Anda di halaman 1dari 7

3) Pasien bronchitis kronis mungkin bermukim di daerah yang

tingkat polusi udaranya tinggi. Polusi ini bukan sebagai


penyebab timbulnya penyakit tapi bisa memperberat.
e. Genogram
f. Riwayat kesehatan lingkungan.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
2. energy/kelelahan di tandai dengan sesak napas, takipnea,
orthopnea, tarikan interkostal/penggunaan otot napas tambahan
untuk bernapas, napas pendek, napas pursed-lip.
3. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
bronkhokonstriksi, bronkhospasme ditandai dengan sekresi mucus
yang kental, adanya wheezing, RR meningkat (lebih dari 22x/mnt),
HR meningkat (lebih dari 100x/mnt), napas dangkal dan cepat,
menggunakan otot bantu napas.
4. Pertukaran gas berhubungan dengan kelelahan otot respiratory
5. ditandai dengan dispnea, peningkatanPCO2, peningkatan
penggunaan otot bantu napas
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen ditandai dengan kelelahan,
dispnea, sianosis

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Pola Nafas tidak NOC: NIC:


efektif Respiratory status :  Posisikan pasien
Definisi: Pertukaran Ventilation untuk
udara inspirasi dan atau Respiratory status : memaksimalkan
ekspirasi tidak adekuat Airway patency ventilasi
Vital sign Status  Pasang mayo bila
Batasan karakteristik: perlu
- Dyspnea Setelah dilakukan  Lakukan fisioterapi
- Nafas pendek tindakan keperawatan dada jika perlu
- Penurunan tekanan selama ………..pasien  Keluarkan sekret
inspirasi/ekspirasi menunjukkan dengan batuk atau
- Penurunan keefektifan pola nafas, suction
pertukaran udara per dibuktikan dengan  Auskultasi suara
menit kriteria hasil: nafas, catat adanya
- Menggunakan otot Mendemonstrasikan suara tambahan
pernafasan tambahan batuk efektif dan  Berikan
- Orthopnea suara nafas yang bronkodilator :
- Pernafasan pursed-lip bersih, tidak ada  Berikan pelembab
- Tahap ekspirasi sianosis dan udara Kassa basah

14
berlangsung sangat dyspneu (mampu NaCl Lembab
lama mengeluarkan  Atur intake untuk
- Penurunan kapasitas sputum, mampu cairan
vital bernafas dg mudah, mengoptimalkan
- Respirasi: 16-20 x tidakada pursed lips) keseimbangan.
/mnt Menunjukkan jalan  Monitor respirasi dan
nafas yang paten status O2
Berhubungan dengan : (klien tidak merasa  Bersihkan mulut,
- Hiperventilasi tercekik, irama hidung dan secret
- Penurunan nafas, frekuensi trakea
energi/kelelahan pernafasan dalam  Pertahankan jalan
- Perusakan/pelemaha rentang normal, tidak nafas yang paten
n muskulo-skeletal ada suara nafas  Observasi adanya
- Kelelahan otot abnormal) tanda tanda
pernafasan Tanda Tanda vital hipoventilasi
- Hipoventilasi sindrom dalam rentang  Monitor adanya
- Nyeri normal (tekanan kecemasan pasien
- Kecemasan darah, nadi, terhadap oksigenasi
- Disfungsi pernafasan)  Monitor vital sign
Neuromuskuler  Informasikan pada
- Obesitas pasien dan keluarga
- Injuri tulang belakang tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola
nafas.
 Ajarkan bagaimana
batuk efektif
 Monitor pola nafas

24
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Bersihan Jalan Nafas NOC: NIC:


tidak efektif  Respiratory status :  Pastikan kebutuhan
Definisi: ketidakmampuan Ventilation oral / tracheal
untuk membersihkan  Respiratory status : suctioning.
sekresi atau obstruksi dari Airway patency  Berikan O2 …l/mnt,
saluran pernafasan untuk  Aspiration Control metode………
mempertahankan Setelah dilakukan  Anjurkan pasien untuk
kebersihan jalan nafas. tindakan keperawatan istirahat dan napas
Batasan Karakteristik selama ………..pasien dalam
- Dispneu menunjukkan keefektifan  Posisikan pasien untuk
- Penurunan suara nafas jalan nafas dibuktikan memaksimalkan
- Orthopneu dengan kriteria hasil : ventilasi
- Cyanosis  Mendemonstrasikan  Lakukan fisioterapi
- Kelainan suara nafas batuk efektif dan dada jika perlu
(rales, wheezing) suara nafas yang  Keluarkan sekret
- Kesulitan berbicara bersih, tidak ada dengan batuk atau
- Batuk, tidak efekotif sianosis dan dyspneu suction
atau tidak ada (mampu  Auskultasi suara nafas,
- Mata melebar mengeluarkan catat adanya suara
- Produksi sputum sputum, bernafas tambahan
- Gelisah dengan mudah, tidak  Berikan bronkodilator :
- Perubahan frekuensi ada pursed lips)  Monitor status
dan irama nafas  Menunjukkan jalan hemodinamik
nafas yang paten  Berikan pelembab
Faktor yang berhubungan (klien tidak merasa udara Kassa basah
: tercekik, irama nafas, NaCl Lembab
- Lingkungan: merokok, frekuensi pernafasan
 Berikan antibiotik :
menghirup asap rokok, dalam rentang
 Atur intake untuk cairan
perokok pasif-POK, normal, tidak ada
mengoptimalkan
infeksi suara nafas
keseimbangan.
- Obstruksi jalan nafas : abnormal)
spasme jalan nafas,  Mampu  Monitor respirasi dan
sekresi tertahan, mengidentifikasikan status O2
banyaknya mukus, dan mencegah faktor  Pertahankan hidrasi
adanya jalan nafas yang penyebab. yang adekuat untuk
buatan, sekresi mengencerkan sekret
bronkus, adanya  Jelaskan pada pasien
eksudat di alveolus, dan keluarga tentang
adanya benda asing di penggunaan
jalan nafas. peralatan :O2, Suction,
Inhalasi

34
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Gangguan Pertukaran NOC: NIC :


gas  Respiratory Status :  Posisikan pasien untuk
Definisi: Kelebihan atau Gas exchange memaksimalkan ventilasi
kekurangan darah dalam  Keseimbangan asam  Pasang mayo bila perlu
oksigen dan atau Basa, Elektrolit  Lakukan fisioterapi dada
pengeluaran  Respiratory Status : jika perlu
karbondioksida di dalam ventilation  Keluarkan sekret dengan
membran kapiler alveoli  Vital Sign Status batuk atau suction
Berhubungan dengan : Setelah dilakukan  Auskultasi suara nafas,
 ketidakseimbangan tindakan keperawatan catat adanya suara
 perfusi ventilasi selama …. Gangguan tambahan
 perubahan membran pertukaran pasien  Berikan bronkodilator ;
kapiler-alveolar teratasi dengan kriteria  Barikan pelembab udara
Batasan Karakteristik: hasi:
 Atur intake untuk cairan
 Sakit kepala ketika  Mendemonstrasikan
mengoptimalkan
bangun peningkatan ventilasi
keseimbangan.
 Dyspnoeu dan oksigenasi yang
 Monitor respirasi dan
 Gangguan adekuat
status O2
penglihatan  Memelihara
kebersihan paru paru  Catat pergerakan
 Penurunan CO2 dada,amati kesimetrisan,
 Takikardi dan bebas dari tanda
tanda distress penggunaan otot
 Hiperkapnia tambahan, retraksi otot
 Keletihan pernafasan
 Mendemonstrasikan supraclavicular dan
 Iritabilitas intercostal
 Hypoxia batuk efektif dan
suara nafas yang  Monitor suara nafas,
 kebingungan
bersih, tidak ada seperti dengkur
 sianosis
sianosis dan dyspneu  Monitor pola nafas :
 warna kulit abnormal
(mampu bradipena, takipenia,
(pucat, kehitaman)
mengeluarkan kussmaul, hiperventilasi,
 Hipoksemia
sputum, mampu cheyne stokes, biot
 hiperkarbia
 AGD abnormal bernafas dengan  Auskultasi suara nafas,
 pH arteri abnormal mudah, tidak ada catat area penurunan /
 frekuensi dan pursed lips) tidak adanya ventilasi
kedalaman nafas  Tanda tanda vital dan suara tambahan
abnormal dalam rentang normal  Monitor TTV, AGD,
 AGD dalam batas elektrolit dan ststus
normal mental
 Status neurologis  Observasi sianosis
dalam batas normal khususnya membran
mukosa
 Jelaskan pada pasien
dan keluarga tentang
persiapan tindakan dan
tujuan penggunaan alat
tambahan (O2, Suction,
Inhalasi)

44
 Auskultasi bunyi jantung,
jumlah, irama dan denyut
jantung

Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Intoleransi aktivitas NOC : NIC :
Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya
 Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas pembatasan klien dalam
imobilisasi  Konservasi eneergi melakukan aktivitas
 Kelemahan Setelah dilakukan  Kaji adanya faktor yang
menyeluruh tindakan keperawatan menyebabkan kelelahan
 Ketidakseimbangan selama …. Pasien  Monitor nutrisi dan
antara suplei oksigen bertoleransi terhadap sumber energi yang
dengan kebutuhan aktivitas dengan Kriteria adekuat
 gaya hidup yang Hasil :  Monitor pasien akan
dipertahankan.  Berpartisipasi dalam adanya kelelahan fisik
Batasan Karakteristik: aktivitas fisik tanpa dan emosi secara
 Melaporkan secara disertai peningkatan berlebihan
verbal adanya tekanan darah, nadi  Monitor respon
kelelahan atau dan RR kardivaskuler terhadap
kelemahan.  Mampu melakukan aktivitas (takikardi,
 Adanya dyspneu aktivitas sehari hari disritmia, sesak nafas,
atau (ADLs) secara diaporesis, pucat,
ketidaknyamanan mandiri perubahan
saat beraktivitas.  Keseimbangan hemodinamik)
 Respon abnormal aktivitas dan istirahat  Monitor pola tidur dan
dari tekanan darah lamanya tidur/istirahat
atau nadi terhadap pasien
aktifitas  Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi
 Perubahan ECG :
Medik dalam
aritmia, iskemia
merencanakan progran
terapi yang tepat.
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan sosial
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk

54
mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik,
emosi, sosial dan
spiritual

IV. IMPLEMENTASI
Tulis apa yang dilakukan sesuai dengan intervensi
V. EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil yang diinginkan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S., 2012. Kebutuhan DAsar Manusia (Oksigenasi).


Yogyakarta: Graha Ilmu.
Asmadi, 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner &Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:. EGC.
Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, edisi 3, Jakarta: EGC
Caepenito Lynda Juall (1997) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, alih
bahasa: Yasmin Asih, edisi 6, Jakarta: EGC
Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan.
Jurnal Keperwatan Rufaidah Sumatera Utara Volume 1.
Muttaqin. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah, 2010. Kebutuhan Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Tarwoto & Wartonah, 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawtan Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

74

Anda mungkin juga menyukai