Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAKTERIOLOGI I

PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI BAKTERI, NUTRISI DAN


MEDIA, DAN PENGARUH LINGKUNGAN

Disusun oleh:
Kelompok 9
1. Nawal Wardani
2. Rizqi Wulan Sadila
3. Siva Noer Faeda
4. Syarifatun Umniyyati

Tingkat: TLM 01-A

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018/2019
A. PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI BAKTERI
a. Pertumbuhan Bakteri
Istilah pertumuhan umum digunakan untuk bakteri dan mikroorganisme lain
dan biasanya mengandung pada perubahan di dalam hasil panen sel (pertambahan
total massa sel) dan bukan perubahan individu organisme. Inokulum hampir
mengandung ribuan organisme; pertumbuhan menyatakan pertambahan jumlah
atau massa melebihi yang ada di dalam inokulum asalnya. Selama massa
pertumbuhan seimbang (balanced growth) yang akan diuraikan kemudian,
pertambahan massa bakteri berbanding lurus (proporsional) dengan pertambahan
komponen seluler yang lain seperti DNA, RNA, dan Protein. Karena itu maka
mungkinlah untuk mengembangkan pengukuran bagi pertumbuhan dengan
berbagai cara.
Laju pertumbuhan dan waktu generasi sebagaimana telah disebutkan, cara
khas reproduksi bakteri ialah pembelahan iner melintang; satu sel membelah diri,
menghasilkan dua sel. Jadi bila kita mulai dengan satu bakteri tunggal, maka
populasi bertambah secara geometrik:
1  2  22  23  24  25 … 2n
Atau dengan perhitungan sederhana,
1  2  4  8  16  32 …
Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk
populasi menjadi dua kali lipat dikenal sebagai waktu generasi. Tidak semua
spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang sama, seperti Escherichia coli
(suatu bakteri umum yang dijumpai di dalam saluran pencernaan manusia dan
binatang lain) dapat berlangsung sesingkat 15-20 menit, untuk yang lain mungkin
selama berjam-jam. Waktu generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak
sama pada segala kondisi. Waktu generasi juga amat bergantung pada cukup
tidaknya nutrien di dalam medium serta pada sesuai tidaknya kondisi fisik.
Waktu generasi akteri dapat ditentukan dengan pemeriksaan mikroskopik
langsung. Tetapi metode yang lebih praktis dan umum ialah menginokulasi suatu
medium dengan akteri dalam jumlah yang diketahui, membiarkan mereka tumbuh
pada kondisi optimum, dan menentukan populasi pada interval waktu tertentu
secara berkala. Data percobaan yang dibutuhkan utnuk menghitung waktu generasi
ialah:
1) Jumlah bakteri yang ada pada mulanya, yaitu di inokulum;
2) Jumlah bakteri yang ada pada akhir waktu tertentu;
3) Interval waktu.

 Daur Pertumbuhan Normal (Kurva Pertumbuhan)


