Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMMAE

KONSEP M EDIS
A. Defenisi
Ca mammae (Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang
tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di
dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara (Wijaya, 2013).
Ca mammae adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara (Karsono, 2006).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada
payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak
dibuang atau tidak terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar
(bermestastase) pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya dapat
mengakibatkan kematian. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah
bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker
bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena
terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga
pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang
dengan tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel
tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh
tubuh. Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut
tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan
kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa.
Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh
tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor
ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat
membentuk kanker, biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu
(Mansjoer, 2000).
Menurut Wijaya (2013) kanker payudara mempunyai 4 stadium, yaitu:
1. Stadium I
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh. Tumor terbatas pada
payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.
2. Stadium II A
Tumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
Stadium II B
Tumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang
berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan
tanpa penyebaran jauh.
3. Stadium III A
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.
Stadium III B
Tumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan
limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis
ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN)
supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau
menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor
dengan edema pada tangan.
Stadium III C
Ukuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar
limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan
terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan
metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe
supraklavikular ipsilateral
4. Stadium IV
Tumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru,
liver atau tulang rusuk.

B. Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,
sebaliknya serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan
kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang
terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum
berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang menyebabkan
perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini
termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh
protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan kanker
payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai
peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama,
estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan
seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker
payudara (Brunner dan Suddart, 2005)
Penyebab Ca Mammae menurut Adji (2010) :
1. Genetika
a. Adanya kecendrungan pada keluarga tertentulebih banyak
kanker payudara daripada keluarga yang lain.
b. Pada kembar monozygote, terdapat kanker yang sama
c. Terdapat kesamaan lateralisasi kanker buah dada pada
keluarga dekat dari penderita kanker payudara
d. Seorang dengan klinifelter akan mendapat kemungkinan 66 kali
dari pria normal atau angka kejadiannya 2%.
2. Hormon
a. Kanker payudara umumnya pada wanita, dan pada laki-laki
kemungkinannya sangat kecil.
b. Insiden akan lebih tinggi pada wanita diatas 35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dangan menggunakan hormon hasilnya
sangat memuaskan
3. Virogen
Baru dilakukan percobaan pada manusia dan belum terbukti pada
manusia
4. Makanan
Terutama makanan yang banyak mengandung lemak
5. Radiasi daerah dada
Sudah lama diketahui, radiasi dapat menyebabkan mutagen.
Faktor resiko untuk kanker payudara menurut Tasripiyah
(2012) yaitu sebagai berikut:
1. Usia di atas 40 tahun.
2. Ada riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga.
3. Menstruasi pada usia yang muda/ usia dini.
4. Manopause pada usia lanjut.
5. Tidak mempunyai anak atau mempunyai anak pertama pada usia
lanjut.
6. Penggunaan esterogen eksogen dengan jangka panjang.
7. Riwayat penyakit fibrokistik.
8. Kanker endometrial, ovarium atau kanker kolon.
Akan tetapi hanya 25 % wanita yang mengalami kanker
payudara mempunyai beberapa faktor resiko ini. Karena itu salah satu
faktor resiko yang paling penting adalah sangat sederhana yaitu
wanita. Beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan diet di
antara masukan tinggi lemak, kegemukan dan terjadinya kanker
payudara, tetapi hubungan ini belum di ciptakan secara pasti
(Tasripiyah, 2012).

C. Patofisiologi
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling
sering terjadi pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasi sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi carsinoma insitu dan menginvasi stroma. Carsinoma
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
carsinoma mammae telah bermetastasis. Carsinoma mamae
bermetastase dengan penyebran langsung ke jaringan sekitarnya dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Anoname 2, 2002)
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah
dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang
tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma
yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal
dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua
tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-
sel normal (Anoname 2, 2012).
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi (Wijaya, 2013):
1. Fase Inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan
genetik sel yang  memancing sel menjadi ganas. Perubahan
dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
(penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki
kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan
gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka
untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi
akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap
inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan
beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel
yang peka dan suatu karsinogen).
Menurut Anoname 2 (2012) Proses jangka panjang terjadinya
kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia.
2. Fase insitu: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-
paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan
di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta
limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa
minggu sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.

D. Tanda dan Gejala


Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa ada tanda dan
gejala). Tanda awal yang paling umum terjadi adalah adanya benjolan
atau penebalan pada payudara. Kebanyakan  90 % ditemukan oleh
wanita itu sendiri, akan tetapi di temukan secara kebetulan, tidak
dengan menggunakan pemeriksaan payudara sendiri (sadari), karena
itu yayasan kanker menekankan pentingnya melakukan sadari
(Tasripiyah, 2012).
Tanda dan gejala lanjut dari kanker payudara  meliputi kulit
sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting susu, dan nyeri, nyeri
tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit
jeruk, dan atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda
lanjut dari penyakit (Tasripiyah, 2012).
Menurut Tasripiyah (2012) Tanda dan gejala ca mamae antara
lain yaitu sebagai berikut:
1. Ada benjolan yang keras di payudara
2. Bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam atau terasa sakit
terus-menerus), mengeluarkan cairan / darah
3. Ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi,
seperti kulit jeruk
4. Adanya benjolan-benjolan kecil
5. Ada luka dipayudara yang sulit sembuh
6. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
7. Terasa sakit / nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tapi
tetap harus diwaspadai)
8. Terasa sangat gatal didaerah sekitar putting.
Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi). dan biasanya
pada awal-awalnya tidak terasa sakit. Apabila benjolan itu kanker,
awalnya biasanya hanya pada 1 payudara.
E. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Menurut Brunner dan Suddart (2005) Ada beberapa
pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi 2 yaitu non
invasive dan invasive.
1. Non Invasive
a. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat
menemukan benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI
dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita
yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat
untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1
menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa
dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan
(misalnya setiap awal bulan).

b. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar
X yang diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi
adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba
(radius  0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu
yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia
produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada
perempuan  usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja.
Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar antara 83%-
95%.
c. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut
sangat berguna dan akurat dalam mengevaluasi densitas
payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista
dengan massa padat.Namun untuk masa yang lebih kecil antara
5-10 mm tidak dapat divisualisasi dan massa pada jaringan
lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya adalah tidak
ada radiasi dan tidak ada nyeri.
d. Computed Tomografi dan Magnetic  Resonance Imaging Scans
Penggunaan CT dan MRI  untuk scanning untuk mengevaluasi
kelainan payudara sekarang sudah mulai diselidiki. Teknik ini
mengambil  peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan
area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam
melakukan stging pada proses keganasan.
2. Invasiv
a. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran
20 atau yang lebih kecil) dengan spuit untuk mengaspirasi sel
pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan difiksasi
segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen
diambil secara tepat, prosedur ini sangat akurat. Namun
pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran
histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu
mengambil struktur jaringan sekitar.
b. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering
dilakukan. Hal tersebut lebih invasive dibandingkan dengan
aspires jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk
menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta bisa
dilakukan untuk memeriksa gambaran histopatologi.
c. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan
ultrasound.
 
F. Komplikasi
Menurut Wijaya (2013) komplikasi Ca Mammae yaitu:
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh
darahkapiler (penyebaran limfogen dan hematogen0, penyebarab
hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, pleura, tulang,
sum-sum tulang ,otak ,syaraf.
2. Gangguan neuro varkuler
3. Faktor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian

G. Penatalaksanaan
Adanya beberapa cara pengobatan kanker payudara yang
penerapannya tergantung pada stadium klinik payudara. Pengobatan
kanker payudara biasanya meliputi pembedahan atau operasi, 
radioterapi atau penyinaran, kemoterapi, dan terapi
hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak dalam bentuk
tunggal, tetapi dalam beberapa kombinasi (Tasripiyah, 2012).
1. Pembedahan atau operasi
Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau
seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Pembedahan
paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.
Pembedahan dapat bersifat kuratif (menyembuhkan) maupun
paliatif (menghilangkan gejala-gejala penyakit). Tindakan
pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan
dengan 3 cars yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan
sebagian dari payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan
pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi
direkomendasikan pada penderita yang besar tumornya kurang
dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang
terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma
yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih terisisa di
payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang
baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna
kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit
cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini
biasanya diberikan bersamaan dengan lumpektomi atau
masektomi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti
kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang
bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai
target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar
ke bagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh
obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Terapi hormonal
Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai
hormone estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi
pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel
kanker, terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen
karena system kerjanya menghambat atau menghentikan
kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan kanker pada payudara

I. Prognosis
Menurut Kusuma (2011), beberapa gambaran tumor payudara
menunjang prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor, makin
baik prognosisnya. Karsinoma payudara bukan semata-mata keadaan
patologis yang terjadi hanya dalam semalam. Karsinoma ini bermula
dengan perubahan genetik dalam satu sel. Membutuhkan waktu
hampir 16 kali penggandaan untuk karsinoma menjadi 1 cm atau lebih
besar, dimana pada waktu tersebut karsinoma telah tampak secara
klinis. Dengan menganggap bahwa membutuhkan 30 hari untuk setiap
waktu penggandaan, maka akan dibutuhkan minimum 2 tahun untuk
karsinoma agar dapat teraba. Jika waktu penggandaan adalah 210
hari, maka akan dibutuhkan waktu sampai 17 tahun sebelum
karsinoma tersebut dapat teraba.
Pada diagnosis, hampir 45% dari pasien membuktikan adanya
penyebaran regional atau jauh atau metastasis. Rute yang paling
sering dari penyebaran regional adalah ke nodus limfe aksilaris.
Kelangsungan hidup bergantung pada penyebaran regional dari
penyakit. Sebagai contoh, angka bertahan 5 tahun secara
keseluruhan adalah lebih dari 90% jika tumor tetap terdapat  dalam
payudara. Namun, bila kanker telah menyebar sampai pada nodus
regional, angka bertahan 5 tahun secara keseluruhan turun di bawah
60%. Tempat lain penyebaran limfatik mencakup nodus mamaria
internal dan supraklavikular. Metastasis jauh dapat mengenai
sembarang organ, tetapi tempat yang paling umum adalah tulang
(71%), paru-paru (69%), hepar (65%), pleura (51%), adrenal (49%),
kulit (30%), dan otak (20%) (Kusuma, 2011).
KONSEP ASKEP
I. PENGKAJIAN 
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna
merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.
4. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen
Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap
itu hanya benjolan biasa.
b. Nutrisi – Metabolik
Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami
anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien
juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.
c. Eliminasi
Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan
mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
d. Aktivitas dan Latihan
Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
e. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.
f. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
g. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau
kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya
diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.
h. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.\
i. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
j. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial
dan keputus asaan.
k. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
b. Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
c. Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.
Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
d. Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-
tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
e. Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.
f. Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
g. Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.
h. Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
i. Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk
diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.
b. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2
c. Penanda tumor
d. Mammografi
e. sinar X dada

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA


MAMMAE)/ KANKER PAYUDARA
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembedahan, mis; anoreksia
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses
pembedahan
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan
bedah jaringan
4. Ansietas  berhubungan dengan  diagnosa, pengobatan, dan
prognosanya .
5. Kurang pengetahuan tentang Kanker  mammae berhubungan
dengan kurang pemajanan informasi
6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian
dan fungsi tubuh
7. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan
bagian tubuh, perubahan dalam citra diri
III. PERENCANAAN KEPERAWATAN CA MAMMAE (CARSINOMA
MAMMAE) / KANKER PAYUDARA
DIAGNOSA KEP. NOC NIC
Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh v  Nutritional Status : Nutrition Management
berhubungan dengan food and Fluid Intake a. Kaji adanya alergi
pembedahan, mis; Kriteria Hasil : makanan
anoreksia v  Adanya peningkatan b. Kolaborasi dengan ahli
berat badan sesuai gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan
v  Berat badan ideal nutrisi yang
sesuai dengan tinggi dibutuhkan pasien.
badan c. Anjurkan pasien untuk
v  Mampu meningkatkan intake
mengidentifikasi Fe
kebutuhan nutrisi d. Anjurkan pasien untuk
v  Tidak ada tanda meningkatkan protein
tanda malnutrisi dan vitamin C
v  Tidak terjadi e. Berikan substansi gula
penurunan berat badan f. Yakinkan diet yang
yang berarti dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
h. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
i. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
j. Berikan informasi
tentang
k. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam
batas normal
 Monitor adanya
penurunan berat
badan
 Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
 Monitor lingkungan
selama makan
 Jadwalkan
pengobatan  dan
tindakan tidak selama
jam makan
 Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan
muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor makanan
kesukaan
 Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
 Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

Gangguan rasa NOC : NIC :


v  Pain Level, Pain Management
nyaman nyeri
v  Pain control, 1. Lakukan pengkajian
berhubungan dengan v  Comfort level nyeri secara
Kriteria Hasil : komprehensif
proses pembedahan
v  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
nyeri, mampu frekuensi, kualitas dan
menggunakan tehnik faktor presipitasi
nonfarmakologi untuk 2. Observasi reaksi
mengurangi nyeri, nonverbal dari
mencari bantuan) ketidaknyamanan
v  Melaporkan bahwa 3. Gunakan teknik
nyeri berkurang dengan komunikasi terapeutik
menggunakan untuk mengetahui
manajemen nyeri pengalaman nyeri
v  Mampu mengenali pasien
nyeri (skala, intensitas, 4. Kaji kultur yang
frekuensi dan tanda mempengaruhi respon
nyeri) nyeri
v  Menyatakan rasa 5. Evaluasi pengalaman
nyaman setelah nyeri nyeri masa lampau
berkurang 6. Evaluasi bersama
v  Tanda vital dalam    pasien dan tim
rentang normal kesehatan lain tentang
ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan
keluarga untuk
mencari dan
menemukan dukungan
8. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
9. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan inter
personal)
11. Kaji tipe dan sumber
nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
13. Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan
dokter jika ada
keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
17. Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

Analgesic
Administration
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
b. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
c. Cek riwayat alergi
d. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
e. Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
f. Tentukan analgesik
pilihan, rute
pemberian, dan dosis
optimal
g. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
h. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
i. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
j. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure
Skin and Mucous Management
kulit berhubungan
Membranes a. Anjurkan pasien untuk
dengan pengangkatan Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
 Integritas kulit yang yang longgar
bedah jaringan
baik bisa b. Hindari kerutan padaa
dipertahankan tempat tidur
(sensasi, c. Jaga kebersihan kulit
elastisitas,    agar tetap bersih dan
temperatur, hidrasi, kering
pigmentasi) d. Mobilisasi pasien
 Tidak ada luka/lesi (ubah posisi pasien)
pada kulit setiap dua jam sekali
 Perfusi jaringan baik e. Monitor kulit akan
 Menunjukkan adanya kemerahan
pemahaman dalam f. Oleskan lotion atau
proses perbaikan minyak/baby oil pada
kulit dan mencegah g. Monitor aktivitas dan
terjadinya sedera mobilisasi pasien
berulang h. Monitor status nutrisi
 Mampu melindungi pasien
kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit
dan perawatan
alami
Ansietas  berhubungan NOC : NIC :
v  Anxiety control Anxiety Reduction
dengan  diagnosa,
v  Coping (penurunan kecemasan)
pengobatan, dan Kriteria Hasil : 1. Gunakan pendekatan
 Klien mampu yang menenangkan
prognosanya .
mengidentifikasi 2. Nyatakan dengan jelas
dan harapan terhadap
mengungkapkan pelaku pasien
gejala cemas 3. Jelaskan semua
 Mengidentifikasi, prosedur dan apa
mengungkapkan yang dirasakan
dan menunjukkan selama prosedur
tehnik untuk 4. Temani pasien untuk
mengontol cemas memberikan
Vital sign dalam keamanan dan
batas normal mengurangi takut
 Postur tubuh, 5. Berikan informasi
ekspresi wajah, faktual mengenai
bahasa tubuh dan diagnosis, tindakan
tingkat aktivitas prognosis
menunjukkan 6. Dorong keluarga untuk
berkurangnya menemani anak
kecemasan 7. Lakukan back / neck
rub
8. Dengarkan dengan
penuh perhatian
9. Identifikasi tingkat
kecemasan
10. Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
12. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
13. Barikan obat untuk
mengurangi
kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease
tentang penyakit, v  Kowlwdge : disease Process
perawatan,pengobatan process 1. Kaji  tingkat
kurang paparan v  Kowledge : health pengetahuan klien dan
terhadap informasi Behavior keluarga tentang
Kriteria Hasil : proses penyakit
 Pasien dan 2. Jelaskan tentang
keluarga patofisiologi penyakit,
menyatakan tanda dan gejala serta
pemahaman penyebabnya
tentang penyakit, 3. Sediakan informasi
kondisi, prognosis tentang kondisi klien
dan program 4. Berikan informasi
pengobatan tentang
 Pasien dan perkembangan klien
keluarga mampu 5. Diskusikan perubahan
melaksanakan gaya hidup yang
prosedur yang mungkin diperlukan
dijelaskan secara untuk mencegah
benar komplikasi di masa
 Pasien dan yang akan datang dan
keluarga mampu atau kontrol proses
menjelaskan penyakit
kembali apa yang 6. Jelaskan alasan
dijelaskan dilaksanakannya
perawat/tim tindakan atau terapi
kesehatan lainnya 7. Gambarkan komplikasi
yang mungkin terjadi
8. Anjurkan klien untuk
mencegah efek
samping dari penyakit
9. Gali sumber-sumber
atau dukungan yang
ada
10. Anjurkan klien untuk
melaporkan tanda dan
gejala yang muncul
pada petugas
kesehatan
Gangguan body image 1)      Klien tidak malu 1. Diskusikan dengan
berhubungan dengan dengan keadaan klien atau orang
kehilangan bagian dan dirinya. terdekat respon klien
fungsi tubuh 2)      Klien dapat terhadap penyakitnya.
menerima efek Rasional : membantu
pembedahan. dalam memastikan
masalah untuk
memulai proses
pemecahan masalah
2. Tinjau ulang efek
pembedahan
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat
membantu pasien
memulai proses
adaptasi.
3. Berikan dukungan
emosi klien.
Rasional : klien bisa
menerima keadaan
dirinya.
4. Anjurkan keluarga
klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat
merasa masih ada
orang yang
memperhatikannya.
Gangguan pola tidur NOC: NIK
berhubungan dengan:  Anxiety Control Sleep Enhancement
Psikologis : usia tua,  Comfort Level  Determinasi efek-efek
kecemasan, agen  Pain Level medikasi
biokimia,  Rest : Extent and  terhadap pola tidur
suhu tubuh, pola Pattern  Jelaskan pentingnya
aktivitas, nyeri  Sleep : Extent ang tidur yang
depresi, kelelahan, Pattern  adekuat
takut, Setelah dilakukan  Fasilitasi untuk
kesendirian. tindakan keperawatan mempertahankan
Lingkungan : selama …. gangguan  aktivitas sebelum tidur
kelembaban, pola tidur pasien (membaca)
kurangnya teratasi
 Ciptakan lingkungan
privacy/kontrol dengan kriteria hasil:
yang nyaman
tidur, pencahayaan,  Jumlah jam tidur
 Kolaburasi pemberian
medikasi dalam batas normal
obat tidur
(depresan,  Pola tidur,kualitas
stimulan),kebisingan. dalam batas normal
Fisiologis : Demam,  Perasaan fresh
mual, posisi, sesudah
urgensi urin. tidur/istirahat
DS:  Mampu
- Bangun lebih mengidentifikasi halhal
awal/lebih yang
lambat meningkatkan tidur
- Secara verbal
menyatakan tidak fresh
sesudah tidur
DO :
- Penurunan
kemempuan
fungsi
- Penurunan proporsi
tidur
REM
- Penurunan proporsi
pada
tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi
pada tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang
dari
normal sesuai usia

