Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mutiara Ners, 65-72

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN


DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM
PENDOKUMENTASIAN ASKEP

1)
Masri Saragih
1)
Program Studi Ners, Universitas Sari Mutiara Indonesia
masri_saragih@ymail.com

ABSTRACT

Nursing supervision is intended to lead to nurses in providing nursing care. Implementation of


supervision by a good head room can affect the performance of nurses in nursing care
documentation and documenting the results more efficiently if supervision is carried out by the
head of the room goes well. This study aims to determine the relationship of supervision of the
implementation of head room with the performance of nurses in the nursing documentation in
patient wards of Sari Mutiara Medan 2015. This study used a descriptive correlation with cross
sectional design. The number of samples in this study were 43 respondents were divided from
each inpatient room. The sampling technique used was accidental sampling. The result showed
the supervision of the head of the most space is good that 27 respondents (62.8%) and the
performance of nurses in nursing care documentation that most of the good that is 30
respondents (69.85%). This shows there is a significant correlation between the implementation
of the supervision of the head of the room with the performance of nurses in nursing care
documentation (pvalue = 0.004) <0.05. Suggestions for hospitals need to supervise periodically
the documentation of nursing for nurses is expected to be more professional in doing nursing
care documentation with respect to the standards specified documentation of nursing care by
hospitals,

Keywords : Supervision, Documentation, Nurses' Performance

1. PENDAHULUAN Supervisi dan evaluasi merupakan


bagian yang penting dalam manajemen serta
Rumah sakit merupakan pusat layanan
keseluruhan tanggung jawab pemimpin.
kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi
Pemahaman ini juga ada dalam manajemen
yang membentuk suatu kesatuan dan saling
keperawatan. Untuk mengelola asuhan
berpengaruh satu sama lain. Rumah sakit
keperawatan dibutuhkan kemampuan
dalam menjalankan fungsinya perlu penataan
manajemen dari perawat profesional. Oleh
atau manajemen untuk memberikan
karena itu sebagai seorang manajer
pelayanan yang terbaik.
keperawatanatau sebagai perawat
profesional diharapkan mempunyai
pelayanan keperawatan di rumah sakit
kemampuan dalam supervisi dan evaluasi.
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain,
Supervisi juga merupakan bagian dari fungsi
karena sasaran yang ingin dicapai yaitu
pengarahan dalam fungsi manajemen yang
pasien. Pelayanan keperawatan di berbagai
berperan untuk mempertahankan agar
negara relatif sama, hanya saja di Indonesia
segala kegiatan yang telah diprogram dapat
memiliki keunikan tersendiri mengingat
dilaksanakan dengan baik dan lancar.
faktor kemajemukan pendidikan perawat
(Nurachmah, 2008).

65

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

Supervisi secara langsung Jumlah tenaga perawat per Januari


memungkinkan manajer keperawatan 2015 di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara
menemukan berbagai hambatan dalam Medan terdapat 142 orang tenaga
pelaksanaan asuhan keperawatan di keperawatan mulai dari D-III sampai dengan
ruangan dengan mencoba memandang S1 Keperawatan dengan rincian S1 9
secara menyeluruh faktor-faktor yang orang, D-III 133 orang,
mempengaruhi dan bersama dengan staf
keperawatan untuk mencari jalan 2. METODE PENELITIAN
pemecahannya (Sukardjo, 2010).
Jenis penelitian ini adalah deskriptif
korelasi dengan menggunakan rancangan
Kinerja merupakan seperangkat hasil
penelitian cross sectional yang bertujuan
yang dicapai untuk merujuk pada tindakan
untuk mengetahui hubungan pelaksanaaan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
supervisi kepala ruangan dengan kinerja perawat
pekerjaan yang diminta.Kinerja juga
pelaksana dalam pendokumentasian askep.
merupakan penampilan hasil kerja individu
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
baik kualitas maupun kuantitas dalam satu
perawat pelaksana di Ruang rawat inap RSU
organisasi.
Sari Mutiara Medan sebanyak 142 perawat
pelaksa, tehnik pengambilan sampel
Untuk mempertahankan kualitas
menggunakan accidental sampling. Jumlah
kinerja organisasi, maka evaluasi terhadap
sampel diambil dengan menggunakan rumus
pekerjaan yang telah dilakukan oleh
Arikunto (2006) yaitu: 30% x 142 perawat =
karyawan sangat penting dilakukan
42,6 dilakukan pembulatan menjadi 43
sebagai umpan balik sehingga dapat
dengan kriteria inklusi pada pengambilan
memperbaiki dan meningkatkan kinerja.
sampel perawat pelaksana adalah: 1).
(Hyrkäs K& Paunonen, 2011).
Bersedia menjadi responden dan Masa kerja
≥ 1 tahun.
Standar yang ditetapkan oleh Depkes
RI tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan
Penelitian ini dilaksanakan di ruang
keperawatan adalah 75%, Pendokumentasian
rawat inap RSU Sari Mutiara Medan dengan
asuhan yang tidak baik dapat dikaitkan
membagikan kuisioner pelaksanaan supervisi
dengan banyak variabel, antara lain motivasi
kepala ruangan kepada perawat dan
kerja, stres kerja, beban kerja, gaya
mengobservasi secara langsung tentang
kepemimpinan, hubungan antar manusia
pendokumentasian askep.
kurang harmonis, supervisi dari atasan tidak
efektif dan mungkin saja kejenuhan kerja
Analisa bivariat penelitian ini
(Supratman & Utami, 2009)
menggunakan uji statistik chi-squere dengan
signifikasi 5%(0,05). Hasil uji statistik
Hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan nilai p value = 0,004 berarti p
Warsito (2006) mengenai persepsi perawat
value< 0,05, sehingga dapat disimpulkan
terhadap fungsi manajerial kepala ruang di
bahwa ada hubungan yang bermakna antara
rumah sakit jiwa Dr. Amino Gondohutomo
pelaksanaan supervisi kepala ruangan dengan
semarang bahwa perawat pelaksana yang
kinerja perawat pelaksana dalam
mempunyai persepsi tentang fungsi
pendokumentasian asuhan keperawatan.
pengarahan kepala ruang tidak baik,
cenderung pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatannya juga tidak baik dan perawat
pelaksana yang mempunyai persepsi tentang
fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik,
cenderung pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatannya juga tidak baik.

66

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

3. HASIL Kinerja
Tabel.1 Pelaks Pendokumentasia Total
Distribusi Responden Berdasarkan anaan n p Value
Karakteristik Responden Superv Baik Kurang
isi f % f % f %
Karakteristik Responden (n) (%) Baik 2 53, 4 9,3 2 6
Umur: 3 5 7 2, 0,
< 25 tahun 15 34,9 8 0
26-35 tahun 16 37,2 Kuran 7 16, 9 20, 1 3 0
> 36 tahun 12 27,9 g Baik 3 9 6 7, 4
Jenis kelamin : 2
Laki-laki 2 4,7 3 69, 1 30, 4 1
Perempuan 41 95,3 0 8 3 2 3 0
Pendidikan terakhir : 0
D-III Keperawatan 39 90,7
S-I Keperawatan 4 9,3 Berdasarkan tabel Dapat dilihat bahwa
pelaksanaan supervisi kepala ruangan baik
Dari tabel dapat dilihat mayoritas sebesar 62,8%, dengan kinerja perawat
umur responden 26-35 tahun (37,2%), jenis pelaksana dalam pendokumentasian baik
kelamin responden mayoritas perempuan sebesar 53,5% serta kinerja perawat kurang
(95,3%) dan pendidikan terakhir responden baik sebesar 9,3% dan pelaksanaan supervisi
mayoritas D-III Keperawatan (90,7%). kepala ruangan kurang baik sebesar 37,2%,
dengan kinerja perawat pelaksana dalam
Tabel.2 pendokumentasian kurang baik sebesar
Distribusi Responden Berdasarkan 20,9% serta kinerja perawat baik sebesar
Pelaksanaan Supervisi 16,3%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
value = 0,004
Pelaksanaan Supervisi (f) (%)
Kurang Baik 16 37,2 4. Pembahasan
Baik 27 62,8 Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dari tabel dapat dilihat mayoritas pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh
pelaksanaan supervisi baik (62,8%). kepala ruangan di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Sari Mutiara Medan mayoritas
Tabel.3 mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi
Distribusi Responden Berdasarkan baik yaitu (62,8%).
Kinerja Perawat
Hal ini diketahui berdasarkan atas
Kinerja Perawat (f) (%) jawaban responden terhadap kuisioner
Kurang Baik 13 30,2 dimana responden yaitu 65,1%, menyatakan
Baik 30 69,8 bahwa kepala ruangan selalu mempunyai
catatan hasil supervisi yang sudah ia
Dari tabel dapat dilihat mayoritas lakukan, dan 41,9% yang mengatakan bahwa
kinerja perawat baik (69,8%). kepala ruangan selalu memberikan
bimbingan dan pengarahan mulai dari
Tabel. 4 pengkajian sampai evaluasi.
Tabulasi Silang Hubungan Pelaksanaan
Supervisi Kepala Ruangan Dengan Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
Kinerja Perawat Pelaksana Dalam supervisi yang dilakukan oleh kepala
Pendokumentasian Askep ruangan berupa kegiatan-kegiatan yang
terencana oleh seorang kepala ruangan
67

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, hubungan yang signifikan antara dukungan


observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya nyatakeluarga dengan tingkat kecemasan
dalam melaksanakan kegiatan atau tugas anak prasekolah pada saat dilakukan
sehari-hari sudah terlaksana dengan baik. pemasangan intravena di Rumah Sakit
(Wiyana,2008) Umum Sari Mutiara Medan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hal ini sesuai dengan studi yang
yang dilakukan Leli siswana tahun 2010 dilakukan oleh Direktorat Keperawatan dan
tentang hubungan peran supervisi kepala Keteknisian Medik Depkes RI bekerjasama
ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dengan WHO tahun 2000 di 4 provinsi di
di Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Sumatera
didapatkan sebagian besar responden hasil Utara, Sulawesi Utara dan Kalimantan
peran supervisi kepala ruangan, yang Timur, menemukan 47,4 persen perawat
dikategorikan sangat baik sebanyak 33 orang belum memiliki uraian tugas secara tertulis,
perawat (52,4 %), dan peran supervisi kepala 70,9 persen perawat tidak pernah
ruangan yang dikategorikan kurang baik mengikuti pelatihan dalam 3 tahun terakhir,
sebanyak 30 orang perawat (47,6%). 39,8 persen perawat masih melaksanakan
tugas non keperawatan, serta belum
Kinerja Perawat Pelaksana dalam dikembangkan sistem monitoring dan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan evaluasi kinerja perawat (Hasanbasri,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2007). Pada tahun 2005 ditemukan kinerja
kinerja perawat pelaksana dalam melakukan perawat baik 50 %, sedang 34,37 %,dan
pendokumentasian askep di Ruang Rawat kurang 15,63 %. Kinerja keperawatan di
Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara rumah sakit dikatakan baik bila kinerja
Medan mayoritas yaitu (69,8%) responden perawat >75 % (Maryadi, 2006).
memiki kinerja baik dalam melakukan
pendokumentasian askep. Didukung oleh standar yang
ditetapkan oleh Depkes RI tentang
Hal ini diperoleh berdasarkan lembar pelaksanaan dokumentasi asuhan
observasi penelitian yang di lakukan peneliti keperawatan adalah 75%,
terhadap askep yang dibuat oleh perawat Pendokumentasian asuhan yang tidak baik
pelaksana didapatkan bahwa kategori yang dapat dikaitkan dengan banyak variabel,
ada ditulis/diisi oleh perawat dalam askep antara lain motivasi kerja, stres kerja, beban
yang paling dominan yaitu pada diagnosa kerja, gaya kepemimpinan, hubungan antar
keperawatan berdasarkan masalah pasien manusia kurang harmonis, supervisi dari
sebanyak (76,7%) dan (72,1%) berkas atasan tidak efektif dan mungkin saja
catatan keperawatan disimpan sesuai dengan kejenuhan kerja (Supratman&Utami, 2009).
ketentuan yang berlaku.
Dalam hal ini umur juga
Memecahkan masalah praktis, mempengaruhi kinerja seorang perawat,
termasuk di dalamnya bantuan langsung, karena semakin berumur seorang perawat
seperti saat seseorang memberi atau memiliki tanggung jawab moral dan loyal,
meminjamkan uang, membantu pekerjaan terhadap pekerjaan serta lebih terampil
sehari-hari, menyampaikan pesan, karena lama bekerja menjadi perawat.
menyediakan transportasi, menjaga dan Menurut Asa’ad (2000) dalam Tanjary, 2009
merawat saat sakit ataupun mengalami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
depresi yang dapat membantu memecahkan perawat adalah karakteristik, motivasi,
masalah. kemampuan, keterampilan, persepsi, sikap
serta lingkungan kerja. Adapun yang
Berdasarkan hasil uji chi-square termasuk dalam karakteristik perawat
diperoleh P = 0.000 (P<0,05) yang berartiAda meliputi umur, pendidikan, tingkat

68

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

pengetahuan, masa kerja, serta status. Ini ternyata lebih tinggi dari pada peran
terlihat dari distribusi frekuensi umur supervisi kepala ruangan yang kurang baik
responden perawat saat penelitian (n=43) sebanyak 10 orang (14,8%)
yaitu umur < 25 tahun sebanyak 15
responden (34,9%) sedangkan > 26 tahun Hal ini sejalan dengan penelitian yang
sebanyak 28 responden (65,1%). dilakukan oleh Wiyanti (2009), tentang
Hubungan Peran Supervisi Kepala Ruangan
Menurut asumsi peneliti agar dengan Kinerja Perawat Pelaksana Asuhan
mempunyai kinerja yang baik, seseorang Keperawatan di Instalasi Rawat Inap yang
harus mempunyai keinginan yang tinggi dilakukan terhadap 67 orang perawat
untuk mengerjakan serta mengetahui pelaksana di rawat inap diperoleh hasil
pekerjaannya. Dengan kata lain, kinerja bahwa ada hubungan yang bermakna antara
individu dapat ditingkatkan apabila ada peran supervisi kepala ruangan dengan
kesesuaian antara pekerjaan dengan kinerja perawat pelaksana.
kemampuan, dan juga menurut Asa’ad
(2000) dalam Tanjary, 2009 umur Dan hasil penelitian oleh Putra Ardi
berpengaruh terhadap kinerja perawat karena Wibowo Tahun 2012 yang berjudul
semakin berumur seorang perawat memiliki Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala
tanggung jawab moral dan loyal, terhadap Ruangan Terhadap kinerja Perawat dalam
pekerjaan serta lebih terampil karena lama Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di
bekerja menjadi perawat. RST Wijayakusuma Purwokerto.Hasil
analisis dengan menggunakan uji stasistik
Hubungan Pelaksanaan Supervisi Kepala chisquare dari 56 responden katagori
Ruangan Dengan Kinerja Perawat pelaksanaan supervisi baik terlihat hasil uji
Pelaksana Dalam Pendokumentasian statistic didapatkan nilai p value = 0,011
Askep berarti p value< 0,05, sehingga dapat
Hasil statistik dengan uji chi-square disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
menunjukkan bahwa p=0,004 yang bermakna antara pelaksanaan supervisi
menunjukkan bahwa ada hubungan antara dengan kinerja perawat pelaksana dalam
pelaksanaan supervisi dengan kinerja pendokumentasian asuhan keperawatan.
perawat dalam pendokumentasian askep
Diperoleh berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil uji statistik
dimana pelaksanaan supervisi kepala ruangan menunjukkan p value< 0.05 dapat
yaitu kuisioner yang diisi oleh responden disimpulkan bahwa ada hubungan yang
perawat pelaksana yang menyatakan bahwa bermakna antara peran supervisi kepala
pelaksanaan supervisi kepala ruangan adalah ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana
baik sebanyak (62,8%), sedangkan di Rumah Sakit Umum Daerah Petala Bumi.
pelaksanaan supervisi kepala ruangan yang Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
kurang baik sebanyak (37,2%). Wiyanti (2009), tentang Hubungan Peran
Supervisi Kepala Ruangan dengan Kinerja
Kinerja perawat pelaksana dalam Perawat Pelaksana Asuhan Keperawatan di
pendokumentasian askep yang baik sebanyak Instalasi Rawat Inap yang dilakukan terhadap
30 orang (69,8%) sedangkan 13 orang 67 orang perawat pelaksana dirawat inap
(30,2%) kurang baik.Hal ini sejalan dengan diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang
penelitian yang dilakukan Leli siswana bermakna antara peran supervisi kepala
(2010) tentang hubungan peran supervisi ruangan dengan kinerja perawat pelaksana.
kepala ruangan terhadap kinerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit Umum Diperkuat dengan penelitian yang
DaerahPetala Bumi didapatkan bahwa Peran dilakukan oleh shinta (2012) tentang
supervisi kepala ruangan yang sangat baik pengaruh supervisi kepala ruangan terhadap
sebanyak 21 orang (16,2%), persentase ini dokumetasi asuhan keperawatan diruang

69

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

rawat inap RSU. Unggaran menunjukkan dari kesadaran perawat itu sendiri, Dalam
sebagian besar dokumentasi asuhan pengisian asuhan keperawatan perawat tidak
keperawatan yang baik dibuat pada di berikan insentif atau upah tambahan. salah
responden dengan supervisi yang baik satu kepala ruangan mengatakan pemecahan
(67,4%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p masalah yang harus dilakukan untuk
value =0,027 dengan taraf signifikasi p<0,05, mendukung kelengkapan dokumentasi.
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara supervisi kepala ruangan 5. KESIMPULAN
dengan kelengkapan dokumentasi asuhan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
keperawatan.
hubungan pelaksanaan supervisi kepala
ruangan dengan kinerja perawat pelaksana
Menurut asumsi peneliti bahwa semakin
dalam pendokumentasian askep di ruang
baik pelaksanaan supervisi yang dilakukan
rawat inap rumah sakit umum sari mutiara
oleh kepala ruangan maka semakin baik pula
didapat kesimpulan sebagai berikut :
kinerja perawat pelaksana dalam
1. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan
pendokumentasian asuhan keperawatan.
oleh kepala ruangan dimana mayoritas
baik sebanyak 62,8%
Hal ini didukung dengan hasil penelitian
2. Kinerja perawat pelaksana dalam
yang dilakukan Warsito (2006) mengenai
pendokumentasian askep mayoritas baik
persepsi perawat terhadap fungsi manajerial
sebanyak 69,8%
kepala ruang di rumah sakit jiwa Dr. Amino
3. Ada hubungan pelaksanaan supervisi
Gondohutomo Semarang bahwa perawat
kepala ruangan dengan kinerja perawat
pelaksana yang mempunyai persepsi tentang
pelaksana dalam pendokumentasian askep
fungsi pengarahan kepala ruang tidak baik,
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
cenderung pelaksanaan manajemen asuhan
Sari Mutiara Medan Tahun 2015 dengan p
keperawatannya juga tidak baik dan perawat
value =0,004
pelaksana yang mempunyai persepsi tentang
fungsi pengawasan kepala ruang tidak baik,
6. REFERENSI
cenderung pelaksanaan manajemen asuhan
keperawatannya juga tidak baik.
Agus. (2008). Pengaruh Factor-Faktor
Karakteristik Perawat Terhadap
Dalam melaksanakan supervisi kepala
KepuasanKinerja Tenaga
ruangan sering melaksanakan penilaian
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
terhadap hasil kerja perawat pelaksana saat
RS Y. Jakarta : tesis Program sarjana
melaksanakan asuhan keperawatan selama
FK UI Arikunto S (2006).Prosedur
periode tertentu seperti selama masa
penelitian suatu opendekatan
pengkajian, hal ini dilaksanakan secara terus
praktik.Jakarta ; Rineka Cipta.
menerus selama supervisi berlangsung dan
tidak memerlukan tempat khusus. Hasil
Arwani.(2006), Manajemen Bangsal
interview mendalam dari beberapa supervisi
Keperawatan. Jakarta: EGC.
dapat disimpulkan bahwa pendokumentasian
asuhan keperawatan perlu dilakukan, karena
Dep. Kes RI, (2000) Standar Manejemen
asuhan keperawatan merupakan catatan
Pelayanan Keperawatan dan
pertanggungjawaban perawat untuk kegiatan
Kebidanan. Jakarta ;Penerbit
yangakan dan telah di lakukan. Dengan
Direktorat Yan. Kep. Dirjen Yan.
melakukan supervisi secara rutin yang di
Med.
lakukan selama pergantian shift, maka
diharapkan pedokumentasian akan berjalan
Diyanto, yahyo.(2007). Analisis Faktor-
baik mulai dari pengkajian sampai
Faktor Pelaksanaan Dokumentasi
implementasi. Selama ini belum ada kegiatan
Asuhan Keperawatan Di Rumah
khusus yang memotivasi kecuali memang

70

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

Sakit Umum Daerah Tugurejo Mularso, (2006), Supervisi keperawatan di


Semarang. RS Dr.A. Aziz Singkawang: Studi
kasus, Tesis: Prog.S2 MMR UGM
Dharma,(2003). Manajemen Kinerja.Jakarta :
Pustaka Belajar Muninjaya, A.A.G. (1999). Manajemen
Kesehatan. Jakarta: EGC.
Doenges,Marilyn E, (2000). Penerapan
Proses Keperawatan Dan diagnosa Notoadmojo, soekidjo.(2003). Prinsip-
Keperwatan.Edisi 2.Jakarta : EGC Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Jakarta : RinekaCipta
Faizin, A & Winarsih, (2008).Hubungan
Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi
Perawat Dengan Kinerja Perawat Di Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T
RSU Pandan Arang Kabupaten Rineka Cipta,EGC
Boyolali.
Nurachmah. (2008). Asuhan keperawatan
Fakhruddin, (2001).Pengaruh Motivasi dan bermutu di rumah sakit.
Kemampuan Terhadap Kinerja
Perekam Medis di RS H. Medan Nursalam, (2002).Manajemen Keperawatan,
Tahun 2001. Medan: FKM-USU Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Sakit.Jogjakarta : Mitra Cendekia
Hidayat, A.A. (2009). Riset Keperawatan Press
dan Tehnik Penulisan Ilmiah edisi
2.Jakarta : Salemba Medika Nursalam.(2008). Manajemen Keperawatan
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Huber, D. (2000). Leadership and Nursing Profesional Edisi Profesional.Jakarta
Care Management. 2nd. : Salemba Medika
Philadelphia: W.B. Saunders
Company Prajawanto.(2009) Kinerja: Teori, penilaian
dan penelitian (cetakan ke 3).Depok:
Hyrkäs K.,& Paunonen-Ilmonen M, (2011), Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan
The Effects Of Clinical Supervision FKM UI
On The Quality Of Care: examining
the results of team supervision, Suarli, S. & Bahtiar.(2009). Manajemen
Journal of Advanced Nursing, Keperawatan dengan Pendekatan
33(4):492-502. Praktik. Jakarta:Erlangga.

Ilyas, Y. (1999) Kinerja: Teori Penilaian dan Sudjana.(2004). Suatu alternatif pemecahan
Penelitian. Jakarta: FKM UI masalah dalam pendokumentasian
keperawatantelaahan penelitian
Mangkuprawira, (2007).Manajemen optimalisasi pendokumentasian
Supervise Rumah Sakit .Jakarta keperawatan di Rumah Sakit. JKI. II.
:Graha Indonesia 5. Jakarta:FIKUI.

Maryadi. (2006). Hubungan Kepuasan Supratman.(2009). Model-model Supervisi


Kompensasi Jasa Pelayanan dengan Keperawatan Klinik..Jakarta: Rineka
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Cipta
Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Sleman Tahun 2006. Sukardjo, (2010). Mengenal Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan di

71

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 65-72

Rumah Sakit.Yogyakarta: Mitra Tanjary.(2009) Manajemen Kinerja,


Cendikia Press Falasafah Teori dan
Penerapannya.Pustaka Pelajar.
Suyanto, (2008).Mengenal Kepemimpinan Jogjakarta.
dan Manajemen Keperawatan di
Rumah.Jakarta:Rineka Cipta Warsito (2006).Persepsi perawat terhadap
fungsi manajerial kepala ruang di
Swanburg, R.C. (2000). Pengantar rumah sakit jiwa Dr. Amino
Kepemimpinan dan Manajemen gondohutomo semarang
Keperawatan. Terjemahan.Jakarta:
EGC Wijayanti, pudji.(2009). Hubungan peran
kepala ruang terhadap kinerja
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. perawat dalam asuhan
(1999).Introductory management keperawatan.Jakarta :UPN
and leadership fornurses.Canada :
Jones and Barlett Publishers

72

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai