PENDAHULUAN
Profesi dibidang hukum saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, semua
permasalahan, oleh karena itu ilmu hukum dapat dijadikan sebagai alat untuk
membantu proses kehidupan kita apabila terjadi suatu benturan atau permasalahan.
Tentunya sebagai calon sarjana hukum kita dituntut untuk dapat terjun kedalam
hukum, menghadapi segala urusan yang berhubungan dengan profesi kita sebagai
praktisi hukum.
Untuk mewujudkan salah satu harapan menjadi seorang sarjana Hukum yang
mampu mengatasi berbagai persoalan, berlatih untuk terjun didunia kerja dengan
mempelajari hal-hal yang bersifat praktik merupakan salah satu hal yang diwajibkan
mengikuti mata kuliah yang berbobot 4 SKS yaitu Kuliah Kerja Lapangan. Dalam
hal ini penulis memilih Kantor Notaris untuk menjadi wadah pembelajaran dunia
kerja dan praktik tentang hukum keperdataan karena memang berhubungan dengan
cita-cita penulis.
1
Kantor Notaris yang penulis pilih adalah Kantor Notaris/PPAT Diana Sari
Anggriani S.H., M.Kn diresmikan berdasarkan SK. Menteri Hukum dan Hak Asasi
17.3/VII/2014 Tahun 2014. Kantor ini beralamat di Jalan Palembang – Tanjung Api-
api, Nomor. 39 A (simpang Talang Keramat) Kelurahan Kenten, Kec. Talang Kelapa
Notaris “ Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk membuat akta
bahwa Notaris adalah Pejabat Umum, Notaris bukan pegawai menurut Undang-
Undang dan Peraturan Kepegawaian Negeri. Notaris tidak menerima gaji tetapi
menerima honorarium sebagai penghargaan atas jasa yang telah diberikan kepada
khusus;
1
G.H.S Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta: Erlangga, 1999, hlm.41.
2
Ibid hlm. 43
2
3. Membuat copy dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang
bersangkutan;
membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat otentik dari suatu perbuatan hukum
yang dilakukan oleh masyarakat. Kebutuhan akan lembaga notaris dalam praktek
hukum sehari-hari tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya tingkat perekonomian dan
kesadaran hukum masyarakat. Kekuatan akta otentik yang dibuat oleh notaris
memiliki kekuatan hukum yang sangat kuat mengingat akta otentik merupakan alat
Notaris merupakan pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian dan penetapan yang diharuskan oleh suatu
peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dihendaki untuk dinyatakan dalam
memberikan grosse salinan dan kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu
oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat
atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Akta yang dibuat oleh Notaris
3
sangat banyak macamnya seperti akta perjanjian sewa menyewa, akta perjanjian jual
belum akta perjanjian kredit, akta pengakuan utang dll. Salah satu akta wajib yang
Akta Jaminan Fidusia sebagai akta notaris harus memenuhi unsur-unsur yang
memenuhi kriteria untuk disebut sebagai Akta Otentik, diantaranya adanya unsur
pembacaan akta, penandatanganan akta pada saat itu dan hal tersebut dinyatakan
penguasaan pemilik jaminan. Praktek fidusia telah lama dikenal sebagai salah satu
dengan jaminan kebendaan bergerak yang bersifat possessory seperti gadai, jaminan
fidusia memungkinkan debitur sebagai pemberi jaminan untuk tetap menguasai dan
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan barang yang dijaminkan tetap dalam
kreditur5. Jaminan Fidusia bersifat accesoir dimana bahwasannya Jaminan Fidusia ini
sendiri merupakan Perjanjian ikutan dari perjanjian Pokok. Hal ini tercantum dalam
3
Hikmah D. Hayatdian, Kajian Hukum Surat Kuasa Dibawah Tangan Sebagai Dasar
Pembebanan Akta Jaminan Fidusia, Jurnal Repertorium Universitas Sam ratulangi, Vol.1.1 Nomor 1
Apil-Juni 2013 hlm.1.
4
Gladys Octavinandya Melati, Pertanggungjawaban Notaris dalam Pendaftaran Fidusia Online
terhadap Penerima Fidusia, Surakarta: Pascasarjana Prodi, Magister Kenotariatan, Jurnal Repertorium 3
Januari-Juni 2015, hlm. 63.
5
Supianto, Hukum Jaminan Fidusia, Jember: Garudhawacana, 2015. Hlm.35.
4
Pasal 4 UU No, 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia untuk menjaga kepastian
hukumnya jaminan fidusia dituangkan dalam sebuah akta otentik, tanpa dibuat oleh
notarus maka perjanjian fidusia tidak memiliki kepastian hukum karena akta yang
dalam bahasa Indonesia yang merupakan akta Jaminan Fidusia. Pengaturan mengenai
pembebanan jaminan Fidusia yang dituangkan dalam akta otentik tersebut diatur
dalam Pasal 5 ayat (1) UU No 42 Tahun 1999 yaitu “ Pembebanan benda dengan
jaminan fidusia dibuat dengan akta Notaris dalam Bahasa Indonesia dan merupakan
akta Jaminan Fidusia.” Selain mencantumkan hari dan tanggal, dalam akta Jaminan
Pembuatan Akta Jaminan Fidusia oleh Notaris harus sesuai dengan aturan
Perundang-Undangan yang ada. Kode etik profesi notaris menjelaskan bahwa Notaris
kepentingan para pihak yang terkait dalam perbuatan hukum. Disamping itu notaris
sebagai pejabat umum harus peka, tanggap, mempunyai ketajaman berfikir dan
mampu memberikan analisis yang tepat terhadap setiap fenomena hukum dan
fenomena social yang muncul sehingga dengan begitu akan menumbuhkan sikap
keberanian dalam mengambil tindakan yang tepat. Apabila terjadi kesalahan salah
satunya kesalahan fatal seperti tidak didaftarkannya Jaminan Fidusia pada kantor
5
pendaftaran Fidusia yang dapat merugikan salah satu pihak maka bisa menjadi hal
Berdasarkan kasus posisi ini maka penulis tertarik meneliti lebih lanjut terkait
Anggraini S,H.M.Kn”
1. Bagaimana peran Notaris Diana Sari Anggriani dalam pembuatan akta Jaminan
Fidusia?
2. Apa akibat hukum yang timbul apabila Notaris tidak melakukan kewajiban
Hukum terhadap pembuatan akta otentik pada pembuatan Akta Jaminan Fidusia?
6
BAB II
PEMBAHASAN
Jaminan Fidusia adalah jaminan kebendaan atas benda bergerak baik yang
debitur dan kreditur. Jaminan fidusia diberikan oleh debitur kepada kreditur
terhadap kreditor lainnya. Jadi, Jaminan Fidusia adalah jaminan yang diberikan
pemberi fidusia percaya bahwa penerima fidusia mau mengembalikan hak milik
barang yang telah diserahkan, setelah lunas hutangnya. Sebaliknya juga penerima
6
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2001, hlm. 5.
7
menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi.
Tentang Jaminan Fidusia dilaksanakan melalui dua tahapan proses, yaitu tahap
jaminan fidusia dibuat dengan Akta Notaris dalam Bahasa Indonesia dan
merupakan akta jaminan fidusia. Akta Notaris merupakan salah satu wujud akta
akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh
sebagai berikut:
8
3) Proses ketiga, yaitu pendaftaran Akta Jaminan Fidusia (AJF) di kantor
bentuk akta jaminan fidusia, akta jaminan fidusia tersebut dibawa oleh
Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) untuk
menjalankan usahanya.
dengan mudah, cepat, dan biaya rendah, perlu dilakukan pelayanan pendaftaran
elektronik yaitu agar terciptanya pelayanan one day service dan meminimalisir
7
http://irmadevita.com/2016/pembahasan-pp-no-21-tahun2015-tentang-cara-pendaftaran-
jaminan--fidusia-dan-biaya-ajf-serta-dampaknya-bagi-notaris/
9
Pendaftaran jaminan fidusia harus dibuat akta notariil, jika pendaftaran
jaminan fidusia tidak dibuat dengan akta notariil maka jaminan fidusia tersebut
tidak dapat didaftarkan. Fungsi dari suatu akta adalah untuk mendapatkan
pembuktian sempurna di mata hukum. Karena jika sebuah akta dibuat melalui
akta bawah tangan maka akta tersebut tidak mempunyai kekuatan pembuktian
yang kuat, karna tanda tangan pada akta dibawah tangan masih bisa untuk
fidusia telah ditandatangani oleh para pihak pada Kantor Pendaftaran Fidusia di
fidusia.8
pembebanan jaminan fidusia pada kantor Pendaftaran fidusia. Hal ini sesuai
bahwa; benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib untuk didaftarkan.
ciri benda yang didaftar dan benda-benda tententu terikat sebagai jaminan
untuk keuntungan kreditor tertentu, untuk suatu jumlah tertentu, dengan janji-
janji9.
8
Hasil Wawancara dengan Ibu Diana Sari Anggriani Selaku Notaris Banyuasin, Hari Rabu, 2
November 2018.
9
Supianti, Hukum Jaminan Fidusia, Jember: Garudhawancana, 2015, hlm: 21.
10
Peran notaris dalam pembuatan akta jaminan kebendaaan (fidusia) dalam
wewenangnya pada Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang No.2 Tahun 2014 tentang
jabatan notaris yaitu membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
dan penetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan atau yang
dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta itu tidak juga ditugaskan
atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-
undang. Notaris merupakan pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
outentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagai mana yang dimaksud dalam
pasal 15 ayat (1) nomor 2 tahun 2014 tentang jabatan otaris yang mengkhusus pada:
dalam hal ini sudah sesuai dengan tanggal realisasi finance dan finance yang
kebendaan (fidusia) yaitu tergantung dari banyaknya akta yang dibuat, apabila
dalam satu hari ada 100 akta yang akan dibuat maka waktu yang dibutuhkan dua
sampai tiga hari. Sedangkan masa berlakunya akta jaminan fidusia itu berlaku
sampai cicilan barang tersebut lunas. Misalnya debitur mencicil motor atau mobil
11
kepada kreditor selama tiga tahun maka akta tersebut berlaku juga sampai tiga
tahun.
Cara menyimpan akta yang sudah dibuat oleh notaris yaitu di Kantor Notaris
menyimpan akta yang sudah dibuat dan tembat tersebut namanya lemati akta
semua akta yang telah dibuat disimpan ditempat tersebut dan hanya bisa
dikeluarkan apabila ada masalah denga klien. Hal-hal yang perlu dipersiapkan
oleh klien dalam pembuatan akta jaminan kebendaan (fidusia) yaitu KTP (suami
istri), surat kuasa, dan surat fidusia. Surat fidusia itu yang sangat penting karena
dasar hukum surat kuasa ada pada surat tersebut dan notaris bisa membuat akta
notaris mengeluarkan grosse akta membuat cacatan pada minuta akta mengenai
penerima grosse dan pada bagian akhir dan penutup akta kemudian diberikan
untuk siapa grosse dikeluarkan serta tanggal pengeluarannya akta dan akta
tersebut setiap bulannya ada nomor akta dan setiap bulan nomor akta tersebut
diganti dengan memulai kembali pada nomor akta satu dan seterusnya sampai
tutup bulan dan notaris memiliki buku khusus agar nomor akta tersebut teratur.
dirasakan oleh notaris yaitu tidak ada hambatan karena data-data dan prosedur
12
yang diminta oleh notaris sudah disiapkan secara lengkap oleh financetersebut.
Hal ini mebuat notaris tidak memiliki hambatan dalam pembuatan akta fidusia.
Prosedur pemberian salinan dan kutipan akta pada kline yaitu apabila semua
berkas-berkas sudah dilengkapi sesuai dengan apa yang diminta oleh notaris dan
semua para pihak yang bersangkutan sudah melakukan tanda tangan diakta maka
salinan dan kutipan akta diberikan kepada klien karena sudah sesuai dengan
prosedur dan apabila tidak memenuhi prosedur maka notaris tidak berani
memberikan salinan dan kutipan akta tersebut kepada klien. Oleh karena itu yang
lengkap, karena apabila berkasnya tiddak lengkap maka notaris tidak bisa proses
atau membuat akta fidusia tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dikantor Notaris Diana Sari Anggraini S.H.,M.Kn bahwa peran
notaris yaitu dimana notaris itu membuat akta, surat-surat, sertifikat dan lain
lainya, dimana yang dibuat oleh notaris memiliki kepastian hukum dikarenakan
mendaftarkan fidusia dia merasa aman karena sudah dilindungi oleh hukum.
Berdasarkan hasil penelitian oleh peneliti bahwa apa yang dilakukan oleh
ibu Diana Sari Anggriani sudah sesuai dengan undang-undang nomor 2 Tahun
2014 Tentang Jabatan notaris dimana peneliti meneliti peran notaris dalam
13
2.2 Akibat Hukum Yang Timbul Apabila Notaris Tidak Melakukan Kewajiban
Fidusia
Pelanggaran terkait dengan kode etik Notaris dalah perbuatan atau tindakan
maupun orang lain yang memangku dan menjalankan jabatan Notaris yang
sanksi sebagai bentuk upaya penegakan kode etik Notaris atas pelanggaran kode
84 dan 85 bagi pelanggaran jabatan Notaris. Kode etik Notaris yang diatur oleh
organisasi Notaris yaitu Ikatan Notaris Indonesia (I.N.I) merupakan salah satu
organisasi profesi jabatan Notaris yang sudah diakui dan telah mempunyai
dalam Pasal1 angka (9) bahwa : Pelanggaran adalah perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh Perkumpulan maupun orang lain yang memangku dan
disiplin organisasi.
pelanggaran yang dilakukan oleh anggota. Yang dimaksud sebagai sanksi adalah
10
https://media.neliti.com/media/publications/242466-sanksi-hukum-terhadap-notaris -yang-
melan-a6f743e3. Diakses pada tanggal 4 November 2018, pukul 19.23
14
suatu hukuman yang dimaksudkan sebagai sarana, upaya dan alat pemaksa
ketaatan dan disiplin anggota perkumpulan maupun orang lain yang memangku
dan menjalankan jabatan Notaris dalam menegakkan kode etik dan disiplin
terhadap kode etik Notaris dilakukan oleh Dewan Kehormatan yang merupakan
kewajibannya dalam membuat akta otentik pada pembuatan akta jaminan fidusia
maka akan diberlakukan sanksi tegas yang akan diberlakukan terhadap notaris
dengan apa yang telah diperbuatnya yang menimbulkan kerugian bagi orang lain
Nomor 2 Tahun 2014. Jika Notaris dalam membuat akta jaminan fidusia tidak
sanksi yang tegas sesuai dengan apa kesalahan yang dibuat oleh notaris dalam
membuat akta jaminan fidusia, baik berupa sanksi perdata, sanksi administratif
maupun sanksi kode etik. terkadang beberapa notaris dianggap lalai dalam
membuat akta jaminan fidusia melebihi yang diwajibkan setiap bulannya, akta
15
yang dibuat termasuk akta jaminan fidusa yang tidak di tandatangani dihadapan
notaris, akta yang tidak dibacakan dan hal-hal lain yang dapat menurukan kinerja
notaris. perlu diperhatikannya kinerja notaris oleh aparat penegak hukum maupun
pihak-pihak yang menaungi notaris seperti Ikatan Notaris Indonesia atau INI agar
tercapainya tanggung jawab notaris terhadap tugas yang sudah diberikan kepada
notaris agar kesalahan yang dibuat oleh notaris dalam membuat akta otentik pada
pembuatan akta jaminan fidusia tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris, notaris diwajibkan untuk membuat
fidusia sudah ditandatangani oleh para pihak yang berkepentingan, setalah itu
Pendaftaran fidusia. Peran Notaris Diana Sari Anggriani dalam pembuatan akta
sesuai dengan undang-undang nomor 2 tahun 2014 tentang jabatan notaris pasal
15 ayat (1) tentang jabatan notaris yang mengkhusus dalam menjamin kepastian
tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberi grosse, memberi salinan dan
kutipan.
2. Dalam menjalankan jabatan notaris ada beberapa larangan yang tidak boleh
17
membutuhkan jasa Notaris, serta mencegah terjadinya persaingan yang tidak
notaris sebagai profesi lahir dari adanya kewajiban dan kewenangan yang
diberikan kepadanya, kewajiban dan kewenangan tersebut secara sah dan terikat
bagi kliennya maka akan mendapatkan sanksi sesuai dengan kelalaian apa yang
dilakukan oleh notaris baik itu lalai tanggung jawab secara perdata, administrasi
18
3.2 Saran
1. Dalam praktiknya semua prosedur yang dilakukan sudah tepat dan sesuai dengan
membutuhkan ketelitian yang detail agar proses pembuatan akta maupun produk
Notaris dan PPAT lainnya dapat terlaksana dengan baik. Sehingga dalam hal ini
dilakukan dengan pemahaman terlebih dahulu, kemudian diamati apa saja yang
harus dimuat didalam akta baru bisa membuatnya dengan mengikuti format yang
ada.
masyarakat dalam Akta Otentik, Notaris harus mengikuti dan tidak melanggar
peraturan yang ada. Notaris dituntut untuk cermat, teliti dan menguasai apa saja
permasalahan yang ada didalam masyarakat. Sehingga dalam hal ini untuk
menjadi seorang notaris diperlukan skill yang benar-benar teliti sebagai praktisi
hukum apabila perilaku atau perbuatannya tidak mematuhi peraturan yang ada
19
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Jaminan Fidusia, J akarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2001.
B. Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor
Jaminan Fidusia
C. Jurnal
Hikmah D. Hayatdian, Kajian Hukum Surat Kuasa Dibawah Tangan Sebagai Dasar
20
D. Internet
http://irmadevita.com/2016/pembahasan-pp-no-21-tahun2015-tentang-cara-
pendaftaran-jaminan--fidusia-dan-biaya-ajf-serta-dampaknya-bagi-notaris/ Diakses
https://media.neliti.com/media/publications/242466-sanksi-hukum-terhadap-notaris
21