Andaikanlah satu bakteri tunggal diinokulasikan pada suatu medium
dan memperbanyak diri dengan laju yang konstan. Bila kita mempergunakan
jumlah teoritis bakteri yang harus ada pada berbagai interval waktu dan
kemudian memetakan data terebut dengan dua cara (logaritma jumlah bakteri
pada waktu, dan jumlah bakteri terhadap waktu), maka kita akan memperoleh
kurva.
Namun, ini tidak mewakili pola pertumbuhan yang normal, melainkan
hanya merupakan satu bagian terpilih dari kurva pertumbuhan normal kurva,
yaitu fase pertumbuhan eksponensial atau logaritma (biasanya disebut fase
log).
 Pengukuran Kuantitatif Pertumbuhan
Pada kondisi pertumbuhan seimbang ada suatu pertambahan semua
komponen seluler secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan dapat ditentukan
tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel tetapi juga dengan mengukur
jumlah berbagai komponen seluler (RNA, DNA, Protein) dan juga produk-
produk metabolisme tertentu.
Tersedia banyak teknik laboratorium untuk mengukur pertumbuhan
bakteri; alat-alatnya berkisar dari peralatan sederhana seperti sebuah kaca
objek dengan olesan yang diwarnai yang volumenya diketahui (hitungan
mikroskopis) sampai kepada alat-alat elektronik modern yang mengukur
fotoluminesens senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh beberapa spesies
bakteri. Beberapa dari teknik-teknik ini serta penerapannya.
 Pentingnya Pengukuran Pertumbuhan
Istilah pertumbuhan ditafsirkan dalam beberapa cara, sebagai contoh,
mungkin suatu perangkat tertentu kondisi pembiakan dinilai sama baiknya
karena bakteri tumbuh cepat pada stadia awal, tetapi panen sel total akhir
belum tentu sebanyak seperti yang dapat diperoleh pada seperangkat lain
kondisi yang membuat laju pertumbuhan pada tahap-tahap lebih lambat.
Situasi semacam itu diperlihatkan secara skematis yaitu pertumbuhan spesies
bakteri yang sama dibandingkan dalam dua medium yang berbeda.
b. Reproduksi Bakteri
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja, yaitu
pembiakan secara aseksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung cepat, jika
faktor-faktor luar menguntungkan. Pelaksanaan pembiakan yaitu dengan
pembelahan diri atau divisio.
Bakteri berkembang biak secara seksual dan aseksual. Perkembang biakan
aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Setiap sel membelah secara
melintang dan sel hasil pembelahan membentuk koloni bakteri. Bentuk koloni
sangat bervariasi tergantung pada arah pembelahan dan jenis bakterinya. Pada
kondisi yang memungkinkan bakteri akan membelah diri dengan sangat cepat.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap 20 menit
sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan dihasilkan delapan
anakan sel.
Perkembangbiakkan secara seksual dilakukan tanpa melibatkan games dan
peleburan sel, tetapi berupa pertukaran materi genetic atau DNA. Materi genetic
dapat berpindah dari satu bakteri ke yang lain tanpa menghasilkan zigot. Proses
perpindahan materi genetic ini sering disebut rekombinasi genetic. DNA hasil
pertukaran materi genetic yang mengandung gen kedua induk disebut DNA
rekombinan.
1. Reproduksi Aseksual
1) Pembelahan
Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan
biner, artinya pembelahan terjadi secara langsung, dari satu sel
membelah menjadi dua sel anakan. Masing-masing sel anakan akan
membentuk dua sel anakan lagi, demikian seterusnya.
Proses pembelahan biner diawali dengan proses replikasi DNA
menjadi dua DNA identik, diikuti pembelahan sitoplasma dan akhirnya
terbentuk dinding pemisah diantara kedua sel anak bakteri.
Pembelahan diri dapat dibagi atas 3 fase, yaitu:
 Fase pertama, dimana sitoplasma terbelah oleh sekat yang
tumbuh tegak lurus pada arah memanjang.
 Sekat tersebut diikuti oleh suatu dinding melintang. Dinding
melintang ini tidak selalu merupakan penyekat yang sempurna,
di tengah-tengah sering ketinggalan suatu lubang kecil, dimana
protoplasma kedua sel baru masih tetap berhubung-hubungan.
Hubungan protoplasma itu disebut plasmodesmida.
 Fase terakhir ialah terpisahnya kedua sel. Ada bakteri yang
segera berpisah, yaitu yang satu terlepas sama sekali dari pada
yang lain, setelah dinding melintang menyekat secara sempurna.
Bakteri yang semacam ini merupakan koloni yang merata, jika
dipiara pada medium padat. Sebaliknya, bakteri-bakteri yang
dindingnya lebih kokoh itu tetap bergandeng-gandengan setelah
pembelahan. Bakteri macam ini merupakan koloni yang kasar
permukaannya.
2) Pembentukan Tunas atau Cabang
Bakteri membentuk tunas yang akan melepaskan diri dan
membentuk bakteri baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang
didahului dengan pembentukan tunas yang tumbuh menjadi cabang dan
akhirnya melepaskan diri. Dapat dijumpai pada bakteri
Streptomycetaceae sp.
3) Pembentukan Filamen
Pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang
sebagai filamen yang tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian
masuk ke dalam filamen, kemudian filamen terputus-putus menjadi
beberapa bagian. Tiap bagian membentuk bakteri baru. Dijumpai
terutama dalam keadaan abnormal, misalnya bila bakteri Haemophilus
influenza dibiakan pada pembenihan yang basah.
2. Reproduksi Seksual
Bakteri berbeda dengan eukariota dalam hal cara penggabungan DNA
yang datang dari dua individu ke dalam satu sel. Pada eukariota, proses
seksual secara meiosis dan fertilisasi mengkombinasi DNA dari dua individu
ke dalam satu zigot. Akan tetapi, jenis kelamin yang ada pada eukariota tidak
terdapat pada prokariota. Meiosis dan fertilisasi tidak terjadi, sebaliknya ada
proses lain yang akan mengumpulkan DNA bakteri yang datang dari
individu-individu yang berbeda.
1) Transformasi
Dalam konteks genetika bakteri, transformasi merupakan
perubahan suatu gentotipe sel bakteri dengan cara mengambil DNA
asing dari lingkungan sekitarnya. Misalnya, pada bakteri Streptococcus
pneumoniae yang tidak berbahaya dapat ditransformasi menjadi sel-sel
penyebab pneumonia dengan cara mengambil DNA dari medium yang
mengandung sel-sel strain patogenik yang mati. Transformasi ini
terjadi ketika sel non patogenik hidup mengambil potongan DNA yang
kebetulan mengandung alel untuk patogenitas (gen untuk suatu lapisan
sel yang melindungi bakteri dari sistem imun inang) alel asing tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam kromosom bakteri menggantikan alel
aslinya untuk kondisi tanpa pelapis. Proses ini merupakan rekombinasi
genetik – perputaran segmen DNA dengan cara pindah silang (crossing
over). Sel yang ditransformasi ini sekarang memiliki satu kromosom
yang mengandung DNA, yang berasa dari dua sel yang berbeda.

2) Transduksi
Pada proses transfer DNA yang disebut transduksi, faga
membawa gen bakteri dari satu sel inang ke sel inang lainnya. Ada dua
bentuk transduksi yaitu transduksi umum dan transduksi khusus.
Keduanya dihasilkan dari penyimpangan pada siklus reproduktif faga.
Di akhir siklus litik faga, molekul asam nukleat virus dibungkus
di dalam kapsid, dan faga lengkapnya dilepaskan ketika sel inang lisis.
Kadangkala sebagian kecil dari DNA sel inang yang terdegradasi
menggantikan genom faga. Virus seperti ini cacat karena tidak
memiliki materi genetik sendiri. Walaupun demikian, setelah
pelepasannya dari inang yang lisis, faga dapat menempel pada bakteri
lain dan menginjeksikan bagian DNA bakteri yang di dapatkan dari sel
pertama. Beberapa DNA ini kemudian dapat menggantikan daerah
homolog dari kromosom sel kedua. Kromosom sel ini sekarang
memiliki kombinasi DNA yang berasal dari dua sel sehingga
rekombinasi genetik telah terjadi. Jenis transduksi ini disebut dengan
transduksi umum karena gen-gen bakteri ditransfer secara acak.
3) Konjugasi dan Plasmid
Konjugasi merupakan transfer langsung materi genetik antara
dua sel bakteri yang berhubungan sementara. Transfer DNA adalah
transfer satu arah, yaitu satu sel mendonasi (menyumbang) DNA, dan
“pasangannya” menerima gen. donor DNA, disebut sebagai “jantan”,
menggunakan alat yang disebut pili seks untuk menempel pada resipien
(penerima) DNA dan disebut sebagai “betina”. Kemudian sebuah
jembatan sitoplasmik sementara akan terbentuk diantara kedua sel
tersebut, menyediakan jalan untuk transfer DNA.
Plasmid adalah molekul DNA kecil, sirkular dan dapat
bereplikasi sendiri, yang terpisah dari kromosom bakteri. Plasmid-
plasmid tertentu, seperti plasmid f, dapat melakukan penggabungan
reversibel ke dalam kromosom sel. Genom faga bereplikasi secara
terpisah di dalam sitoplasma selama siklus litik, dan sebagai bagian
integral dari kromosom inang selama siklus lisogenik. Plasmid hanya
memiliki sedikit gen, dan gen-gen ini tidak diperlukan untuk
pertahanan hidup dan reproduksi bakteri pada kondisi normal.
B. NUTRISI DAN MEDIA
Media pertumbuhan adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba
memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel,
untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Susunan kimia sel mikroba relatif
tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis
kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimi C, H, O, N, dan P, yang
jumlahnya +95% dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain.
Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel,
sebanyak 10-20% terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk cadangan makanan,
polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.
Mikroba hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair
(larutan). Mikroba yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe
holofitik. Mikroba holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat,
tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim
ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Dalam
garis besarnya, bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber
nitrogen.
 Air
Fungsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi.
Selain itu, air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.
 Sumber energi
Beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau anorganik yang
dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.
 Sumber karbon
Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun
anorganik. Senyawa organik meliputi karbohidat, lemak, protein, asam amino,
asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa
anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama
terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.
 Sumber aseptor elektron
Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron
dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka
harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron
ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada
mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa organik,
NO3, NO2-, N2O, SO4-, CO2, dan Fe3+.
 Sumber mineral
Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P. Unsur mineral lainnya yang
diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam
jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan
sebagainya yang tidak diperlukan mikroba. Unsur yang digunakan dalam jumlah
besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang disebut unsur oligo, dan dalam
jumlah sangat sedikit disebut unsur mikro. Selain berfungsi sebagai penyusun sel,
unsur mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmosis, kadar ion H+
(kemasaman, pH), dan potensial oksidaireduksi (redox potential) medium.
 Faktor tumbuh
Berdasarkan struktur dan fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh
digolongkan menjadi asam amino, sebagai penyusun protein; base purin dan
pirimidin, sebagai penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis
atau bagian aktif dari enzim.
 Sumber nitrogen
Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas)
udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen.

a. Medium Pertumbuhan Mikroba


Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus
seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan
mengingat banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba
jika kadarnya terlalu tinggi (misalnya garam dari asam lemak, gula, dan
sebagainya).
Perubahan faktor lingkungan menyebabkan aktivitas fisiologi mikroba dapat
terganggu, bahkan mikroba dapat mati. Medium memerlukan kemasaman (pH)
tertentu tergantung pada jenis mikroba yang ditumbuhkan. Aktivitas metaolisme
mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk mempertahankan pH medium
ditambahkan bahan buffer.
b. Macam Medium Pertumbuhan
1. Medium dasar/basal mineral
Adalah medium yang mengandung campuran senyawa anorganik. Medium
dasar ini selanjutnya ditambah zat lain apabila diperlukan, misalnya sumber
karbon, sumber energi, sumber nitrogen, faktor tumbuh, dan faktor
lingkungan yang penting seperti pH dan oksigen serta tekanan osmosis.
2. Medium sintetik
Adalah medium yang seluruh susunan kimia dan kadarnya telah diketahui
dengan pasti.
3. Medium kompleks
Adalah medium yang susunan kimianya belum diketahui dengan pasti.
Medium ini dapat untuk menumbuhkan mikroba khemoheterotrof aerob
maupun anaerob baik yang memerlukan faktor tumbuh. Medium yang juga
termasuk medium kompleks adalah yang mengandung ekstrak tanah.
4. Medium diperkaya
Adalah medium yang ditambah zat tertentu yang merupakan nutrisi spesifik
untuk jenis mikroba tertentu. Digunakan untuk membuat kultur diperkaya
(enrichment culture) dan untuk mengisolasi mikroba spesifik, dengan cara
mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi spesifik
dan sifat fisiologisnya.

C. PENGARUH LINGKUNGAN
Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah: (Maksum Radji,
2002)
1. Suhu
Sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh optimal pada suhu
tubuh manusia. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat tumbuh dalam lingkungan
ekstrem yang berada diluar bataspertahanan organisme eukariot.
2. Tekanan Osmotik
Bakteri memperoleh semua nutrisi dari cairan diskitarnya. Bakteri
membutuhkan air untuk pertumbuhan. Tekanan osmotik yang tinggi dapat
menyebabkan air keluar dari dalam sel. Penambahan garam dalam larutan yang
akan meningkatkan tekanan osmotik dapat digunakan untuk pengawetan makanan.
3. Faktor Kimia
Selain air, unsur penting yang dibuthkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme adalah unsur kimia, antara lain karbon, nitrogen, sulfur, fosfor,
dan unsur kelumit (misalnya, Cu, Zn, dan Fe).
4. pH
pH adalah derjat keasaman suatu larutan. Kebanyakan bakteri tumbuh subur
pada pH 6,5-7,5. Sangat sedikit bakteri yang tumbuh dalam pH asam (dibawah pH
4). Hal ini yang menyebabkan makanan tertentu dapat diawetkan dengan
penambahan suasana asamatau secara fermentasi.
5. Oksigen
Mokroorganisme yangmenggunakan oksigen menghasilkan lebih banyak
energi dari nutrien yang diperoleh daripada mikroba yang menggunakan oksigen
(anaerob). Bakteri bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup disebut bakteri
aerob obligat.
Suhu adalah faktor yang terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan, multiplikasi
dan kelansungan dari semua organisme hidup. Suhu yang rendah umumnya
memperlambat metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi meningkaatkan
taraf kegiatan sel. (Koes irianto, 2006). Bahan zat kimia dapat menghambat atau
mematika miikroorganisme berkisar dari unsur logam berat seperti perka dan tembaga
sampai kepada molekul organik yang kompleks seperti persenyawaan amonium
kuaterner. (zaraswati, 2011).
Pada praktikum pengaruh suhu, bakteri tidak mengalami pertumbuhan pada 5C
(di dalam kulkas), sedangkan pada suhu kamar (25C) dan pada suhu 37C kebanyakan
bakteri mengalami pertumbuhan yang maksimal.
Pada praktikum pengaruh cahaya, didapatkan bahwa jumlah bakteri semakin
banyak yaitu tidak bisa untuk dihitung (TBUD). Baik pada capet yang dipaparkan pada
cahaya maupun yang dipaparkan. Pada pengaruh uang logam, sebelum uang logam
amazon digunakan, direndam terlebih dahulu menggunakan asam tartrat, kemudian
dibilas dlu dengan alkohol sebelum diletakkan pada cawan petri yang sebelumnya telah
di isi dengan medium GNA yang kemudian dibiarkan hingga memadat. koin yang
digunakan adalah koin amazon, tidak memeliki zona hambatan bakteri. Pada praktikum
pengaruh zat kimia yaitu menggunakan antibiotik, desinfektan dan antiseptik,
sebelumnya paperdisk direndam pada vial yang masing-masing sudah beriai larutan
antibitik (kolistin), desinfektan (supersol) dan antiseptik (eskulin). Pada praktikum ini
kita akan melihat zona hambatan bakteri pada masing masing sampel.Pada antibiotik
kolistin bakteri tidak mempunyai zona hambatan, sedangkan pada desinfektan dan
eskulin masing masing memiliki zona hambatan yanng cukup kecil.
Berdasarkan literatur, Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh baik pada suhu 37-
42C. Pertumbuhannya pada suhu 42C membantu membedakannya dari spesies
Pseudomonas lain dalam kelompok flouresen.
Pseudomonas aeruginosa lebih resisten terhadap desinfektan dari pada bakteri lain.
Bakteri ini menyenangi hidup dalam suasana lembab seperti pada peralatan pernafasan,
air dingin, bedpan, lantai, kamar mandi, tempat air, dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai