BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
teori yang telah diperoleh dari kampus (Munthe,2009), dan juga isu-isu dan tren
terkait dengan pembelajaran ptraktik klinik yang juga bisa didapatkan dilapangan
literatur yang sudah diakui dalam dunia keperawatan. Praktik klinik juga harus
2007).
yang dinamis tempat dengan sumber daya yang dinamis bagi para mahasiswa,
lingkungan klinik yang dipilih penting untuk mencapai objektif dan tujuan praktek
dalam pelaksanaannya masih ada beberapa hal yang menghambat hasil maksimal
tercapainya tujuan praktek klinik pada program yang telah disusun pendidikan
seperti, waktu yang praktek yang singkat, meningkatnya jumlah mahasiswa pada
lingkungan praktek, maupun jumlah pasien yang tebatas, prasarana lahan praktek
yang terbatas, maupun klien atau pasien yang menolak inform consent. Sehingga
diperlukan komunikasi efektif sehingga tercapailah ide secara cermat yang sudah
1
2
B. Tujuan
Asertif
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian
Isu adalah suatu hal yang dibicarakan banyak orang yang belum jelas faktanya.
Setelah dasawarsa yang lalu pertumbuhan minat dalam meneliti isu terkait
dengan riset kesehatan telah muncul dalam literatur. Hal ini dijadikan sebagai
administrasi keperawatan.
berkaitan dengan aspek hukum yang selalu aktual dibicarakan dari waktu ke
devices. Sampai kini persoalan yang timbul berkaitan dengan masalah ini tidak
dapat diatasi atau diselesaikan dengan baik, atau dicapainya kesepakatan yang
dapat diterima oleh semua pihak. pada beberapa kasus dan keadaan memang
diperlukan sementara di lain pihak tindakan ini tidak dapat diterima, bertentangan
3
4
akan terus berubah sejalan dengan masyarakat yang terus berkembang dan
mengalami perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain
masyarakat profesional.
4. Jumlah klien yang sedikit (hari rawat inap pendek, ada klien yang menolak
inform consent).
prasarana).
5
ide-ide dan penyalinan ide secara cermat untuk menimbulkan tindakan yang
2. Transmits(yang menyampaikan)
5. Response (reaksi)
3. Emosi-ketakutan / terancam
4. Perbedaan nilai/standart
6. Perbedaan status
7. Cacat fisik,dll
c. Jenis-jenis komunikasi
2. Komunikasi Mass Media (Komunikasi yang sifatnya cenderung satu arah, tetap
memberikan pesan)
3. Komunikasi Verbal
pendengar
6. Prinsip Comparison dan Contrast yaitu, menjalin hubungan baru, ide baru
dilihat dari:
a) Kemampuan berfikir
b) Bermental baik
2. Jujur
7
jawabkan
Fase ini dimulai dengan pertemuan pertama dengan klien, hal utama yang
perlu dikaji adalah alasan klien minta pertolongan yang akan mempeng
3. Fase Kerja
4. Fase Terminasi
Fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya
dan hubungan intim yang terapeutik sudah terbina optimal, perawat harus
mengahiri tugas atau klien pulang, difase ini akanterjadi perasaan kehilangan.
8
adalah perilaku bersifat aktif, langsung, dan jujur. Perilaku ini mampu
mengkomunikasikan kesan respek kepada diri sendiri dan orang lain sehingga
dapat memandang keinginan, kebutuhan, dan hak kita sama dengan keinginan,
dan kebutuhan orang lain atau bisa diartikan juga sebagai gaya wajar yang tidak
lebih dari sikap langsung, jujur, dan penuh respek saat berinteraksi dengan orang
lain. Sedangkan menurut Corey (2009) menyebutkan bahwa sikap asertif adalah
ekspresi langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan,
Menurut Fensterheim & Baer (1980), orang yang berperilaku asertif memiliki 4
ciri yaitu:
1. Merasa bebas untuk mengemukakan emosi yang dirasakan melalui kata dan
tindakan.
2. Dapat berkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal,
sebagaimana mestinya.
cenderung mengejar apa yang diinginkan dan berusaha agar sesuatu itu terjadi
serta sadar akan dirinya bahwa ia tidak dapat selalu menang, maka ia menerima
usaha yang sebaik-baiknya dan sebaliknya orang yang tidak asertif selalu
4. Bertindak dengan cara yang dihormati sendiri. Maksudnya karena sadar bahwa
lingkungan.
1. Merasa bebas untuk menyatakan pendapat tentang apa yang dipikirkan dan apa
pernyataan “inilah diriku, inilah yang aku rasakan, saya pikirkan, dan saya
2. Mampu berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang asertif akan mampu
kenyamanan bergaul dengan orang lain karena seseorang yang asertif mampu
orang lain. Dalam aspek ini seseorang diarahkan mampu menerapkan asrtif
kepada semua orang baik orang lain yang dikenal maupun tidak di kenal.
3. Mempunyai pandangan aktif dalam hidupnya, dengan kata lain orang yang
Sebaliknya, orang yang pasif yang hanya menunggu terjadinya sesuatu, orang
yang asertif justru berusaha agar sesuatu itu terjadi. Aspek yang ketiga ini
yang dimiliki bukan menjadi alasan mereka untuk tidak melakukan sesuatu,
justru dalam keterbatasan seseorang yang asertif harus dapat menerimanya dan
yang berarti, mereka tahu harus berusaha seperti apa sehingga orang tetap
1. Komponen Verbal
individu yang sebenarnya tentang diri sendiri dan membuat orang lain nyaman.
11
Dalam hal ini komponen verbal menekankan tentang kata-kata yang nantinya
akan diungkapkan.
akan diekspresikan secara non verbal. Komponen non verbal ini menekankan
komponen non verbal akan selalu digunakan ketika komponen verbal juga
digunakan.
3. Komponen Kognitif
yang dialami individu secara internal. Mencakup semua hal yang mengganggu
sikap individu untuk menunjuk pada sikap yang diinginkan atau diharapkan.
4. Komponen Emosional
diekspresikan, hal ini juga termasuk suara dan intonasi. Komponen emosional ini
sangat mempengaruhi dalam segala aspek termasuk aspek verbal dan non verbal.
sikap asertif ini berkembang secara bertahap sebagai hasil interaksi dengan
1. Lingkungan keluarga
Sikap sikap orang tua dan lingkungan keluarga merupakan faktor yang
munculnya sikap asertif karena orang tua yang memberikan kebebasan pada
lingkungannya.
2. Budaya
Biasanya ini berhubungan dengan norma-norma dan adat istiadat yang ada dalam
3. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang turut menentukan munculnya sikap
asertif. Pada anak kecil sikap asertif belum terbentuk, pada masa remaja dan
dewasa sikap asertif berkembang, sedangkan pada usia tua tidak begitu jelas
4. Jenis Kelamin
seseorang. Umumnya kaum pria cenderung lebih asertif daripada wanita karena
1. Pola Asuh
Dalam pola asuh, orang tua mempunya tiga pola yaitu otoriter, demokrasi,
dan permisif. Dalam pola asuh otoriter orang tua mempunya hak penuh dalam
13
maupun keinginan mereka karena semua keputusan ditangan orang tua. Pada pola
semua pendapat anggota keluarga. Pola asuh permisif adalah pola asuh yang
terkesan dibiarkan tanpa aturan yang mengikat. Pola asuh ini membuat peran
orang tua dalam mengontrol anak menjadi tidak ada karena anak diberi kebebasan
yang sangat luas. Dari ketiga pola asuh diatas dapat dilihat bahwa pola asuh yang
mendukung sikap asertif adalah pola asuh demokratis, hal ini dikarenakan pada
pola demokrasi anak beri hak suara untuk menyampaikan pendapat serta
memperjuangkan hak mereka. Pada anak dengan pola asuh otoriter dan permisif
hak mereka dihilangkan, pada pola otoriter anak tidak mampu mengungkapkan
Mereka dipaksa untuk menuruti apa keinginan orang tua yang akhirnya membuat
mereka kehilangan hak mereka, sedangkan pola permisif anak diberi kebebasan
2. Kebudayaan
yang dari daerah yang menjunjung tinggi sopan santun maka sikap asertif mereka
3. Usia
Usia mempengaruhi sikap asertif karena dalam usia yang relatif muda
seseorang akan sulit menerapkan sikap yang asertif, beda dengan seseorang yang
mempunyai usia yang lebih matang yang tentunya dapat menerapkan sikap asertif
4. Jenis Kelamin
sikap asertif. Pada wanita dan laki-laki tentunya berbeda dalam menerapkan sikap
5. Strategi Coping
unsurunsur kognisi dan afeksi dari seseorang guna mengatasi permasalahan yang
datang pada dirinya. Strategi koping yang digunakan pada remaja juga
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adalah:
mahasiswa).
d. Jumlah klien yang sedikit (hari rawat inap pendek, ada klien
15
16
4. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/trend-dan-issue-dalam keperawatan?next_slideshow=1
EGC. Jakarta
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga:
Jakarta: EGC.