin 35˚
Co 6.006
a1 = 24.177˚
Jadi, koofisien refraksi :

Cos(ao ) Cos35 0
Kr = = = 0.9475
Cos(a1 ) Cos24.177 0

 Difraksi Gelombang
Jarak Break Water ke titik yang ditinjau, misalnya = 700 m
Lo = 1.56 T²
d 20
= 1.56 (3.85)² = 23.1231 = = 0.864m
Lo 23.1231
Misalnya : kedalaman air dibelakang break water = 20 m
Maka dari table A-1 diperoleh :
d 20
= 0.86003 L= = 23.25 m
L 0.86003
Jarak ke titik A ke ujung rintangan : r =700 m
r 700 r
= = 30.10 = gunakan nilai terbesar yaitu = 10
L 23.25 L
r
Dengan menggunakan table 3.5 untuk nilai = 10 = 10
L
Didapat θ = 125˚ dan β = 30˚ , sehingga koofisien refraksi k’ = 0.06

20
 Refleksi Gelombang
Hr
x = dimana : Hr = Tinggi Gelombang refleksi
Hi
Hi = Tinggi Gelombang datang = 1.2 m
x = koofisien refleksi = 0.06
Hr = x. Hi
= 0.06 . 1.2 m
= 0.072 m

Tipe Bangunan X

Dinding vertical dengan puncak diatas


air 0,7 – 1,0
Dinding vertical dengan puncak 0,5 – 0,7
terendam
Tumpukan batu sisi miring 0,3 – 0,6
Tumpukan blok beton
0,3 – 0,6
Bangunan vertical dengan peredam
0,05 – 0,2
energi

PERENCANAAN DIMENSI TAMBATAN (BERTHING)


DAN KONSTRUKSI LAINNYA

Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas


pelabuhan adalah :

- Passenger : Volume = 30.000 GT


- Cargo : Volume = 30.000 DWT
- Container : Volume = 30.000 DWT

 Rencana Kedalaman Perairan


Disesuaikan dengan kapal yang akan menggunakan pelabuhan
tersebut. Kedalaman pelabuhan ditetapkan berdasarkan Full Load
Draft (max draft) dari kapal yang tertambat dengan jarak aman /
ruang bebas sebesar 0,8 m sampai 1 m dibawah luas kapal. Taraf

21
dermaga ditetapkan antara 0,5 – 1,5 diatas muka air pasang sesuai
dengan besarnya kapal.

1. Container 30.000 DWT


Panjang = 237 m
Lebar = 30.7 m
Sarat = 11.6 m
Clearance ( Ruang bebas) = 1 m
Pasang surut = (HWS – LWS) = 3.97 – 1.55 = 2.42 m
Kedalaman perairan : h = tinggi kapal (sarat) + clearance +
pasang
surut + 1/3 ombak
= 11.6 + 1 + 2.42 + 1/3.(1.2)
= 14.42
Jadi :
Untuk kedalaman perairan diambil yang terbesar = 14.42 m
Untuk tinggi dermaga rencana = 14.42 m + Freeboard
= (14.42 + 0.6)m = 15.02 m = 16 m
Dermaga

Free Board
Muka air 0.6 m
rencana

Sarat kapal
(draft)
H = 16 m 11.6 m

Gerak vertikal akibat :


Beda pasang surut : 2.42 m
Gelombang : 1/3 * 1,2 = 0,4

Clearance (1) m

Elevasi Pengerukan Alur

Rencana Tambatan / Panjang Dermaga


Dari data diketahui bahwa kapal yang akan menggunakan fasilitas
pelabuhan adalah :

22
- Passenger : 30.000 GT
- Cargo : 30.000 DWT
- Container : 30.000 DWT
Rumus untuk menghitung oanjang dermaga adalah sbb :

d = n x L + (n-1) x 50 + 2 x 50
Dimana : n = jumlah tambatan
L = panjang kapal

50 L 50 L 50 L 50

Sumber :Pelabuhan Bambang Triadmojo, hal 166-167

I. Tambatan PASSENGER.
Tonnage kapal yang diramalkan adalah 600.000 orang /tahun.
Perhitungan jumlah tambatan yang dilakukan dengan cara analitis,
dengan asumsi :
- jumlah kapal perkapal
600000
- jumlah kapal yang berkunjung pertahun = =20
30000
buah
20
- jumlah kapal perhari = = 0.05 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50
d = 1 x 230 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 330 m
II. Tambatan CARGO.
Tonage kapal yang diramalkan adalah :

General cargo : 600.000 ton /tahun

23
600.000
jumlah kapal yang berkunjung pertahun = = 20 buah
30.000

20
- jumlah kapal perhari = = 0,05 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50
d = 1 x 186 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 286 m

III. Tambatan CONTAINER.


Tonnage yang diramalkan :

Container : 650.000 ton/tahun

650.000
- jumlah kapal yang berkunjung pertahun = =22 buah
30.000
22
- jumlah kapal perhari = = 0,06 ≈ 1 kapal /hari
365
Dari hasil tersebut, diperlukan 1 buah tambatan.
Uk Panjang Dermaga : d = n . L + ( n – 1 ) . 50 + 2 . 50
d = 1 x 237 + ( 1 - 1 ) . 50 + 100 = 337 m

Kesimpulan
Jadi panjang dermaga diambil dari kapal rencana yaitu Container
30.000 DWT = 337 m
Dan untuk kapal Cargo dan Passenger panjang dermaga = 330 m

24
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pada perencanaan pelabuhan kita harus memerhatikan :


a. penentuan lokasi pelabuhan
Ditetapkan dengan memperhatikan :
a. Arah Angin
b. Keadaan Tinggi Gelombang
c. Perbedaan Pasang Surut
d. Kemungkinan Perluasan
e. Luas Daerah Didepannya Untuk Memutar Kapal
f. Keamanan Terhadap Kebakaran
g. Strategi
b. Perhitungan gelombang.
Pada perencanaan pelabuhan ini, data mengenai gelombang tidak
diperoleh. Untuk itu diperlukan menghitung “fetch efektif” guna
memperoleh data tsb. Fetch adalah jarak antara terjadinya angin
sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan diperolehnya fetch efektif,
ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka dapat
diketahui tinggi gelombang pada lokasi pelabuhan, dengan
menggunakan grafik (dilampirkan).
Cara perhitungan fetch efektif yaitu :
a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat pelabuhan, ditarik garis
lurus yang sejajar arah angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan :
a. Garis tersebut akan mengenai daratan
b. Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan
garis sejajar arah angin tersebut, kearah kiri dan kanan.

25
d. Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang
sudutnya 5˚ sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e. Ukur panjang garis dari lokasi pelabuhan sampai ke ujung
seberang yang berpotongan tegak lurus dari arah angin.
f. Hitung cosinus sudut tersebut.
g. Buat dalam bentuk table.

Catatan :
 Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena
daratan maka arah angin akan kembali.
 Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak
mengena daratan maka arah angin akan terus.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/240344574/Perencanaan-Pelabuhan

27

Anda mungkin juga menyukai