IV. IMPLEMENTASI
Tulis apa yang dilakukan sesuai dengan intervensi
V. EVALUASI
Sesuai dengan kriteria hasil yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Adji, Suwandono. 2010. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Anoname 2. 2012. Asuhan Keperawatan Kanker Payudara. Yogjakarta:


Media Hardi

Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta :


EGC

Karsono, bambang. 2006. Aspek Selular dan Molekular Kanker, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid V Edisi II. Jakarta: Interna Publishing.

Kusuma, Wayan. 2011. Ca Mammae atau Kanker Payudara Skenario


Kasus D (Online) (http://sumber93.co.id/2015/05/ca-mammae-atau-
kanker-payudara-skenario.html).Diakses tanggal 26 Oktober 23.15.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media


Aesculapius

Marilyan, Doenges E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman


untuk perencanaan dan  pendokumentasian perawatyan
px) Jakarta : EGC

Tasripiyah, Anis S., 2012. Hubungan Koping Dan Dukungan Sosial


Dengan Body Image Pasien Kanker Payudara Post Mastektomi Di
Poli Bedah Onkologi Rshs Bandung. Students E-Journals Vol. 1
No.1 Universitas Padjadjaran.

Wijaya, Andra S,. 2013. KMB 2, Keperawatan Medikal Bedah,


Keperawatan Dewasa Dilengkapi Contoh Askep.Yogyakarta: Nuha
Medika.
LAPORAN PENDAHULUAN
CA MAMMAE

DISUSUN OLEH :

NI KOMANG INTAN NOVITAYANTI


NIM: P07120419013N

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS CA MAMMAE
DI RUANG IRNA IIIA RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 10-11 FEBRUARI 2020

DISUSUN OLEH :

NI KOMANG INTAN NOVITAYANTI


NIM: P07120419013N

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2020

Anda mungkin juga menyukai